a Q
Dari bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (Price, harga) dan variabel
Q (Quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan hukum
permintaan, bahwa apabila harga naik jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila
harga turun jumlah yang diminta akan bertambah. Gerakan harga berlawanan arah
dengan gerakan jumlah. Oleh karena itu kurva permintaan berlereng negatif.
a/b
-a 0 Q
Dari persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (Price, harga) dan variabel Q
(Quantity, jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini
mencerminkan hukum penawaran, bahwa apabila harga naik jumlah yang ditawarkan
akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang. Oleh
karena itu kurva penawaran berlereng positif.
P’ E Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Qd P’ = harga keseimbangan
0 Q’ Q Q’ = jumlah keseimbangan
Kasus 1
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di
pasar?
Permintaan : P = 15 – Q → Q = 15 - P
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q → Q = -6 + 2P
Keseimbangan pasar → Qd = Qs
P
15 Qs
7 E
3 Qd
8 15 Q
→ 15 – P = - 6 + 2 P
21 = 3P → P=7
Q = 15 – P
= 15 – 7 = 8 Jadi Pe = 7 dan Qe = 8
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
3 Qd
6 8 15 Q
tk = Pe’ - Pe
tp = t - tk
T = Qe’ x t
P Qs (tanpa subsidi)
15 Qs” (dengan subsidi)
3 Qd
1,5
8 9 15 Q
sk = Pe – Pe”
sp = s - sk
S = Q” x s
Kasus 4
Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan Q dx = 10 – 4 Px + 2 Py , sedangkan
penawarannya Qsx = - 6 + 6 Px . Sementara itu permintaan akan barang Y ditunjukkan oleh
persamaan Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px , sedangkan penawarannya Qsy = – 3 + 7 Py . Berapakah
harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta dipasar untuk masing-masing barang
tersebut?
FC = K
VC = f(Q) = vQ
C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
C C = k + vQ
FC : biaya tetap
VC = vQ VC : biaya variabel
C : biaya total
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k FC = k
0 Q
Fungsi Penerimaan
R = Q x P = f(Q)
C, R Q = jumlah produk
R = r (Q) R = penerimaan total
C = biaya total
Π>0 C = c (Q)
π = profit total = ( R – C )
TPP = titik pulang pokok (break even
point)
TPP ( π = 0)
Π<0
0 Q’ Q
Fungsi Anggaran
M = x. Px + y . Py
YΞC+ S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai
fungsi linier dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan pendapatan
nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan tabungannya.
Fungsi Tabungan
Secara umum dirumuskan sebagai :
S0 = - C0
s=1–c →c+s=1
MPS = 1 – MPC → MPC + MPS = 1
C0
S = S0 + sY
45⁰
0 Y
S0