Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

UJI KEBOCORAN SINAR X INDUSTRI

Disusun oleh:

Nama : ANANG SUHARDI


NIM : 031900007

Prodi/Angkatan : Elektro Mekanika / 2019

JURUSAN TEKNO FISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTROMEKANIKA
POLITEKNIK NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI
NASIONAL YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemanfaatan radiasi telah berkembang di berbagai bidang, baik dalam bidang riset
& penelitihan, energy, industry serta bidang kesehatan. Salah satu pemanfaatan readiasi
dalam bidang kesehatan adalah penggunaan pesawat pembangkit radiasi untuk
keperluan diagnostic. Tentunya dalam pemanfaatan pembangkit radiasi tersebut
terdapat potensi bahaya radiasi khususnya bahaya radiasi eksterna. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya proteksi radiasi untuk mamastikan bahwa pemanfaatannya
masih aman dan memenuhi batasan keselamatan yang di izinkan.

B. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan dapat memahami dan melakukan
pengujian kebocoran radiasi pesawat Sinar-X.

Secara khusus peserta mampu:


1. Menyebutkan definisi kebocoran pesawat Sinar-X
2. Menyebutkan batas yang diperbolehkan untuk kebocoran pesawat sinar-X
3. Menjelaskan metoda pengujian kebocoran radiasi sinar-X 4. Melaksanakan
pengukuran kebocoran pesawat sinar-X
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DASAR TEORI
Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1
meter dari focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus tabung maksimum. Kriteria
kebocoran rumah tabung berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu
untuk kelompok medis dan kelompok non-medis. Radiografi industri termasuk
kelompok non- medis. Berdasarkan kriteria ini, radiasi bocor rumah tabung pada jarak
1 meter dari focal spot tidak lebih dari 1 R/jam bila tabung dioperasikan pada tiap mA
dan tegangan kerja yang telah dispesifikasikan atau kondisi maksimum. Penentuan
tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pengukuran laju dosis radiasi
pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung ditutup dengan
bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil harga rata-rata pada
daerah seluas 100 cm2 . Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan
surveimeter, sebaiknya yang bisa mengukur paparan radiasi secara kumulatif dalam
selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi tegangan kerja dan arus
maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu, lama
pengoperasian pesawat sinar-X harus diperhatikan berdasarkan kemampuan system
pendinginnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x

B. ALAT DAN BAHAN


1. Monitor perorangan (film badge dan dosimeter saku)
2. Tanda radiasi dan tali kuning
3. Pesawat sinar-X
4. Surveimeter (minimum 2 buah)
5. Penutup jendela rumah tabung pesawat sinar-x.

C. LANGKAH KERJA
1. Gunakan dosimeter saku dan baca penunjukkan awal dosimeter tersebut
2. Gunakan monitor perorangan (film badge dan dosimeter saku)
3. Periksa surveimeter yang akan digunakan (baterai, sertfikat kalibrasi, respon dan
skalanya)
4. Surveimeter (mini dosimeter) yang akan digunakan untuk mengukur kebocoran
rumah tabung pesawat sinar-x, diatur pada mode “dose”
5. Pasang tali kuning dan tanda radiasi
6. Tutup jendela pesawat sinar-x
7. Nyalakan lampu tanda radiasi
8. Letakkan Surveimeter (mini dosimeter) pada jarak 1 meter dari focal spot
9. Atur arus dan tegangan pesawat sinar-x pada kedudukan maksimum
10. Atur waktu penyinaran
11. Operasikan pesawat sinar-x
12. Selama pesawat sinar-x sedang beroperasi, lakukan survey radiasi pada laju 3
μSv/jam (0,3 mR/jam) dan 10 μSv/jam (1 mR/jam). Geser posisi tanda radiasi sesuai
dengan hasil pengukuran. Setelah waktu penyinaran terpenuhi,
penyinaran akan berhenti secara otomatis
13. Ambil Surveimeter (minidosimeter) dan baca penunjukkannya, catat sebagai data
14. Matikan tanda radiasi
15. Kumpulkan tanda radiasi dan tempatkan ditempat yang telah disediakan.
16. Baca penunjukan dosimeter saku.
17. Matikan surveimeter.
BAB III
DATA DAN ANALISIS
a) Data Pengamatan

1. Background latar

No. Titik Laju Dosis


Tempat
1. A 0,03 mR/jam (Sebelum)
2. B 0,03 mR/jam (Sebelum)
3. C 0,03 mR/jam (Sebelum)
4. D 0,03 mR/jam (Sebelum)

2. Pengukuran Laju Dosis

No. Titik Waktu Laju Dosis Kv


Tempat
1. A 2 menit • 0,3 mR/Jam 150 Kv
• 0,3 mR/Jam
2. B 2 menit • 0,5 mR/Jam 150 Kv
• 0,6 mR/Jam
3. C 2 menit • 0,3 mR/Jam 150 Kv
• 0,4 mR/Jam
4. D 2 menit • 0,8 mR/Jam 150 Kv
• 0,2 mR/jam

