Anda di halaman 1dari 34

I

PENDAHULUAN

A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN


1. Fungsi manajemen keuangan
Pada dasarnya manajemen keuangan adalah manajemen atas fungsi-fungsi keuangan,
yaitu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam bidang-bidang keuangan.

Dua masalah utama yang dihadapi oleh manajer keuangan adalah :


 Bidang investasi
Dalam arti yang luas, investasi merupakan aktivitas penggunaan dana dalam
keseluruhan asset/aktiva perusahaan.
 Bidang pendanaan
Untuk melakukan investasi, diperlukan sejumlah dana yang harus diperoleh
perusahaan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya


manajemen keuangan merupakan manajemen aliran dana, yang meliputi aliran dana
masuk (financing decision) dan aliran dana keluar (allocation of funds).
Tujuan manajemen keuangan
Dalam pengelolaan perusahaan, tolak ukur yang digunakan pada prinsipnya adalah nilai
perusahaan (corporate value). Secara sederhana nilai perusahaan ditunjukkan oleh
perkembangan harga per lembar saham. Dengan demikian, semakin tinggi harga saham
berarti semakin tinggi nilai suatu perusahaan. Pada hakikatnya tujuan manajemen
keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan (corporate value).

1 LAPORAN KEUANGAN
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan suatu
perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di
masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijaksanaan di masa
yang akan datang (biasanya dalam bentuk neraca dan L/R).
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan gambaran keuangan perusahaan
secara menyeluruh yang meliputi penentuan laba dan posisi keuangan.

1. Jenis laporan keuangan


Laporan keuangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Neraca (balance sheet)/ Posisi Keuangan
Yaitu suatu bentuk laporan keuangan yang menunjukkan posisi harta (aktiva),
hutang dan modal (ekuitas) dan disusun pada setiap waktu tertentu (tahun, semester,
triwulan, bulan).
Menurut strukturnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
 Skontro
 Staffel

b. Laporan laba/rugi Komprehensif (income statement)


Pada prinsipnya, laporan laba/rugi adalah bentuk laporan keuangan yang
menunjukkan hasil kegiatan operasi perusahaan, untuk periode akuntansi tertentu
(satu tahun, satu semester, satu triwulan atau satu bulan).

c. Laporan laba ditahan


Laba mungkin dibayarkan kepada para pemilik saham atau ditahan dan
diinvestasikan kembali dalam perusahaan para pemegang saham.

2. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan


Pada umumnya ada 3 kelompok yang paling berkepentingan, antara lain :
a. Para pemegang saham dan calon pemegang saham
Menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik sekarang maupun yang
akan datang
b. Para kreditur
Pada umumnya berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Manajemen perusahaan
Berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka
menyadari bahwa hal-hal tersebut yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan
maupun para kreditur.
d. Pemerintah (perpajakan)

3. Manfaat laporan keuangan


Bagi manajemen, laporan keuangan merupakan instrument utama dalam rangka
pengambilan keputusan tentang keuangan perusahaan.

II

ANALISIS RASIO KEUANGAN


1. Pengertian
Analisis ratio keuangan (ratio finansial) adalah analisis yang umum dipakai dalam
analisis laporan keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan finansial masa lalu,
sekarang dan memproyeksikan hasil yang akan datang.

Tujuannya adalah untuk mengetahui :


 Tingkat kesehatan finansial perusahaan
Indikator tingkat kesehatan tersebut dapat tercermin melalui ratio-ratio likuiditas
badan usaha dan leverage/solvabilitas.
 Kinerja (performance) perusahaan
Kinerja suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh aktifitas operasional maupun
pencapaian laba (profit).
Cara mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan :
 Trend analysis
Analisis ratio suatu perusahaan yang dihitung dan dibandingkan dari tahun ke tahun.
 Comparative analysis
Analisis suatu perusahaan yang dihitung dan dibandingkan dengan perusahaan lain
atau sejenis dengan data average industry (perbandingan antara ratio-ratio yang
dimiliki perusahaan dengan beberapa perusahaan lain yang sejenis dengan melihat
ratio industri rata-rata).

2. Jenis-jenis ratio keuangan


a. Ratio Likuiditas
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
 Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Assets Aktiva Lancar
Current Liabilities Hutang Lancar

 Quick Ratio/Acid Test Ratio (Rasio Cepat)


Current Assets – Inventory Aktiva Lancar - Persediaan
Current Liabilities Hutang Lancar

 Cash Ratio (Rasio Kas)


Cash + Effect Kas + Surat Berharga
Current Liabilities Hutang Lancar

 Working Capital to Total Assets Ratio


 (Rasio Modal Kerja Netto)
Current Assets – Current Liabilities Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Total Assets Lancar Total Aktiva Lancar

b. Ratio Leverage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila
perusahaan dibubarkan/dilikuidasi.
 Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal Sendiri)
Total Debt Total Hutang
Equity/Net worth Modal Sendiri
 Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Modal
Sendiri)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Equity Modal Sendiri

