PENDAHULUAN
1 LAPORAN KEUANGAN
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan suatu
perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di
masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijaksanaan di masa
yang akan datang (biasanya dalam bentuk neraca dan L/R).
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan gambaran keuangan perusahaan
secara menyeluruh yang meliputi penentuan laba dan posisi keuangan.
II
b. Ratio Leverage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila
perusahaan dibubarkan/dilikuidasi.
Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal Sendiri)
Total Debt Total Hutang
Equity/Net worth Modal Sendiri
Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Modal
Sendiri)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Equity Modal Sendiri
Total Debt to Total Assets (Rasio Total Hutang atas Total Aktiva)
Total Debt Total Hutang
Total Assets Total Aktiva
Long Term Debt to Total Assets (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Total
Aktiva)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Total Assets Total Aktiva
d. Ratio Profitabilitas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Gross Profit Margin (Rasio Laba Kotor)
Sales – Cost Of Good Sold Laba Kotor
Sales Penjualan
Return On Assets
EAT Laba Bersih
Total Assets Total Asset
Neraca PT MR
Utang & modal
Aktiva 1996 1995 pemilik 1996 1995
Sponsors Link
Ditany:
Jawaban:
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar yang disebut
juga Working Capital Ratio.
= 1388 : 421
= 3.30
Current Ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus
segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan
perusahaan untuk membayar jangka pendek yang termasuk unsur unsur laporan keuangan.
III
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA
Untuk melakukan analisis, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah penggolongan biaya
menjadi 2 jenis yaitu :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Merupakan jenis biaya yang tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan /produksi
sampai dengan kapasitas tertentu.
Contoh: Gaji pegawai, depresiasi, biaya sewa, biaya asuransi.
2. Biaya variabel (variable cost)
Adalah biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan
Contoh : Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, komisi penjualan.
Gambar
TR
Rp
TC
Laba
VC
BEP
FC
Rugi
π = TR – TC
π = EBIT
TR = P x Q
TC = FC + VC
FC
BEP (unit) =
P – VC
B. ANALISIS LEVERAGE
Leverage berasal dari kata lever yang artinya pengungkit, leverage diartikan sebagai daya
ungkit/kekuatan untuk menaikkan/meningkatkan.
Leverage dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Leverage operasi
Adalah penggunaan beban tetap operasi (fixed cost) untuk menaikkan EBIT melalui
kenaikan penjualan
2. Leverage financial
Adalah penggunaan beban tetap financial (interest) untuk menaikkan EPS melalui
kenaikan EBIT
Kriteria efisiensi
DOL ≥ 1
DFL ≥ 1
DCL (Degree of Combined Leverage) ≥ 1
Model Analisis
1. Analisis statis (satu periode)
Q (P – VC)
Degree of Operating Leverage (DOL) =
Q (P – VC) – FC
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan volume
penjualan mempengaruhi EBIT.
Q (P – VC) – FC
Degree of Financial Leverage (DFL) =
Q (P – VC) – FC – I
Yaitu suatu analisis yang mengetengahkan sampai seberapa jauh perubahan EBIT
mempengaruhi perubahan EPS/EAT.
Q (P – VC)
Degree of Combined Leverage (DCL) =
Q(P – VC) – FC – I
Atau = DOL x DFL
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sejauh mana perubahan volume penjualan
mempengaruhi perubahan EPS.
% ∆ EPS
DFL =
% ∆ EBIT
% ∆ EPS
DCL =
% ∆ Sales
Contoh :
Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi
dan persediaan stok barang dan ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk
menutup biaya operasional sebesar Rp 50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar
Rp 20.000.000,- penyebaran biaya yang dikeluarkan untuk operasinya adalah sebagai
berikut :
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai BEP sudah diketahui, selanjutnya
Anda dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
BAB IV
ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Pendahuluan.
Kebijaksanaan pengadaan bahan baku (raw material) merupakan bagian dari kepentingan
beberapa manajer dalam suatu perusahaan. Seperti manajer pengadaan, manajer produksi dan
manajer keuangan.
Besar kecilnya persediaan tergantung pada beberapa faktor, antara lain;
1) Lead Time, atau lamanya masa tunggu dari saat bahan baku dipesan sampai tiba
digudang. Semakin lama masa tunggu, semakin besar persediaan yang harus disediakan
yang menyebabkan tingginya biaya persediaan.
2) Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode. Semakin tinggi frekuensi pembelian,
semakin kecil persediaan pada periode tersebut.
