Anda di halaman 1dari 8

Meningkatkan Literasi Sains di SDN Sidokumpul dengan Metode Exsperimen.

Finna Fitariya

158620600152/ 6/ A3/ S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Finnafitarya4@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester( UTS) Pada Mata Kuliah Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK) Dengan Dosen Pengampu Muhammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak

Berdasarkan observasi untuk meningkatkan pembelajaran IPA dengan metode pembelajaran eksperimen
khususnya materi konsep struktur tumbuhan dan fungsinya, siswa kelas IV B SDN Sidokumpol Sidoarjo.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dimana subjek penelitian
di sini adalah siswa kelas IV B SDN Sidokumpul Sidoarjo. Penelitian ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru SD untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang cocok dalam melakukan
pembelajaran IPA khususnya materi struktur tumbuhan dan fungsinya di SDN Sidokumpul Sidoarjo.penelitian
tindakan kelas ini di lakukan sebanyak dua siklus. Metode eksperimen ini di fokuskan pada mata pembelajaran
IPA materi tentang struktur tumbuhan dan fungsinya pada kelas IV B SDN Sidokumpul . Hasil pemahaman
siswa semester genap tahun 2017- 2018 hanya 8 siswa dari 16 siswa kelas IV B yang mencapai KKM, hanya
50% yang mencapai ketuntasan KKM. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya pemahaman siswa dalam
memahami materi yang di pelajari,hal ini bisa di lihat dalam proses belajar mengajar, pada saat pembelajaran
berlangsung.pada siswa mengikuti pembelajaran IPA siswa terlihat sangat tidak serius dan bersifat pasif, siswa
lebih banyak mengobrol dan berjalan- jalan dari pada mendengarkan materi yang di sampaikan oleh guru.
Sehingga pemahaman pembelajaran itu rendah, dapat di lihat dari nilai ulangan harian siswa kelas IV B SDN
Sidokumpol . Dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen nilai rata- rata siswa meningkat
meningkat. sehingga metode eksperimen dapat di gunakan dalam pembelajaran IPA khususnya dalam materi
struktur pertumbuhan dan fungsinya.

Kata kunci : literasi sains , metode eksperimen.

memutuskan masalah adalah literasi sains.


