Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

“ANALISIS PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH


TANGGA (KDRT)”

DISUSUN OLEH:

SILIECA NENGSI - 2011150049

DOSEN PENGAMPU:

FERRY SUSANTO, M.Pd

FAKULTAS SYARIAH

PRODI HUKUM TATA NEGARA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR
Assalammualikum Wr. Wb.

Segala pui dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karuniannya
sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Analisis
Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt)”
Syahlawat serta salam untuk nabi besar muhamad SAW, yang telah berjuang untuk
menyampaikan ajaran islam sehingga umat islam mendaptkan petunjuk ke jalanyang
lurus baik di dunia maupun di akhirat.

Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
metodologi penelitian. Dalam proses penyusunan proposal ini, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak FERRY SUSANTO, M.Pd


2. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan proposal ini

Penulis menyadari bahwa prposal ini jauh dari sempurna kerena keterbatasan,
dan wawasan ilmu pengetahuan, namun penulis berharap semoga Proposal ini
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan bahan pembelajaran.

Wasasalammualaikum Wr. Wb

Bengkulu, Desember, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 6
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 6
BAB II .............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 7
A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ........................................................... 7
B. Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) .................. 9
C. Dampak Kekerasan Yang Di Alamai Anak Dalam Kekerasan Rumah Tangga ..................... 10
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak adalah harapan bangsa dimasa yang akan datang. Hak-hak yang harus
diperoleh oleh anak terhadap orang tuannya sejak anak tersebut dilahirkan didunia yang
berdasarkan hukum dan peraturan undang-undangan yang berlaku. Perlindungan terhadap
anak dapat diartikan sebagai uapaya perlindungan terhadap berbagai kebebebasan dan hak
asasi anak dan berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahtraan anak.
Kekerasaan sangat dekat dengan kehidupan anak, pengalaman anak-anak
berhadapan dengan masalah kekerasan sangat beraneka ragam baik dilihat dari segi
bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh anak, pelaku kekerasan , tempat kejadian,
dan sebab-sebab terjadinya kekerasan. Anak merupakan cerminan sikap hidup bangsa dan
penentu perkembangan bangsa. Hal ini tentunya menjadi perhatian yang luas bagi setiap
orang untuk meletakkan posisi anak sebagai suatu insan yang harus diperhatikan dan
mendapa segala kebutuhan yang sesuai dengan anak tersebut.
Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia dan undang-undang
nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (selanjutnya disebut undang-undang
nomor 23 tahun 2004) tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (PKDRT),
kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadapa seseorang terutama
perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologi, atau penelantaran rumah tangga dan termasuk juga hilangnya kemampuan
untuk bertidak, rasa tidak percaya, atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Peraturan
perundang-undangn tersebut mengatur tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban
tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
Manusia merupakan makhluk sosial di muka bumi ini. Kodrat manusia di
lahirkan ke dunia selalu memiliki kecenderungan untuk hidupbersam dengan manusia
yang lainnya. Maksud hidup bersama disini yaitu di mulai dengan adanya sebuah
pernikahan untuk membina sebuah keluarga. Keluarga adalah dua individu tergabung
karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan dan saling berintraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing.
Masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu bentuk kejahatan yang
melecehkan harkat kemanusiaan seseorang, dan dapat dikatagorikan sebagai bentuk
kejahatan melawan hukum kemanusiaan. Akan tetapi, tidak semua kejahatan
mengandung unsur-unsur kekerasan. Dan tidak semua tindakan kekerasan bisa dikatakan
sebagai komponen sebuah kejahatan.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) termasuk ke dalam pelnggaran hak asasi
manusia dan kesejahtraan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Kekerasan dalam
rumah tangga mengandung sesuatu yang spesifik atau khusus. Khususnya tersebut
terdapat pada hubungan antara pelaku dan korban, yaitu hubungan sebuah kekeluargaan.
Kekerasan dalam rumah tangga dapat menimpa siapa saja termasuk, suami, istri dan anak.
Kebanyakan korban kekerasan dalam rumah tangga adalah istri, sehingga sangat
berpengaruh akan kurangannya keharmonisan dalam hubungan kekeluargaan.
Kekerasaan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami perempuan juga berlapis-
lapis artinya bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh permpuan dapat
lebih dari satu bentuk kekerasan baik secara fisik, psikologis, seksual dan ekonomi. Maka
kekerasan dalam rumah tangga merupakan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan yang berujung kurang baik sehingga menimbulkan kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis.
Keutuhan dan kerukunan dalam rumah tangga dapat tergangu jika kualitas dan
pengendalian diri tidak dapat terkontrol dengan baik, sehingga pada akhirnnya dapat
terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan berujung timbulnnya ketidakamanan atau
ketidakadilan terhadap orang yang berada dalam lingkup rumah tangga tersebut.
Alasan saya mengambil judul ini karena masih banyaknya kasus-kasus kekerasan
serta pelecehan seksual yang korbanya mayoritas adalah anak-anak di bawah umur dan
untuk mengetahui tentang apa saja yang menjadi faktor utama penyebab terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada anak-anak di bawah umur, sehingga
membuat mental anak menjadi tergangu.
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)?
b) Bagaimana Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga?
c) Bagaimana Dampak Kekerasan Yang Di Alamai Anak Dalam Kekerasan Rumah
Tangga?

