Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun oleh :
HISAR MURPHY TUA HUTAGAOL
NIM : 043613157
FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan makalah dengan topik “ E-Learning Pada Masa
Pandemi Covid-19 “dengan baik.Laporan makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang merupakan tugas individu
yang wajib dipenuhi atau dikumpulkan pada perkuliahan semester I di
Universitas Terbuka Jakarta.
Selain daripada melaksanakan tugas laporan makalah ini, pada
hakikatnya penulis belajar serta menambah wawasan akan pengetahuan Bahasa
Indoensia yang bisa memberikan manfaat dan turut memperkaya wawasan
materi para pembaca.
Akhir kata,penulis menyadari masih terdapat beberapa kekurangan
sehingga penulis mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca,
sehingga pada penulisan selanjutnya bisa lebih sempurna dari sebelumnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. Ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A … Latar Belakang Masalah ……………………………………………………… 1
B … Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 2
C … Tujuan Pembahasan …………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
A … Cara Kerja E-Learning ………………………………………………………. 4
B … Kendala E-Learning dalam pembelajaran ……………………………………. 5
C … Solusi dari Kendala pada E-Learning ………………………………………… 6
BAB III PENUTUP
A … Kesimpulan ……………………………………………………………………. 7
B … Saran …………………………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Setiap negara di belahan dunia sekarang sedang mengalami polemik yang


cukup serius dan perlu perhatian penuh untuk mengatasi hal tersebut. Polemik itu
merupakan corona virus disease 2019 atau yang kita kenal dengan Covid-19. Ozili
(2020) menyatakan bahwa “African countries have been affected by the coronavirus
pandemic, and the effect was more severe for african regions compared to other
regions”. negara Indonesia bukan merupakan satu-satunya negara yang terkena
dampak virus corona namun juga negara Afrika, dampak yang dirasakan di negara
Afrika lebih parah dari negara lain, ini dikarenakan mudahnya proses penyebaran
virus tersebut dan dapat menelan korban jiwa. Wabah tersebut terdeteksi sejak tanggal
02 maret 2020 masuk ke negara Indonesia dan hingga detik ini wabah tersebut belum
menemukan vaksin untuk mengatasi orang yang teinfeksi virus tersebut. Wabah ini
mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara mendasar dalam berbagai lini,
mulai dari kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi dan kebijakan lain yang terkena
dampak dari virus tersebut.

Ozili (2020) menyatakan bahwa “The rising pandemic affected social


interaction and economic activities through the imposed social distancing policies that
have different levels of strictness in several african countries”. Meningkatnya kasus
pandemi di negara Afrika mempengaruhi interaksi sosial dan hal itu menharuskan
kegiatan-kegiatan ekonomi kemudian dialihkan dengan jarak jauh agar penyebaran
virus tidak semakin parah. Penyebaran virus Covid-19 telah memberikan tantangan
sendiri bagi lembaga pendidikan selaku instansi yang terkena dampak dari kebijakan
tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Rajhans (2020) menyatakan bahwa “The
involvement of all stakeholders of educational systemin Delphi study resulted in a
valid. Diperlukan keterlibatan semua pemangku kepentingan system pendidikan untuk
mendapatkan hasil yang valid dalam menentukan kebijakan. Di Indonesia untuk
mengatasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social
distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial bersekala besar (PSBB).
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja dan
beribadah dari rumah.

Proses pembelajaran sebagai gantinya dilakukan secara daring atau e-learning


yang memungkinkan untuk dilaksanakan dari rumah atau pembejaran jarak jauh.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19 menganjurkan untuk
melasanakan proses pembelajaran dari rumah atau menggunakan e-learning. Mainka
(2006) menyatakan bahwa “E-learning offers many exciting opportunities for
supporting a wide range of students to learn more effectively”. E-learning menurut
mainka dapat menawarkan banyak peluang menarik untuk mendukung berbagai siswa
untuk belajar lebih efektif. Kesiapan dari pihak penyedia layanan dan juga guru atau
staf akademik dan menjadi tututan pertama dari pembelajaran daring. pelaksanaan
pembelajaran daring atau e-learning memerlukan perangkat pendukung seperti
komputer, koneksi internet dan juga ponsel. Mainka (2020) menyatakan bahwa “But
it has also created significant challenges for academic staff who feel increasingly
strained to rethink teaching methodologie”. Pembelajaran e-learning memang
menawarkan banyak peluang untuk keefektifan belajar namun pembelajaran elearning
menciptakan ketegangan bagi staf akademik untuk memikirkan kembali metodologi
pembelajaran.

