Anda di halaman 1dari 12

BAB VI.

PENERAPAN EKONOMI TEORI FUNGSI LINIER

3.1. FUNGSI PERMINTAAN


P
Bentuk umum persamaan :
a/b
Q= a- bP
atau
P = a/b – 1/b Q
Qd

a Q
Dari bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (Price, harga) dan variabel
Q (Quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan hukum
permintaan, bahwa apabila harga naik jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila
harga turun jumlah yang diminta akan bertambah. Gerakan harga berlawanan arah
dengan gerakan jumlah. Oleh karena itu kurva permintaan berlereng negatif.

3.2. FUNGSI PENAWARAN


P
Qs Bentuk persamaan umum :
Q = -a + bP
Atau
P = a/b + 1/b Q

a/b

-a 0 Q
Dari persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (Price, harga) dan variabel Q
(Quantity, jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini
mencerminkan hukum penawaran, bahwa apabila harga naik jumlah yang ditawarkan
akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang. Oleh
karena itu kurva penawaran berlereng positif.

3.3. KESEIMBANGAN PASAR

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 14


Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium)
apabila jumlah yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.
P
Qs Qd = Qs

P’ E Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Qd P’ = harga keseimbangan
0 Q’ Q Q’ = jumlah keseimbangan
Kasus 1
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di
pasar?

Permintaan : P = 15 – Q → Q = 15 - P
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q → Q = -6 + 2P
Keseimbangan pasar → Qd = Qs
P
15 Qs

7 E

3 Qd

8 15 Q

→ 15 – P = - 6 + 2 P
21 = 3P → P=7
Q = 15 – P
= 15 – 7 = 8 Jadi Pe = 7 dan Qe = 8
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 15


Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga
jual yang lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, di lain pihak jumlah
keseimbangannya menjadi lebih sedikit
Kasus 2
Fungsi permintaan dan penawaran seperti kasus 1. Terhadap barang tersebut dikenakan
pajak sebesar 3 per unit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sesudah
adanya pajak?

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran setelah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3
: P = 6 + 0,5 Q → Q = - 12 + 2P
Sedangkan persamaan permintaan tetap : P = 15 – Q → Q = 15 - P
Keseimbangan pasar → Qd = Qs
15 – P = - 12 + 2 P
27 = 3P
P=9
Q = 15 – P
= 15 – 9 = 6
Jadi Pe’ = 9 dan Qe’ = 6

P Qs’ (sesudah pajak)


15 Qs (sebelum pajak)
9
7 E

3 Qd

6 8 15 Q

Beban Pajak yang ditanggung oleh konsumen.

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 16


Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen, melalui
harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung oleh bersama
baik produsen maupun konsumen. Besarnya bagian dari pajak yang ditanggung oleh
konsumen (tk) adalah selisih antara harga keseimbangan sesudah pajak (Pe’ ) dan harga
keseimbangan sebelum pajak ( Pe)

tk = Pe’ - Pe

Dalam kasus diatas berarti tk = 9 - 7 = 2. (67%) ditanggung konsumen.

Beban pajak yang ditanggung oleh produsen.


Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih
antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen.

tp = t - tk

Dalam kasus diatas berarti tp = 3 – 2 = 1. (33%) ditanggung oleh produsen

Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah.


Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (Qe’) dengan besarnya
pajak per unit barang (t).

T = Qe’ x t

Dalam kasus diatas, berarti T = 6 x 3 = 18.

Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar


Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak. Maka kadang disebut dengan
pajak negatif. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi,
produsen merasa biaya produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 17


keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih
banyak.
Kasus 3
Fungsi permintaan dan penawaran seperti kasus 1. Pemerintah memberikan subsidi
sebesar 1,5 atas setiap unit barang yang diproduksi. Berapa harga dan jumlah
keseimbangan tanpa dan dengan subsidi?

Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q - 1,5
: P = 1,5 + 0,5 Q → Q = - 3 + 2P
Sedangkan persamaan permintaan tetap : P = 15 – Q → Q = 15 - P
Keseimbangan pasar → Qd = Qs
15 – P = - 3 + 2 P
18 = 3P
P=6
Q = 15 – P
= 15 – 6 = 9
Jadi Pe” = 6 dan Qe” = 9

P Qs (tanpa subsidi)
15 Qs” (dengan subsidi)

3 Qd
1,5
8 9 15 Q

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen.


