Anda di halaman 1dari 5

Manfaat Pendapatan Nasional

1. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional


Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada peningkatan
dari laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami kemajuan atau
kemunduran. Sehingga, bisa dilakukan evaluasi ke depannya.
2. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian antar negara
Dari sini bisa dilihat mana saja negara yang masuk kategori negara maju dan
berkembang. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, berarti negara tersebut semakin
maju.
3. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara
Kita bisa lihat suatu negara mendapatkan pendapatan paling tinggi dari sektor mana,
apakah pertanian atau industri.
4. Menjadi landasan perumusan kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengetahui tingkat perekonomian negaranya, maka bisa
dilakukan evaluasi terkait dengan kebijakan agar bisa ditingkatkan lagi.
5. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara
yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
6. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan
nasional
Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
7. Mendapat informasi soal tingkat kemakmuran masyarakat
Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan nasional.
Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara tersebut
mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi tersebut,
seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di lingkungan
masyarakat tersebut.
8. Membantu pemerintah untuk melakukan evaluasi dan mengukur perubahan yang
terjadi
Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara
akan langsung tahu bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu akan
membantu pemerintahan negara tersebut, terutama saat melakukan evaluasi nanti.
Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi yang
sudah mereka lakukan selama ini.
Tak sampai di situ, perhitungan pendapatan nasional juga membantu pemerintah
melihat perubahan yang terjadi di negaranya, terutama di sektor ekonomi. Hasil
perhitungan pendapatan nasional akan menunjukan grafik perubahan ekonomi suatu
negara dari waktu ke waktu. Itulah mengapa pemerintah bisa melihat perubahan
ekonomi di negaranya dengan mudah.
Jadi secara ringkasnya pendapatan Nasional bermanfaat untuk :
 mengetahui perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi,
 mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara,
 mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu,
 mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala,
 memudahkan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor,
 sebagai indikator kualitas hidup masyarakat di suatu negara,
 sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara,
 sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara,
 sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari waktu ke
waktu dan
 sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan dari suatu
negara.

Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari semua barang dan jasa
baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem
pembukuan yang digunakan pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara
dalam periode waktu tertentu.
Catatan akuntansi seperti ini mencakup data mengenai total pendapatan yang diperoleh
perusahaan domestik, upah yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan jumlah
yang dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan individu yang
tinggal di negara tersebut.
1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal
ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
2. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat. Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang
atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan
harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun
waktu tertentu.
Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut
juga sebagai penanaman modal. Istilah investasi sendiri berasal dari kata Bahasa
Italia, investire yang berarti memakai atau menggunakan. Umumnya, dana atau aset
yang ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan oleh badan atau pihak
yang mengelola.
Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan kepada
investor sebagai imbal balik sesuai dengan ketentuan antara kedua pihak.
Secara ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak akan
dipergunakan sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai harta yang
setelah melewati masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai. Investasi tidak
selalu berujung menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko kerugian juga dalam
berinvestasi. Maka dari itu, penting sekali memahami jenis-jenis investasi dan
risikonya.
3. Permintaan dan Penawaran Agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan
jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional Jika
terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan
tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
Sumber-sumber Pendapatan Negara
1. Pendapatan Pajak
Pendapatan pajak menjadi sumber dana negara dan pendukung persedian kas
negara. Tugas atau kewenangan pemungutan pajak ini dilimpahkan langsung oleh
Kementerian Keuangan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia.
Terdapat dua jenis pajak, yaitu pajak pusat dan daerah. Untuk pajak pusat,
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah pusat melalui DJP. Sementara untuk
pajak daerah, wewenang pemungutannya diberikan kepada Dinas Pendapatan
Daerah atau instansi terkait.
Adapun jenis-jenis pajak yang dikategorikan sebagai pajak pusat, yaitu:
- Pajak Penghasilan (PPh)
PPh merupakan pajak yang ditanggung orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun pajak.
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak jenis ini berlaku pada konsumsi barang kena pajak atau jasa di dalam
lingkup pabean.
- Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Pajak PPnBM berlaku pada barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok
atau tersier, dikonsumsi masyarakat tertentu atau masyarakat berpenghasilan
tinggi, barang yang menunjukan status seseorang, atau dapat merusak
kesehatan serta moral masyarkat.
- Bea Materai
Penarikan pajak ini berlaku atas pemanfaatan dokumen, seperti akta notaris,
surat perjanjian, surat berharga, kwitansi pembayaran, dan efek yang
menerbitkan nominal dengan jumlah tertentu.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak yang diberlakukan untuk kepemilikan atau pemanfaatan suatu tanah atau
bangunan. Walau di pusat, hampir semua realisasi penerimaan PBB
ini  diserahkan ke daerah.
Selain itu, penerimaan perpajakan masih ditambah oleh kepabean dan cukai
yang pemungutannya diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
untuk menarik  bea masuk dari barang-barang impor.
Adapun aturan penarikan bea impor, yakni apabila nilai barang yang diangkut
kurang dari FOB US$ 500 untuk setiap orang atau FOB US$ 1.000 untuk
setiap keluarga.  Penumpang tidak diwajibkan untuk membayar bea masuk.
Berbeda dengan cukai, pemungutan pajaknya berlaku untuk barang-barang
tertentu yang kena cukai, seperti etil alkohol, minuman mengandung etil
alkohol, dan produk tembakau.
- Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Aturan terkait PNBP tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. 
Berdasarkan beleid ini, PNBP ialah pungutan yang dibayar individu atau
badan tertentu dengan memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung
atas layanan atau pemanfaatan sumber daya. Hak yang diperoleh negara
menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar penerimaan perpajakan dan
hibah serta dikelola lewat mekanisme APBN. sumber pendapatan jenis ini
mencakup seluruh penerimaan pemerintah pusat yang berasal bukan dari
penerimaan perpajakan.
Wewenang dan tanggung jawab terkait pemungutan PNBP dilimpahkan
kepada intansi pengelola PNBP yang terdiri atas kementerian atau lembaga
dan kementerian yang berfungsi sebagai bendahara umum negara.
Adapun yang termasuk objek PNBP ialah:
a. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA)
Penerimaan SDA mencakup penerimaan atas SDA minyak dan gas
(migas) dan non-migas.
b. Kekayaan Negara yang Dipisahkan
Penerimaan atas kekayaan yang dipisahkan berasal dari keuntungan yang
dibukukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
c. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
Pendapatan jenis ini diperoleh dari hasil penyediaan layanan berupa
penyediaan barang dan jasa, hingga pelayanan administratif.
d. PNBP Lainnya
PNBP lainnya juga diperoleh dengan cara memanfaatkan Barang Milik
negara (BMN), seperti sewa tanah dan bangunan.

2. Pendapatan Hibah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hibah berarti pemberian
(dengan sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain.
Mengacu pada undang-undang, hibah disebut sebagai penerimaan negara baik
devisa atau devisa yang dirupiahkan, jasa atausurat berharga yang diterima dari
pemberi hibah, yang tidak perlu dibayarkan kembali dan tidak pula mengikat, baik
dari dalam maupun luar negeri.
Suatu hibah diberikan dengan berbagi tujuan, di antaranya mendukung
terlaksananya program pembangunan nasional, penanggulangan bencana alam,
hingga bantuan kemanusiaan. Untuk itu, hibah yang diterima pemerintah
dimasukan ke APBN.
Adapun jenis-jenis hibah, ialah:
a. Hibah Terencana
Hibah jenis ini dijalankan melalui mekanisme perencanan dan dicatat dalam
Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).
b. Hibah Langsung
Hibah jenis ini juga disebut sebagai hibah non-DRKH, yaitu hibah yang
dilaksanakan tanpa melalui mekanisme perencanaan.
c. Hibah melalui KPPN
Hibah melalui KPPN, untuk proses penarikannya, dilaksanakan di Bendahara
Umum negara (BUN) atau Kantor Pelayanan Perbendaharaan negara (KPPN).
d. Hibah tanpa melalui KPPN
Sesuai namanya, proses penarikan dana hibah jenis ini tidak dilaksanakan di
BUN maupun KPPN.
e. Hibah Dalam Negeri
Hibah ini berasal dari lembaga keuangan dan non-keuangan dalam negeri,
pemerintah daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan beroperasi di
Indonesia, serta lembaga lain maupun perorangan.
f. Hibah Luar Negeri
Hibah yang diberikan oleh negara asing, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), lembaga keuangan asing, lembaga multilateral, lembaga non keuangan
asing, lembaga keuangan berdomisili dan beroperasi di luar negeri, dan
perorangan.

Anda mungkin juga menyukai