Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode.
Istilah lain dari alat dalam pendidikan adalah media pendidikan. Seperti Audio
Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasarana pendidikan dan lain
sebagainya.1 Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi, karena itu
kegiatan belajar mengajar merupakan suatu bentuk komunikasi tersendiri, yaitu
tempat murid dan guru bertukar pikiran baik melalui tulisan, cerita, contoh, tauladan,
maupun lingkungan sekitar.Oleh sebab itu, untuk mewujudkan efektifitas situasi
belajar mengajar sangat dibutuhkan pemakaian alat peraga/ media yg sesuai dengan
bahan pelajaran yg disajikan kepada anak didik.

Adapun alat peraga yg dimaksud dalam penulisan ini adalah alat peraga dalam
proses belajar mengajar yg merupakan hal yg sangat penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar mengajar yg efektif dan menyenangkan. Dengan
menggunakan alat peraga saat pembelajaran itu mungkin akan membantu peserta
didik untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran yg sedang disampaikan
guru di depan kelas. Selain itu alat peraga juga berguna sebagai alat bantu dalam
mengajar yg efektif dan menyenangkan, dalam garis besarnya memiliki faedah atau
nilai sebagai berikut:

1. Membantu kegiatan belajar peserta didik.


2. Membuat waktu belajar menjadi lebih ekonomis.
3. Supaya hasil belajar lebih permanen atau lebih mudah diingat oleh peserta
didik.
4. Membantu anak didik yg ketinggalan dalam pembelajaran lebih mudah
menyeimbangi temannya yg lain.

1
Zakiah Daradjat, Dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Ed. 1, Cet. 8, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Hlm. 80.

1
2

5. Memberikan alasan yg wajar untuk belajar karena membangkitkan minat


perhatian (motivasi) aktivitas pada peserta didik.
6. Memberikan pemahaman yg lebih tepat dan jelas.2

Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa alat peraga atau media
sangat berperan penting dalam pembelajaran, maka penggunaan alat peraga
merupakan keharusan, karena sangat membantu kelancaran proses belajar
mengajar di kelas, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Studi ini berkaitan dengan pengaruh kreativitas guru Pendidikan Agama Islam
dalam menggunakan alat peraga atau media terhadap hasil belajar. Untuk dapat
memahami pelajaran Agama Islam dengan benar, maka seorang guru harus kreatif
dalam menggunakan alat peraga yg sesuai dengan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.

Dalam bahasa sehari-hari sering kita dengar kata kreasi, seperti designer
K, kreasi pemahat Y dan selanjutnya yg dapat diartikan “ciptaan”. Jadi, kreativitas
dapat diterjemahkan dengan “daya cipta”. Masyarakat luas akan sependapat
dengan devenisi yg terdapat dalam sebuah kamus yg mengatakan kreativitas
adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yg baru dengan jalan
mempergunakan daya khayal, fantasi, atau imajinasi. Menurut para pandangan
pendidik, kreativitas itu seperti dirumuskan oleh “The Dictionary of Educarion”
sebagai berikut:

“creativity is a quality thought to me make up of associative and


ideational fluency, originality, adopty and spontaneous flexibility, and the
ability to make logical evaluations.”3

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya


merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitudo maupun non

2
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000). Hlm. 98-99.
3
Balnadi Sutadipura, Aneka Problema Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1985). Hlm. 101-102.
3

aptitudo, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal yang sudah ada
yang semuanya itu relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya.4

Alat peraga/media dalam pendidikan Islam dan pengajaran agama sangat


penting sekali, karena dengan demikian anak-anak akan lebih jelas dan lebih
paham tentang apa yang dimaksud sehingga dengan demikian akan meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Tapi hal yang perlu diingat oleh para guru agama Islam
ialah bahwa tidak semua masalah itu dapat diperagakan seperti tentang malaikat,
hari kiamat, surga, neraka dan sebagainya. Hal ini sangat sulit untuk diperagakan,
oleh sebab itu guru agama Islam harus pandai memilih masalah dalam
penggunaan alat peraga/media.

Penggunaan alat peraga/media sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor


pengajaran itu sendiri, guru, pengajaran, keadaan siswa, tujuan yang akan dicapai,
waktu berlangsungnya pelajaran dan alat peraga/media itu sendiri. Namun secara
umum pemakaian alat peraga/media mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis


(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, separti
misalnya:
a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,
gambar, film atau model.
b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film atau gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat
dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
4
Roni Akbar Hawadi, Dkk,. Kreativitas, (Jakarta: Grasindo, 2001). Hlm. 4.
4

disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.


f) Konsep yang terluas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar dan lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar.
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru banyak mengalami kesulitan bila mana semua itu harus diatasi
sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a) Memberikan perangsang yang sama.
b) Mempersamakan pengalaman.
c) Menimbulkan persepsi yang sama.5

Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa alat peraga/media dalam


pendidikan Islam dan pengajaran agama sangat penting sekali, karena dengan
demikian anak-anak akan lebih jelas dan lebih paham tentang apa yang
dimaksud. Maka guru agama Islam dalam hal ini dituntut untuk kreatif
menggunakan alat peraga/media sehingga dengan guru yang kreatif

5
Arief S. Sadiman, Dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya),
Ed. 1, Cet. 15, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). Hlm. 17-18.
5

menggunakan alat peraga/media maka anak didik sangat bergairah untuk


mengikuti pelajaran, itu akan nampak tanpa ada kebersamaan.
Di SMPN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman guru pendidikan
agama Islam sudah belajar dan memahami cara menggunakan alat
peraga/media dan manfaat alat peraga/media itu sendiri dan mereka
mempunyai alat peraga/media pembelajaran agama Islam tersebut, seperti:
perlengkapan shalat, bak air untuk berwudhu, patung boneka untuk
penyelenggaraan jenazah, kain kafan, tape recorder, televisi, vcd, laptop dan
sebagainya. Dan mereka seharusnya menggunakan alat peraga/media itu sesuai
dengan bahan pelajaran agama Islam. Akan tetapi dalam kenyataannya guru
pendidikan agama Islam di SMPN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman
belum kreatif dalam menggunakan alat peraga/media pada proses
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan awal (studi pendahuluan) penulis menemukan
gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak ada ide-ide/gagasan baru dari guru dalam menggunakan alat
peraga/media.
2. Tidak ada teknik baru oleh guru dalam menggunakan alat
peraga/media.

3. Tidak ada variasi guru dalam menggunakan alat peraga/media.

4. Guru menggunakan alat peraga tidak bergantian dengan alat


peraga/media lainnya.
5. Siswa terlihat bosan dengan alat peraga/media yang digunakan
guru pada saat mengajar.
6. Nilai siswapun tidak menunjukkan adanya peningkatan dari
sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
6

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas


bahwa persoalan pokok kajian ini adalah kreativitas guru agama Islam dalam
menggunakan alat peraga. Berdasarkan persoalan yang mengitari kajian ini penulis
menemukan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kreativitas guru dalam menggunakan alat peraga
terhadap hasil belajar siswa?.
2. Bagaimanakah pemahaman dan penguasaan guru dalam menggunakan
alat peraga?.
3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kurangnya kreativitas guru
menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran?.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kreativitas guru pendidikan
agama Islam dalam menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar
siswa di SMPN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman dan penguasaan guru
dalam menggunakan alat peraga di SMPN 1 Lubuk Sikaping
Kabupaten Pasaman.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan
kurangnya kreativitas guru menggunakan alat peraga dalam proses
pembelajaran di SMPN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman.

D. Manfaat Penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai informasi bagi SMPN 1 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman


tentang pengaruh kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam
menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar siswa, juga sebagai
informasi kepada guru pendidikan agama Islam tentang pengaruh
7

kreativitas dalam menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar


siswa.
2. Sebagai informasi bagi jurusan Pendidikan Agama Islam STAI-YDI
Lubuk Sikaping tentang pengaruh kreativitas guru agama Islam dalam
menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar siswa.
3. Pengembangan wawasan keilmuan penulis dalam bidang pendidikan
Islam dan yang berkaitan dengan penulisan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai