Sejarah Layar Monitor
Sejarah Layar Monitor
Tahap pengembangan monitor komputer yang digunakan saat ini sebenarnya terbagi atas dua
fase. Fase pertama pada tahun 1855 ditandai dengan penemuan tabung sinar katoda oleh
ilmuwan dari Jerman, Heinrich Geißler. Ia merupakan bapak dari monitor tabung. Lalu 33
tahun kemudian, ahli kimia asal Austria, Friedrich Reinitzer, meletakkan dasar
pengembangan teknologi LCD dengan menemukan kristal cairan. Waktu itulah yang
merupakan fase kedua dari tahap pengembangan monitor komputer.
Selama ini, banyak yang menganggap bahwa Karl Ferdinand Braun sebagai penemu tabung
sinar katoda. Sebenarnya, ia merupakan pembuat aplikasi pertama untuk tabung, yaitu
osiloskop pada tahun 1897. Perangkat inilah yang menjadi basis pengembangan perangkat
lain, seperti televisi. Pada tahun yang sama, Joseph John Thomson menemukan elektron,
yang mempercepat pengembangan teknik tabung.
Monitor CRT (Cathode Ray Tube) pertama dikembangkan untuk menerima siaran televisi.
Milestone adalah tabung televisi pertama dari Wladimir Kosma Zworykin (1929), full
electronic frame rate dari Manfred Ardenne (1930), dan pengembangan sinar katoda pertama
yang dapat direproduksi oleh Allen B.Du Mont (1931).
Pada akhir tahun 1960-an, perkembangan teknologi monitor televisi berpisah jalur dengan
teknologi monitor komputer. Hal ini terjadi setelah adanya Mono Display Adapter (MDA)
yang memungkinkan gambar monokrom dengan resolusi 720 x 350 pixel.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan Color Graphics Adapter (CGA) yang dapat
menampilkan empat warna dengan resolusi 160 x 200 pixel. Awalnya monitor terintegrasi
dengan casing PC atau terhubung dengan teknik yang proprietary. Monitor yang menjadi
perhatian saat itu adalah Taxan Vision, sebuah layar warna 14 inci dengan resolusi 1000 x
1000 pixel dan frame rate sebesar 64 Hz.
Enam tahun kemudian (1990), monitor Nec Multiscan 4 D yang memiliki resolusi maksimal
1.024 x 768 dan frame rate sebesar 70 Hz telah hadir. Spesifikasi ini masih digunakan untuk
Graphical User Interface saat ini. Sekitar tahun 2000, monitor layar datar menyerbu pasaran
konsumer.
Di masa depan, monitor adalah datar dan 3D. Perangkat CRT cepat atau lambat hanya
digunakan untuk aplikasi khusus dan kemudian menghilang. Monitor 3D akan menjadi tren
berikutnya. Nantinya, tanpa kacamata pun tampilan 3D sudah dapat dinikmati dari semua
sudut pandang mata. Apa yang telah diperkenalkan oleh Toshiba pada tahun 2005 merupakan
awal dari perkembangan baru. Saat ini hampir semua produsen besar telah melakukan
penelitian dan membuat prototipenya.
Perkembangan monitor hingga saat ini
Perkembangan monitor sangat signifikan dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat tiga jenis
teknologi monitor. Ketiga golongan teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube),
Liquid Crystal Display (LCD) dan Plasma gas.
Monitor LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron tetapi menggunakan sejenis kristal
liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama
Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka monitor jenis flat tersebut
menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada komputer-komputer portabel.
Kelebihan yang lain dari monitor LCD adalah adanya brightness ratio yang telah menyentuh
angka 350 : 1. Brigtness ratio merupakan perbandingan antara tampilan yang paling gelap
dengan tampilan yang paling terang.
Liquid Crystal Display menggunakan kristal liquid yang dapat berpendar. Kristal cair
merupakan molekul organik kental yang mengalir seperti cairan, tetapi memiliki struktur
spasial seperti kristal. (ditemukan pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan
menyorotkan sinar melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar dapat dikendalikan secara
elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel datar.
