Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (YPTK)


PADANG
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA
WAKTU : 90 MENIT
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
DOSEN PEMBIMBING : VIVI PUSPITA SARI. S.Ip. M.Pd

1. Jelaskan argumentasimu mengenai tujuan Pancasila dalam kehidupan manusia Indonesia


khususnya dan jelaskan pula bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila tersebut
sampai hari ini:
2. Adapun contoh Pancasila sebagai system filsafat yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
a. Menaati dan mematuhi aturan yang berlaku
b. Membayar pajak tepat waktu
c. Membina dan menjaga persatuan
d. Mengakui persamaan derajat
e. Selalu memihak dan membela negara yang memperjuangkan kemerdekaannya
Dari contoh filsafat Pancasila diatas, berikanlah analisa saudara mengenai
implementasinya di Indonesia serta apa dampaknya bagi bangsa jika hal tersebut tidak di
implementasikan dengan baik?
3. UUD 1945 adalah salah satu bagian dari konteks ketatanegaraan di Indonesia yang
sampai hari ini tidak pernah tergantikan. UUD 1945 juga lahir dari sejarah Panjang para
pendiri bangsa Indonesia (founding father). Menurut pendapatmu apakah UUD 1945 ini
bisa tergantikan dengan bentuk lainnya dan apakah sejarah bangsa sudah menunjukkan
bahwasanya UUD 1945 sudah pas dipakai oleh bangsa Indonesia? Jelaskan dan berikan
contoh.
4. Dalam konteks sejarah perjuangan bangsa sampai hari ini, nilai-nilai Pancasila tidak
pernah terlepas dari sisi budaya, agama, sejarah bangsa Indonesia terbukti dengan adanya
Pancasila dengan ke 5 silanya. Sebagai seorang generasi muda bangsa Indonesia
(Mahasiswa) bagaimana seharusnya sikap saudara dalam menjaga keutuhan sejarah
bangsa Indonesia agar selalu terjaga sampai pada generasi berikutnya. Jelaskan jawaban
saudara dan berikan contoh
5. Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini :
“Menko Polhukam Mahfud Md tak memungkiri penanganan kasus hak asasi manusia
(HAM) masa lalu berjalan lamban. Mahfud menyebut hal itu karena saat ini memasuki era
demokrasi. "Penegakan HAM terasa lama itu harus disadari daripada konsekuensi
demokrasi," kata Mahfud saat menghadiri peringatan Hari HAM Sedunia di Gedung
Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (10/12/2019). Mahfud menjelaskan,
dalam sistem demokrasi, penyelesaian HAM masa lalu tidak bisa dilakukan secara sepihak,
sehingga saat ini kekuasaan sudah terbagi dan semua ikut menentukan sikap. "Demokrasi
dan penentuan keputusan tidak pernah bertemu, makanya lambat, ada yang sudah selesai
tapi sedikit sekali. Kalau dulu pas kekuasaan Pak Harto (mantan presiden Soeharto) selesai
dengan satu keputusan," katanya. "Kalau mau melakukan secara otoriter, itu mudah. Tapi itu
tidak boleh dilakukan karena kita punya amanat reformasi, bertindak sewenang-wenang
tidak boleh. Kita harus berembuk secara demokratis untuk menyelesaikan HAM di masa
lalu," Mahfud menambahkan”.
Berdasarkan artikel diatas jelaskanlah argumentasi saudara mengenai perlindungan HAM
yang ada di Indonesia saat ini dan dari sisi etika politik bagaimana seharusnya pemerintah
menyikapi permasalahan pelanggaran HAM tersebut?
6. Bacalah artikel dibawah ini:

Indonesia Saat Ini

Indonesia sebenarnya memiliki nilai-nilai tradisional yang juga ditanamkan sejak dahulu,
seperti: nilai-nilai budaya, agama, dan adat istiadat yang bermacam-macam bentuknya dari
Sabang hingga Merauke. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain seperti:
kejujuran, keteladanan, sportifitas, toleransi, tanggung jawab, reputasi, disiplin, etos kerja,
gotong royong, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut sangat dihormati dan dipatuhi oleh segenap
elemen masyarakat hingga saat ini dan juga diimplementasikan di dalam pemerintahan.
Bahkan mengenai etika politik dan pemerintahan yang diatur di dalam perundangan, secara
khusus ada juga aturan yang menegaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada
publik, seorang pejabat negara harus siap mundur dari jabatannya apabila merasa dirinya
telah melanggar kaidah dan sistem nilai, ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah
masyarakat, bangsa, dan negara. 

Apa yang terjadi di Indonesia saat ini masih jauh jika dibandingkan dengan keadaan di
negara Jepang. Meskipun tidak dapat dibandingkan secara fair (apple to apple) karena kedua
negara memiliki kondisi ekonomi, sosial, politik, budaya, dan hukum (ekosospolbudhuk)
yang sangat berbeda, namun jika menyoroti secara khusus terkait etika politik dan
pemerintahan di kalangan elite politisi dan pejabat negara di Indonesia, nilai-nilai tradisional
Indonesia yang tertanam yang telah disebutkan tadi tidak nampak terlihat pada diri mereka
seperti apa yang nampak terlihat pada kalangan politisi dan pejabat negara di Jepang. 

