m
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Indonesia, akan tetapi tetap saja
masih ada rumah tangga di Indonesia yang berada dalam kemiskinan dari waktu
kewaktu. Kemiskinan yang bersifat kronis di Indonesia saat ini berkisar antara 5-
Jika dilihat dari tingkat dan jumlah orang miskin dari tahun ke tahun
dikurangi lagi dari kisaran 15-17% dan jumlah orang miskin masih akan berkisar
antara 35-38 juta jiwa. Kondisi ini diantaranya disebabkan oleh kecenderungan
program atau kebijakan yang diterapkan seragam atau homogen, dan kurang
Disisi lain, Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang menjadi lahan berusaha
para penduduk miskin ternyata masih tergolong pada usaha marginal, hal ini
ditandai dengan penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan
akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal.
ekonomi lokal dan berpotensi untuk dapat meningkatkan posisi tawar (
Jumlah penduduk miskin Indonesia hingga tahun 2007 tercatat 37,2 juta
jiwa dan pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin diharapkan akan dapat ditekan
hingga 18,8 juta. Suatu target penurunan yang fantastis dan tentunya perlu upaya
karena lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah perempuan. Jika kuantitas
adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta diantaranya adalah sebagai kepala
Untuk menjaga kelansungan hidup diri dan keluarga mereka, pada umumnya
pertanian sebagai buruh tani dan buruh pabrik. Mereka menghadapi kesulitan
2
untuk mendapatkan akses sumber daya ekonomi, terutama sumberdaya keuangan.
Hal ini diantaranya disebakan oleh alasan bahwa mereka dianggap tidak layak
tidak jarang pula kondisi ini terkait dengan issu gender. (Nani, 2004).
sumber daya ekonomi, akan tetapi juga merupakan persoalan struktural dengan
faktor penyebab dan kendala yang tidak tunggal, cenderung beragam sesuai
gender dalam berb agai asspek kehidupan juga semakin memperburuk kondisi
Birdshall & McGreevey, 1983 (dalam Rasita, 2007). Hal ini disebabkan karena
peran ganda yang harus mereka jalankan, di satu sisi sebagai pengurus rumah
tangga dan sisi lain sebagai pencari nafkah keluarga. Sebagai pengurus rumah
kayu bakar, membersihkan rumah, dan mengatur keuangan rumah tangga, dimana
semua aktivitas ini dianggap bukanlah sebuah ´pekerjaan´, sehingga tidak pernah
suami.
3
Kaum perempuan dihadapkan pada kendala ´ dalam
fungsi produksi dan fungsi sosial kemasyarakatan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh sebab itu, upaya pengembangan usaha kaum perempuan menjadi semakin
penting artinya untuk tidak hanya membantu kaum perempuan melepaskan diri
keluarga yang pada muaranya akan menjadi mesin bagi tercapainya kesejahteraan
masyarakat.
Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat dan jumlah orang miskin dari tahun
ke tahun di Indonesia ternayta semenjak tahun 1998, pasca krisis ekonomi jumlah
mengentaskan kemiskinan. Untuk itu, studi ini diharapkan akan dapat melahirkan
b) Bagaimana potensi enterprneur perempuan muda dalam rumah tangga miskin
4
c) Bagaimanakah model pengembangan enterprneur untuk perempuan muda
m
akan dilakukan selama tiga tahun untuk dapat menemukan model yang sudah
teruji untuk dapat diterapkan. Pada tahap awal ini, penelitian terfokus pada kajian
muda pada rumah tangga miskin, yaitu kaum perempuan yang berumur antara 15
tahun sampai dengan 30 tahun dan berasal dari rumah tangga miskin.
Rumah tangga miskin adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori
miskin sesuai defenisi dan indikator kemiskinan dan certatat dalam database BPS
Sumatera Barat, dengan memilih satu kota dan satu kabupaten termiskin
berdasarkan data BPS Sumatera Barat, tahun 2008, sebagai daerah yang
mewakili kondisi Sumatera Barat, yakni Kota Pariaman dan Kabupaten Pasaman.
5
c c
|nterprneur adalah orang yang memiliki keberanian untuk ´ berdiri di
atas kaki sendiri´, dengan keyakinan dan kemampuan sendiri melahirkan suatu
karya dan usaha untuk kemajuan diri sendir dan lingkungannya dengan tetap
(1991) adalah:
6
11) Kreatif dan inovatif
pada diri sesorang, akan tetapi karakter ini dapat dibina dan
yang dibangun oleh kondisi dan sistem sosial dimana individu
3) Memiliki pandangan bahwa uang adalah jalan atau alat untuk mencapai
tujuan
7
4) Memiliki keinginan besar atas umpan balik yang positif
7) Tidak pernah merasa puas dengan prestasi yang telah diraih
pertolongan/dukungan
8
Kemiskinan tidak dapat didefenisikan dengan sederhana, karena
kebutuhan material, akan tetapi juga sangat terkait dengan dimensi kehidupan
dimensi ekonomi, akan tetapi sampai saat ini masalah kemiskinan masih lebih
kebutuhan dasar ( ), seperti; pangan, pakaian,
tahun 1984, dimana pada saat itu BPS telah mempublikasikan data
9
kemiskinan Indonesia selama kurun waktu tahun 1976- 1981, dan sejak saat
kebutuhan energi minimal sebesar 2100 kalori perhari, mengacu pada ukuran
ini maka seseorang akan dapat terlepas dari batas kemiskinan jika
kalori minimum ini, maka orang tersebut akan berada di bawah garis
bawah ini;
1. Luas Lantai Luas < 8 m2
2. Jenis Lantai Tanah atau semen
3. Jenis Dinding Rumbia/Bambu atau tembok
4. Fasilitas Buang Air Besar Bersama atau sendiri
10
11. Apakah mampu berobat ke Ya atau Tidak
puskesmas/poliklinik?
12. Lapangan Pekerjaan Kepala Banyak Pilihan
RT
13. Pendidikan Kepala RT SD, SMP atau SMA
14. Apakah memiliki harta yang Tabungan, emas, TV warna, Ternak,
bernilai > Rp 500.000,- Sepeda Motor.