Lapisan-lapisan dalam sebuah LCD:
– Polaroid belakang
– Elektroda belakang
– Plat kaca belakang
– Kristal Cair
– Plat kaca depan
– Elektroda depan
– Polaroid depan
Elektroda dalam lapisan tersebut berfungsi untuk menciptakan medan listrik pada kristal cair,
sedangkan polaroid digunakan untuk menciptakan suatu polarisasi. Dari sisi harga, monitor
LCD memang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan monitor CRT. Dan beberapa
kelemahan yang masih dimilikinya seperti kurang mampu digunakan untuk bekerja dalam
berbagai resolusi, seperti misalnya monitor dengan resolusi 1024 X 768 akan terkesan agak
buram jika dipekerjakan pada resolusi 640 X 420. Tatapi akhir-akhir ini kelemahan tersebut
sudah mulai di atasi dengan teknik anti aliasing.
GREEN MONOCHROME
MONITOR CGA
MONITOR VGA
Setelah mengetahui penjelasan diatas, aspek paling penting dari sebuah
monitor adalah
ukuran atau sering kita kenal dengan istilah screen atau ukuran layar.
Seperti sebuah televisi,
ukuran layar adalah perbandingan lebar dalam satuan inci. Jarak antara satu
sudut dengan
sudut berlawanan lainnya.
Pada umumnya ukuran minimal dari sebuah layar monitor adalah 14 inci,
Sedangkan
untuk monitor yang berkukuran 16 inci atau bahkan lebih sering disebut
dengan monitor
yang berlayar penuh.
Selain itu berdasarkan ukuran, monitor pula dapat berbentuk portrait atau
ukuran tinggi
lebih besar dibandingkan dengan ukuran lebar atau dalam bentuk landscape
ukuran lebar
lebih besar dibandingkan ukuran tinggi. Monitor landscape dapat menampilkan
dua halaman
penuh yang saling berdampingan satu sama lain.
Resolusi dari monitor mengidentifikasikan seberapa padat pixel yang ada,
Pada umumnya,
semakin banyak pixel (sering di ungkapkan dengan titik per inci), semakin
tajam hasil
gambar yang dapat ditampilkan.
Banyak monitor saat ini sudah dapat menampilkan 1024 hingga 764 pixels,
untuk penggunaan
kartu grafis standar. Beberapa model monitor high end sudah dapat
menampilkan 1289 hingga
1024, atau bahkan 1600 hingga 1200 pixel.
Selain itu ada beberapa cara umum lainnya yang dapat dilakukan untuk
menggolongkan
monitor, yaitu dengan berdasarkan istilah pada tipe sinyal yang diterima
oleh monitor
tersebut, apakah itu analog ataukah digital.
Kebanyakan monitor saat ini menerima sinyal analog , yang mensyaratkan
penggunaan
VGA, SVGA, 8514/A dan beberapa resolusi pewarnaan standar lainnya.
Sedikit monitor yang memiliki frekwensi yang tetap, yang berarti bahwa
monitor tersebut
hanya menerima inputan hanya pada satu frekwensi. Kebanyakan monitor adalah
Multiscanning
yang berarti bahwa monitor tersebut secara otomatis menyesuaikan pada
frekwensi sinyal
yang mereka terima.
Dan hal itu menandakan bahwa monitor tersebut dapat menampilkan gambar
dengan resolusi
yang berbeda, tergantung dari data yang mereka terima dari video adapters.
Bebebrapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari sebuah monitor adalah
sbb :
Bandwidth : Jarak frekwensi sinyal yang dapat di atasi oleh monitor. Hal
ini di tentukan dari
seberapa banyak data yang dapat diproses, dan selain itu sebebrapa cepat
monitor tersebut
dapat memproses resolusi yang tinggi.
Refresh rate : Seberapa kali persatuan detik layar dapat direfresh. Untuk
menghindari adanya
kejapan, maka proses refresh setidaknya harus 72 Hz.
Interlaced or noninterlaced: Interlacing adalah teknik yang dapat dilakukan
oleh monitor untuk
memiliki resolusi yang lebih, tetapi hal itu dapat mengurangi kecepatan
reaksi pada monitor.
Dot pitch : Jumlah ruang antara pixel. Semakin kecil dot pitch, maka akan
semakin tajam
warna yang dihasilkan.