 Total Debt to Total Assets (Rasio Total Hutang atas Total Aktiva)
Total Debt Total Hutang
Total Assets Total Aktiva

 Long Term Debt to Total Assets (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Total
Aktiva)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Total Assets Total Aktiva

 Time Interest Earned Ratio (Rasio Laba atas Biaya Bunga)


Earning Before Interest and Tax (EBIT) Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Interest Charge Bunga Hutang Jangka Panjang
c. Ratio Aktivitas
Rasio yang mengukur perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang
tercermin dalam perputaran modalnya.
 Total Assets Turn Over (Tingkat Perputaran Aktiva)
Net Sales Penjualan Bersih
Total Assets Total Aktiva
 Receivable Turn Over (Tingkat Perputaran Piutang)
Net Credit Sales Penjualan Kredit
Average Receivable Piutang Rata-rata

 Average Collection Period (Periode Pengumpulan Piutang)


Average Receivable x 360 Piutang Rata-rata x 360 360
Net Sales penjualan Perputaran Piutang

 Inventory Turn Over (Tingkat Perputaran Persediaan)


COGS Harga Pokok Penjualan
Inventory Persediaan
 Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja)
Net Sales Penjualan
Working Capital Aktiva Lancar – Hutang Lancar

 Fixed Assets Turn Over (Perputaran Aktiva Tetap)


Sales Penjualan
Fixed Assets Aktiva Tetap

d. Ratio Profitabilitas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
 Gross Profit Margin (Rasio Laba Kotor)
Sales – Cost Of Good Sold Laba Kotor
Sales Penjualan

 Net Profit Margin (Rasio Laba Bersih)


EAT Laba Bersih
Net Sales Penjualan

 Earning Power = Return On Investment / Asset (ROI/ ROA)


EAT Laba Bersih
Total Assets Total Aktiva/ investasi

 Return on Net Worth / Return On Equity (Hasil pengembalian Modal Sendiri)


EAT Laba Bersih
Net Worth Modal Sendiri

 Return On Assets
EAT Laba Bersih
Total Assets Total Asset

 Operating Profit Margin


EBIT Laba operasi
Net Sales Penjualan

Contoh Rasio Keuangan


PT MR memiliki data laporan rugi laba dan neraca tahun 1995-1996.

Laporan Laba Rugi PT MR


             AKHIR TAHUN
         1996      1995
Rp 3.405 Rp  3.100
 Penjualan 2.041 1.900
Harga pokok brg dijual
1.368 1.200
Laba kotor
812 780
Biaya pemasaran adm dan umum
552 420
Laba sbl bunga dan pajak
31 39
Biaya bunga
521 381
Laba sbl pajak
193 141
Laba stl pajak
328 240
Deviden
10 10
Laba untuk saham biasa
318 230
Alokasi laba ditahan
291 200
Dividen
27 30

Neraca PT MR
Utang & modal
Aktiva 1996 1995 pemilik 1996 1995

Aktiva lancar     Utanglancar    


Kas & Surat bhrg 260 120 Utang dagang 109 301

Piutang dgng     Utang bank 136 166

sediaan 596 522 Utang akrual 176 148

Lain-lain 471 587 Total utang lancer 421 615

Total 61 52 Utang jangka panjang & lain- 120 61


lain
  1,388 1.281    
Total utang
Aktiva tetap        
Saham priferen
Gedung,tanah &
    541 676

perleng’an 498 398 Saham biasa 10 10

Dikurangi     Capital again 87 80


akumulasi     1235 944
Laba ditahan
Defresiaisi     1332 1034
Total modal pemilik
Lain-lain (152) (105)    
 
total 139 136    
 
  485 429    
Total utang dan modal
Total Aktiva     pemilik    

1.873 1.710 1873 1710

Sponsors Link

Ditany:

Tentukan rasio likuiditas dengan metode Current Ratio!

Jawaban:

Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar yang disebut
juga Working Capital Ratio.

Current Rasio  PT MR = Aktiva Lancar : Utang Lancar

= 1388 : 421

= 3.30

Current Ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus
segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan
perusahaan untuk membayar jangka pendek yang termasuk unsur unsur laporan keuangan.
III
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

A. ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT ANALYSIS)


Pada dasarnya analisis titik impas merupakan model analisis yang digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian laba (profit planning & control).
Break Even Point (BEP), yaitu suatu titik atau keadaan dimana perusahaan dalam kegiatan
usahanya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Analisis break even point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan
tentang hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh pada tingkat penjualan tertentu sehingga analisis break even point sering juga di
sebut cost, volume, profit analysis.
Analisis ini membantu pimpinan untuk mengambil keputusan mengenai :
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan sehingga perusahaan tidak
menderita kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai apabila menginginkan laba tertentu.
3. Seberapa jauh penjualan menurun/berkurang agar perusahaan tidak rugi.
4. Untuk mengetahui dampak perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap
laba yang akan diperoleh.