Dosis Rate Posisi Sudut Laju Dosis


Samping kanan 900 0,15 mR/Jam
bawah 00 0,16 mR/Jam
Samping Kiri 1800 0,18 mR/Jam
Bawah 2700 0,12 mR/Jam

b) Data Analisis
1) Perhitungan faktor Kalibrasi dengan skala 1,01

A = 0,3 × 1,01
= 0,303
= 0,303 × 60
= 18,18 mR/Jam

B = 0,5 × 1,01 × 60
= 30,3 mR/Jam
= 0,6 × 1,01 × 60
= 36,36 mR/Jam

C = 0,3 × 1,01 × 60
= 18,18 mR/Jam
= 0,4 × 1,01 × 60
= 24,24 mR/Jam

D = 0,1 × 1,01 × 60
= 6,06 mR/Jam
= 0,2 × 1,01 × 60
= 12,12 mR/Jam

2) Perhitungan Laju Dosis dengan sudut

1002 0,16
00 = ×
902 2

= 0,099 mR/Jam

1002 0,12
2700 = ×
902 2

= 0,074 mR/Jam

1002 0,18
1800 = ×
1002 2

= 0,09 mR/Jam

1002 0,15
900 = ×
1002 2

= 0,075 mR/Jam
BAB IV

PENUTUP

A. Pembahasan

Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi kali ini berjudul “Uji Kebocoran Sinar-X
Industri” yang kami laksanakan secara offline di Laboratorium NDT Poltek Nuklir.
Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Menyebutkan definisi kebocoran pesawat Sinar-X


2. Menyebutkan batas yang diperbolehkan untuk kebocoran pesawat sinar-X
3. Menjelaskan metoda pengujian kebocoran radiasi sinar-X
4. Melaksanakan pengukuran kebocoran pesawat sinar-X

Defisini dari kebocoran pesawat Sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter
dari focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus tabung maksimum. Terdapat dua
kriteria kebocoran tabung sinar-x yaitu medis dan non medis. Sinar-x industri yang
kami gunakan saat praktikum ini termasuk kriteria non-medis. Berdasarkan kriteria
sinar-x non medis, radiasi bocor rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal spot tidak
lebih dari 1R/jam bila tabung dioperasikan pada tiap mA dan tegangan kerja yang telah
dispesifikasikan atau kondisi maksimum. Kami telah melakukan mengukuran dengan
jarak 1 meter dari focal spot dengan 4 titik sudut yaitu 0°, 90°,180°, dan 270°.

Pada sudut 0° dan jarak 1 meter kami mendapati hasil perhitungan kebocoran sinar-
x sebesar 0,099 mR/Jam. Dari hasil tersebut terbukti bahwa Sinar-x yang kami gunakan
layak pakai karena kebocorannya kurang dari 1 mR/jam.

Pada sudut 90° dan jarak 1 meter kami mendapati hasil perhitungan kebocoran
sinar-x sebesar 0,075 mR/Jam. Dari hasil tersebut terbukti bahwa Sinar-x yang kami
gunakan layak pakai karena kebocorannya kurang dari 1 mR/jam.

Pada sudut 180° dan jarak 1 meter kami mendapati hasil perhitungan kebocoran
sinar-x sebesar 0,09 mR/Jam. Dari hasil tersebut terbukti bahwa Sinar-x yang kami
gunakan layak pakai karena kebocorannya kurang dari 1 mR/jam.

Pada sudut 270° dan jarak 1 meter kami mendapati hasil perhitungan kebocoran
sinar-x sebesar 0,074 mR/Jam. Dari hasil tersebut terbukti bahwa Sinar-x yang kami
gunakan layak pakai karena kebocorannya kurang dari 1 mR/jam. Dari semua sudut
yang kami tentukan terbukti bahwa kebocoran dari sinar-x <1 R/jam sehingga sinar-x
masih layak digunakan.

Kami juga mengukur laju dosis pada daerah A, B, C, dan D dari titik sinar-x. Daerah
A berada di sebelah utara (belakang ruang sinar-x). Daerah B berada di depan pintu
ruang sinar-x diletakkan. Daerah C berada di depan mesin pengendali sinar-x. Dan
daerah D berada di dinding sebelah selatan ruang dimana sinar-x digunakan.

Daerah A laju dosis yang didapat sebesar 18,18 mR/Jam. Walaupun daerah tersebut
lebih dari 1 meter dari focal spot namun dapat dilihat dari hasil pengukuran, laju
dosisnya <1 R/jam. Berarti sinar-x masih layak digunakan.

Daerah B laju dosis yang didapat sebesar 36,36 mR/Jam. Walaupun daerah tersebut
lebih dari 1 meter dari focal spot namun dapat dilihat dari hasil pengukuran, laju
dosisnya <1 R/jam. Berarti sinar-x masih layak digunakan.

Daerah C laju dosis yang didapat sebesar 24,24 mR/Jam. Walaupun daerah tersebut
lebih dari 1 meter dari focal spot namun dapat dilihat dari hasil pengukuran, laju
dosisnya <1 R/jam. Berarti sinar-x masih layak digunakan.

Daerah D laju dosis yang didapat sebesar 12,12 mR/Jam. Walaupun daerah tersebut
lebih dari 1 meter dari focal spot namun dapat dilihat dari hasil pengukuran, laju
dosisnya <1 R/jam. Berarti sinar-x masih layak digunakan.

B. Kesimpulan
Dari praktikum uji kebocoran sinar-x industri didapati beberapa kesimpulan yaitu :
1. Kebocoran pesawat Sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari
focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus tabung maksimum.
2. Dilakukan pengukuran sejauh 1 meter dari focal spot sinar-x pada sudut 0°,
90°,180°, dan 270° dan pada daerah A, B, C, dan D.
3. Sinar-X industri yang kami gunakan dapat dikategorikan masih layak pakai
karena seluruh uji kebocoran yang kami ukur <1 R/Jam.

Anda mungkin juga menyukai