( minimal punya satu)
TKPK Sumbar, 2009
3. BKKN
b. Pra-Sejatera I:
i. |konomi : Tidak Makan daging > 1 minggu; luas
lantai < 8 m2 per jiwa
ii. Non |konomi : sakit 3 bulan terakhir dan tidak ke sarana
kesehatan
11
Selanjutnya, ketidak adilan gender juga dapat memicu munculnya
gender yang mendorong terjadi kemiskinan pada kaum perempuan adalah (Rasita,
2007) :
danpemasaran
4) Nilai negatif (Ô ) terhadap perempuan, dimana perempuan seringkali
5) Tindak kekerasan terhadap kaum perempuan, baik fisik maupun mental
psikologis.
12
Diakui atau tidak, kiprah perempuan dalam perekonomian keluarga dan
nasional merupakan bagian yang penting dalam proses dan upaya pembangunan
ekonomi dewasa ini telah menampakan peran dan spektrum yang luas di tengah-
aktivitas ekonomi dan pendapatan nasional. Hal ini dapat dilihat dari proporsi
1) Menurunnya pendapatan keluarga, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
lagi, suami tidak mampu bekerja karena sakit dan lain sebagainya.
13
2) Terjadinya peningkatan pengeluaran keluarga, hal ini dapat disebabkan
kebutuhan ´pribadi´.
pendapatan keluarga, ada beberapa kendala umum yang dihadapi ketika mereka
teknologi ini telah terjadi perubahan karakteristik pada bidang pekerjaan tertentu
yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh kaum pria saat ini telah bisa dimasuki
memiliki kesempatan yang semakin besar untuk memasuki dunia kerja dan
14
keluarga. Hal ini memperlihatkan posisi strategis kaum perempuan dalam
luasnya cakupan aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan
dan mungkin kurang diminati oleh kaum pria. Dan bagi UKM sendiri, ketelitian
dalam pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat
kendala yang cukup besar dalam mengembangkan usaha ini. (Teuku Syarif, 2007).
perempuan pedesaan. Hal ini didorong oleh kenyataan dimana secara tradisonal
kaum perempuan telah terlibat di dalam bisnis berskal mikro yang dilakukan
usaha lama yang tidak berkembang, usaha lama yang bertumbuh lamban, dengan
15
kata lain secara umum dapat diklasifikasikan menjadi usaha untuk bertahan hidup
Selanjutnya, ada lima aspek penting yang harus mendapat perhatian serius
! "
# "
"
Dalam bidang apapun bentuk upaya pemberdayaan kaum perempuan yang akan
dilakukan harus memperhatikan kelima aspek penting ini, dengan demikian kelima
(Nani, 2004)
1) ? ; yaitu kemampuan dalam hal pendidikan, kesehatan dan
gizi dengan menghilangkan gap antara kaum perempuan dengan kaum pria
2) yaitu keterbukaan akses terhadap
16
a) Membantu dan mendorong kaum perempaun untuk membangun dan
produk
Pelatihan Usaha
landasan teori dalam mencapai tujuan penelitian, pendekatan pertama adalah teori
dasar yang melandasi konsep dasar penelitian, yang terdiri dari teori ekonomi
pembangunan, dimana dari dasar teori digunakan untuk mendasari teori tentang
bagian kedua digunakan aplikasikasi teori yang akan menjadi panduan bagi upaya
menjawab masalah penelitian dan pada bagian ketiga yang merupakan bagian
17
Sumatera Barat, yaitu merupakan implikasi model
di Sumatera Barat,
ß |konomi ß Penyebab
Pembangunan Kemiskinan Ô
Model sesuai
ß Teori ß Karakteristik Karakteristik Individu,
Kemiskinan |ntrepreneur |konomi, Sosial dan
ß |ntrepreneur ß Studi empiris Budaya Masyarakat
terhadap Sumatera Barat
perempuan
diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Wamuyu, dkk, (2005) di Malaysia,
dimana proses peningkatan skala usaha tersebut dapat dilihat di bawah ini;
Ô
Small |ntreparise
Micro |ntreprise Community
|nterprise
Women/
Self Family
survival |ntrepreneur
|mployment
Income Program Program
Generating
Program
High Midle
Income
Midle Income
Group
Low Income
Group
Poor
18
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa model pengembangan
entrepreneur bagi perempuan muda dalam rumah tangga miskin ini diawali dengan
mereka dapat keluar dari kemiskinan dan membantu keluarga untuk keluar dari
kemiskinan dan secara bertahap mereka akan tumbuh menjadi pekerja mandiri,
pengusaha wanita dan terus dikembangkan untuk memasuki komunitas bisnis yang
19
c c
!
dan potensi ekonomi, sosial dan budaya perempuan muda dari rumah tangga
bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan mendapatkan peta tentang karakteristik perempuan muda dari
Pada tahun pertama ini, sebagai penelitian awal maka tujuan yang akan
dicapai adalah:
20
2.Identifikasi karakterisitk & potensi perempuan muda dari RT miskin di
Sumatera Barat.
$
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang merupakan penelitian awal
21
c c
$
primer maupun sekunder untuk menjelaskan tentang hasil kajian yang ditemukan
Penelitian pada tahun pertama ini merupakan tahap pemetaan profil dan
perempuan dari rumah tangga miskin di Sumatera Barat akan dilakukan studi
lapangan guna mendapatkan data primer, dengan memilih sampel wilayah yang
dipilih dari wilayah sampel. Jadi penelitian ini adalah penelitian lapangan yang
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
22
tempat tinggal RT miskin, karakteristik potensi entrepreneur perempuan muda
yang diperoleh dari lembaga terkait, seperti BPS, Pemda Provinsi, Pemda
Untuk mewakili provinsi Sumatera Barat dipilih dua daerah yang terdiri
dari satu daerah kota dan satu daerah kabupaten. Daerah yang dipilih adalah
daerah yang memiliki penduduk miskin paling banyak yang dinyatakan dalam
Adapun daerah yang dipilih untuk mewakili dari perkotaan adalah
daerah kabupaten yang juga mewakili kawasan dataran tinggi dipilih
yang memiliki jumlah penduduk miskin 18,34% dari penduduknya
Sumatera Barat.