Literasi sains sudah banyak dikembangkan
Pendahuluan dalam dunia pendidikan oleh negara- negara
Pada abad ke- 21 pengetahun amerika, Tiwan, cina, hong kong, australia,
semakin pesat perkembangan pengetahuan jerman dan chile (G. Lederman,
maupun teknologi tentunya membutuhkan S.Lederman,Antink, 2013) bahkan dalam
tantangan sendiri, baik dilingkungan negara berkembang seperti Nigeria
pendidikan maupun dunia kerja saat (Ojimba,2013).
ini.sehingga perlunya mempersiapkan Dalam penilaian literasi sains
generasi saat ini memiliki keterampilan baik merupakan komponen yang penting dalam
soft skill maupun hard skill bagi siswa dari belajar dan pembelajaran . hal ini juga
tingkat sekolah dasar sampai perguruan penting ketika pencapaian literasi sains
tinggi. Menurut Omar, Turiman, Daud dan menjadi tujuan utama dalam pembelajaran.
Kasman,(2011) bahwa “ keterampilan abad Program survei yang membantu penilaian
21 terdiri dari empat domain utama literasi, literasi sains adalah PISA – OECD yang
berfikir inventif, komukasi yang efektif dan berfokus pada pyang terlibat ketika
produktivitas yang tinggi”. Salah satu menjawab suatu pertanyaan atau
keterampilan yang penting untuk memecahkan masalah, seperti
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti
serta menerangkan kesimpulan ( Firman, and to draw evidence- based conclusions in
2007). Bybee dan BSCS mengusulkan order to understand and help make decisions
pertimbangan teori menyeluruh yang lebih about the natural world and the changes
cocok untuk penilaian literasi sains di made to it through human activity”. Literasi
sekolah, karena pada hakikatnya akan sains didefinisikan sebagai kemampuan
mempermudah dalam penyampaian tujuan menggunakan pengetahuan sains,
instruksional. Pertimbangan ini mengusulkan mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik
untuk mengikuti tingkatan literasi sains: 1. kesimpulan berdasarkan bukti- bukti, dalam
Scientific illiteracy: siswa tidak dapat rangka memahami serta membuat keputusan
menghubungkan, atau merespon sebuah berkenaan dengan alam dan perubahan yang
pertanyaan yang memerlukan alasan tentang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas
sains. Siswa tidak mempunyai manusia. Definisi literasi sains bersifat
pembedaharaan kata , konsep, konteks dan multidimensional, bukan hanya pemahaman
kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi peserta didik terhadap karakteristik sains ,
pertanyaan secara ilmiah. 2.Nominal melainkan lebih dari itu. PISA juga menilai
scientific literacy: siswa mengenal konsep pemahaman peserta didik terhadap
yang berhubungan dengan sains, tetapi karakteristik sains sebagai penyelidikan
tingkatan pemahaman yang benar di ilmiah, kesadaran akan betapa sains dan
indikasikan miskonsepsi, 3. Functional teknologi membentuk lingkungan material,
scientific literacy. Siswa dapat menerapkan intelektual dan budaya, serta keinginan untuk
sebuah konsep dengan benar, tetapi terlibat dalam isu- isu terkait sains, sebagai
pemahamannya masih terbatas, 4. manusia yang reflektif. Literasi sains
Conceptual scientific literacy. Siswa dianggap suatu hasil belajar kunci dalam
mengembangkan beberapa pemahaman dari pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua
skema konsep mata pembelajaran dan siswa, apakah meneruskan belajar sains atau
menghubungkan skema tersebut dengan tidak setelah itu. Berpikir ilmiah merupakan
pemahaman sains siswa secara umum. tuntutan warga negara, bukan hanya
Kemampuan proses penemuan sains dan ilmuwan. Keinklusifan literasi sains sebagai
teknologi termasuk juga dalam tingkatan suatu kompetensi umum bagi kehidupan
literasi ini, 5. Multimensional scientific merefleksikan kecenderungan yang
literacy. Pandangan literasi sains berkembang pada pertanyaan- pertanyaan
menggabungkan pemahaman sains yang luas ilmiah dan teknologis. Sesuai pandangan di
melebihi dari konsep mata pembelajaran dan atas, penilaian literasi sains dalam PISA tidak
prosedur penyelidikan ilmiah. Siswa semata- mata berupa pengukuran tingkat
mengembangkan beberapa pemahaman dan pemahaman terhadap pengetahuan sains,
penghagaan terhadap sains dan teknologi tetapi juga pemahaman terhadap berbagai
yang berhubungan dengan kehidupan sehari- aspek proses sais, serta kemampuan
hari. Khususnya mereka mulai membuat mengaplikasikan pengetahuan dan proses
hubungan- hubungan antara sains, teknologi sains dalam situasi nyata yang dihadapi
dan isu- isu di kehidupan masyarakatdalam peserta didik, baik sebagai individu, anggota
mata pembelajaran sains. masyarakat, serta warga dunia.
Literasi sains menurut PISA Pengetehuan praktis, menjawab
diartikan sebagai “ the capacity to use pertanyaan secara ilmiah, mengidentifikasi
scientific knowledge, to identify questions bukti- bukti yang relevan, menilai
kesimpulan dengan kritis dan Berdasarkan uraian mengenai
menghubungakan ide- ide ilmiah. Dalam pembelajaran IPA pada kurikulum IPA masa
rangka mentransformasikan definisi literasi depan akan berorentasi pada literasi sains,
sains ke dalam penilaian literasi sains, PISA pengembangan sikap ilmiah, keterampilan
mengidentifikasi tiga dimensi besar literasi ilmiah, kemampuan bernalar, kemampuan
sains, yakni dalam proses mental bukti dan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah,
menarik kesimpulan dari argumen tersebut. keterampilan proses sains, dan kepercayaan
Depdinas (2007) telah mengkaji diri.
kebijakan kurikulum mata pembelajaran IPA Seorang guru dapat menggunakan
yang berkaitan dengan literasi sains. Kajian strategi dalam mengajar dan alat peraga yang
ini dilakukan oleh Pusat Kurikulum Badan dapat menarik siswa untuk belajar sungguh-
penelitian dan Pengembangan Depdiknas sungguh terutama dalam pelajaran IPA yang
tentang Kurikulum IPA masa depan. merupakan salah satu pelajaran yang sangat
Beberapa hal yang direkomendasikasikan penting dalam mengenalkan lingkungan alam
kajian tersebut, diantaranya: dan sekitar kita dengan tujuan untuk
1. Pembelajaran IPA harus dapat meningkatkan literasi sains siswa SD
menumbuhkan kepercayaan diri siswa, sikokumpul Sidoarjo
dengan menganggap bahwa pelajaran Hasil pemahaman IPA khususnya
IPA bukanlah pelajaran yang sulit yang kelas IV B di SDN Sidokumpul Sidoarjo
harus ditakuti serta yakin bahwa mereka masih sangat rendah, hal ini terbukti
mampu belajar IPA. berdasarkan data yang didapat dari hasil
2. Belajar tentang IPA harus disertai ulangan IPA semester genap tahun 2017-
dengan pengembangan sikap dan 2018 ternyata hanya 11 siswa dari 22 siswa
keterampilan ilmiah, sehingga dalam kelas IV B yang memperoleh nilai mencapai
belajar IPA tidak hanya belajar konsep- KKM, jadi hanya 50% saja yang mencapai
konsep saja. KKM Yang ditetepkan sekolah. Dalam hal
3. Belajar IPA hendaknya membuat siswa tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi
dapat menggunakan pengetahuan yang belajar siswa pada mata pembelajaran IPA ,
dimilikinya untuk memahami kejadian- ini terlihat pada saat pembelajaran
kejadian alam yang terjadi di sekitarnya berlangsung, pada saat mengikuti
dan mampu mengembangkan pembelajaran IPA siswa nampak tidak serius
kemampuan bernalarnya serta dapat dan bersifat fasif, siswa lebih banyak
merencanakan serta melakukan mengobrol dengan teman sebangkunya dan
penyelidikan ilmiah,serta. berjalan- jalan saat pembelajaran
4. Belajar IPA harus dapat mengembangkan berlangsung dari pada mendengarkan
“ keterampilan proses sains” bagi siswa, penjelasan guru.Dengan model pembelajaran
guru, dan calon guru sebagai misi utama diatas maka hasil yang diperoleh siswa tidak
