Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan kepada kami sebagai penulis makalah Manajemen Pelayanan
Kebidanan Profesional, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kehamilan Ektopik Terganggu”. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan serta arahan baik
secara moral maupun materil, untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberi pengarahan kepada kami.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh lebih dari
kesempurnaan, sehingga dengan hal tersebut saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk penyusunan makalah selanjutnya yang
lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian KET...................................................................................................2
B. Etiologi KET........................................................................................................3
C. Tanda dan gejala KET.........................................................................................4
D. Penanganan KET................................................................................................4
E. Komplikasi .........................................................................................................5
F. Case study..........................................................................................................5
G. Form instrument................................................................................................5
H. SOP....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah
kehamilan di tempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika
penananaman blastosit berlangsung dimanapun, kecuali di endometrium yang melapisi
rongga uterus. Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba
fallopi, ovarium dan abdomen (Varney,dkk, 2006).
Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1
diantara 150 persalinan. Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat.
Kejadian tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya
prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi
parsial tuba, adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau
endometriosis, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya, meningkatnya
penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, abortus provokatus, tumor yang
mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu ovalasi
(Saifuddin, 2006).
Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau
ketika tidak dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan wanita
tersebut menunjukkan tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan
medis lebih lanjut diperlukan. Bidan dapat melakukakan pemeriksaan fisik dan
pengkajian riwayat kehamilan serta evaluasi laboratorium, termasuk pemeriksaan
ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan ektopik tidak dapat disingkirkan, maka
bidan harus berkonsultasi dengan dokter (Varney, dkk, 2006).
B. Tujuan
1. Untuk mengatahui pengertian KET
2. Untuk mengatahui etiologi KET
3. Untuk mengatahui tanda dan gejala KET
4. Untuk mengatahui cara penanganan KET
5. Untuk mengatahui komplikasi dari KET
6. Untuk mengatahui case study KET
7. Untuk mengatahui form instrument KET
8. Untuk mengatahui SOP KET
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KET
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar
tempat yang semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat
dan benar akan membahayakan bagi si penderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu
Kebidanan, 2005)
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) ialah kehamilan ektopik yang mengalami
abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang
implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008)
Kehamilan ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi
dan tumbuh di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim
dengan kehamilan ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis tubah
dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik. Apabila
pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi
wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. (fadiun
& feryanto, ahmad, asuhan kebidanan patologis. 2011. hal 46 – 47)
2
B. Etiologi KET
1. Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen
tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering
disertai gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen
tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur yang
dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan telur
yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat
perjalanan telur.
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus.
Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.
b. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel telur
yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam rahim wanita).
5. Bekas radang pada tuba
6. Kelainan bawaan tuba
7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9. Abortus buatan
10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11. Infeksi pasca abortus
12. Apendisitis
13. Infeksi pelvis
3
14. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
(Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)
D. Penanganan KET
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari
adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki
dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan
demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat
itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini
menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang
terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG
(kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya
jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi.
Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan
lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
4
E. Komplikasi
Komplikasi terburuk kehamilan ektopik adalah ruptur uteri atau tuba, yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan masif, syok, Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC), dan kematian.
F. Case Study
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD)
Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung dengan keluhan sakit pada perut
bagian bawah sejak satu malam sebelum masuk rumah sakit. Hari pertama
haid terakhir (HPHT) perempuan tersebut 42 hari sebelum mengalami keluhan.
Hasil pemeriksaan fisik dan didapatkan konjungtiva anemis (+)/(+). Hasil
pemeriksaan dalam dengan vaginal touche (VT) didapatkan nyeri goyang portio (+).
Kemudian dilakukan pemeriksaan kuldosintesis dengan hasil (+). Setelah dicurigai
mengalami kehamilan ektopik, dilakukan pemeriksaan penunjang USG abdomen
dan laboratorium.
Hasil pemeriksaan USG didapatkan tampak banyak cairan bebas di subdiafragma
kanan dan kiri, hepatorenal space, sampai abdomen bawah. Tampak massa kompleks
di posterior kavum douglas yang diduga bekuan darah. Uterus antefleksi, tidak
membesar, batas agak suram, kavum uteri tidak melebar. Tidak tampak gestational
sach di dalamnya. Organ abdomen lain dalam batas normal. Kesimpulan pemeriksaan
USG adalah banyak cairan bebas intraperitoneal disertai massa kompleks di posterior
uterus yang diduga bekuan darah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan tes
kehamilan (HCG) positif, Hb 7.8g/dl, Hematokrit 23%.