3) Daya tahan bahan baku. Daya tahan yang rendah jika tidak diimbangi dengan teknologi
penyimpanan yang tepat, akan menimbulkan penurunan kualitas bahan yang disimpan,
sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah besar.
Model EOQ.
Model EOQ merupakan cara pendekatan dalam analisis persediaan yang paling banyak
digunakan.
Ada dua dasar keputusan dalam model pendekatan ini:
1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat dibeli kembali
(Replenishment Cycle).
2. Kapan harus dilakukan pembelian kembali (Reorder Point).
Biaya Persediaan.
Ada dua macam biaya yang diigunakan sebagai dasar perhitungan EOQ yaitu Ordering Cost
dan Carrying Cost.
Rumusan EOQ
EOQ = √ 2.R.S
C
Dimana :
EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomis.
R = Biaya pesanan per kali pesanan
C = biaya penyimpanan / unit
S = Penggunaan / kebutuhan bahan selama satu periode.
Contoh :
Toko Kubota rata-rata menjual 1.000 generator per bulan dan permintaan generator
selama satu tahun diperkirakan konstan. Toko Kubota akan menetapkan kebikajan
pemesanan sebanyak 2.000 generator setiap kali pemesanan dengan waktu tunggu
(lead time) 6 hari. Bagian kalkulasi biaya telah menetapkan bahwa biaya setiap kali
pemesanan adalah Rp. 600.000 dan biaya penyimpanan tahunan adalah 10.000 per
unit. Tentukan TIC, EOQ dst
Jawab :
Diketahui R=1.000 x 12 = 12.000/tahun
S= 600.000
C = 10.000/unit
EOQ=Q*=V(2RS/C) = V(2x12.000/600.000)/10.000 = 1.200 unit
TC=(R/Q*)S + (Q*/2)C
= (12.000/1.200)600.000 + (1.200/2)10.000 = 12.000.000
TOC=(R/Q*)S
= (12.000/1.200)600.000 = 6.000.000
TCC=(Q*/2)C
= (1.200/2)10.000 = 6.000.000
F*=R/Q* = 12.000/1.200 = 10 kali
T=Q*/R
= 1.200/12.000 = 0,1
V
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
1. Pengertian
Adalah alat penting bagi manajer keuangan untuk mengetahui aliran dana, dari mana
dana berasal dan kemana dana digunakan.
Dasar penyusunannya adalah membandingkan 2 periode laporan keuangan perusahaan
yang terdiri dari neraca dan laba/rugi.
Analisis sumber dan penggunaan dana dibagi menjadi dua :
a. Dalam arti kas
b. Dalam arti modal kerja
Yang dimaksud dengan sumber dana adalah : bertambahnya hutang dan modal serta
berkurangnya aktiva.
Sedangkan penggunaan dana adalah : bertambahnya aktiva dan berkurangnya hutang
serta modal.
- Kerugian
Langkah-langkah
- Menyusun perubahan kas
Jika aktiva naik Debet
Jika pasiva naik Kredit
Jika aktiva turun Kredit
Jika pasiva turun Debet
- Menyusun laporan sumber dan penggunaan kas (berdasarkan laporan perubahan
neraca)
- Depresiasi
- Kerugian
Langkah-langkah
- Menyusun laporan perubahan kerja
Aktiva lancar naik Modal kerja naik
Aktiva lancar turun Modal kerja turun
Hutang lancar naik Modal kerja turun
Hutang lancar turun Modal kerja naik
- Menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja
CONTOH :
1. Laporan keuangan PT INDOFOOD untuk tahun 2020 & 2019 sebagai berikut :
PT INDOFOOD
Neraca
Per 31 Desember
Solusi :
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas
Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
(-) effek Rp 400,- (+) brg dagang Rp 800,-
(-) piutang Rp 400,- (+) mesin Rp 2.000,-
Akum. Depresiasi Rp 1.000,- (+) tanah Rp 2.800,-
(+) Hutang wesel Rp 400,- (-) hutang dagang Rp 1.000,-
(+) obligasi Rp 3.000,- Bertambahnya kas Rp 200,-
Rp 8.200,- Rp 8.200,-
PT INDOFOOD
Laporan perubahan modal kerja
(dalam jutaan rupiah)
Perubahan modal kerja
Penggunaan Sumber
Aktiva lancar
Kas Rp 1.400,- Rp 1.200,- 200 -
Effek Rp 1.000,- Rp 1.400,- - 400
Piutang Rp 2.000,- Rp 2.400,- - 400
Barang dagang Rp 5.200,- Rp 4.400,- 800 -
Kewajiban
Lancar Rp 2.000,- Rp 3.000,- 1.000 -
Hutang dagang Rp 2.400,- Rp 2.000,- - 400
Hutang wesel 2.000 1.200
Ber(+) 800
MK 2.000 2.000
PT INDOFOOD
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja
(dalam jutaan rupiah)
Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
Akum. Depresiasi Rp 1.000,- Bertambahnya mesin Rp 2.000,-
Bertambahnya obligasi Rp 3.000,- Bertambahnya tanah Rp 2.800,-
Bertambahnya modal kerja Rp 800,-
Rp 7.000,- Rp 7.000,-
VI
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Pendahuluan
Tujuan pengaturan kas adalah untuk memaksimumkan “Cash Availability”. Perusahaan harus
segera bisa memanfaatkan kas yang diperoleh , “menunda” pemakaian kas, tanpa
mengorbankan reputasi perusahaan.