Untuk melakukan analisis, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah penggolongan biaya
menjadi 2 jenis yaitu :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Merupakan jenis biaya yang tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan /produksi
sampai dengan kapasitas tertentu.
Contoh: Gaji pegawai, depresiasi, biaya sewa, biaya asuransi.
2. Biaya variabel (variable cost)
Adalah biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan
Contoh : Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, komisi penjualan.
Gambar
TR
Rp
TC
Laba

VC

BEP

FC
Rugi

π = TR – TC
π = EBIT
TR = P x Q
TC = FC + VC

Menghitung Break Even Point unit dalam rupiah


FC
BEP (Rp) =
1 – VC
P

FC
BEP (unit) =
P – VC

B. ANALISIS LEVERAGE
Leverage berasal dari kata lever yang artinya pengungkit, leverage diartikan sebagai daya
ungkit/kekuatan untuk menaikkan/meningkatkan.
Leverage dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Leverage operasi
Adalah penggunaan beban tetap operasi (fixed cost) untuk menaikkan EBIT melalui
kenaikan penjualan
2. Leverage financial
Adalah penggunaan beban tetap financial (interest) untuk menaikkan EPS melalui
kenaikan EBIT

Indikator sebagai tolak ukur


Untuk mengukur efisien penggunaan beban tetap (FC dan I) digunakan:
1. Efisiensi beban tetap operasi
Digunakan DOL (Degree of Operating Leverage)
2. Efisiensi beban tetap financial
Digunakan DFL (Degree of Financial Leverage)

Kriteria efisiensi
DOL ≥ 1
DFL ≥ 1
DCL (Degree of Combined Leverage) ≥ 1

Model Analisis
1. Analisis statis (satu periode)
Q (P – VC)
Degree of Operating Leverage (DOL) =
Q (P – VC) – FC
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan volume
penjualan mempengaruhi EBIT.
Q (P – VC) – FC
Degree of Financial Leverage (DFL) =
Q (P – VC) – FC – I
Yaitu suatu analisis yang mengetengahkan sampai seberapa jauh perubahan EBIT
mempengaruhi perubahan EPS/EAT.

Q (P – VC)
Degree of Combined Leverage (DCL) =
Q(P – VC) – FC – I
Atau = DOL x DFL
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sejauh mana perubahan volume penjualan
mempengaruhi perubahan EPS.

2. Analisis dinamis (dua periode)


% ∆ EBIT
DOL =
% ∆ Sales

% ∆ EPS
DFL =
% ∆ EBIT

% ∆ EPS
DCL =
% ∆ Sales

Contoh :

Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi
dan persediaan stok barang dan ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk
menutup biaya operasional sebesar Rp 50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar
Rp 20.000.000,- penyebaran biaya yang dikeluarkan untuk operasinya adalah sebagai
berikut :

Total biaya tetap         = 50.000.000

Biaya variabel per unit = 30.000

Harga jual per unit      = 50.000

Keuntungan yang diinginkan = 20.000.000

Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai BEP sudah diketahui, selanjutnya
Anda dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.

Break Even Point = 50.000.000 : (margin kontribusi)

Break Even Point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)


Break Even Point = 50.000.000 : 20.000

Break Even Point = 250 unit

Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
BAB IV
ECONOMICAL ORDER QUANTITY

Pendahuluan.
Kebijaksanaan pengadaan bahan baku (raw material) merupakan bagian dari kepentingan
beberapa manajer dalam suatu perusahaan. Seperti manajer pengadaan, manajer produksi dan
manajer keuangan.
Besar kecilnya persediaan tergantung pada beberapa faktor, antara lain;
1) Lead Time, atau lamanya masa tunggu dari saat bahan baku dipesan sampai tiba
digudang. Semakin lama masa tunggu, semakin besar persediaan yang harus disediakan
yang menyebabkan tingginya biaya persediaan.
2) Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode. Semakin tinggi frekuensi pembelian,
semakin kecil persediaan pada periode tersebut.
3) Daya tahan bahan baku. Daya tahan yang rendah jika tidak diimbangi dengan teknologi
penyimpanan yang tepat, akan menimbulkan penurunan kualitas bahan yang disimpan,
sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah besar.

Model EOQ.
Model EOQ merupakan cara pendekatan dalam analisis persediaan yang paling banyak
digunakan.
Ada dua dasar keputusan dalam model pendekatan ini:
1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat dibeli kembali
(Replenishment Cycle).
2. Kapan harus dilakukan pembelian kembali (Reorder Point).
Biaya Persediaan.
Ada dua macam biaya yang diigunakan sebagai dasar perhitungan EOQ yaitu Ordering Cost
dan Carrying Cost.

Rumusan EOQ

EOQ = √ 2.R.S
C
Dimana :
EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomis.
R = Biaya pesanan per kali pesanan
C = biaya penyimpanan / unit
S = Penggunaan / kebutuhan bahan selama satu periode.