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien
didiagnosis kehamilan ektopik terganggu (KET) abdomen
G. Form Instrument
Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan
dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan
serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
T/D Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta
5
latih selama penilaian oleh pelatih
DAFTAR TILIK
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Hasil penilaian
No. Langkah / kegiatan yang dinilai Tidak Tidak
Memuaskan
memuaskan diamati
A. PERSETUJUAN MEDIK
B. PERSIAPAN OPERASI
- Pasien
- Penolong
- Tim operasi
D. TINDAKAN OPERASI
6
dan pastikan pendarahan telah dapat
dihentikan serta tidak ada bagian lain
yang ikut terjepit
7
17 Vagina dibersihkan dari sisa darah
dan bekuan dengan menggunakan
kassa yang dijepitkan pada klem
H. SOP
KEHAMILAN EKTOPIK SOP No kode :
TERGANGGU
Terbitan
No. revisi
Tgl. Mulai berlaku
Halaman
8
e. kehamilan ovarialal
f. kehamilan intra ligamen
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
- Hipotensi
- Takikardi
- Pucat, ekstremiktas dingin
b. Abdomen akuta
- Perut tegang pada bagian bawah
- Nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas dari
dinding perut
Pemeriksaan ginekologi:
- Serviks teraba lunak, nyeri tekan dan nyeri
goyang.
- Korpus uteri normal atau sedikit membesar,
kadang-kadang sulit diketahui karena nyeri
abdomen yang hebat.
- Kavum douglasi menonjol oleh karena terisi
darah
3. Pemeriksaan a. Pemeriksaan laboratorium
- Kadar hemoglobin, leukosit
Penunjang
9
- Tes kehamilan bila baru terganggu
- Ditalasi
- Kuretase.
b. Pemeriksaan USG
- Terlihat kantong gestasi di luar kavum uteri dan
atau deteksi genangan cairan di kavum douglasi
pada KE yang telah terganggu.
c. Pemeriksaan Kuldosentesis
Untuk mengetahui dalam kavum douglasi ada darah.
d. Pemeriksaan 5aparoskopi
Pemeriksaan laporoskopi kelalinan KET infeksi pelvik,
kisto ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas.
4. Standar tenaga Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
5. Terapi Prinsip umum penatalaksanaan:
a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Transfusi darah dan pemberian cairan untuk
mengkoreksi anemia dan hypovolemia
c. Operasi segera dilakukan setelah diagnosis dapat
dipastikan:
- Kehamilan di Tuba dilakukan salpingektomi
- Kehamilan di Kornu dilakukan ovorektomi atau
salpingo ovorektomia
- Kehamilan di kornu dilakukan:
Historestomi bila telah berumur > 35
tahun.
Fundektomi bila masih muda untuk
kemungkinan masih bisa dapat haid
Eksisi bila kerusakan pada kornu kecil dan
kornu dapat direparasi.
- Kehamilan Abdominal:
Bila mudah kantung dan plasenta
diangkat
Bila besar atau susah (kehamilan
abdominal lanjut), anak dilahirkan dan tali
pusat dipotong dekat plasenta, plasenta
ditinggalkan dan dinding perut ditutup.
6. Penyulit Syok yang irreversible, perlekatan, obstruksi usus,
infertilitas
7. Inform consent Perlu
8. Lama perawatan Tanpa penyulit umumnyapasien pulang hari ke 6
9. Masa pemulihan Optimal 6 minggu
10. Referensi 1. Lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
RSU dr Soetomo Surabaya. Pedoman diagnosis dan
terapi Edisi III 2008
2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv
disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed
718-723, 1997
10
3. Wectein L.N. Clinical diagnosa of ectopic pregnancy.
Clin Obstet, Gynec., 30, No. 1, 236-244, March 1987
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali
di endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007)
Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau
ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi
misalnya tuba. (Saifuddin, 2008)
B. Saran
Perlunya melakukan perawatan dan pemeriksaan yang rutin saat hamil untuk
menghindari penyebab dan faktor resiko yang dapat menyebabkan penyulit pada ibu
hamil
12
DAFTAR PUSTAKA