Ada berbagai cara, seperti dengan concentration banking, atau dengan lock box system.
Kedua cara itu prinsipnya untuk mempercepat pemanfaatan kas.
Kelebihan kas yang sifatnya sementara bisa diinvestasikan untuk berbagai kesempatan jangka
pendek. Salah satu alternatif yang tersedia adalah surat berharga, suatu kesempatan investasi
yang paling mudah untuk dirubah kembali menjadi kas.
Contoh Soal:
PT Zamrud mempunyai data sebagai berikut :
1. Rata-rata umur persediaan 80 hari, umur piutang dagang 60 hari dan umur utang
dagang 50 hari
2. Taksiran pengeluaran kas tiap tahunnya Rp 18,000,000.00.
3. Taksiran biaya kesempatan (opportunity cost) untuk kas sebesar 7%.
Diminta :
a. Hitunglah siklus kas dan tingkat perputaran kas apabila 1 tahun = 360 hari.
b. Kas minimum yang harus dimiliki perusahaan.
Jawab :
Siklus kas = (rata-rata persediaan + rata-rata piutang)- rata-rata utang
= (80 hari + 60 hari) – 50 hari = 90 hari
Perputaran Kas = I tahun : siklus Kas
= 360 hari : 90 hari = 4 X
Kas Minimum = Pengeluaran kas : perputaran Kas
= 18,000,000.00: 4 = Rp 4500,000.00
c. Atas dasar kondisi di atas, hitunglah penghematan kas yang terjadi, apabila
perusahaan mengurangi umur persediaan sebesar 10 hari, menambah umur hutang
menjadi 65 hari, dan memperpanjang umur piutang sebesar 15 hari.
Penghematan kas = (kas miminum awal – kas minimum setelah kebijakan) x
opportunity cost
VII
MANAJEMEN PIUTANG
Piutang dagang terbentuk karena perusahaan menjual produnya secara kredit. Penjualan
kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh volume penjualan yang lebih
tinggi dibandingkan bila menjual secara tunai.
Peningkatan penjualan akan meningkatkan laba perusahaan, juga meningkatkan beberapa
biaya yang ditanggung perusahaan. Pertama adalah kemungkinan piutang yang tidak
terbayar, kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar, dimana setiap dana
mempunyai biaya. Karena itu perusahaan harus memeperoleh tambahan manfaat yang lebih
besar dari tambahan biaya (pengorbanannya), agar pembentukan piutangnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Pemikiran seperti itulah yang mendasari apakah suatu kebijakan akan dilaksanakan atau
tidak.
VII
ANGGARAN KAS
. Pengantar
Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi
perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-
hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan strategis
berjangka panjang, seperti usaha penelitian dan pengembangan, usaha perluasan
kapasitas dan sebagainya.
Jumlah uang kas yang berlebihan ataupun kekurangan keduanya mempunyai akibat
negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya
berbagai kewajiban seperti hutang gaji dan bunga bank, hutang dagang dan
sebagainya. Sebaliknya kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang
langka dan mahal, sehingga menaikkan beban tetap perusahaan.
2. Tujuan perencanaan dan pengendalian uang kas
Dengan menyusun anggaran kas perusahaan akan mampu untuk :
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan
memperbandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar, sehingga saldo kas
pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah penerimaan-
penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran kas pada waktu
yang sama.