Seorang politisi maupun pejabat negara yang terlibat dalam kasus hukum, hendaknya
dengan berjiwa ksatria dapat menghadapinya sesuai dengan nilai-nilai etika dan budaya
yang tertanam di bangsa ini. Apalagi melihat cita-cita bangsa Indonesia adalah menuju
kepada negara hukum (rechtsstaat) dimana dalam prosesnya penegakan hukum harus
dilaksanakan secara tegas dan tidak tebang pilih demi mencapai kepastian hukum. Setiap
orang pada dasarnya memiliki hak yang sama di hadapan hukum (equality before the law)
untuk mendapatkan proses peradilan yang jujur dan terbuka (fair trial) serta imparsial,
sehingga pada akhirnya tidak berpotensi melakukan tindakan menghalangi proses hukum
(obstruction of justice).   

Jika kita menyalakan televisi, ada sebuah kasus hukum yang terjadi akhir-akhir ini yang
menjerat seorang pejabat negara. Yang bersangkutan seharusnya mengikuti proses hukum
yang berlaku, namun pada faktanya dirinya tidak menunjukan sikap kepatuhan tersebut.
Bahkan atas kasus hukum yang menimpa dirinya, banyak kejadian-kejadian unik yang
akhirnya menggagalkan proses hukum yang seharusnya bisa dilaksanakan lebih cepat.
Terdengar kabar di media massa bahwa kasus tersebut akan dibawa penasihat hukumnya
kepada Pengadilan HAM Internasional. Pernyataan tersebut membuat para ahli hukum
bertanya-tanya, apalagi melihat bahwa kasus hukum yang menimpa pejabat negara tersebut
bukan merupakan kasus pelanggaran HAM (seperti kejahatan atas kemanusiaan, genosida,
kejahatan perang, dan agresi menurut Statuta Roma) tetapi merupakan tuduhan atas tindak
pidana korupsi yang sedang diproses oleh KPK. Tidak ada pengabaian atas due process of
law diantaranya: yang bersangkutan dibela oleh penasihat hukum, diberi kesempatan
mengajukan praperadilan, mengajukan saksi fakta dan ahli dan hak untuk membela diri. Jika
yang dipersoalkan adalah hak asasi manusia, proses praperadilan sendiri pada dasarnya
dilaksanakan dengan ruh penghormatan atas hak asasi manusia terhadap tersangka/terdakwa,
dengan lebih mempersoalkan proses penangkapan, penyidikan, dan penyelidikan dan bukan
bukti-bukti material perkara. Secara umum tuduhan atas kasus hukum ini tidak berdampak
signifikan secara internasional melainkan merupakan kasus dugaan tindak pidana korupsi
yang bisa diselesaikan melalui pengadilan tipikor di dalam negeri.

Masyarakat Indonesia tentunya dapat menilai melalui apa yang terpapar di media massa,
apakah hukum berjalan dengan sepatutnya ataukah masih berada di titik nadirnya. Hingga
kini belum terdengar berita apakah pejabat negara yang terlibat kasus hukum tersebut akan
mengundurkan diri dari jabatannya sesuai dengan etika politik dan pemerintahan
sebagaimana mestinya. Melalui banyaknya tayangan yang menampilkan tingkah akrobatik
kalangan elite politisi dan pejabat negara Indonesia, masyarakat Indonesia dapat segera
menyimpulkan bahwa meskipun nilai-nilai tradisional Indonesia telah tertanam sejak dahulu
namun budaya kepatuhan serta jiwa sportifitas rupanya belum mendarah daging dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Jika kita melihat kepada apa yang terjadi pada negara Jepang, memang sepertinya masih
terasa jauh bagi politisi serta pejabat negara ini untuk menuju ke arah sana. Namun selalu
ada kesempatan bagi siapapun yang memiliki keinginan untuk maju demi kepentingan
bangsa dan negara. Atas dasar ketertinggalan dengan bangsa lainnya, Indonesia harus bisa
mengejar untuk menjadi negara modern yang dapat berpolitik dengan nilai-nilai tradisional
yang dibanggakan. Tentunya, semua berawal dari niat yang mulia dari para politisi dan
pejabat negara Indonesia.

Dari artikel diatas berikanlah argumentasi saudara mengenai:

a. Peran Pancasila dan UUD 1945 dalam mengikat etika politik para pejabat di Indonesia?

b. Pelanggaran seperti apa yang dilakukan oleh pejabat politik dalam artikel diatas dan
berikan alasanmu mengapa pejabat politik tersebut melakukannya?

c. Berikanlah kritikan dan saranmu mengenai etika politik para elit politik di Indonesia saat
ini dan sertakan solusinya agar etika politik yang kondusif tercipta dengan baik di
Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai