DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS SYARIAH
Segala pui dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karuniannya
sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Analisis
Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt)”
Syahlawat serta salam untuk nabi besar muhamad SAW, yang telah berjuang untuk
menyampaikan ajaran islam sehingga umat islam mendaptkan petunjuk ke jalanyang
lurus baik di dunia maupun di akhirat.
Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
metodologi penelitian. Dalam proses penyusunan proposal ini, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa prposal ini jauh dari sempurna kerena keterbatasan,
dan wawasan ilmu pengetahuan, namun penulis berharap semoga Proposal ini
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan bahan pembelajaran.
Wasasalammualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan Masalah
a) Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(Kdrt)
b) Untuk Mengetahui Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga
c) Untuk Mengetahui Dampak Dari Kekerasan Dalam Rumah Tngga
BAB II
PEMBAHASAN
1
Anonim Tentang Perlindungan Anak, (Jakarta:Asa Mandiri 2008), hal.3.
2
Purnianti, Apa Dan Bagaimana Kekerasan Dalam Keluarga, (Jakarta: kongres Wanita Indonesia (KOWANI),
2000), hlm.2.
1. Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT )
Terjadinya KDRT disebabkan oleh tidak adanya spirit keagamaan yang tercermin dari
kebaikan orang tua dan orang dewasa dalam sebuah keluarga yang ingin menjalankan
kewajiban agama, menjauhi hal-hal yang ingkar, menghindari dosa, memberikan
kedamaian. , perhatian dan kasih sayang. kepada anak-anak, serta menanamkan benih-
benih keimanan dan ketaqwaan dalam jiwa anak. Faktor-faktor teoritis dan empiris yang
menyebabkan terjadinya KDRT antara lain: 3
a. Secara teoritis
Maksudnya adalah faktor-faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan dalam rumah
tangga dikategorikan berdasarkan teori para ahli. Membatasi cakupan KDRT pada Child
Abuse (kekerasan terhadap anak) dan wife abuse (kekerasan terhadap istri) sebagai
korban, namun secara umum pola tindak kekerasan terhadap anak dan istri sebenarnya
sama.
b. Secara empiris,
unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya perilaku kasar di rumah adalah unsur-
unsur yang menyebabkan terjadinya perilaku agresif di rumah tergantung pada
pengalaman, terutama yang diperoleh dari tes penemuan atau persepsi yang telah dibuat.
Masalah perilaku kasar di rumah sama sekali bukan masalah lain, namun tetap asli
sepanjang waktu dan tidak hilang, sejujurnya itu menunjukkan pola yang berkembang.
Untuk mengungkap contoh perilaku agresif di rumah tidak begitu alami seperti
membalikkan tangan.
Masih banyak kasus yang sengaja ditutup-tutupi hanya karena ketakutan paranoid
akan mempermalukan keluarga. Padahal demonstrasi kekejaman yang dilakukan disebut
perbuatan salah. Terhina untuk mengungkap kasus perilaku kasar di rumah karena rasa
malu keluarga, atau masalah dengan anak-anak dan sensasi masih cinta adalah hal yang
sering dirasakan oleh korban perilaku agresif di rumah di negeri ini.
3
Syaikh M. Jamaluddin Mafuzh, psikologi Anak Dan Remaja Muslim, hlm. 92.
B. Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)
Begitu banyak keganjilan dan aksi unjuk rasa kriminal terhadap anak muda
menjadi sorotan keras dari berbagai kalangan. Ini dianggap sebagai tanda lemahnya
instrumen hukum dan jaminan anak. Mengingat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 Pasal 20 tentang Pengamanan Anak, maka yang wajib dan bertanggung jawab
atas terselenggaranya asuransi anak adalah negara, pemerintah, daerah setempat,
keluarga dan wali.
Pasal 21 dan 25 undang-undang ini juga mengatur lebih lanjut tentang asuransi
dan kewajiban anak. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga pada Pasal 2, sejauh mana pasal ini
juga memasukkan keberadaan anak untuk dilindungi dari perilaku agresif di rumah.