Hal-hal di atas juga berpengaruh pada proses pembelajaran di sekolah pada


setiap mata pelajaran dan tidak terkecuali mata pelajaran PPKn. Mata pelajaran PPKn
merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik para generasi muda agar
mampu menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif dalam pembelaan
negara. Pendidikan Pancasila dan Kewarganaan juga memiliki tujuan khusus yang
harus dicapai oleh peserta didik yaitu menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan
bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon penerus
bangsa. PPKn merupakan salah satu mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan,
harapannya dapat membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Dijelaskan pula PPKn merupakan
mata pelajaran untuk membina perkembangan moral peserta didik sesuai nilai-nilai
Pancasila agar dapat diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari (Daryono,
2011:11).

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang


Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19 menganjurkan
untuk melasanakan proses pembelajaran dari rumah atau menggunakan e-learning.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan atau dari siswa merupakan tuntutan pertama
dari pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring atau e-learning
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer, koneksi internet dan juga ponsel.

Adanya kebijakan belajar dari rumah, guru ditutut untuk lebih inovatif dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara belajar ini ternyata
membuat guru dan siswa harus beradaptasi dari pembelajaran tatap muka yang biasa
dilakukan menjadi pembealajaran berbasis online learning (Mastuti dkk, 2020). Selain
itu dalam mencapai pembelajaran perlu adanya komponen pendukung pembelajaran
yang lain. Menurut Suyanto dan Hisyam (2008:81), komponen komponen
pembelajaran tersebut harus mampu berinteraksi dan membentuk sistem yang saling
berhubungan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain: tujuan pembealajaran, bahan
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, guru, siswa, penilaian dan
evaluasi.

Semenjak adanya kebijakan pembelajaran menggunakan daring guru dan


siswa harus mulai beradaptasi dengan kondisi yang sedang terjadi, mulai dari
pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini harus dibiasakan
dengan proses pembelajaran jarak jauh. Hal ini memerlukan kesiapan yang matang
yang harus disiapkan oleh guru dan siswa untuk menghadapi berbagai konsekuesi dan
kendala yang akan terjadi ditengah proses pembelajaran menggunakan e-learning.
Pembejaran menggunakan e-learning secara total memang hal baru bagi guru
dan juga siswa butuh persiapan khusus dan matang, kebijakan pemerintah dalam
menjadikan pembelajaran jarak jauh adalah solusi satu-satunya untuk memutus
penyebaran virus corona. Kebijakan tersebut masih perlu ditinjau kembali apakah
dapat terlaksana disetiap penjuru, terutama di sekolah-sekolah yang terletak di
perdesaan yang belum memiliki fasilitas yang memadai. SMA Negeri Karya Sakti
adalah SMA yang terletak disebuah desa tepatnya berada di Jl. Tapak libok Blok A,
Desa Karya Sakti, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musirawas, Provinsi
Sumatra Selatan. Secara teritorial SMA ini terletak disebuah desa yang jauh dari pusat
kota. Menjadi hal menarik untuk mengetahui bagaiamana implementasi pembelajaran
PPKn kelas XI melalui e-learning pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri
Karya Sakti, kemudian kendala yang hadapi saat implementasi pembelajaran PPKn
kelas XI melalui e-learning pada masa pandemi Covid-19, dan bagaimanakah solusi
dari kendala implementasi pembelajaran e-learning pada masa pandemi Covid-19 di
SMA Negeri Karya Sakti.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dipandang cukup


menarik dan penting untuk melakukan penelitian di SMA Negeri Karya Sakti yang
terletak disebuah perdesaan. Adapun penelitianya tentang “Pembelajaran PPKn Kelas
XI melalui E-learning pada Masa Pandemi Covid-19 di SMA Negeri Karya Sakti”
dengan tujuan mendeskripsikan implementasi pembelajaran menggunakan e-learning
pada masa pandemi Covid-19, kendala yang dihadapi dan solusi untuk mengatasi
kendala yang dihadapi selama pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan suatu permasalahan


sebagai berikut:

1. Bagaimana cara kerja E-Learning pada proses pembelajaran PPKn kelas XI di


SMA Negeri Karya Sakti?

2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran PPKn


menggunakan e-learning pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri Karya
Sakti?

3. Bagaimana solusi dari kendala dalam implementasi pembelajaran PPKn kelas XI


melalui e-learning pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri Karya Sakti?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran PPKn kelas XI melalui
elearning pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri Karya Sakti.

