Anda di halaman 1dari 4

THE MARKET PORTFOLIO

A. Definisi Portofolio Pasar (the market portfolio)


Portofolio pasar (market portfolio) adalah istilah dari teori portofolio yang mengacu pada
seluruh rangkaian aset yang dapat diinvestasikan seperti saham dan obligasi nyata,
koleksi real, uang tunai, komoditas, reksadana, setara kas, dan semua instrumen investasi
yang diperdagangkan di bursa. Arti portofolio dalam investasi bisa berupa real estate,
barang seni, emas, dan bentuk penanaman modal lainnya yang diharapkan bisa
mendatangkan keuntungan di masa mendatang. Sebagai pengganti portofolio, bobot
didasarkan pada nilai pasar atau kapitalisasi.
B. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Untuk membentuk portofolio yang efisien kita harus memahami kecenderungan investor
dalam pengambilan keputusan investasi yang akan dibuatnya. Asumsi paling umum
adalah bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse) dan menginginkan
return setinggi-tingginya. Artinya adalah ketika investor dihadapkan pada dua pilihan
investasi dengan return sama namun risikonya berbeda, investor cenderung memilih
investasi yang risikonya lebih rendah. Sedangkan portofolio optimal merupakan
portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan portofolio efisien. Hal ini
sangat dipengaruhi preferensi investor terhadap return yang diinginkannya dan risiko
yang mau ditanggungnya.
C. Disversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa,
sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang
dihasilkan (return). Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor
dalam berinvestasi. Dengan banyak portofolio lewat diversifikasi, tentunya investor bisa
meminimalkan risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya.
Sebagai contoh, apabila seorang investor meletakan seluruh dananya untuk membeli satu
jenis saham, maka ada risiko di mana ia akan kehilangan semua dana tersebut apabila
harga saham tersebut ambruk. Itu sebabnya, seorang investor dengan jam terbang tinggi
akan menempatkan pada banyak portofolio saham, termasuk kemungkinan menempatkan
investasinya pada portofolio lainnya di luar saham seperti obligasi. Tak hanya di pasar
modal, diversifikasi portofolio juga berlaku untuk pasar komoditas, investasi properti,
valas, dan sebagainya.
Fungsi diversifikasi portofolio adalah meminimalkan kerugian. Karena kemungkinan
kehilangan uang yang sudah diinvestasikan baik sebagian atau seluruhnya bisa diperkecil.
Sehingga jika investor ingin melakukan investasi, maka janganlah berinvestasi pada satu
instrumen saja. Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam diversifikasi
portofolio, yaitu pastikan bahwa portofolio investasi sesuai dengan profil risiko, tentukan
alokasi dana investasi, jeli memilih portofolio investasi, dan rutin melakukan
penyesuaian.
D. Proses Evaluasi Kinerja Investasi
Evaluasi kinerja portofolio merupakan tahapan terakhir dari proses manajemen investasi,
dimana evaluasi kinerja portofolio untuk mengetahui apakah kinerja portofolio yang telah
dibentuk sudah mampu memenuhi tujuan investasi yang ingin dicapai investor (mampu
memberikan tingkat return yang relatif lebih tinggi dibanding return portofolio lainnya,
sesuai dengan tingkat risiko yang ditanggung investor).
Dalam tahap evaluasi, investor melakukan penilaian terhadap kinerja (performance)
portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang
ditanggung. Dalam evaluasi kinerja portofolio terdapat dua tugas utama: (1) Menentukan
apakah kinerja superior atau inferior; (2) Menentukan apakah kinerja disebabkan oleh
keahlian atau keberuntungan.
Proses untuk mengevaluasi kinerja portofolio ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Tingkat risiko: evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada ukuran yang bersifat
risk-adjusted, artinya bahwa pengukuran kinerja portofolio tidak hanya dilihat dari
besarnya return portofolio saja, tetapi juga harus memperhatikan besarnya risiko yang
harus ditanggung untuk memperoleh return tersebut.
2) Periode waktu: dalam mengevaluasi kinerja portofolio perlu memperhatikan faktor
waktu yang digunakan untuk memperoleh return, apakah masing-masing portofolio
yang dievaluasi mempunyai waktu yang sama atau berlainan.
3) Penggunaan tolok ukur (bechmark) yang sesuai: dalam mengevaluasi kinerja
portofolio perlu adanya tolok ukur (membandingkan kinerja portofolio dengan
alternatif portofolio lain yang relevan).
4) Tujuan investasi: evaluasi kinerja portofolio perlu memperhatikan tujuan investor,
karena dengan tujuan yang berbeda dari investor akan mempengaruhi kinerja
portofolio. Misalnya jika satu investor menginginkan dana yang diinvestasikan cepat
kembali, investor lain menginginkan dananya berkembang. Kedua investor dengan
tujuan yang berbeda tersebut akan mempengaruhi portofolio yang dibentuk dan
kinerjanya.
E. Pengukuran Kinerja Investasi
Kinerja portofolio adalah suatu ukuran tingkat pencapaian keuntungan atau kerugian
yang diperoleh dari suatu portofolio yang diukur dengan memasukkan faktor risiko.
Pengukuran kinerja portofolio investasi berhubungan dengan dua persoalan mendasar,
yaitu penentuan apakah manajer investasi mampu menambah nilai tertentu terhadap
portofolio investasi. Portofolio investasi yang dibentuk dibandingkan dengan investasi
pembanding (benchmark) dan penentuan perhitungan tingkat pengembalian.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai sebagai pendekatan dalam pengukuran kinerja
portofolio investasi yaitu:
1) Indeks Sharpe
Indeks Sharpe mengevaluasi portofolio investasi berdasarkan tingkat imbal hasil (rate
of return) dan diversifi kasi (seperti mempertimbangkan risiko portofolio total
sebagaimana diukur dengan standar devisiasi pada denominatornya). Oleh karena itu
indeks Sharpe lebih sesuai untuk portofolio yang terdiversifi kasi dengan baik, karena
lebih akurat memperhitungkan risiko portofolio.
2) Indeks Treynor
Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack
Treynor dan indeks ini sering disebut juga dengan Reward-to-Volatility Ratio
(RVOL). RVOL adalah ukuran kinerja yang disesuaikan risiko dengan menggunakan
Security Market Line (SML) expost untuk membentuk tolok ukur evaluasi kinerja.
Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifi kasi
dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (beta).
3) Indeks Jensen
Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return
actual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan, jika
portofolio tersebut berapa pada garis pasar modal. Dengan kata lain indeks Jensen ini
didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (SML) yang merupakan garis yang
menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko.

Anda mungkin juga menyukai