C. Tujuan Masalah
a) Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(Kdrt)
b) Untuk Mengetahui Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga
c) Untuk Mengetahui Dampak Dari Kekerasan Dalam Rumah Tngga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap demonstrasi terhadap
seseorang, terutama seorang wanita, yang mengakibatkan keputusasaan fisik, seksual,
mental atau bertahan dan mengabaikan keluarga termasuk bahaya untuk melakukan
tindakan, tekanan atau kesulitan yang ilegal di dalam keluarga. Perilaku agresif di rumah
dapat berupa kebiadaban yang sebenarnya, kebrutalan mental, kekejaman seksual atau
pengabaian keluarga, namun pada umumnya individu merasa bahwa perilaku kasar di
rumah hanyalah kekejaman yang sebenarnya. Perilaku kasar di rumah adalah keanehan
sosial yang telah berlangsung cukup lama di keluarga tersebut.
Menurut UU no. 23 tahun 2002 tentang jaminan anak-anak, bahwa setiap anak selama
dalam pengawasan orang tua , wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab
untuk itu, mendapat hak istimewa untuk dilindungi dari perlakuan: pemisahan,
perselingkuhan, keduanya. moneter dan seksual, pengabaian, kekerasan , kekejaman, dan
pelecehan. , perbuatan kurang menyenagkan dan penyalahgunaan lainnya. Jika orang tua,
atau wali anak melakukan semua jenis perlakuan seperti yang disinggung di bagian 1,
pelakunya tergantung pada hukuman yang lebih berat. 1
Perilaku agresif di rumah adalah setiap demonstrasi yang diajukan oleh individu atau
orang-orang terhadap orang lain yang mengakibatkan atau mungkin akan mengakibatkan
kerusakan fisik, seksual, dan mental atau bertahan lama, termasuk bahaya demonstrasi
tertentu, tekanan atau kesulitan kebebasan. atau penyembunyian uang. , yang terjadi di
dalam keluarga.
Dengan cara ini, kebrutalan dicirikan sebagai demonstrasi yang mengharapkan untuk
menyakiti seseorang atau merusak properti. Untuk situasi ini, semua jenis bahaya,
penghinaan, kata-kata kasar yang diucapkan yang tak henti-hentinya juga diartikan
2
sebagai demonstrasi kebrutalan. Dengan cara ini kekerasan dicirikan sebagai
pemanfaatan kekuatan nyata untuk menyakiti individu atau untuk merusak produk, dan
lebih jauh lagi memasukkan bahaya paksaan terhadap peluang individu.

1
Anonim Tentang Perlindungan Anak, (Jakarta:Asa Mandiri 2008), hal.3.
2
Purnianti, Apa Dan Bagaimana Kekerasan Dalam Keluarga, (Jakarta: kongres Wanita Indonesia (KOWANI),
2000), hlm.2.
1. Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT )
Terjadinya KDRT disebabkan oleh tidak adanya spirit keagamaan yang tercermin dari
kebaikan orang tua dan orang dewasa dalam sebuah keluarga yang ingin menjalankan
kewajiban agama, menjauhi hal-hal yang ingkar, menghindari dosa, memberikan
kedamaian. , perhatian dan kasih sayang. kepada anak-anak, serta menanamkan benih-
benih keimanan dan ketaqwaan dalam jiwa anak. Faktor-faktor teoritis dan empiris yang
menyebabkan terjadinya KDRT antara lain: 3

a. Secara teoritis
Maksudnya adalah faktor-faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan dalam rumah
tangga dikategorikan berdasarkan teori para ahli. Membatasi cakupan KDRT pada Child
Abuse (kekerasan terhadap anak) dan wife abuse (kekerasan terhadap istri) sebagai
korban, namun secara umum pola tindak kekerasan terhadap anak dan istri sebenarnya
sama.