2. Untuk mendeskripsikan kendala yang di alami saat implementasi pembelajaran


PPkn kelas XI melalui e-learning pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri
Karya Sakti

3. Untuk mendeskripsikan solusi yang tepat dalam mengatasi kendala implementasi


pembelajaran PPKn kelas XI melalui e-learning pada masa pandemi Covid-19 di
SMA Negeri Karya Sakti.
BAB II PEMBAHASAN

A.Cara Kerja E-learning Pada Masa Pandemic Covid-19


Pembelajaran menggunakan e-Learning ini bisa dilakukan di mana saja boleh di
sekolah atau di rumah bahkan kita sedang di luar juga bisa asalkan ada terhubung dengan
jaringan internet. Setiap belajar menggunakan e-learnig guru dan siswa dapat dilihat materi dan
tugas belajar pada hari itu. Akses e-Learning bertujuan untuk mengakses aplikasi e-
Learning dengan cara masuk ke browser. Untuk perangkat komputer maupun handphone bisa
menggunakan Mozila Firefox,Google Chrome, browser yang ada seperti Uc,Google dll.
Pembelajaran daring di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Pekanbaru sudah dimulai dari
bulan Maret tapi menggunakan e-Learning, baru dimulai awal tahun ajaran baru 2020/2021.
Para guru diwajibkan menggunakan aplikasi e-Learning mau tidak mau suka tidak suka guru
dan siswa harus siap belajar lewat e-Learning. Sampai kapan kita belajar melalui e-Learning?
Wallahu a’lam kita tidak tahu. Untuk itu mari kita sama-sama berdoa agar bencana virus ini
cepat berlalu dan kita dapat belajar normal kembali seperti biasanya sehingga guru dan murid
dapat berinteraksi langsung dengan siswa seperti siswa yang tidak bisa menulis guru bisa
langsung membimbingnya, siswa yang tidak bisa membaca guru bisa langsung
membimbingnya begitu juga dengan berhitung.

Pada awal menggunakan e-Learning masih banyak guru yang kesulitan dalam
mengaplikasikan untuk membuat media pembelajaran. Alangkah lebih baiknya guru diberi
pelatihan dan pendidikan bagaimana cara penggunaan e-Learning dengan benar.
Menurut saya belajar e-Learning ini belum cocok digunakan oleh siswa MIN bagi siswa karena
mereka masih perlu banyak bimbingan cara menulis, membaca dan berhitung. Sementara
dalam e-Learning siswa sudah dianggap bisa membaca dan menulis dan bahkan mungkin
orang tuanya yang mengerjakan tugas dari guru seperti menjawab soal di CBT. Selain itu, juga
ada beberapa wali murid yang mengeluh kepada saya tentang pembelajaran e-
Learning diantaranya siswa belum bisa membuka e-Learning tanpa dibantu oleh orang tua.
Sementara orang tua tidak selalu berada di rumah, ada yang berada di tempat kerja ketika
pembelajaran e-Learning dimulai, kemudian berbagai keluhan orang tua juga sering terjadi
ada tidak sanggup mengajar anaknya sendiri di rumah dengan alasan handphone model
lama. Hal ini terbukti saat sistem pembelajaran e-Learning berlangsung hanya 19 siswa dari
28 siswa yang ikut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam bentuk penugasan yang
diberikan guru sebagian siswa mengerjakan melalui e-Learning sisanya masih memilih untuk
mengantarkan tugasnya baik secara langsung maupun melalui Whatsapp. Dengan begitu dapat
dinilai bahwa e-Learning itu sendiri menjadi kurang efektif sebagai media kegiatan belajar dan
mengajar.

Selain itu, dalam penggunaan e-Learning otomatis anak-anak semakin sering dan
semakin lama berada di depan laptop untuk mengerjakan tugas pelajarannya, hal ini tidak bagus
untuk kesehatan mata anak, hal ini juga yang membuat mereka mengalami keluhan fisik
terbanyak seperti mata kelelahan dan sakit kepala, begitu pula dengan keluhan psikologis
merasa stress berlebihan sehingga ingin pandemi ini cepat berakhir.
Metode pembelajaran e-Learning bersifat satu arah. Hal tersebut menyebabkan interaksi
pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan sulit bagi anak untuk mendapatkan
penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sukar dipahami. Materi yang diajarkan dalam e-
Learning direspon berdasarkan tingkat pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada
kemampuan si pengguna. Beberapa orang mungkin dapat menangkap materi dengan lebih
cepat hanya dengan membaca, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama sampai
benar-benar paham. Bahkan ada juga yang membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat
memahami materi yang dipelajari.