Contoh :
Toko Kubota rata-rata menjual 1.000 generator per bulan dan permintaan generator
selama satu tahun diperkirakan konstan. Toko Kubota akan menetapkan kebikajan
pemesanan sebanyak 2.000 generator setiap kali pemesanan dengan waktu tunggu
(lead time) 6 hari. Bagian kalkulasi biaya telah menetapkan bahwa biaya setiap kali
pemesanan adalah Rp. 600.000 dan biaya penyimpanan tahunan adalah 10.000 per
unit. Tentukan TIC, EOQ dst
Jawab :
Diketahui R=1.000 x 12 = 12.000/tahun
S= 600.000
C = 10.000/unit
EOQ=Q*=V(2RS/C) = V(2x12.000/600.000)/10.000 = 1.200 unit
TC=(R/Q*)S + (Q*/2)C
= (12.000/1.200)600.000 + (1.200/2)10.000 = 12.000.000
TOC=(R/Q*)S
= (12.000/1.200)600.000 = 6.000.000
TCC=(Q*/2)C
= (1.200/2)10.000 = 6.000.000
F*=R/Q* = 12.000/1.200 = 10 kali
T=Q*/R
= 1.200/12.000 = 0,1
V
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
1. Pengertian
Adalah alat penting bagi manajer keuangan untuk mengetahui aliran dana, dari mana
dana berasal dan kemana dana digunakan.
Dasar penyusunannya adalah membandingkan 2 periode laporan keuangan perusahaan
yang terdiri dari neraca dan laba/rugi.
Analisis sumber dan penggunaan dana dibagi menjadi dua :
a. Dalam arti kas
b. Dalam arti modal kerja
Yang dimaksud dengan sumber dana adalah : bertambahnya hutang dan modal serta
berkurangnya aktiva.
Sedangkan penggunaan dana adalah : bertambahnya aktiva dan berkurangnya hutang
serta modal.

2. Langkah–langkah penyusunan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas


a. Membandingkan neraca dalam dua periode dan menyusun perubahan masing–
masing elemen yang ada dalam neraca.
b. Menyusun penggolongan dari unsur–unsur yang memperbesar kas atau yang
memperkecil kas.
c. Mengelompokkan unsur dalam L/R terutama laba ditahan ke dalam golongan
memperbesar atau memperkecil kas.

Dana dalam artian kas


 Sumber kas
- Penurunan aktiva selain kas

- Kenaikan hutang (lancar dan jangka panjang)

- Kenaikan modal sendiri

- Kenaikan laba ditahan

- Kenaikan akumulasi penyusutan


 Penggunaan kas
- Kenaikan aktiva selain kas
- Penurunan hutang (jangka pendek dan jangka panjang)

- Penurunan modal sendiri

- Kerugian
 Langkah-langkah
- Menyusun perubahan kas
 Jika aktiva naik Debet
 Jika pasiva naik Kredit
 Jika aktiva turun Kredit
 Jika pasiva turun Debet
- Menyusun laporan sumber dan penggunaan kas (berdasarkan laporan perubahan
neraca)

3. Langkah-langkah penyusunan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal


kerja (working capital)
a. Menyusun laporan perubahan modal kerja dari neraca 2 periode.
b. Mengelompokkan unsur-unsur non current account ke dalam kelompok yang
memperbesar modal kerja.
c. Mengelompokkan unsur-unsur dalam L/R terutama laba ditahan ke dalam unsur
memperbesar atau memperkecil modal kerja.
d. Menyusun/membuat laporan sumber dan penggunaan modal kerja.

Dana dalam artian modal kerja


 Sumber modal kerja
- Penurunan aktiva tetap

- Depresiasi

- Kenaikan hutang jangka panjang

- Kenaikan modal sendiri

- Laba bersih (kenaikan R/E)


 Penggunaan modal kerja
- Kenaikan aktiva tetap

- Penurunan hutang jangka panjang


- Penurunan modal sendiri

- Kerugian
 Langkah-langkah
- Menyusun laporan perubahan kerja
 Aktiva lancar naik Modal kerja naik
 Aktiva lancar turun Modal kerja turun
 Hutang lancar naik Modal kerja turun
 Hutang lancar turun Modal kerja naik
- Menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja

Net working capital = Aktiva lancar – Hutang lancar


Penyebab perubahan modal kerja adalah rekening selain aktiva lancar dan hutang
lancar.

