Anda di halaman 1dari 13

 

ALAT PERAGA FISIKA


ROKET AIR

Kelompok : 5
Nama Kelompok
:
1.  Ade Maulana W.
2.  Jodi Oktandi
3.  M. Irfan Maulana
4.  Rifka Putri K.
5.  Wulandari
6.  Yodi Putra
P. 7.  Yulita
Debbi

SMA NEGERI 6 CIREBON


Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo No.79 Kota Cirebon
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran Fisika dengan membuat alat peraga
yaitu roket air serta pembahasannya bentuk makalah.

Dalam pembuatan alat peraga ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam pembuatan alat
peraga ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua,
serta teman- teman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.   Ibu guru bidang studi Fisika yang telah memberikan tugas,


petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan
menyelesaikan tugas ini.
2.   Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga alat peraga ini selesai.
3.   Teman-teman satu kelompok yang telah memantu dalam pembuatan
alat peraga ini.

Semoga alat peraga ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan


pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Cireon, 1 April 2011

Penulis
 

DAFTAR ISI

  KATA PENGATAR
  DAFTAR ISI

I.   PENDAHULUAN
1.   Latar
Belakang 2. 
Tujuan
3.  Manfaat

II.   PEMBAHASAN
1.   SEKILAS MENGENAI ROKET AIR

2.   ALAT DAN BAHAN ROKET AIR


a.   Kepala + Pemberat roket
b.   Tutup botol di launcher
c.   Pentil launcher
d.   Seal/Klep
e.   Sayap/Fin

3.   CARA MENGGUNAKAN ROKET AIR

4.   GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA ROKET AIR

a.   Gaya Dorong (Thrust)


b.   Gaya Berat (Weight)
c.   Hambatan Udara (Drag)
d.   Gaya Angkata (Lift)
e.   Titik Pusat Tekanan (Center of Pressure)
f.   Titik Pusat Gravitasi (Center of Gravity) 

III.   PENUTUP
1.  
Kesimpulan 2. 
Saran 
 

I.  PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang


Terkadang di waktu senggang seorang siswa tatkala kebanyakan mereka

menggunakannya untuk bermalas-malasan, melakukan hal yang tak


berguna atau bahkan tidak melakukan apapun. Padahal waktu adalah
uang jika mereka menyia-nyiakan hala seperti itu, sma saja mereka
menghabiskan uang mereka hanya untuk bermalas-malasan saja.
Tetapi akan ada banyak hal yang menarik yang dapat mereka lakukan
bila mereka mau berusaha bahakan merekapun bisa belajar sambil
bermain hingga bisa menghilangkan rasa kejenuhan mereka. Salah
satunya adalah membuat sebuah alat yang berhubungan dengan fisika
namun sangat menarik untuk dimainkan contohnya Roket Air. 

2.  Tujuan
Tujuan membuat roket air ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Fisika serta mengembangkan daya kreatifitas dan motivasi
seorang siswa untuk membuat sebuah alat peraga dengan
memanfaatkan konsep- konsep pada Bidang Studi Fisika hingga
menjadi hal yang menarik untuk di gunakan.

3.  Manfaat
Manfaat membuat roket air ini adalah dapat mengembangkan daya

kreatifitas sehingga seorang siswa dapat memanfaatkan konsep-konsep


ilmu dalam pelajaran Fisika hingga menjadi sebuah alat yang menarik
untuk di
gunakan.
 

II.  PEMBAHASAN

1.  SEKILAS MENGENAI ROKET AIR

Dalam merancang roket air kita akan dihadapkan pada empat subjek yaitu
gaya berat, gaya dorong, sistem aerodinamis dan daya angkat.

Roket air bekerja dengan bantuan air dan tekanan udara sehingga ia bisa
terlontar keudara. Pertama - tama roket air yang terbuat dari botol ini di isi air
kira - kira 40% dari volumenya.

Kemudian botol di pasang pada peluncur roket air, Udara kemudian di


pompakan ke botol roket sehingga tekanan naik. Gaya dorong akan didapat saat
air mulai keluar dari botol roket air dengan cara menarik tutup nozzel.

Persis seperti roket sungguhan, roket air ini juga di pengaruhi oleh faktor
-faktor external seperti pengaruh angin dan berat dari roket air itu sendiri. Untuk
mendapatkan
 jarak lontar yang jauh perhitungan sistem aerodinamisnya perlu di perhatikan. 
 

2.  ALAT DAN BAHAN

Kepala + Pemberat roket


Berfungsi agar roket bergetak lurus dan tidak melayang saat meluncur di udara.

Tutup botol di launcher


Berfungsi untuk mengunci roket agar roket tidak meluncur sebelum udara yang di
pompa ke roket cukup.

Pentil launcher
Berfungsi untuk memompa udara ke dalam roket dan mengunci udara agar
udara yg sudah di pompa tidak keluar lagi.

Seal/Klep
Berfungsi untuk membuat seal agar air tidak cepat merembes ke luar roket.

Sayap/Fin
Berfungsi untuk membuat roket tetap stabil saat meluncur di udara.
 