Subsidi produksi yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan biaya produksi
yang dikeluarkan produsen menjadi lebih sedikit daripada biaya sesungguhnya untuk
menghasilkan barang tersebut. Karena biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 18


lebih kecil, maka ia bersedia menawarkan harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian
dari subsidi tadi dinikmati pula oleh konsumen.
Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk)
adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (P e) dan harga keseimbangan
dengan subsidi (Pe”).

sk = Pe – Pe”

Dalam kasus 3 diatas, sk = 7 – 6 = 1 . (67%) dinikmati konsumen.

Bagian Subsidi yang dinikmati oleh Produsen.


Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp) adalah selisih antara
besarnya subsidi per unit barang (s) dan bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen
(sk).

sp = s - sk

Dalam kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5. (33%) dinikmati produsen

Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah.


Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah disubsidi (Q”) dengan besarnya subsidi
per unit barang (s).

S = Q” x s

Dalam kasus 3 diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5 .

Keseimbangan Pasar Kasus Dua Macam Barang


Terhadap 2 macam barang yang mempunyai hubungan penggunaan, maka
permintaan akan barang yang satu bukan saja dipengaruhi oleh (fungsi dari) harga barang
itu sendiri, tetapi juga fungsi dari harga barang lainnya. Barang-barang semacam ini
adalah barang-barang yang mempunyai hubungan “substitutif” (saling menggantikan),
misalnya antara teh dan kopi; dan barang-barang yang mempunyai hubungan
“komplementer” (saling melengkapi), misalnya antara kopi dan gula.

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 19


Apabila barang X dan barang Y mempunyai hubungan penggunaan, permintaan
akan masing-masing barang dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi
permintaan akan masing-masing barang tersebut adalah :
Qdx = f (Px , Py)
Qdy = g (Py, Px)
Qdx = jumlah permintaan akan X
Qdy = jumlah permintaan akan Y
Px = harga X per unit
Py = harga Y per unit

Kasus 4
Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan Q dx = 10 – 4 Px + 2 Py , sedangkan
penawarannya Qsx = - 6 + 6 Px . Sementara itu permintaan akan barang Y ditunjukkan oleh
persamaan Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px , sedangkan penawarannya Qsy = – 3 + 7 Py . Berapakah
harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta dipasar untuk masing-masing barang
tersebut?

Keseimbangan pasar barang X :


Qdx = Qsx
10 – 4 Px + 2 Py = -6 + 6 Px
10 Px – 2 Py = 16 …………….(1)

Keseimbangan pasar barang Y :


Qdy = Qsy
9 – 3 P y + 4 Px = - 3 + 7 P y
4 Px – 10 Py = - 12 ………… (2)
Dari (1) dan (2)
10 Px – 2 Py = 16 x1 10 Px – 2 Py = 16
4 Px – 10 Py = - 12 x 2,5 10 Px – 25 Py = - 30 ( - )
23 Py = 46
Py = 2
Py = 2 masuk (1) atau (2), diperoleh Px = 2

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 20


Selanjutnya Qx dan Qy dapat dihitung dengan memasukkan nilai Px dan Py ke dalam
persamaan permintaannya atau persamaan penawarannya. Maka akan diperoleh Q x = 6
dan Qy = 11.
Jadi ,
Px equilibrium = 2 Py equilibrium = 2
Qx equilibrium = 6 Qy equilibrium = 11
Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi Biaya
Biaya total (Total Cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya
terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (Variable cost).
Sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Secara
matematik, biaya tetap bukan merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan; ia
merupakan sebuah konstanta dan kurvanya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu
jumlah. Sebaliknya biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan.
Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya.
Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan,
kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.

FC = K
VC = f(Q) = vQ
C = g (Q) = FC + VC = k + vQ

C C = k + vQ
FC : biaya tetap
VC = vQ VC : biaya variabel
C : biaya total
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k FC = k

0 Q

Fungsi Penerimaan

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 21


Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi
dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang diproduksi
dan terjual semakin besar pula penerimaannya.
Penerimaan total (Total Revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan
harga jual per unit barang tersebut.
Secara matematik, penerimaaan merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis
lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.