CONTOH :
1. Laporan keuangan PT INDOFOOD untuk tahun 2020 & 2019 sebagai berikut :
PT INDOFOOD
Neraca
Per 31 Desember

Keterangan 2020 2019 Keterangan 2020 2019


Kas Rp 1.400,- Rp 1.200,- Ht Dng 2.000,- 3.000,-
Effek Rp 1.000,- Rp 1.400,- Ht Wesel 2.400,- 2.000,-
Piutang Rp 2.000,- Rp 2.400,- Obligasi 12.000,- 9.000,-
Barang dng Rp 5.200,- Rp 4.400,- (10%) 10.000,- 10.000,-
Mesin Rp 10.000,- Rp 8.000,- Modal saham 3.600,- 2.000,-
Akum. Depr Rp (1.200),- Rp (800),- Laba ditahan 2.000,- 2.000,-
Bangunan Rp 8.000,- Rp 8.000,- Surplus
Akum. Depr Rp (1.800),- Rp (1.200),- modal 32.000,- 28.000,-
Tanah Rp 7.400,- Rp 4.600,-
Total Aktiva Rp 32.000,- Rp 28.000,- Total hutang
+ modal
Selama tahun 2009 laba bersih setelah pajak (EAT) Rp 3.000.000.000,- dan
pembayaran deviden Rp 1.400.000.000,-
a. Susunlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas
b. Susunlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja

Solusi :
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas

Keterangan 2020 20019 Perubahan Penggunaan Sumber


(D) (K)
Aktiva
Kas Rp 1.400,- Rp 1.200,- (+) 200 -
Effek Rp 1.000,- Rp 1.400,- (-) - 400
Piutang Rp 2.000,- Rp 2.400,- (-) - 400
Barang dagang Rp 5.200,- Rp 4.400,- (+) 800 -
Mesin Rp 10.000,- Rp 8.000,- (+) 2.000 -
Akum. Depresiasi (Rp 1.200,-) (Rp 800,-) (+) - 400
Bangunan Rp 8.000,- Rp 8.000,- - -
Akum. Depresiasi (Rp 1.800,-) (Rp (+) - 600
Tanah Rp 7.400,- 1.200,-) (+) 2.800 -
Total Aktiva Rp 32.000,- Rp 4.600,-
Rp 28.000,-
Kewajiban -
Hutang dagang Rp 2.000,- (-) 1.000
Hutang wesel Rp 2.400,- Rp 3.000,- (+) - 400
Obligasi Rp 12.000,- Rp 2.000,- (+) - 3.000
Modal saham Rp 10.000,- Rp 9.000,- - -
Laba ditahan Rp 3.600,- Rp 10.000,- (+) - 1.600
Surplus modal Rp 2.000,- Rp 2.000,- - -
Total hutang + Rp 32.000,- Rp 2.000,-
Modal Rp 28.000,- 6.800 6.800
PT INDOFOOD
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas

Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
(-) effek Rp 400,- (+) brg dagang Rp 800,-
(-) piutang Rp 400,- (+) mesin Rp 2.000,-
Akum. Depresiasi Rp 1.000,- (+) tanah Rp 2.800,-
(+) Hutang wesel Rp 400,- (-) hutang dagang Rp 1.000,-
(+) obligasi Rp 3.000,- Bertambahnya kas Rp 200,-
Rp 8.200,- Rp 8.200,-

Deviden = EAT – R/Et + R/Et – 1


= Rp 3.000 – Rp 3.600 + Rp 2.000
= Rp 1.400,-
Atau
Laba ditahan tahun 2019 Rp 2.000,-
Laba Setelah Pajak tahun 2020 Rp 3.000,-
Rp 5.000,-
Deviden Rp 1.400,-
Laba ditahan tahun 2020 Rp 3.600,-

PT INDOFOOD
Laporan perubahan modal kerja
(dalam jutaan rupiah)
Perubahan modal kerja
Penggunaan Sumber
Aktiva lancar
Kas Rp 1.400,- Rp 1.200,- 200 -
Effek Rp 1.000,- Rp 1.400,- - 400
Piutang Rp 2.000,- Rp 2.400,- - 400
Barang dagang Rp 5.200,- Rp 4.400,- 800 -
Kewajiban
Lancar Rp 2.000,- Rp 3.000,- 1.000 -
Hutang dagang Rp 2.400,- Rp 2.000,- - 400
Hutang wesel 2.000 1.200
Ber(+) 800
MK 2.000 2.000

PT INDOFOOD
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja
(dalam jutaan rupiah)

Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
Akum. Depresiasi Rp 1.000,- Bertambahnya mesin Rp 2.000,-
Bertambahnya obligasi Rp 3.000,- Bertambahnya tanah Rp 2.800,-
Bertambahnya modal kerja Rp 800,-
Rp 7.000,- Rp 7.000,-