Asuransi yang sah untuk anak-anak juga diatur dalam undang-undang tentang jaminan
saksi dan korban. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 dalam Pasal 5 ayat 1 huruf
a, secara khusus pengamat atau korban mempunyai pilihan: memperoleh jaminan atas
kesejahteraan dirinya, keluarga, dan harta bendanya, serta dibebaskan dari bahaya
yang ditandai dengan pernyataan bahwa ditakdirkan untuk menjadi, sedang, atau telah
diberikan.
4
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara Norma
Dan Realita, Cetakan Pertama, Edisi pertama, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta, h. 122.
Mengamankan anak-anak dan hak-hak istimewa mereka sehingga mereka
dapat hidup, berkembang, berkreasi, dan mengambil minat secara ideal sesuai dengan
kebanggaan dan kemuliaan manusia, dan mendapatkan jaminan dari pemisahan yang
kejam. 21 hingga 24 untuk lebih spesifik:
5
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak., hlm. 103
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap demonstrasi terhadap
seseorang, terutama seorang wanita, yang mengakibatkan keputusasaan fisik, seksual,
mental atau bertahan dan mengabaikan keluarga termasuk bahaya untuk melakukan
tindakan, tekanan atau kesulitan yang ilegal di dalam keluarga. Perilaku agresif di
rumah dapat berupa kebiadaban yang sebenarnya, kebrutalan mental, kekejaman
seksual atau pengabaian keluarga, namun pada umumnya individu merasa bahwa
perilaku kasar di rumah hanyalah kekejaman yang sebenarnya.
2. Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 20 tentang Pengamanan Anak, maka
yang wajib dan bertanggung jawab atas terselenggaranya asuransi anak adalah negara,
pemerintah, daerah setempat, keluarga dan wali.
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Perlindungan Anak Undang-Undang Jaminan anak
adalah gerakan dari segala jenis untuk memastikan dan mengamankan anak-anak dan
kebebasan mereka sehingga mereka dapat hidup, berkembang dan berkreasi, dan
mengambil minat secara ideal sesuai dengan kemuliaan manusia dan jaminan dari
kebiadaban dan pemisahan.
3. Dampak Kekerasan Yang Di Alamai Anak Dalam Kekerasan Rumah Tangga
a) Menumpulkan hati nurani
b) Membuat anak-anak terlibat dengan demonstrasi kriminal
c) Membuat anak-anak suka melakukan ketakutan dan bahaya
d) Menjadikan anak kelas dua atau di bawah standar
e) Menyebabkan masalah perilaku seksual.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perlindungan anak terhadap kekerasan dalam
rumah tangga, maka penulis membrikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebgai
bahan pertimbangan dan masukan untuk pihak-pihak yang terkai, yakni:
1. Kepada orang tua: seharusnya dalam mendidik anak dalam keluarga harus
menyayangi, tidak menggunakan kekejaman, terutama kekejaman yang nyata karena
akan berakibat tidak berguna bagi kemajuan anak.
2. Kepada anak-anak: anak-anak harus seharusnya berbakti, tunduk, dan setia kepada
orangtua agar orang tua tidak melakukan kekejaman kepada mereka.
Daftar Pustaka
Anonim Tentang Perlindungan Anak, (Jakarta:Asa Mandiri 2008), hal.3.
Purnianti, Apa Dan Bagaimana Kekerasan Dalam Keluarga, (Jakarta: kongres Wanita
Indonesia (KOWANI), 2000), hlm.2.
Syaikh M. Jamaluddin Mafuzh, psikologi Anak Dan Remaja Muslim, hlm. 92.
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban
Kejahatan Antara Norma Dan Realita, Cetakan Pertama, Edisi pertama, PT Raja
Grafindo Utama, Jakarta, h. 122.
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak., hlm. 103