dikekmukakan oleh Rao (1996), dimana formula ini digunakan karena jumlah
perempuan muda yaitu perempuan berumur 15 tahun sampai dengan 30 tahun dari
23
ö
%
&'
Dimana:
N = jumlah sampel
Z = tingkat kepercayaan
MO| = 0
Dengan tingkat kepercayaan 90%, maka MO| adalah 10%, nilai Z tabel
untuk masing-masing daerah penelitian, sehingga total sampel adalah 200 orang
#
tinggi atau dataran rendah, infrasturktur ekonomi dan sosial yang tersedia
di daerah, seperti adanya pasar, listrik, air bersih, telepon, kondisi jalan,
24
3) Karakteristik potensi ekonomi dan entrepeneur di lihat dari minat dan
Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa studi ini merupakan penelitian
berikut:
25
$
$
+
ß ,
ß
ß m
+
#
ß +
ß + -
26
Untuk mendapatkan profil dan peta potensi perempuan muda dari rumah
tangga miskin yang terpilih sebagai responden dalam penelitian ini akan
digunakan teknis analisa statistik deskriptif kuantitatif dimana dari hasil data
miliki, responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang memiliki
potensi untuk pengembangan usaha dan kelompok yang tidak memiliki potensi
untuk dikembangkan
dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang sudah memiliki usaha
dan kelompok yang belum memiliki usaha. Pengamatan lebih mendalam akan
dilakukan kepada mereka yang memiliki jiwa entrepreneur dan minat untuk
melakukan usaha. Kegiatan ini akan dilakukan pada tahun kedua dari penelitian ini
studi lapangan ini adalah distribusi frekuensi dan cross tabulasi. Dari pengolahan
data ini akan terlihat karakteristik individu, daerah maupun potensi entrepreneur
27
c c
c
Sumatera Barat, gambaran umum akan dilihat dari kondisi ekonomi dan penduduk.
PDRB Sumatera Barat selama lima tahun terakhir yakni tahun 2003-
perkembangan ekonomi di wilayah ini juga berkembang dengan baik. Tabel 5.1.
tahun terakhir, yang disajikan berdasarkan harga berlaku dan harga konstan
tahun 2000.
28
,
****.
** ** ** **) **.
* )/"( . / ) "( ). )(" *( //"* ( .(( * "*
'
) ) ./") . ./ )" ) ( ( /*" * (( ( "* ( (/" (
***
'
. /) .". / . *") ( ./ (*". / ". .( )."/
'
(*/ ("* ) */* ("(/ ) /) * "./ ) )/ ."/ . **) *(/"
***
'
**.+**/
Pada dasarnya kondisi dan perkembangan ekonomi suatu provinsi
tidak dapat dilepaskan dari kondisi dan perkembangan ekonomi daerah kota dan
dari kontribusi PDRB daerah kota dan Kabupaten terhadap PDRB Provinsi.
Untuk Sumatera Barat, kota Padang sebagai ibu kota Provinsi dan pusat
**)**.'
+ **) **.
Kota Padang 29,78 29,57
Kabupaten Agam 7,64 7,60
Kabupaten Padang Pariaman 7,58 7,46
Kabupaten 50 Kota 7,11 7,15
29
Kabupaten Pasaman Barat 6,83 7,01
) Kabupaten Tanah Datar 6,61 6,49
. Kabupaten Solok 5,63 5,82
/ Kabupaten Pesisir Selatan 5,17 5,25
(
")) "/*
* Kabupaten Sijunjung 3,54 3,51
Kabupaten Damasraya 2,95 3,04
Kota Bukittinggi 2,47 2,44
Kota Payakumbuh 2,21 2,18
"(( "(
Kabupaten Solok Selatan 1,59 1,57
) Kabupaten Kepulauan Mentawai 1,55 1,55
. Kota Solok 1,32 1,29
/ Kota Sawah Lunto 1,32 1,27
( Kota Padang Panjang 1,07 1,06
""****.
Dari tabel di atas dapat lihat bahwa kabupaten dan kota yang mampu
dan Kabupaten Damasraya.
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003 adalah 5,26% dan pada tahun 2007
adalah 6,34%.
30
m !
+
+
**.
+ m !
!
'
'
1. Kepulauan Mentawai 4,41 13,58
2. Pesisir Selatan 5,31 7,07
3. Solok 6,24 9,73
4. Sijunjung 5,61 10,43
5. Tanah Datar 6,05 11,38
6. Padang Pariaman 6,11 11,40
7. Agam 6,37 10,42
8. 50 Kota 6,36 12,74
(
"( /"/
10.Solok Selatan 6,08 7,07
11.Dharmasraya 6,47 10,18
12.Pasaman Barat 6,41 12,56
1. Padang 6,14 20,72
2. Solok 6,35 13,25
3. Sawah Lunto 2,01 13,89
4. Padang Panjang 6,38 11,97
5. Bukittinggi 6,49 13,77
6. Payakumbuh 6,37 12,19
. ") "(.
,
)" ".
""****.
Pada tahun 2007 daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling
daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah kota Sawah Lunto
31
Selanjutnya jika dilihat dari angka PDRB perkapita berdasarkan harga
berlaku pada tahun 2007, maka daerah yang memiliki PDRB perkapita paling
tinggi adalah kota Pariaman yakni Rp 15,97 juta dan yang paling rendah
adalah kabupaten Pesisir Selatan dan kabupaten Solok Selatan yang memiliki
angka PDRB perkapita sama yaitu Rp 7,07 juta, sedangkan PDRB perkapita
Provinsi pada tahun yang sama adalah Rp 12,73 juta. Disini tampak suatu
kondisi yang kontradiktif, di satu sisi kota Pariaman yang mempunyai PDRB
perkapita paling tinggi dan si sisi lain kota Pariaman juga mempunyai
+ ,
**.
m !
m !
m m
Kab. Lima Puluh Kota Kab. Kepulauan Mentawai
m Kab. Pasaman Barat Kota Padang
Kota Solok Kota Sawah Lunto
Kota Bukittinggi
Kab Agam Kab Pesisir Selatan
m Kab Dharmasraya Kab Solok
Kota Padang Panjang Kab Sijunjung
Kota Payakumbuh Kab Tanah Datar
Kab Padang Pariaman
Kab Solok Selatan
""****.
Laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita merupakan indikator
32
ekonomi masyarakat setempat. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada
ekonomi Provinsi tetapi PDRB perkapitanya ternyata lebih rendah dari pada
Sebaliknya ada daerah yang memiliki PDRB perkapita lebih rendah dari pada
provinsi tapi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari pada
bersangkutan.
restoran dengan nilai konbtribusi sebesar 17,43% yang diikuti oleh lapangan
33
+ ,
m
**.
+
'
*"**("(( Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawah Lunto, Kota 4
Bukittinggi
*"**("(( Kab Sijunjung, Kab Padang Pariaman, Kota Padang 5
Panjang, Kota Payakumbuh, dan
*"**("(( Kab Pesisir Selatan, Kab Tanah Datar, Kab 50 Kota, Kab 6
Solok Selatan, Kab Dharmasraya dan Kab Pasaman Barat
0* Kab Kepulauan Mentawai, Kab Solok, Kab Agam, dan 4
Jumlah Daerah Kab/Kota 19
""****.
Jika dilihat dari PDRB Kabupaten/Kota, tampak dengan jelas bahwa
28,51%. Ada 3 daerah kota yang mempunyai kontribusi pertanian di atas 10%
yakni; Kota Padang Panjang sebesar 10,45%, kota Payakumbuh 10,64% dan
BPS adalah 4,69 juta jiwa, dengan rasio jenis kelamin 96,9, nilai ini
34
penduduk laki-laki. Jumlah penduduk terbanyak ada di kota Padang yaitu
)
"
+ ,
**.
+
*** ' & +'
1. Kepulauan Mentawai 67,22 11 111,4
2. Pesisir Selatan 435,96 75 97,0
3. Solok 351,52 94 100,9
4. Sijunjung 197,61 63 97,6
5. Tanah Datar 335,54 251 91,9
6. Padang Pariaman 384,54 289 86,8
7. Agam 428,35 192 99,4
8. 50 Kota 329,52 98 99,2
9. Pasaman 253,15 57 96,6
10.Solok Selatan 130,36 39 98,6
11.Dharmasraya 175,57 59 103,5
12.Pasaman Barat 327,79 97 102,7
1. Padang 838,19 1206 94,1
2. Solok 57,12 991 104,1
3. Sawah Lunto 53,91 197 96,1
4. Padang Panjang 52,02 2.262 90,8
5. Bukittinggi 104,28 4.131 97,0
6. Payakumbuh 105,05 1.306 107,9
7. Pariaman 70,50 961 90,7
+,
)(.".) ()"(
Sumber: Sumbar Dalam Angka 2007/2008.
35
'
! m
Jumlah angkatan kerja Sumatera Barat pada tahun 2007 adalah 2,11
juta jiwa, mencapai 44,84% dari seluruh penduduk, dimana 1,89 juta atau
.
**.
m m
# m
! .. *( /")) /( * ("( *) . ) "
! 1.161.310 74,25 728.096 43,82 1.889.406 58,57
115.999 7,42 101.306 6,10 217.305 6,74
)/ / /" /" *"*/ ( * ")(
!
160.880 10,29 199.746 12,02 360.626 11,18
22.164 1,42 544.966 32,80 567.130 17,58
m # 103.779 6,63 87.510 5,27 191.289 5,93
) **"** )) ) **"** . ) **"**
Sumber: Sumbar Dalam Angka 2007/2008.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka tampak bahwa angkatan
kerja laki-laki yang bekerja jumlahnya lebih besar dari pada angkatan kerja
jiwa (74,25%) dan 728.095 jiwa (43,82%). Hal ini memperlihatkan bahwa
tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan juga lebih rendah dari pada
36
Selanjutnya, dari penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja
karena masih sekolah dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki yang
yang lebih besar dan angka partisipasi sekolah yang juga tinggi.
/
# !
#
**.
m m
+
10.801 0,93 17.272 2,37 28.073 1,49
+
203.852 17,56 150.204 20,63 354.056 18,74
326.619 28,13 195.391 26,84 522.010 27,63
261.164 22,47 139.996 19,23 401.160 21,23
24.982 2,15 8.957 1,23 33.939 1,80
!
)
188.806 16,26 102.172 14,03 290.978 15,40
. 83.050 7,15 43.274 5,94 126.324 6,69
!
/ + / ( *".. / ) 2,56 27.596 1,46
( ) ) " ( 2,68 35.896 1,90
* ,
) .* ") ) 4,48 69.374 3,67
'
) * **"** ./ *() **"** //( *) **"**
Sumber: Sumbar Dalam Angka 2007/2008.
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan yang
tidak sekolah lebih besar dari pada penduduk laki-laki tetapi di sisi lain
37
ternyata penduduk perempuan yang memiliki pendidikan diploma jumlahnya
lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki, sedangkan untuk tingkat
terlalu besar
penyerapan tenaga kerja di Sumatera Barat, dengan angka 47,93% dari jumlah
penduduk bekerja.
(
# !
m !
**.
m
"
"
" 905.575 47,92908
15.303 0,809937
139.972 7,408254
m
"
564 0,029851
78.358 4,147229
)
" "
384.094 20,32882
.
"
"
122.053 6,459861
/
"
"
1 "
18.895 1,00005
"
(
# 224.592 11,88691
//( *) **
Sumber: Sumbar Dalam Angka 2007/2008.
makan, dan hotel yakni sebesar 20,33% dan diikuti oleh lapangan usaha jasa
38
tentang jumlah dan persentase penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan
*
** **.
+ +'
***!1 ' '
** 482,8 10,89 140.962
**) 578,7 12,51 184.266
**. 529,2 11,90 180.669
Sumber: SBDA, 2007.
tahun 2005, dan mengalami penurunan pada tahun 2007 dibandingkan dengan
tahun 2006, tetapi dengan garis kemiskinan yang juga menurun. Hal ini
miskin.