b. Secara empiris,
unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya perilaku kasar di rumah adalah unsur-
unsur yang menyebabkan terjadinya perilaku agresif di rumah tergantung pada
pengalaman, terutama yang diperoleh dari tes penemuan atau persepsi yang telah dibuat.
Masalah perilaku kasar di rumah sama sekali bukan masalah lain, namun tetap asli
sepanjang waktu dan tidak hilang, sejujurnya itu menunjukkan pola yang berkembang.
Untuk mengungkap contoh perilaku agresif di rumah tidak begitu alami seperti
membalikkan tangan.
Masih banyak kasus yang sengaja ditutup-tutupi hanya karena ketakutan paranoid
akan mempermalukan keluarga. Padahal demonstrasi kekejaman yang dilakukan disebut
perbuatan salah. Terhina untuk mengungkap kasus perilaku kasar di rumah karena rasa
malu keluarga, atau masalah dengan anak-anak dan sensasi masih cinta adalah hal yang
sering dirasakan oleh korban perilaku agresif di rumah di negeri ini.

3
Syaikh M. Jamaluddin Mafuzh, psikologi Anak Dan Remaja Muslim, hlm. 92.
B. Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)
Begitu banyak keganjilan dan aksi unjuk rasa kriminal terhadap anak muda
menjadi sorotan keras dari berbagai kalangan. Ini dianggap sebagai tanda lemahnya
instrumen hukum dan jaminan anak. Mengingat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 Pasal 20 tentang Pengamanan Anak, maka yang wajib dan bertanggung jawab
atas terselenggaranya asuransi anak adalah negara, pemerintah, daerah setempat,
keluarga dan wali.

Pasal 21 dan 25 undang-undang ini juga mengatur lebih lanjut tentang asuransi
dan kewajiban anak. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga pada Pasal 2, sejauh mana pasal ini
juga memasukkan keberadaan anak untuk dilindungi dari perilaku agresif di rumah.
Asuransi yang sah untuk anak-anak juga diatur dalam undang-undang tentang jaminan
saksi dan korban. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 dalam Pasal 5 ayat 1 huruf
a, secara khusus pengamat atau korban mempunyai pilihan: memperoleh jaminan atas
kesejahteraan dirinya, keluarga, dan harta bendanya, serta dibebaskan dari bahaya
yang ditandai dengan pernyataan bahwa ditakdirkan untuk menjadi, sedang, atau telah
diberikan.

Dalam keseluruhan pengaturan artikel ini, diklarifikasi tentang keluarga dan


anak menjadi satu bagian. Instrumen sah di atas merupakan bukti bahwa hukum di
Indonesia menitikberatkan pada keberadaan anak muda. Hal yang perlu dilihat
kembali untuk Mencegah kekejaman terhadap anak adalah aturan penjaminan anak.
Pedoman tidak berpisah, aturan kesejahteraan anak, aturan hak untuk hidup,
ketahanan dan peningkatan anak, dan standar tentang perspektif anak4.

Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Perlindungan Anak Undang-Undang Jaminan


anak adalah gerakan dari segala jenis untuk memastikan dan mengamankan anak-anak
dan kebebasan mereka sehingga mereka dapat hidup, berkembang dan berkreasi, dan
mengambil minat secara ideal sesuai dengan kemuliaan manusia dan jaminan dari
kebiadaban dan pemisahan.

4
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara Norma
Dan Realita, Cetakan Pertama, Edisi pertama, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta, h. 122.
Mengamankan anak-anak dan hak-hak istimewa mereka sehingga mereka
dapat hidup, berkembang, berkreasi, dan mengambil minat secara ideal sesuai dengan
kebanggaan dan kemuliaan manusia, dan mendapatkan jaminan dari pemisahan yang
kejam. 21 hingga 24 untuk lebih spesifik:

1) Menghormati dan memastikan kebebasan umum setiap anak dengan sedikit


mengindahkan kebangsaan, agama, ras, kelas, jenis kelamin, identitas, budaya dan
bahasa, status anak yang sah, pengenalan anak pada permintaan dunia dan fisik dan
tambahan keadaan pikiran; 2) Memberikan dukungan untuk kantor dan kerangka kerja
dalam pelaksanaan jaminan anak;3) Menjamin asuransi, pemeliharaan, dan bantuan
pemerintah untuk anak-anak dengan mempertimbangkan kebebasan dan komitmen
wali, penjaga, atau orang lain yang pada umumnya bertanggung jawab atas anak-anak
dan mengawasi pelaksanaan jaminan anak; 4) Memastikan anak-anak mempraktikkan
hak mereka untuk menawarkan sudut pandang sesuai usia dan tingkat wawasan anak