Namun, di samping beberapa kendala dan keluhan yang muncul terdapat beberapa
hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi COVID-19 tanpa kita sadari. Dengan sistem
pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan
kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-
anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari guru maupun siswa dalam sistem
pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh tidak sedikit guru
membuat materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video-video pembelajaran. Selain
itu, tidak jarang pula siswa yang mendapatkan penugasan pembuatan video pembelajaran yang
menarik. Disarankan kepada pemerintah harus menyediakan fasilitas belajar melalui e-
Learning ini berupa handphone bagi siswa yang kurang mampu maupun kuota internet untuk
guru dan siswa yang membutuhkan, sehingga tidak ada lagi siswa yang kesulitan membuka e-
Learning di rumah. Disarankan juga agar guru meluangkan banyak waktu untuk selalu
berkomunikasi kepada siswa sehingga dengan begitu dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi siswa.

Dengan penggunan e-Learning di masa pandemi COVID-19, ini diharapkan peran


banyak orang tua untuk membimbing anaknya dirumah terutama siswa saya yang baru kelas 1
karena masih banyak kelas 1 yang belum lancar membaca, otomatis anak-anak tersebut belum
bisa menggunakan laptop seoptimal mungkin. Tetapi apapun keadaannya, kita harus dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi, termasuk menyesuaikan sistem pembelajaran di
masa pandemic COVID-19 ini. Marilah kita sama-sama berdoa dan melaksanakan hidup
dengan tatanan kehidupan baru sehingga pandemi COVID-19 cepat berakhir dan kita bisa
belajar normal kembali.

B.Kendala yang terjadi pada E-learning dalam proses pembelajaran

Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, banyak kendala yang dihadapi
guru sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula tatap muka (luring), akibat
pandemi tersebut berubah dengan banyak dilakukan secara online (daring).

Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti: (1) Lokasi rumah tidak
terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis, (2) Media
pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para murid merasa
jenuh atau bosan. Kemudian, (3) Pembelajaran dominan belum interaktif, (4) Karakter
ataupun perilaku para murid sulit dipantau, (5) Pembelajarannya cenderung tugas online, (6)
Tugas diberikan para murid menumpuk. Kedala lain, (7) Penyerapan materi pelajaran sangat
minimalis, dan (8) Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian
Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk Ujian Sekolah (US)
kurang berintegritas.

Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam mengatasi kendala
tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu: (1) lokasi di dekat lingkungan
rumah yang sulit terjanggkau jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang
terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis quota internetnya diatasi bergabung dengan
temannya yang punya WIFI di rumah, maksimum 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan
cegah Covid-19.
Berikutnya, (2) Digunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga siswa
tidak jenuh. (3) Diupayakan menggunakan media daring variatif yang bias untuk interaktif.
(4) Apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnya zoom meeting, google
meet, webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku para murid relatif terpantau.

Solusi berikutnya, (5) Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sebaiknya
sehari sebelumnya sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Ketika guru
menjelaskan materi para murid dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan bisa
ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk mengumpulkan dan dinilai.

Kemudian, (6) Mengumpulkan tugas tidak terlambat. Bila tugas sudah diterima segera
dikoreksi/dinilai dan hasilnya segera diinfokan kepada para murid. (7) Dengan media daring
yang variatif dan dominan live akan mampu menyerap materi pelajaran mendekati optimal.

Terakhir, (8) Memanfaatkan media daring yang variatif dan dominan live akan bisa
dipantau terus menerus perilaku siswa selama mengikuti kegiatan penilaian. Caranya dengan
menghidupkan kamera pada media daring yang digunakan sehingga kejujurannya dapat
dipantau mendekati baik. Akan lebih baik apabila pada pembelajaran dan penilaian dengan
melibatkan orang tua/wali murid bisa membantu mengawasinya dengan baik di rumah
masing-masing.

C.Solusi dari kendala yang terjadi pada E-Learning

Sejak Covid-19 menyerang, banyak sektor dari kehidupan ini yang terkena imbasnya.
Tak terkecuali di sektor pendidikan yang mengaharuskan sekolah menutup kegiatan belajar
mengajarnya. Siswa diharuskan belajar dari rumah, yang ternyata menimbulkan banyak
kendala. Sudah sekitar 8 bulan siswa belajar dirumah atau istilahnya belajar daring.