39
"
**. **/
+ +'
**. 154 574 59 369 213 942 149 200 9,78
**/ 164 181 62 161 226 343 127 300 8,30
**. 133 893 29 408 163 301 380 100 13,01
**/ 146 484 33 271 179 755 349 900 11,91
2
**. 140 986 39 683 180 669 529 300 11,90
**/ 152 554 43 179 195 733 477 200 10,67
Ô îÔ Ô !
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan dalam
waktu Maret 2007-Maret 2008, dimana jumlah penduduk miskin lebih banyak
sebesar 8,34 % yaitu dari Rp. 180 669,- per kapita per bulan menjadi Rp. 195
733,- per kapita per bulan. Jika dilihat menurut komponen pembentuk Garis
memiliki kontribusi yang jauh lebih besar dibandingkan garis kemiskinan non
sebesar 78% dan angka tersebut relatif stabil pada kondisi Maret 2008.
40
Jika dilihat menurut daerah perkotaan dan pedesaan maka GK daerah
pada Maret 2008 sebesar Rp. 226 343,- per kapita per bulan sedangkan GK
pedesaan sebesar Rp. 179 755,- per kapita per bulan. Namun jika diperhatikan
dibandingkan perkotaan. Selama satu tahun pada periode Maret 2007 ± Maret
dilihat pada tabel 5.12 di bawah ini. Jumlah penduduk miskin terbanyak untuk
orang, sedangkan jika dilihat dari persentase penduduk miskin maka daerah
. Sedangkan untuk kawasan perkotaan daerah yang mempunyai
41
+
**)
+
+ +'
***'
1. M|NTAWAI 11,1 16,87 2,68 0,56 117995
2. P|SISIR S|LATAN 63,3 14,76 1,86 0,88 163190
3. SOLOK 62,3 17,98 3,01 0,75 168466
4. SAWAH LUNTO SJJG 30,7 15,96 2,61 0,71 169586
5. TANAH DATAR 25,4 7,61 1,16 0,29 172040
6. PADANG PARIAMAN 66,5 17,45 2,80 0,75 181897
7. AGAM 59,4 13,98 2,62 0,74 179987
8. LIMA PULUH KOTA 52,9 16,19 2,63 0,72 181008
9. PASAMAN ") /" "( *"/. .//
10.SOLOK S|LATAN 22,7 17,69 2,61 0,60 168465
11.DAMASRAYA 25,4 14,95 2,67 0,74 169588
12.PASAMAN BARAT 45,5 14,12 1,99 0,45 178484
&
1. PADANG 43,1 5,15 0,69 0,16 289273
2. SOLOK 2,7 4,85 0,81 0,22 168735
3. SAWAH LUNTO 2,5 2,86 0,40 0,11 146858
4. PADANG PANJANG 2,9 4,94 0,68 0,15 213032
5. BUKITTINGGI 5,9 5,12 0,81 0,21 208161
6. PAYAKUMBUH 5,3 7,83 1,08 0,22 229508
7. PARIAMAN " ."/) " *") ))
./". "( "* *" /))
Sumber: BRS, BPS, 2008.
Selanjutnya, pada tabel 5.13. dapat dilihat Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1), dimana ternyata telah terjadi penurunan dari 1,84 pada tahun 2007
42
menjadi 1,60 pada tahun 2008. Penurunan P1 berarti terjadi perbaikan secara
'
'
**.- **/
2
P1
Maret 2007 1.35 2.10 1.84
Maret 2008 1.46 1.68 1.60
P2
Maret 2007 0.30 0.52 0.44
Maret 2008 0.32 0.43 0.39
Sumber: BRS, BPS, 2008.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada tahun 2008 adalah 0,39, turun
sebesar 0,05 dari tahun 2007 yakni sebesar 0,44. Hal ini berarti secara umum
Penurunan baik pada P1 maupun P2 pada tingkat provinsi adalah hasil dari
43
kemiskinan memberikan hasil yang lebih baik seraca relatif di kawasan pedesaan
#
!
** **.
'
3 # m !
1
4
** 55.848 * ( 13.716 22.859 210.808 (*
' (16,74) ("*' (4,11) (6,85) (63,19) **'
**) 44.311 / (( 16.322 74.304 208.250 . /
' (11,91) .".(' (4,39) (19,96) (55,95) **'
**. 80.765 ( /) 17.687 45.408 181.359 )*
' (22,77) /"(' (4,99) (12,81) (51,14) **'
Sumber: SBDA 2007, diolah.
itu perlu diupayakan agar kaum perempuan ini memiliki kemampuan untuk
mandiri baik secara ekonomi maupun sosial. Masalah jumlah keluarga fakir
sosial masyarakat yang berada pada peringkat pertama dan kedua, dimana
keduanya juga tidak bisa terlepas dari kondisi kaum perempuan sebagai ibu
44
$
pendidikan dan pendapatan serta jumlah anggota rumah tangga yang menjadi
tanggungjawabnya.
$
Umur Kepala Jenis Kelamin Kepala RT
RT Total %
Pria % Wanita %
Dari tabel di atas tampak bahwa 82,50% kepala RT miskin adalah pria
dan 17,50% kepala RT miskin adalah wanita. Jika dilihat dari umur maka
yaitu sebanyak 90%. Hal ini memperlihatkan bahwa secara ekonomi kepala RT
memperoleh pendapatan.
yang mereka tekuni. Dari tabel tersebut tampak bahwa 83,50% kepala RT
45
hal ini dapat dilihat pada jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
mereka.
)
$
'
500.000,- kondisi ini menunjukan bahwa meskipun usia produktif tetapi mereka
.