C. Dampak Kekerasan Yang Di Alamai Anak Dalam Kekerasan Rumah Tangga


1. Menumpulkan hati nurani
a. Menahan kemajuan etika anak muda
b. Menyebabkan anak muda melakukan kebrutalan secara berlebihan
c. Peningkatan perilaku tunggakan
d. Memenuhi anak-anak untuk mencemooh dan menganiaya yang tidak berdaya
2. Membuat anak-anak terlibat dengan demonstrasi kriminal
a. Akan lebih sering daripada tidak menjaga mentalitas kekejaman untuk mengajar
orang-orang berikut, di bawah penampilan disiplin.
b. Memasuki ruang kerja yang termasuk melakukan kebiadaban Mudah diterima
atau menyerah pada publisitas yang disengaja, seperti para penganut
hitler,milosevic, stalin.
c. Persetujuan yang tidak perlu kepada perintis (merajalela), namun akan
menyalahgunakan yang tidak berdaya.
3. Membuat anak-anak suka melakukan ketakutan dan bahaya
4. Menjadikan anak kelas dua atau di bawah standar
5. Menyebabkan masalah perilaku seksual. 5

5
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak., hlm. 103
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap demonstrasi terhadap
seseorang, terutama seorang wanita, yang mengakibatkan keputusasaan fisik, seksual,
mental atau bertahan dan mengabaikan keluarga termasuk bahaya untuk melakukan
tindakan, tekanan atau kesulitan yang ilegal di dalam keluarga. Perilaku agresif di
rumah dapat berupa kebiadaban yang sebenarnya, kebrutalan mental, kekejaman
seksual atau pengabaian keluarga, namun pada umumnya individu merasa bahwa
perilaku kasar di rumah hanyalah kekejaman yang sebenarnya.
2. Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 20 tentang Pengamanan Anak, maka
yang wajib dan bertanggung jawab atas terselenggaranya asuransi anak adalah negara,
pemerintah, daerah setempat, keluarga dan wali.
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Perlindungan Anak Undang-Undang Jaminan anak
adalah gerakan dari segala jenis untuk memastikan dan mengamankan anak-anak dan
kebebasan mereka sehingga mereka dapat hidup, berkembang dan berkreasi, dan
mengambil minat secara ideal sesuai dengan kemuliaan manusia dan jaminan dari
kebiadaban dan pemisahan.
3. Dampak Kekerasan Yang Di Alamai Anak Dalam Kekerasan Rumah Tangga
a) Menumpulkan hati nurani
b) Membuat anak-anak terlibat dengan demonstrasi kriminal
c) Membuat anak-anak suka melakukan ketakutan dan bahaya
d) Menjadikan anak kelas dua atau di bawah standar
e) Menyebabkan masalah perilaku seksual.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perlindungan anak terhadap kekerasan dalam
rumah tangga, maka penulis membrikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebgai
bahan pertimbangan dan masukan untuk pihak-pihak yang terkai, yakni:
1. Kepada orang tua: seharusnya dalam mendidik anak dalam keluarga harus
menyayangi, tidak menggunakan kekejaman, terutama kekejaman yang nyata karena
akan berakibat tidak berguna bagi kemajuan anak.
2. Kepada anak-anak: anak-anak harus seharusnya berbakti, tunduk, dan setia kepada
orangtua agar orang tua tidak melakukan kekejaman kepada mereka.
Daftar Pustaka
Anonim Tentang Perlindungan Anak, (Jakarta:Asa Mandiri 2008), hal.3.
Purnianti, Apa Dan Bagaimana Kekerasan Dalam Keluarga, (Jakarta: kongres Wanita
Indonesia (KOWANI), 2000), hlm.2.
Syaikh M. Jamaluddin Mafuzh, psikologi Anak Dan Remaja Muslim, hlm. 92.
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban
Kejahatan Antara Norma Dan Realita, Cetakan Pertama, Edisi pertama, PT Raja
Grafindo Utama, Jakarta, h. 122.
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak., hlm. 103

Anda mungkin juga menyukai