Dilihat dari KBBI Kemendikbud, daring adalah akronim dalam jaringan, terhubung
melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Dilansir dari berbagai sumber, guru,
dosen, siswa, dan mahasiswa kini melakukan kegiatan belajar-mengajar secara daring,
termasuk pada saat pemberian tugas. Dengan kata lain, pembelajaran daring
adalah metode belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning
Manajemen System (LMS). Seperti menggunakan Zoom, Google Meet, dan lainnya.

Dalam pembelajaran model daring ini yang memerlukan perangkat yang bagus untuk
menunjang pembelajaran supaya berjalan dengan lancar dan efektif. Dimulai dari jaringan
internet, laptop atau komputer dan hp atau smartphone yang wajib digunakan untuk
pembelajaran daring. Banyak kendala yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran model
daring ini. Kemampuan siswa dan orang tua dalam menyediakan perangkatnya, kemampuan
guru dalam membuat pembelajaran daring menjadi efektif dan masalah jaringan internet yang
tidak merata di semua tempat.

Sudah 8 bulan pembelajaran daring ini diterapkan, apakah sudah efektif pembelajaran
daring ini diterapkan? Atau masih adakah siswa yang kesulitan dengan pembelajaran daring
ini? Efektif dan tidaknya pembelajaran daring ini, mau tidak mau semua harus
menerapkannya, karena pandemi ini belum tahu kapan selesainya. Sesuai arahan Menteri
Pendidikan pak Nadiem, sebenarnya untuk zona kuning dan hijau sudah bisa melaksanakan
pembelajaran tatap muka dengan sejumlah syarat dan protokol kesehatan yang ketat. Tetapi
untuk daerah zona orange dan merah belum bisa tatap muka dan harus menerapkan
pembelajaran daring untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar.

Proses pembelajaran daring ini sebenarnya bisa dilaksanakan dengan baik asalkan
sarana dan prasaranan terpenuhi dan merata. Dengan banyaknya kendala yang dihadapi,
menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru di sini sangat berpengaruh sekali dalam proses
pembelajaran daring. Bagaimana guru menyikapi pembelajaran daring ini dan mengatasi
berbagai kendala yang dihadapi. Guru bisa mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran daring ini dengan memaksimalkan sumber daya yang ada dan membuat
rancangan pembelajaran yang mudah diakses oleh siswa supaya siswa mudah dalam belajar
dan memahami materi yang diberikan guru.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru, yaitu dengan merancang rencana
pembelajaran yang simpel tapi berbobot atau berkualitas, membuat materi yang mudah
diakses melalui media elektronik seperti video, PPT, handout, jurnal yang bisa dikirim
melalui e-mail, googleclassroo, atau aplikasi whatsapp dan membuat pembelajaran yang
banyak variasinya supaya siswa tidak mudah jenuh belajar di rumah terus.

Dalam merancang pembelajaran daring, tuntutan belajar tidak boleh sama dengan saat
tatap muka, karena dalam daring ini banyak sekali keterbatasannya. Di sini guru dituntut
membuat rancangan belajar yang simpel sperti contohnya RPP satu lembar atau one day
lesson. Di RPP satu lembar ini kegiatan inti hanya sedikit dan tuntutan tugasnya tidak terlalu
tinggi, kemudian pengumpulan tugas juga diberi waktu yang lama. Walaupun singkat tapi
sudah memuat tujuan dari materi yang akan diajarkan, dan itu yang terpenting dari rancangan
pembelajaran ini.

Media belajar untuk siswa yang daring haruslah mudah untuk diakses. Masalah
jaringan dan perangkat menjadi kendala sendiri bagi siswa jika media yang digunakan guru
besar ukurannya. Misalnya membuat media video, guru bisa membuat dengan waktu yang
singkat dan ukurannya kecil supaya siswa tidak keberatan saat mendownload atau menonton
di perangkatnya. Kalau video terlalu berat, guru bisa membuat media pembelajaran berupa
file powerpoint atau PPT, guru bisa mengirim melalui e-mail atau aplikasi whatsapp yang
mudah untuk diakses siswa. Kunci dari media ini adalah yang mudah diakses, jangan
memberatkan siswa untuk mendownload atau menonton dengan file besar dan durasi yang
lama.