$
! '
Jenis
Pekerjaan Pendapatan/bulan Kepala RT
Utama Kepala
RT <. . x00.000 -. 1.000.000 - 1.x00.000 - Total
x00.000 1.000.000 1.x00.000 2.000.000 ´ 2. 000.000
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Kerajinan
Industri Kecil
Perdagangan
Lainnya
Total (%) " * ("** ."** ." * "** **"**
Ô
G
Jika dilihat dari lapangan usaha atau jenis pekerjaan kepala RT miskin,
46
usaha pertanian (pertanian, peternakan, perikanan). Kondisi ini memperlihatkan
bahwa kemiskinan lebih banyak terjadi di kawasan pedesaan, hal ini sesuai
dengan data awal tentang kemiskinan Sumatera Barat yang telah disajikan pada
bagaian terdahulu.
bahwa 52% memili jumlah anggota keluarga kurang dari 5 (lima) orang, dan
anggota keluarga lebih dari 10 orang. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
/
$
'
Jumlah Anggota RT (Orang)
Jenis Kelamin Total %
Kepala RT <x % x - 10 % ´ 10 %
Pria
è
G ^
Wanita G è
Total 10D 9D D 2 200
Ô
G
Dari tabel 5.18 tampak bahwa 26,5% kepala RTM yang berpendapatan
kurang dari Rp 500.00,- mempunyai jumlah anggota keluarga kurang dari lima
orang dan 18% mempunyai tanggungan keluarga 5-10 orang. Hal ini
RTM miskin. Selanjutnya, ada 1% yang memiliki pendapatan lebih besar dari
47
(
$
'
Pendapatan/bulan Kepala RT (Rp) Jumlah Anggota RT (Orang) Total
<x x - 10 ´ 10
< Rp. 500.000
Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000
Rp. 1. 500.000 - Rp. 2.000.000
> Rp. 2. 000.000
Total (%) D
Ô
G
tergolong perempuan muda, hal ini akan sangat membantu dalam upaya
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari studi ini, karena pada
bagian inilah profil dan potensi perempuan muda dari RTM akan diketahui.
a)
1
Dari hasil studi diperoleh bahwa ada 39% perempuan muda yang
berstatus istri, bahkan 1 % telah menjadi kepala RT, hal ini memperlihatkan
bahwa masih adanya perempuan yang kawin dalam usia muda di wilayah
Sumatera Barat. Selanjutnya 57% dari perempuan muda merupakan anak dari
48
*
$
'
Ôtatus Dalam Umur Responden (Tahun)
Keluarga Total
1x - 20 21 - 2x 26 - 30
J
Ê
bahwa masih terjadi perkawinan dalam usia muda di Sumatera Barat. Fakta ini
didukung juga oleh data dimana hanya 5,5% perempuan muda dari RTM yang
$
1
'
Kelompok Umur Ôtatus Perkawinan
Responden Total
(Tahun) Kawin Belum Kawin Janda
49
tergantung kepada individu yang bersangkkutan dan dipengaruhi pula oleh
$
1
'
Tingkat Pendidikan Ôtatus Perkawinan Total
Kawin Belum Kawin Janda
Ô
Ô
Ô
Ô
Ô
Total (%) DD
Ô
G
Dari tabel 5.20 dapat dilihat bahwa 6% perempuan muda dari RTM
SLTA, dan hanya 1,5% yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa secara umum pendidikan perempuan muda dari RTM
masih relatif rendah. Hal ini dapat dipahami karena mereka memiliki
Tetapi wajib belajar 9 tahun sudah mencapai 55% pada kalangan RTM
Sumatera Barat.
dari RTM yang tidak tamat SD berumur 15-20 tahun. Usia ini masih tergolong
usia untuk bersekolah di tingkat SMU dan Perguruan Tinggi, tapi karena
sekalipun.
50
$
'
Tingkat Pendidikan Kelompok Umur (Tahun) Total
Ô
Ô
Ô
Ô
Ô
Total (%) D
Ô
G
Selanjutnya, 1,5% perempuan muda yang mencapai pendidikan
sampai Perguruan tinggi adalah mereka yang berumur 21-30 tahun. Dari
berpendidikan SLTP dan SLTA, untuk kelompok umur 21-25 tahun paling
'
!
Berdasarkan status pekerjaan dapat dilihat bahwa hanya 26% yang
bekerja dan 74% tidak bekerja, hal ini dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut.
$
! '
Kelompok Umur Ôtatus Pekerjaan
Responden Total
(Tahun) Bekerja Tidak Bekerja
1x - 20
21 - 2x
26 - 30
Total (%)
D
Ô
G
51
Perempuan muda dari RTM yang bekerja paling besar berpendidikan
Kondisi ini menggambarkan bahwa perempuan muda dari RTM yang bekerja
$
! '
Tingkat Ôtatus Pekerjaan Total
Pendidikan Bekerja Tidak Bekerja
Total (%)
D
Ô
G
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur tampak bahwa 25% berada
pada kelompok umur 15-20 tahun, 25% pada kelompok umur 21-26 tahun dan
50% berada di kelompok umur 26-30 tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa
jumlah yang bekerja paling banyak pada usia 26-30 tahun, dan ini sejalan
dengan data bahwa mereka yang bekerja 10,5% dari total responden adalah
berpendidikan SLTA.
32,6% dari jumlah yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat
lapangan usaha ini merupakan pilihan yang terbaik yang bias mereka lakukan.
52
)
$
!
'
Jenis Kelompok Umur (Tahun)
Pekerjaan Total
Pertanian
Peternakan
Kerajinan
Industri Kecil
Perdagangan
Lainnya
Total (%)
Ô
G
Pada kelompok umur 15-20 tahun, lebih bayak bekerja dibidang
kerajinan dan bekerja sebagai pekerja/buruh, pada kelompok umur 21-25 dan
.
$
!
'
berpendidikan SD paling banyak bekerja di bidang kerajinan, dan tamata SLTP dan
53
SLTA bekerja di bidang perdagangan. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat
pekerjaan. Dari data di atas tampak bahwa perempuan muda dengan tingkat
usaha perdagangan yang memang sudah menjadi cirri khas penduduk Sumatera Barat
/
$
'
Berdasarkan tingkat pendidikan, mereka yang tamata SD dan SLTP lebih banyak
Secara umum dapat dilihat bahwa pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap
kemampuan individu untuk mendapatkan pekerjaan dan yang lebih baik.