R = Q x P = f(Q)

Analisis Pulang Pokok


Penerimaan dan biaya merupakan variabel penting untuk mengetahui kondisi
bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total ( R ) yang diperoleh dan
biaya total (C) yang dikeluarkan, dapat dianalisis apakah perusahaan mendapat
keuntungan ataukah mengalami kerugian.
Keuntungan (profit positif, π > 0 ) akan didapat apabila R > C. Sebaliknya kerugian (profit
negatif, π < 0) akan dialami apabila R < C.
Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep “pulang
pokok” (break even point), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Keadaaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C, perusahaan
tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.

C, R Q = jumlah produk
R = r (Q) R = penerimaan total
C = biaya total
Π>0 C = c (Q)
π = profit total = ( R – C )
TPP = titik pulang pokok (break even
point)
TPP ( π = 0)
Π<0

0 Q’ Q
Fungsi Anggaran

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 22


Dalam ekonomi mikro terdapat 2 teori yang membahas tentang fungsi anggaran,
yaitu teori produksi dan teori konsumsi.
Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas maksimum kemampuan
seorang produsen membeli 2 macam masukan (input) atau lebih, berkenaan dengan
jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing masukan. Gambar fungsi sering
disebut isokos (isocost).
Sedangkan pada teori konsumsi, fungsi anggaran mencerminkan batas maksimum
kemampuan seorang konsumen membeli 2 macam keluaran (output) atau lebih,
berkenaan dengan jumlah pendapatannya dan harga masing-masing keluaran. Gambar
dari fungsi anggarannya dikenal dengan garis anggaran (budget line).
Bentuk umum persamaan fungsi anggaran :

M = x. Px + y . Py

Pada teori produksi pada teori konsumsi


M = jumlah dana produsen M = jumlah pendapatan konsumen
x = jumlah masukan X x = jumlah keluaran X
y = jumlah masukan Y y = jumlah keluaran y
Px = harga X per unit Px = harga X per unit
Py = harga Y per unit Py = harga Y per unit

Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Angka Pengganda

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan


(pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yaitu dikonsumsikan dan
ditabung.
Jika pendapatan dilambangkan dengan Y, konsumsi dengan C dan tabungan dengan S,
maka dapat dirumuskan :

YΞC+ S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai
fungsi linier dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan pendapatan
nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan tabungannya.

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 23


Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional yang
secara umum dirumuskan:
Co = konsumsi otonom, c = MPC = ∆C/∆Y
C = f (Y) = Co + cY

Konstanta Co menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada pendapatan nasional


sebesar nol; mencerminkan konsumsi nasional minimum (autonomous consumption),
konsumsi otonom) yang pasti ada atau harus tersedia, meskipun pendapatan nasionalnya
nihil. Koefisien c mencerminkan besarnya tambahan konsumsi sebagai akibat adanya
tambahan pendapatan nasional sejumlah tertentu. Dalam ekonomi, c adalah Marginal
Propensity to Consume. Secara grafik, c merupakan lereng dari kurva konsumsi.

Fungsi Tabungan
Secara umum dirumuskan sebagai :

S = g (Y) = So + sY So = tabungan otonom


s = MPS = ∆ S / ∆Y

Konstanta S0 yaitu tabungan otonom (autonomous saving), merupakan penggal kurva


tabungan pada sumbu vertikal S. Koefisien s (Marginal Propensity to Save, MPS)
merupakan lereng dari kurva tabungan.

Persamaan fungsi tabungan dapat pula diturunkan dengan memanfaatkan kesamaan Y Ξ C


+ S.
YΞC+S → S=Y–C
S = Y – Co – c Y
S = - C0 + (1 – c) Y
Jadi, S0 + sY = S = - C0 + (1 – c) Y
Disimpulkan,

S0 = - C0
s=1–c →c+s=1
MPS = 1 – MPC → MPC + MPS = 1

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 24


C, S
Y=C+S
C = Co + cY
M

C0
S = S0 + sY
45⁰
0 Y
S0

Angka Pengganda (mulitiplier)


Angka pengganda ialah : suatu bilangan yang menjelaskan tambahan pendapatan
nasional sebagai akibat adanya perubahan pada variabel-variabel tertentu dalam
perekonomian.
Dalam model perekonomian yang paling sederhana, angka pengganda/multiplier
dirumuskan:
c Ξ MPC
s Ξ MPS

Matematika Ekonomi- Penerapan Ekonomi…… Page 25

Anda mungkin juga menyukai