Dalam proses pembelajaran daring guru bisa membuat banyak sekali variasi model
pembelajaran. Walaupun prakteknya saat melakukan meeting melalui zoom atau google
meet, guru akan lebih dominan daripada siswa, guru bisa menyisipkan kegiatan yang menarik
buat siswa seperti ice breaking. Dalam pembawaannya guru harus terlihat gembira, membuat
suasana yang ceria dan pintar-pintar dalam mengawasi siswa yang kadang ada siswa tidak
termotivasi ikut belajar daring. Jika pembelajarannya melalui aplikasi whatsapp, guru jangan
hanya memberi tugas terus, tetapi juga memberikan materi untuk bisa digunakan siswa
sebagai bahan belajar.

Kunci dari pembelajaran daring ini adalah membuat pembelajaran yang simpel, mudah
diakses, menyenangkan dan jangan sampai siswa merasa jenuh. Banyak sekali kasus orang
tua protes karena terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru. Yang paling mengerikan
adalah ada siswa yang sampai bunuh diri karena diduga depresi tugas daring. Banyak kendala
yang dihadapi oleh siswa, sebagai guru sudah seharusnya membuat kendala tersebut bisa
teratasi dengan memaksimalkan sumberdaya yang ada. Pembelajaran daring ini dapat
terlaksana dengan maksimal asalkan semua pihak yang terkait bisa bekerjasama dengan baik
dan lancar dalam memberikan hak-hak siswa.
BAGIAN III PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang di peroleh baik yang
bersifat teori maupun lapangan dengan pembahasan yang berjudul “ E-Learning Pada Masa
Pandemi Covid-19 “, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran virtual learning yang dilakukan di SMA Negeri Karya Sakti
berdasarkan kesepakatan antara guru dan wali murid untuk menggunakan aplikasi whattshapp
karena dianggap aplikasi yang mudah untuk digunakan. Proses pembelajaran virtual learning
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran virtual learning pada kegiatan pendahuluan guru
memulai dengan membaca doa bersama siswa kemudian mengecek kehadiran siswa.
b. Kegiatan Inti Setelah kegiatan pendahuluan, selanjutnya proses pembelajaran dilanjutkan
dengan kegiatan inti yaitu penyampaian materi pembelajaran dan memberikan tugas yang di
intruksikan guru.
2. Kendala dalam pembelajaran virtual learning dialami oleh guru dan siswa. Adapun
kendala yang dihadapi oleh guru yaitu Pengelolaan pembelajaran dan Penilaian. Sedangkan
kendala yang dialami oleh siswa yaitu pembelajaran yang membosankan, pemahaman materi
yang kurang maksimal, sebagian siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru baik
penjelasan materi ataupun video.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru yaitu
memperjelas pembelajaran yang hendak dicapai,menciptakan pembelajaran dengan memilih
metode yang cocok dengan pembelajaran virtual learning. Melakukan diskusi di grub kelas
untuk menilai keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya upaya yang
dilakukan siswa untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran virtual learning dengan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, mencari tempat ternyaman untuk belajar.
Menciptakan suasana agar belajar lebih nyaman.

B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini mengharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pembaca terkhusus untuk calon guru , maka mengajukan saran agar
lebih baik untuk kedepannya. Saran-saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
a. Meningkatkan kemampuan guru-guru di SMA Karya Negeri Sakti dalam pengelolaan
pembelajaran agar lebih kreatif.
b. Meningkatkan pengawasan terhadap siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan
melibatkan guru serta karyawan di SMA Karya Negeri Sakti.
2. Guru
a. Guru SMA bekerja sama dengan guru lainnya mengembangkan pengelolaan pembelajaran
virtual learning agar lebih menarik dan tidak membuat anak mudah bosan.
b. Tidak hanya di sekolah saja guru juga harus lebih sering berinteraksi dengan siswa diluar
jam pelajaran guna untuk mengontrol perkembangan anak.
3. Siswa di SMA tidak hanya dari guru saja siswa pun juga bisa mencari sumber belajar dan
bertanya kepada orang tua atau orang terdekat jika tidak mengerti dengan materi yang
diberikan, siswa juga harus segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan
cepat agar tidak menumpuk sehingga jika diberikan tugas lagi oleh guru tidak menimbulkan
rasa bosan.
DAFTAR PUSTAKA

HERMAWATI , S . 2020 . https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id


Erez, M . 2019 .https://blogspotelearningpendidikan.co.id
Andre , 2021 . https;//doi.org/10.51878/teaching.v7i3.525

Anda mungkin juga menyukai