3.  CARA MENGGUNAKAN

Buka pipa peluncur, dan masukkan air sampai kira-kira 20-40% bagian
botol.

masukkan kembali pipa peluncur dan arahkan roket ke atas sampai cable ties
benar- benar mencengkram mulut botol. pasang kunci pengamannya.

Bila air merembes keluar, maka seal tidak berfungsi dengan baik. ganti

kembali seal karet.

Pompa udara kedalam botol melalui pentil di bagian bawah peluncur.

jangan terlalu tinggi tekanannya (awas botol pecah).

Bila sudah mencukupi tarik kunci pengaman ke bawah. dan roketpun

meluncur. 
 

4.  GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA ROKET AIR

Roket air dapat meluncur karena terjadi beberapa gaya yang bekerja, antara

lain:
Gambar 1. Gaya yang terjadi pada roket

1.   Gaya Dorong (Thrust)


Thrust (gaya dorong) adalah gaya yang mendorong roket yang disebabkan
oleh keluarnya air dan udara dari dalam botol yang bertekanan tinggi ke luar
botol yang bertekanan lebih rendah.Gaya dorong dapat dirumuskan:
     

Gaya Dorong dalam satuan newton (N), tekanan dalam pascal (Pa) dan diameter
dalam meter (m). Dari rumus tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa gaya dorong
dipengaruhi oleh besarnya tekanan dan diameter nozzle. Semakin besar tekanan makin
besar gaya dorong, demikian juga makin besar diameter nozzle makin besar pula gaya
dorong yang dihasilkan. Tetapi rumus tersebut hanya berlaku tepat pada saat roket
mulai meluncur, saat roket sudah meluncur, tekanan dalam botol juga berkurang sampai
tekanannya sama dengan

tekanan udara di luar botol. Jadi rumus yang berlaku menjadi:


 F   m v   m  v   ( p    p ) A  
ee o o e o e

dimana F adalah gaya dorong, p adalah tekanan, v adalah kecepatan, A


adalah luas penampang, m adalah massa.

Untuk  pe     p  F   me ev omo v  o   


(1    f  )m
e
:      m

Untuk
 p 
: F    eve      ovo  
) Ae  
po m ( pe po
e m

F adalah perbandingan campuran air dan udara. Jadi secara spesifik dapat disimpulkan
bahwa:

 F  s   F 
   (   f  )ve  vo  
 o 1 
m

karena gaya dorong berubah nilainya setiap waktu maka:


 

 m v 2  m v1 
 F    
t   2  t1  
Dalam roket air, ada dua fluida yang digunakan sebagai bahan pendorong roket
yaitu fluida yang dapat dikompresi yaitu udara dan fluida yang tidak dapat
dikompresi yaitu air.

Mengapa digunakan dua fluida? Sebenarnya jika hanya menggunakan udara saja roket tetap
bisa meluncur, tetapi lamanya waktu gaya dorong sangat cepat sehingga perlu fluida
lain
yang tidak dapat dikompresi sehingga lamanya waktu gaya dorong bisa lebih lama.
Pada dasarnya semua fluida yang tidak dapat dikompresi dapat digunakan sebagai
bahan pendorong, akan tetapi yang paling ekonomis adalah air.
Kembali pada inti masalahnya karena berat jenis air lebih berat daripada berat
jenis udara, maka di dalam roket, air akan berada di bawah udara, tekanan udara
mendorong air dan sebagian udara untuk keluar dari nozzle, setelah air habis maka
sisa udara yang masih bertekanan akan keluar membentuk air-pulse yang memberikan
gaya dorongan terakhir yang cukup besar. Perbandingan air dan udara mempengaruhi
lamanya waktu gaya dorong roket. Selain itu ukuran diameter dan tekanan udara juga
sangat mempengaruhi. lamanya waktu gaya dorong yang lama dapat diperoleh dari
diameter dengan lubang sempit, lebih banyak air dan tekanan udara yang rendah.

2.   Gaya Berat (Weight)


Weight (gaya berat) adalah gaya yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
Weight adalah gaya yang melawan gaya yang dialami roket waktu meluncur
meninggalkan permukaan tanah.
W     m. g   
pada saat roket akan meluncur beratnya mencapai berat yang maksimal karena masih
menyimpan air dan udara didalamnya. Saat roket meluncur air dan udara juga
keluar menimbulkan gaya dorong, gaya dorong berkurang bersamaan dengan turunnya
tekanan udara didalamnya, sebagai kompensasi dari berkurangnya gaya dorong, massa
roket juga berkurang karena roket membawa air yang lebih sedikit, jadi percepatan yang
dialami roket lebih besar karena gaya dorong bekerja pada massa yang lebih ringan.
Beban roket yang berat mempengaruhi kestabilan roket saat meluncur.
3.   Hambatan Udara (Drag)
Drag (hambatan udara) adalah gaya yang menahan laju roket di udara, yang
disebabkan oleh bentuk roket, kepadatan udara, luas permukaan roket, kecepatan.
Hambatan udara dapat dirumuskan sebagai berikut:
1
 Drag   Cd    A   air. density  v2  
2
dimana drag diukur dalam satuan newton (N), Cd (coefficient of drag) suatu konstanta
yang diberikan pada bentuk suatu benda, A adalah luas penampang melintang suatu
roket (m 2).
3
dan kecepatan diukur
3
 Air density adalah kepadatan udara (kg/m ) biasanya sekitar
1.2kg/m
dalam (m/s). Dengan rumus diatas menunjukkan, jika kita menambah kecepatan dua
kali,
 