VI
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Pendahuluan
Tujuan pengaturan kas adalah untuk memaksimumkan “Cash Availability”. Perusahaan harus
segera bisa memanfaatkan kas yang diperoleh , “menunda” pemakaian kas, tanpa
mengorbankan reputasi perusahaan.
Ada berbagai cara, seperti dengan concentration banking, atau dengan lock box system.
Kedua cara itu prinsipnya untuk mempercepat pemanfaatan kas.
Kelebihan kas yang sifatnya sementara bisa diinvestasikan untuk berbagai kesempatan jangka
pendek. Salah satu alternatif yang tersedia adalah surat berharga, suatu kesempatan investasi
yang paling mudah untuk dirubah kembali menjadi kas.
Contoh Soal:
PT Zamrud mempunyai data sebagai berikut :
1. Rata-rata umur persediaan 80 hari, umur piutang dagang 60 hari dan umur utang
dagang 50 hari
2. Taksiran pengeluaran kas tiap tahunnya Rp 18,000,000.00.
3. Taksiran biaya kesempatan (opportunity cost) untuk kas sebesar 7%.
Diminta :
a. Hitunglah siklus kas dan tingkat perputaran kas apabila 1 tahun = 360 hari.
b. Kas minimum yang harus dimiliki perusahaan.
Jawab :
Siklus kas = (rata-rata persediaan + rata-rata piutang)- rata-rata utang
= (80 hari + 60 hari) – 50 hari = 90 hari
Perputaran Kas = I tahun : siklus Kas
= 360 hari : 90 hari = 4 X
Kas Minimum = Pengeluaran kas : perputaran Kas
= 18,000,000.00: 4 = Rp 4500,000.00

c. Atas dasar kondisi di atas, hitunglah penghematan kas yang terjadi, apabila
perusahaan mengurangi umur persediaan sebesar 10 hari, menambah umur hutang
menjadi 65 hari, dan memperpanjang umur piutang sebesar 15 hari.
Penghematan kas = (kas miminum awal – kas minimum setelah kebijakan) x
opportunity cost
VII
MANAJEMEN PIUTANG

Piutang dagang terbentuk karena perusahaan menjual produnya secara kredit. Penjualan
kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh volume penjualan yang lebih
tinggi dibandingkan bila menjual secara tunai.
Peningkatan penjualan akan meningkatkan laba perusahaan, juga meningkatkan beberapa
biaya yang ditanggung perusahaan. Pertama adalah kemungkinan piutang yang tidak
terbayar, kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar, dimana setiap dana
mempunyai biaya. Karena itu perusahaan harus memeperoleh tambahan manfaat yang lebih
besar dari tambahan biaya (pengorbanannya), agar pembentukan piutangnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Pemikiran seperti itulah yang mendasari apakah suatu kebijakan akan dilaksanakan atau
tidak.
VII
ANGGARAN KAS

. Pengantar
Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi
perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-
hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan strategis
berjangka panjang, seperti usaha penelitian dan pengembangan, usaha perluasan
kapasitas dan sebagainya.

Jumlah uang kas yang berlebihan ataupun kekurangan keduanya mempunyai akibat
negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya
berbagai kewajiban seperti hutang gaji dan bunga bank, hutang dagang dan
sebagainya. Sebaliknya kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang
langka dan mahal, sehingga menaikkan beban tetap perusahaan.
2. Tujuan perencanaan dan pengendalian uang kas
Dengan menyusun anggaran kas perusahaan akan mampu untuk :
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan
memperbandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar, sehingga saldo kas
pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah penerimaan-
penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran kas pada waktu
yang sama.
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
Defisit terjadi apabila pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari
kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Dan sebaliknya.
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan berjangka pendek atau berjangka
panjang. Dengan terjadinya defisit kas perusahaan perlu mencari dana tambahan
dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus maka
dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit.
Besar kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan
membelanjai modal kerjanya.
e. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
Jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme
otorisasi pengeluaran kas, sehingga plafon anggaran tidak akan terlampaui dan
sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan.
f. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar
penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.

3. Pendekatan dalam menyusun anggaran kas


Ada dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan, yaitu :
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional
pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran
tahunan. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian
otorisasi kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk
dan situasi keuangan pada umumnya.
b. Anggaran kas jangka panjang meliputi jangka waktu lima
sampai sepuluh tahun. Kegunaannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo
kas pada akhir tahun anggaran.

4. Anggaran kas tahunan


Anggaran kas jangka pendek disusun dengan cara menelusuri jejak berbagai kegiatan
yang mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik dari
jejak berbagai arus fisik masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. Dan
sebaliknya.
Skema berikut ini memberikan gambaran secara jelas adanya berbagai arus masuk
dan arus keluar.
Skema arus fisik dan arus kas

MATERIAL DAN BAHAN LAIN

TENAGA KERJA PROSES PRODUKSI


PEMBELI PRODUK
BARANG/JASA

BERBAGAI AKTIVA TETAP

KREDITUR
JASA LAIN YANG DIGUNAKAN

PEMILIK

PEMERINTAH

Dari skema diatas terlihat adanya 4 pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan
penerima dana.
a. Perusahaan
Yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam
keseluruhan sistem ini.
b. Para rekanan/pemilik faktor produksi
Yang bergerak dalam pasaran faktor produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk digunakan dalam proses produksinya.
c. Konsumen/pembeli produk perusahaan
Yang membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau
dijualnya kembali.
d. Pemilik dana/pemerintah
Sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk digunakan oleh perusahaan.
Arus fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang
dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan
membayar harga faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi.
Arus fisik keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada
pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat pembeli
membayar harga produk yang dibelinya.