54
(
$
! '
dari Rp 1.000.000,- berasal dari mereka yang bekerja di bidang pertanian, untuk
bidang kerajinan dan industry kecil pendapatan yang diterima terdistribusi dengan
persentase yang sama untuk setiap kelompok pendapatan, sedangkan pada bidang
perbulan.
' !
Dari kelompok perempuan muda yang tidak bekerja yaitu 74% dari
dari mereka menyatakan keinginan untuk bekerja, hanya 3,9% saja yang tidak
dari RTM ini memiliki keinginan untuk keluar dari linngkaran kemiskinan.
55
*
$
Tingkat Keinginan Bekerja Total
Pendidikan Ya Tidak
Total (%)
Ô
G
tingkat pendidikan SD. Tampak bahwa perempuan muda yang belum bekerja
$
! # '
Tingkat Bidang Pekerjaan Yang Dinginkan
Pendidikan
Total
Total (%)
^
Ô
G
56
Jika dilihat dari bidang pekerjaan yang diinginkan tampak bahwa 60%
perempuan muda dari RTM ini memilih untuk bekerja di bidang perdagangan.
$
'
Tingkat Kepemilikan Modal Usaha Total
Pendidikan Ada Tidak ada
Total (%) D^ ^D
Ô
G
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perempuan muda dari RTM
cenderung untuk bekerja mandiri dengan bidang usaha yang paling diminati
yang memiliki modal untuk berusaha itupun belum mencukupi, dan asset yang
dimilikipun sangat terbatas untuk dapat dijadikan modal usaha. 85,42% dari
usahanya.
Diantara para perempuan muda ini ternyata ada yang pernah menerima
bantuan dana untuk modal yaitu sebanyak 6,35% dari mereka yang saat ini
57
tidak bekerja. Sedangkan 93,65% menyatakan belum pernah mendapat bantuan
$
'
Tingkat Menerima Bantuan Modal Usaha Total
Pendidikan Ôudah Pernah Belum Pernah
Total (%)
Ô
G
belum bekerja terdistrbusi merata untuk semua kelompok umur dan jika dilihat
yang cukup untuk memulai usaha perdagangan kecil dimana 60% dari para
$
'
Kelompok Umur Kebutuhan Modal Usaha (Rp Juta)
Responden Total
(Tahun)
1x - 20
21 - 2x
26 - 30
Total (%) D
DD
Ô
G
58
'
#
#
Sumatera Barat sangat membutuhkan bantuan permodalan hal ini dapat dilihat
sejalan dengan bidang usaha yang diminati yakni bidang usaha perdagangan,
dimana untuk bidang usaha ini tidak banyak membutuhkan aspek teknis
$
#
'
Kelompok Umur Bantuan yang Paling Dibutuhkan
Responden Total
(Tahun)
1x ± 20
21 ± 2x
26 ± 30
Total (%) D
Ô
G
Selanjutnya, jika dilihat dari sumber bantuan maka tampak bahwa
)
$
'
Kelompok Umur Bantuan yang Paling Dibutuhkan
Responden
Total
(Tahun)
1x - 20
21 - 2x
26 - 30
Total (%) ^
Ô
G
59
Peran lembaga swasta diharapkan oleh 10% dari perempuan muda ini,
dari keluarga atau sanak family yang memiliki kemampuan lebih secara
miskin di wilayah ini, tetapi dukungan pihak swasta dan masyarakat yang
$
terdahulu, pada bagian ini profil daerah lebih difokuskan pada kondisi dan
'
RTM memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dalam arti luas (pertanian,
peternakan dan perikanan), yaitu 50,50%. RTM yang berusaha pada lapangan
60
usaha jasa hanya 0,50%, sehingga tidaklah mengherankan jika pilihan
.
$
'
Mata Kondisi Tanah
Pencaharian
Utama Total
Masyarakat Ô
Ô
Total (%)
Ô
G
Dilihat dari kondisi tanah secara umum, tanah di wilayah Sumatera Barat
menurut RTM adalah tanah yang bagus, dimana 20,50% menyatakan lahan
sangat subur dan 73,50% menyatakan tanah subur. Hal ini mencerminkan
usaha pertanian dalam arti luas, sehingga mata pencaharian penduduk masih
kondisi infrastruktur yang ada di daerah tersebut. Pada tabel di bawah ini dapat
dilihat bahwa mayoritas daerah tempat tinggal RTM di wilayah Sumatera Barat
61
Barat merupakan kebijakan yang cukup potensial untuk menanggulangi
/
$
+ '
Mata Jarak ke Ibu Kota Nagari/Kec
Pencaharian
Utama Total
Masyarakat
Total (%) D
Ô
G
Berdasarkan lapangan usaha dan jarak ke aparat pemerintah terdekat,
berdomisili jauh dari ibukota nagari/kecamatan, hal ini dapat dipahami karena
pinggiran hutan.
Jika dilihat dari lokasi pasar terdekat, ternyata 56% RTM berdomisili dekat
dengan pasar dimana jaraknya kurang dari 1 (satu) Km, akan tetapi pasar ini
belum beroperasi setiap hari, melainkan hanya pada hari tertentu yang di
wilayah Sumatera Barat lebih dikenal dengan istilah hari ³´ , 80% dari
pasar yang ada hanya beroperasi 1- 2 kali dalam satu minggu, hanya 20% yang
62
(
$
'
Mata Jarak dari Rumah ke Pasar Terdekat
Pencaharian
Utama Total
Masyarakat
Total (%)
D
Ô
G
Selanjutnya dari ketersediaan infrastruktur tampak bahwa secara
umum wilayah domisili RTM sudah relative baik, dimana 88% sudah ada aliran
listrik, 83% ada fasilitas kesehatan masyarakat, dan 70% sudah ada alat
komunikasi telepon baik telepon jalur maupun seluler. Sedangkan untuk air
bersih terutama dari PDAM baru menjangkau 40%, sehingga masyarakat masih
banyak yang memanfaatkan air sumur atau mata air bahkan sungai untuk
*
$
$
'
Pelayanan
Kawasan Lembaga Kesehatan
Ket Listrik PDAM Telepon Ôekolah wisata keuangan Masyarakat
Ada è è
Tidak
G è è
ada
Ô
G
Dari sisi ekonomi peran lembaga keuangan juga sangat penting untuk
mengalami defisit dana, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lembaga
63
keuangan telah ada di wilayah domisili RTM, walaupun yang menjadi
tersedai fasilitas sekolah terutama tingkat dasar dan SLTP. Sehingga untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mereka harus keluar dari daerah
mereka.
' 4
jalan penghubung antar daerah sangat sulit untuk melakukan mobilitas dan
akan semakin dinamis pula aktivitas dan mobilitas ekonomi yang dapat
$
'
Mata Kondisi Jalan
Pencaharian
Utama
Ô Total
Masyarakat
Total (%) D
Ô
G
64
Jika dilihat dari kondisi jalan tampak bhawa 75,5% kondisi jalan di
wilayah domisili RTM sudah baik, terbukti dengan data yang memperlihatkan
jalan sudah diaspal dan dicor/semen, masih ada 24,5% dalam kondisi jalan
tanah yang jelas masih akan sangat bermasalah terutama ketika musim hujan
datang. Jalan ini berada di kawasan pedesaan teruatama daerah dataran tinggi.
82% wilayah sudah ada alat transportasi baik yang resmi maupun yang belum
seperti ojek, becak, dan mobil angkutan pedesaan tanpa izin. Sedangkan jika
dilihat dari biaya transportasi satu kali perjalanan berkisar antara Rp 1000,- s/d
Untuk waktu tempuh yang dibutuhkan menuju pasar terdekat secara rata-rata
adalah pendapatan, semakin tinggi tingkat pendapatan akan semakin tinggi pula
keuangan adalah untuk peminjaman dana kan tetapi faktanya akses masyarakat
65
Disamping alasan ekonomi, yaitu pendapatan yang rendah, alasan lain
4 # !
m
'
Kelompok Faktor Penyebab Tidak Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan
Umur
Responden
Total
(Tahun)
1x ± 20
21 ± 2x
26 ± 30
Total (%)
D D
Ô
G
diikuti oleh masalah masih belum tahunya mereka bagaimana cara berhubungan
ada ada RTM yang merasa takut untuk berhubungan dengan lembaga keuangan
terutana bank. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat miskin masih sangat
dimiliki, dari semua responden yang mewakili perempuan muda dari RTM
hanya 8,5% yang pernah mengikuti pelatihan dan kursus secara formal, dengan
jangka waktu kurang dari 1(satu) tahun dan biaya sendiri, dan mereka yang
mengikuti pelatihan ini di luar daerah dari tempat domisili mereka. Adapun
66
bidang keterampilan yang dimiliki adalah bahasa asing khususnya Inggeris dan
komputer.
khususnya bagi kelompok RTM. Untuk dapat memafaatkan fasilitas ini secara
)
#'
.
!
"
66666
Ô
G
67
c c
)
Dari studi lapangan yang merupakan tahap awal dari rangkaian penelitian
a. Kepala RTM mayoritas adalah pria dengan jumlah tanggungan keluargga
antara 0-10 orang, dan memiliki lapangan usaha utama di sektor pertanian.
b. Terdapat 44% perempuan muda berstatus kawin, dimana 16,5% berumur
c. Perempuan muda dari RTM memiliki pendidikan cukup baik, dimana
d. Perempuan muda dari RTM memiliki keterampilan yang rendah tampak
e. Perempuan muda dari RTM memiliki keinginan untuk berusaha masndiri
68
g. Kondisi daerah dan infrasturktur yang ada sudah cukup memadai untuk
h. Perempuan muda dari RTM memiliki potensi untuk mengentaskan diri
)
mengentaskan diri mereka dan bahkan keluarganya dari kemiskinan maka sangat
dibutuhkan dukungan dari pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat. Untuk itu
diharapkan kepada semua pihak untuk peduli pada masalah kemiskinan ini dan
miskin.
b. Program KMN yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah daerah di
c. Parisipasi perusahaan milik daerah dan swasta sangat dibutuhkan untuk
progra CSR juga diberikan kepada perempuan muda dari RTM ini.
69
d. Masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi, baik yang berada di
untuk turut membantu perempuan muda dari RTM ini keluar dari
lingkaran kemiskinan.
dari RTM ini agar mereka dapat berusaha dan keluar dari kemiskinan.
70
Amidi, 2005, Mengeliminir Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Desa dan
Peningkatan Kualitas SDM, Jurnal Pembangunan Manusia, 2005.
BAPP|DA & BPS Sumbar, 2008, Sumatera Barat Dalam Angka, Padang.
BPS PROVINSI SUBAR, 2007, Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Barat
Menurut Kabupaten/Kota, Padang.
Jossy Moeis, 2008, Perubahan Cara Pandang Terhadap Kemiskinan sebagai Basis
Penanggulangan Kemiskinan, Makalah Seminar Sehari: ³ Menaggulangi
Kemiskinan dengan Meningkatkan Daya Saing |konomi Daerah di |ra Krisis
Global´, F|UA, 6 November 2008, Padang.
71
Noer Sutrisno, 2001, Pengembangan UKM, |konomi Rakyat dan Penanggulangan
Kemiskinan, Makalah.
Rasita |kawati P, 2007, Pentingnya GPI (Gender and Poverty Inclusive), Senior
Project Officer Monev , ACC|SS.
Saikou. |. Sanyang & Wen Chi Huang, 2008, Green Cooperative: A Strategic
Aproach Women¶s |ntrepreneurship in Asian and Pasific Region, World Jornal of
Agricultural Sciences 4, page 674-683
TKPK Provinsi Sumatera Barat, 2009, Petunjuk Teknis KMN Sumatera Barat,
Padang.
Tom Byers, dkk, 1997, Characteristics of |ntrepreneur: Social Creatures, Not Solo
Heroes´, Work paper.
Uma Sakaran, 2000, Research Methode for Business, Third edition, John Wilwy &
Son, USA.
72