PBM IPA di sekolah untuk dapat bertahan lama yang dapat
mengembangkan kemampuan menyebabkan rasa kebosanan dalam belajar.
mengobservasi, merencanakan siswa kurang di arahkan untuk mencari tahu
penyelidikan, menafsirkan ( interpretasi) dan membuat,tetapi hanya langsung
data dan informasi ( narasi, gambar, menerima transfer materi dari guru, sehingga
bagan, tabel) serta menarik kesimpulan. siswa tidak memiliki pengalaman dalam
proses belajar.
Metode eksperimen menurut berpikir kritisnya dan pembelajaran yang
Hermawan , dkk, ( 2007: 165) adalah cara dilakukan berorintasi pada pemecahan
penyajian pembelajaran di mana siswa masalah agar siswa terhadap memecahkan
melakukan percobaan dengan mengalami dan masalah,sehingga hiharapkan proses berpikir
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. kritis siswa semakin baik dan meningkat.
Roestiyah (2012:80) mengungkapkan yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam
dimaksud eksperimen adalah salah satu cara kehidupannya dengan indikator kegiatan
mengajar, di mana siswa melakukan suatu pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati Setiap metode pembelajaran selalu memiliki
prosesnya serta menuliskan hasil tujuan masing- masing, begitu pula dengan
percobaannya, kemudian hasil metode eksperimen. Berikut ini beberapa
pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan tujuan metode eksperimen menurut
dievaluasi oleh guru. Roestiyah (2012:80) penggunakan metode
Berdasarkan penjabaran diatas, maka eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa
dalam proses belajar mengajar sains perlu mampu mencari dan menemukan sendiri
digunakan model pembelajaran tertentu yang berbagai jawaban atas persoalan- persoalan
lebih efektif dan sesuai dengan materi yang yang dihadapinya dengan mengadakan
diberikan. Diantara banyak model percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
pembelajaran sains yang lebih dirasakan dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific
dapat merangsang siswa untuk berfikir thinking). Dengan eksperimen siswa
kreatif dan lebih mempunyai tanggung jawab menemukan bukti kebenaran dari teori
serta dapat memiliki kecakapan hidup dalam sesuatu yang sedang dipelajari. Agar peserta
bersosialisasi dengan lingkungannya adalah didik belajar berfikir secara ilmiah, melatih
pembelajaran dengan menerapkan metode peserta didik menggunakan logika untuk
experimen. menyimpulkan suatu teori yang
Metode Pembelajaran Experimen ini dipelajarinya.
termasuk metode yang dapat mengaktifkan
siswa secara langsung dengan cara Metode
melakukan percobaan untuk menemukan Subjek penelitian ini adalah seluruh
konsep dan teori, namun tidak boleh siswa kelas IV B SDN Sidokumpul Sidoarjo,
membuat siswa kesulitan atau membebani penelitian ini di lakukan pada hari senin,09
mereka. Tetapi diharapkan dengan April 2018 dan Selasa, 10 April 2018.
pembelajaran Ekperimen ini dapat Penelitian ini adalah penelitian tindakan
meningkatkan belajar siswa serta bertujuan kelas( PTK). Mulyasan(2012) dalam
agar guru dapat meningkatkan kemampunya mohammad Faizal Amir dan Septi Budi
dalam pembelajaran. Sartika (2017:99) menyatakan bahwa
Metode eksperimen adalah suatu penelitian tindakan. Tindakan tersebut bisa
cara mengajar yang sesuai untuk dilakukan oleh guru, guru bersama siswa,
pembelajaran IPA karena dapat melibatkan atau siswa dibawah arahan dan bimbingan
aktivitas siswa secara langsung dengan cara guru agar terciptanya perbaikan kualitas
melakukan percobaan untuk menemukan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini
konsep atau teori dan berfikir kritis, menurut dapat dikatakan sebuah „tindakan yang
Amir(2015) hendaknya diperhatikan proses dilakukan guru untuk memperbaiki suatu
masalah yang terjadi didalam kelas untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan
menunjang kualitas pembelajaran dan dalam memahami materi tentang struktur
mudahkan guru dalam penyampaian materi tumbuhan dan fungsinya dengan
pembelajaran. Penelitian ini juga mampu menggunakan metode eksperimen.
menemukan jalan keluar dari sebuah Diagram 1
permasalahan yang terjadi didalam suatu
kelas. Teknik Pengumpulan data. (1)Tes :
Tes ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil pemahaman siswa. Tes yang di
gunakan dalam penelitian ini berbentuk
pilihan ganda. Setelah itu di lanjutkan dengan
tes yang di dalamnya memuat metode
eksperimen untuk melihat sejauh mana hasil
belajar yang di peroleh selama dilakukan
tindakan. (2) Observasi : dalam kegiatan
observasi yang harus dilakukan yaitu
memperhatikan objek atau melihat sejauh
mana siswa memahami materi yang di
sajikan oleh guru kepada siswa yang di
peroleh selama proses belajar mengajar di
kelas. (3)Dokumentasi : dokumen Gambar 1: ptk-
merupakan pengambilan beberapa catatan untukguru.blogspot.co.id/2012/08/
yang di butuhkan oleh penelitian. Data yang model-model-penelitian-tindakan-
perlu di analisis yaitu data berdasarkan hasil kelas.html?m=1
belajar siswa dan tingkat pemahan siswa
untuk memahami suatu pembelajaran atau Perencanaan ( plannin)
ketuntasan belajar individu atau kelompok Dalam tahap perencanaan ini harus
dan peneliti melihat nilai siswa khususnya di jelaskan bahwa metode ekperimen ini
dalam mata pembelajaran IPA agar dapat perlu digunakan dalam pembelajaran IPA
mempertimbangkan lagi hal- hal yang harus agar siswa mampu memahami materi yang di
di lakukan dalam pembelajaran( pada saat jelaskan guru.
melakukan siklus I dan siklus II). Teknik
analisis data dalam melaksanakan PTK ini, Pelaksanaan (Acting)
peneliti menggunakan menurut Kurt Lewin Dalam tahap pelaksanaan ini yaitu
yang dilakukan beberapa tahap yaitu: suatu penerapan dari isi rencana penelitian.
perencanaan ( planning) , tindakan Peneliti disini menggunakan metode
pelaksanaan (acting), pengamatan ( eksperimen dengan sintak yang sudah di
observing), dan refleksi ( reflecting). siapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Peneliti
melakukan tindakan dengan menggunakan 2
Instrumen penelitian siklus.
Instrumen yang di gunakan dalam
penelitian berupa perangkat pembelajaran Pengamatan ( Observing)
yaitu RPP, LKS, lembar pengamatan untuk
Dalam tahap ini peneliti mengamati
mengetahui kemampuan dasar yang dimiki
aktivitas siswa yang berfokus pada
peningkatan pelajar IPA dalam materi setiap siklus menunjukkan adanya
struktur tumbuhan dan fungsinya dalam peningkatan penguasaan konsep selah
proses pembelajaran langsung dengan mengikuti pembelajaran.selama proses
berpedoman lembar observasi. Hal ini pembelajaran, Yang awalnya pada siklus I
dilakukan untuk memperoleh data dan dari nilai rata- rata ketuntasan KKM
sumber yang dilakukan untuk melakukan 50%menjadi 87,5% dalam siklus II. Begitu
perbaikan dalam siklus selanjutnya. juga dengan nilai rata- rata ketuntasan siswa
Pengamatan ini dapat dilihat dari nilai siswa yang terendah pada siklus I awalnya nilai
dan mencatat semua kesulitan yang di alami 50% menjadi 12,5% pada siklus I. Pengujian
saat proses pembelajaran berlangsung. teknik analisi data menggunakan deskrif dari
tiap siklus dengan menggunakan N-gain
Refleksi ( Reflekting) untuk melihat selisi antara postest dan pretest
Dalam tahap ini di lakukan analisis pada setiap siklus. Mengunakan rumus
data yang di dapat dari observasi. Proses Meltzer:
tersebut di jadikan untuk bahan pertimbangan N-Gain = skorpostest – skorprest
untuk merencanakan siklus selanjutnya.
Dalam tahap ini penelitian menemukan Skor ideal –skor pretes
beberapa hal yang harus di pertimbangkan
dalam melakukan siklus berikutnya yaitu Dengan kategori perolehan :