5. Sumber kas dan penggunaan kas


Sumber kas masuk yang utama adalah :
a. Hasil penjualan produk secara tunai.
b. Hasil menagih piutang dagang.
c. Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa
giro, deviden.
d. Adanya pengurangan pada aktiva tetap,
seperti menjual aktiva yang tak terpakai.
e. Adanya penerimaan yang bukan
penghasilan, seperti kredit dari bank, penjualan obligasi, dan lain-lain hutang
jangka pendek.
f. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.

Penggunaan kas keluar yang utama adalah :


a. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasi perusahaan sehari-hari seperti :
membeli material/bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berbagai
biaya yang termasuk sebagai biaya overhead pabrik, biaya penjualan dan biaya
administrasi.
b. Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.
c. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau pengembalian
modal.
e. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai dll.
Saldo kas pada akhir suatu periode (bulanan/triwulan/tahunan) akan sama dengan saldo
kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada
periode bersangkutan.

Apabila penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat.
Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun,
bahkan mungkin terjadi defisit kas.

Example :
PT D2 N R merencanakan kegiatan usaha untuk tahun 2008. Data yang dimiliki sebagai
berikut:
1. Rencana penjualan : 70% tunai.
Januari 90.000
Februari 85.000
Maret 85.000
Triwulan II 250.000
Triwulan III 230.000
Triwulan IV 300.000
2. Penyisihan piutang tak tertagih sebesar 1% dari penjualan kredit (dibulatkan dalam
puluhan).
3. Perkiraan tagihan sesudah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih adalah 75% pada
bulan penjualan; 15% sebulan berikutnya; 10% pada 2 bulan berikutnya. Untuk
penjualan triwulan adalah 90% pada triwulan penjualan, dan sisanya 10% pada
triwulan berikutnya.
4. Saldo awal tahun 2008 adalah :
- Piutang 20.000 (ditagih 5.000 pada triwulan II; 7.000 pada triwulan IV).
- Penyisihan piutang tak tertagih 7.000
- Kas 15.000
5. Rencana pengeluaran modal adalah :
- Pembelian mesin
Maret 2.500
Triwulan III 6.000.
- Pembentukan cadangan dana untuk gedung di bulan Desember 30.000.
- Pembelian lainnya
Triwulan I 600
Triwulan II 500
Triwulan III 500
Triwulan IV 700.
6. Penerimaan dan pengeluaran lainnya :

Waktu Pendapatan Lain Pengeluaran Lain


Januari 1.500 2.000
Februari 1.000 2.000
Maret 1.000 1.500
Triwulan II 3.000 5.000
Triwulan III 3.000 5.000
Triwulan IV 4.000 6.000

7. Berbagai pembelian:
Januari 14.500
Februari 16.500
Maret 15.200
Triwulan II 46.400
Triwulan III 39.300
Triwulan IV 48.500.
8. Anggaran expenses (termasuk biaya penyusutan sebesar 4.500 tiap bulannya) Januari
70.900
Februari 67.700
Maret 70.100
Triwulan II 200.600
Triwulan III 174.600
Triwulan IV 212.000
9. Pengeluaran lainnya :
a. Polis asuransi Juni 750
b. Pajak kekayaan Februari 400
c. Maret membayar bunga 4% dari 50.000 dan mengangsur hutang 20.000
d. Membayar deviden Juni 20.000
e. Fee pengacara 150 setiap bulan
f. Fee akuntan Februari 2.500
g. Pajak Penghasilan/PPh April 21.000; November 3.000; Desember 3.000.

Buatlah :
1) Anggaran penagihan piutang
2) Anggaran penerimaan kas
3) Anggaran pengeluaran kas
4) Anggaran kas sementara
5) Apabila saldo kas minus, akan meminjam sebesar kekurangannya dengan bunga 18%
setahun.
6) Anggaran kas akhir

Penyelesaian :
Penjualan tunai dan penjualan kredit

Bulan Penjualan Penjualan tunai Penjualan kredit


(70%) (30%)
Januari 90.000 63.000 27.000
Februari 85.000 59.500 25.500
Maret 85.000 59.500 25.500
Triwulan II 250.000 175.000 75.000
Triwulan III 230.000 161.000 69.000
Triwulan IV 300.000 210.000 90.000
Jumlah 728.000 312.000

Bulan Penjualan kredit Bad debt Piutang netto


Saldo awal RP 20.000 Rp 7.000 Rp 13.000
Januari RP 27.000 Rp 270 Rp 26.730
Februari RP 25.500 Rp 260 Rp 25.240
Maret Rp 25.500 Rp 260 Rp 25.240
Triwulan II Rp 75.000 Rp 750 Rp 74.250
Triwulan III Rp 69.000 Rp 690 Rp 68.310
Triwulan IV Rp 90.000 Rp 900 Rp 89.100
Jumlah Rp 332.000 Rp 10.130 Rp 321.870
1) Anggaran penagihan piutang

Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan Sisa


IV
- - - 5.000 - 7.000 1.000
20.047,50 4.009,50 2.673 - - - -
- 18.930 3.786 2.524 - - -
- - 18.930 6.310 - - -
- - - 66.825 7.425 - -
- - - - 61.479 6.831 -
- - - - - 80.190 8.910
20.047,50 22.939,50 25.389 80.659 68.904 94.021 9.910

Sumber Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


penerimaan
1. Penjualan tunai 63.000 59.500 59.500 175.000 161.000 210.000
2. Menagih 20.047,5 22.939,50 25.389 80.659 68.904 94.021
piutang 0 1.000 1.000 3.000 3.000 4.000
3. Pendapatan lain 1.500
Jumlah 84.547,5 83.439,50 85.889 258.659 232.904 308.021
0
2) Anggaran penerimaan kas

3) Anggaran pengeluaran kas

Jenis pengeluaran Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


1. Pengeluaran modal
a. Pembelian mesin - - 2.500 - 6.000 -
b. Dana gedung - - - - - 30.000
c. Pembelian lainnya 200 200 200 500 500 700
2. Pengeluaran lain 2.000 2.000 1.500 5.000 5.000 6.000
3. Berbagai pembelian 14.500 16.200 15.200 46.400 39.300 48.500
4. Anggaran expenses 66.400 63.200 65.600 187.100 161.100 198.500
5. Lain-lain
pengeluaran
a. Polis asuransi - - - 750 - -
b. Pajak kekayaan - 400 - - - -
c. Bunga dan angsuran - - 22.000 - - -
d. Deviden
e. Fee pengacara - - - 20.000 - -
f. Fee akuntan 150 150 150 450 450 450
g. Pajak penghasilan - 2.500 - - - -
- - - 21.000 - 6.000
Jumlah 83.250 84.650 107.150 281.200 212.350 290.150

Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


1. Saldo kas awal 15.000 16.297,50 15.087 - - 20.554
2. Penerimaan rutin 84.547,50 83.439,50 85.889 258.659 232.904 308.021
3. Kas tersedia 99.547,50 99.737 100.976 258.659 232.904 328.575
4. Pengeluaran rutin 83.250 84.650 107.150 281.200 212.350 290.150
5. Saldo kas akhir 16.297,50 15.087 - 6.174 - 22.541 20.554 38.425
1) Anggaran kas sementara

Saldo kas minus pada bulan Maret dan Triwulan II


Keputusannya :
Mencari hutang sebesar Rp 7.000,- pada awal bulan Maret.
Selama bulan Maret sampai September (7 bulan) dan dibayar kembali pada awal Oktober
(awal Triwulan IV)
X = 6.174 + 0,105X
X – 0,105X = 6.174
0,895X = 6.174
X = 6.985
Mencari kredit untuk defisit Rp 22.541,- sebesar Rp 23.000,- yang terdiri dari :
a. Kredit sebesar Rp 12.500,- untuk masa April sampai September (6 bulan) dan dibayar
kembali pada bulan Oktober dari sisa saldo Triwulan III sesudah dikurangi
pembayaran pinjaman I.
(Rp 20.554,- – Rp 7.000,-) = Rp 13.554,- dengan perhitungan sebagai berikut :
X + 0,09X = 13.554
1.09X = 13.554
X = 12.434,86
b. Kredit sebesar Rp 10.500,- untuk masa April sampai Desember (9 bulan) dan dibayar
kembali pada awal Januari tahun berikutnya.

Skedul pembayaran bunga pinjaman

Tahun
Waktu Jumlah Triwulan II Triwulan III Triwulan IV berikutnya
pinjama pinjama
n n Mrt/A Apr/ Mei/Ju Juni/J Juli/A Agt/Se Sept/O Okt/N Nov/De Des/Jan
pr Mei ni uli gt pt kt ov s
Maret Rp 120 120 120 120 120 120 120 - - -
April 7.000,- - 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 - - -
April Rp12.50 - 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5
0,-
Rp10.50
0,-
Rp1.05 Rp Rp 810 Rp 172,5
0 1.395

6) Anggaran kas akhir

Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


1. Saldo kas awal 15.000 16.297,5 14.087 826 235 19.394
2. Penerimaan rutin 84.547,50 0 85.889 258.659 232.904 308.021
3. Kredit Bank - 83.439,5 8.000 23.000 - -
0
4. Kas tersedia 99.547,50 107.976 282.485 233.139 327.415
-
5. Pengeluaran rutin 83.250 107.150 281.200 212.350 290.150
99.737
6. Pengeluaran - - 1.050 1.395 810
bunga 85.650
- - - - 19.500
7. Angsuran -
83.250 107.150 282.250 213.745 310.460
pinjaman 16.297,50 - 826 235 19.394 16.955
8. Pengeluaran total 85.650
9. Saldo kas akhir 14.087

Anda mungkin juga menyukai