maka drag akan bertambah pula sebanyak empat kali, jika mempercepat tiga kali
maka hambatan udara akan sembilan kali lebih besar. Itulah sebabnya roket akan
sangat sulit untuk melaju dengan kecepatan tinggi di udara.
Hambatan udara dapat diminimalkan dengan cara mengurangi kecepatan
roket, mengurangi kepadatan udara, memperkecil luas permukaan roket dan memperkecil
Cd. Dari

semua cara untuk memperkecil hambatan udara yang paling sederhana untuk dilakukan
adalah memperkecil Cd, luas permukaan roket dan mengurangi kecepatan.
Memperkecil Cd dapat dilakukan dengan cara membuat bentuk roket lebih
streamline, memperhalus permukaan roket, membentuk roket seperti bentuk tetesan air
dengan demikian bentuk roket akan lebih aerodinamis. Mengurangi luas permukaan
roket juga memperkecil hambatan udara, yaitu dengan memilih botol dengan diameter yang
lebih kecil. Mengurangi kecepatan juga dapat dijadikan salah satu pilihan untuk
mengurangi hambatan udara. Diameter dengan lubang kecil akan mengurangi thrust,
tapi lamanya waktu gaya dorong lebih lama, percepatan lebih terkontrol, kecepatan
berkurang dan hasilnya hambatan udara berkurang, tapi roket akan membawa beban
lebih lama dan lebih tinggi sehingga kestabilan roket juga berkurang.

4.   Gaya Angkata (Lift)


Lift (gaya angkat) pada roket memang terjadi tetapi tidak terlalu kelihatan seperti
pada pesawat terbang. Jadi lift hanya akan dibahas sedikit saja mengenai
perbandingannya terhadap Hambatan Udara sebagai berikut:
 L lift  Cl 
   
 D drag  Cd 
harga L/D yang tinggi menyebabkan pemakaian bahan bakar ekonomis sehingga
efisiensi tinggi, efisiensi tinggi dan ekonomis dalam pemakaian bahan bakar membuat jarak
tempuh semakin jauh. Begitu pula sebaliknya.

5.   Titik Pusat Tekanan (Center of Pressure)


Center of pressure (CP) adalah titik pusat tekanan yang ditentukan oleh penjumlahan
luas bagian-bagian roket dikalikan dengan jaraknya dari garis referensinya. Untuk
lebih
 jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 2. Center of pressure

setiap komponen roket mempunyai luasan a j dan terletak pada jarak tertentu d j dari garis
referensinya. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
cpA  d  n an     d   f   a f    
d  b ab
 

setiap roket memiliki cp, semakin jauh cp dengan garis referensi kestabilan roket semakin
berkurang.

6.   Titik Pusat Gravitasi (Center of Gravity)


Center of gravity (CG) adalah titik pusat gravitasi atau lebih dikenal dengan titik
berat

roket. CG ditentukan oleh penjumlahan jarak komponen roket dari titik referensi dikalikan
dengan berat masing-masing komponen.

Rumusnya adalah: Gambar 3. Center of gravity

cgW   d  n wn d  r  w    d   d  e we  d   f   w f    


w r  b
b

kestabilan roket ditentukan oleh CP dan CG, semakin jauh CG dari CP maka roket akan
semakin stabil.
 

III. PENUTUP

1.  KESIMPULAN

Bahwa roket air dapat meluncur karena adanya perbedaan tekanan


antara di dalam botol dan di luar botol. Karena tekanan yang di dalam
botol sangat tinggi, udara yang ada di dalam botol memaksa keluar dan
mendorong air sehingga tekanan udara yang berada di dalam dan di luar
botol sama, dan pada saat itulah roket meluncur
Tinggi roket meluncur tergantung beberapa faktor yaitu, Luas
penampang roket, Udara yang dipompakan ke roket, volume air yang di
masukan kedalam roket, dan massa roket.

2.  SARAN
Dalam pembuatan roket air ini ada beberapa hal yang pelu di
pertimbangkan yaitu, seal roket, ,pembuatan launcher.
Seal roket adalah komponen utama dari sebuat roket air, bila seal yang
di buat kurang baik maka sebuah roket air bisa saja gagal meluncur,
karena seal yang tidak baik dapat mengakibatkan air merembes ke
luar roket sebelum roket diluncurkan.
Pembuatan Launcher, ini juga perlu di perhatikan yaitu apakah
kondisi pipa yang di gunakan baik, atau dop yang di lem sudah rapat.
Ini juga berpegaruh sekali dalam pembuatan roket air.

Anda mungkin juga menyukai