(1) Masih kurangnya nilai yang diharapkan. G – tinggi : nilai (<g>) > 0.70
(2) Hasil belajar siswa pada konsep struktur G – sedang : nilai 0.70 – 0.30
akar tumbuhan dan fungsinya belum
mencapai indikator dalam mengerjakan G - rendah : nilai (<g>) <0.30
soal yang diberikan oleh peneliti.
Data yang di dapat dari pengukuran normal
Teknik analisa data gain tersebut dapat di jadikan acuan sebagai
perhitungan neo parametik.
Dalam tahapan ini penelitian
tindakan kelas di arahkan untuk menganalisis Tabel 1
data dan menemukan upaya untuk
meningkatkan pembelajaran. Sehingga dapat siklus Kriteria Data prentase
menggunakan analisis data yang di gunakan ketuntasan hasil
dalam penelitian tindakan kelas dapat test
menggunakan kuantitatif dan kualitatif yang 1 Sudah 8 50%
di peroleh dari hasil pembelajaran siswa. memenuhi
Hasil pembelajaran itu di dapatkan dari KKM
pengamatan dalam kegiatan pembelajaran II Sudah 14 87,5%
IPA menggunakan metode eksperimen . memenuhi
KKM
Hasil dan pembahasan Dari hasil analisis tersebut, terbukti bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang
model pembelajaran langsung melalui
telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II
metode eksperimen terhadap hasil belajar
dengan menerapan metode eksperimen, dari
IPA materi stuktur tumbuhan dan fungsinya
dalam aspek keterampilan proses sais di
tinjau dari kemampuan awal IPA pada kelas Depdiknas. 2007. kajian kurikulum mata
IV B di SDN Sidokumpul. pelajaran IPA. Depdiknas Jakarta