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
Defisit terjadi apabila pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari
kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Dan sebaliknya.
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan berjangka pendek atau berjangka
panjang. Dengan terjadinya defisit kas perusahaan perlu mencari dana tambahan
dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus maka
dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit.
Besar kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan
membelanjai modal kerjanya.
e. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
Jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme
otorisasi pengeluaran kas, sehingga plafon anggaran tidak akan terlampaui dan
sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan.
f. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar
penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.
KREDITUR
JASA LAIN YANG DIGUNAKAN
PEMILIK
PEMERINTAH
Dari skema diatas terlihat adanya 4 pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan
penerima dana.
a. Perusahaan
Yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam
keseluruhan sistem ini.
b. Para rekanan/pemilik faktor produksi
Yang bergerak dalam pasaran faktor produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk digunakan dalam proses produksinya.
c. Konsumen/pembeli produk perusahaan
Yang membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau
dijualnya kembali.
d. Pemilik dana/pemerintah
Sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk digunakan oleh perusahaan.
Arus fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang
dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan
membayar harga faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi.
Arus fisik keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada
pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat pembeli
membayar harga produk yang dibelinya.
Apabila penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat.
Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun,
bahkan mungkin terjadi defisit kas.
Example :
PT D2 N R merencanakan kegiatan usaha untuk tahun 2008. Data yang dimiliki sebagai
berikut:
1. Rencana penjualan : 70% tunai.
Januari 90.000
Februari 85.000
Maret 85.000
Triwulan II 250.000
Triwulan III 230.000
Triwulan IV 300.000
2. Penyisihan piutang tak tertagih sebesar 1% dari penjualan kredit (dibulatkan dalam
puluhan).
3. Perkiraan tagihan sesudah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih adalah 75% pada
bulan penjualan; 15% sebulan berikutnya; 10% pada 2 bulan berikutnya. Untuk
penjualan triwulan adalah 90% pada triwulan penjualan, dan sisanya 10% pada
triwulan berikutnya.
4. Saldo awal tahun 2008 adalah :
- Piutang 20.000 (ditagih 5.000 pada triwulan II; 7.000 pada triwulan IV).
- Penyisihan piutang tak tertagih 7.000
- Kas 15.000
5. Rencana pengeluaran modal adalah :
- Pembelian mesin
Maret 2.500
Triwulan III 6.000.
- Pembentukan cadangan dana untuk gedung di bulan Desember 30.000.
- Pembelian lainnya
Triwulan I 600
Triwulan II 500
Triwulan III 500
Triwulan IV 700.
6. Penerimaan dan pengeluaran lainnya :
7. Berbagai pembelian:
Januari 14.500
Februari 16.500
Maret 15.200
Triwulan II 46.400
Triwulan III 39.300
Triwulan IV 48.500.
8. Anggaran expenses (termasuk biaya penyusutan sebesar 4.500 tiap bulannya) Januari
70.900
Februari 67.700
Maret 70.100
Triwulan II 200.600
Triwulan III 174.600
Triwulan IV 212.000
9. Pengeluaran lainnya :
a. Polis asuransi Juni 750
b. Pajak kekayaan Februari 400
c. Maret membayar bunga 4% dari 50.000 dan mengangsur hutang 20.000
d. Membayar deviden Juni 20.000
e. Fee pengacara 150 setiap bulan
f. Fee akuntan Februari 2.500
g. Pajak Penghasilan/PPh April 21.000; November 3.000; Desember 3.000.
Buatlah :
1) Anggaran penagihan piutang
2) Anggaran penerimaan kas
3) Anggaran pengeluaran kas
4) Anggaran kas sementara
5) Apabila saldo kas minus, akan meminjam sebesar kekurangannya dengan bunga 18%
setahun.
6) Anggaran kas akhir
Penyelesaian :
Penjualan tunai dan penjualan kredit
Tahun
Waktu Jumlah Triwulan II Triwulan III Triwulan IV berikutnya
pinjama pinjama
n n Mrt/A Apr/ Mei/Ju Juni/J Juli/A Agt/Se Sept/O Okt/N Nov/De Des/Jan
pr Mei ni uli gt pt kt ov s
Maret Rp 120 120 120 120 120 120 120 - - -
April 7.000,- - 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 - - -
April Rp12.50 - 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5
0,-
Rp10.50
0,-
Rp1.05 Rp Rp 810 Rp 172,5
0 1.395