Kesimpulan Ekohariadi (2009). Perkembangan


Berdasarkan hasil analisis data dan Perkembangan Sains Siswa
pembahasan, dapat diambil kesimpulan yaitu Indonesia Berusia 15 Tahun
terdapat peningkatan yang signifikan hasil Berdasarkan Data Studi PISA.
belajar IPA aspek keterampilan proses sains Jakarta: pusat penilaian Pendidikan
ditinjauh dari kemampuan awal IPA pada Departemen Pendidikan.
kelas IV B SDN Sidokumpul dengan model
pembelajaran langsung melalui metode Firman, H.(2007). Laporan Analisis Literasi
eksperimen. Sains Berdasarkan Hasil PISA
Pembelajaran dengan model Nasional Tahun 2006. Jakarta:
pembelajaran langsung melalui metode Pusat Penilaian Balitbang
eksperimen sebaiknya diterapkan di sekolah Depdiknas
untuk meningkatkan hasil belajar aspek
keterampilan proses sains pada siswa dalam Hernandez, Ikpeze, Kimaru. 2015.
mempelajari materi IPA khususnya pada Perspectives on Science Literacy: A
struktur tumbuhan dan fungsinya. comparative study of United States
and Kenya. Chemistry Faculty
Publications
Daftar Pustaka
Hernawan, A.H. dkk. (2007). Belajar dan
Amir, M. F. (2015). Proses Berfikir Kritis pembelajaran SD. Bandung: UPI
Siswa Sekolah Dasar dalam Press
Memecahkan Masalah Berbentuk
Soal Cerita Matematika Roestiyah, N.K. (2012). Strategi Belajar
Berdasarkan Gaya belajar. Jurnal Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Math Educator Nusantara. 1(2).
159- 170.

Amir, M. F., & Sartika, S. B., ( 2017).


METODOLOGI PENELITIAN
DASAR BIDANG PENDIDIKAN.
Sidoarjo: UMSIDA PRESS

Anda mungkin juga menyukai