signaling bisa disebut juga dengan teori sinyal yang menjelaskan bahwa
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudha dilakukan oleh manajemen
entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
“memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam mengambil keputusan, selain itu tujuan analisis laporan keuangan menurut
a. Screening
b. Understanding
c. Forcasting
d. Diagnosis
e. Evaluation
yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih
dalam. Hubunagn stau pos dengan pos lain akan dapat menjadi indicator
tanggal tertentu.
3. Laporan dan sumber penggunaan dana, di sini dimuat sumber dana dan
4. Laporan arus kas, di sini digambarkan sumber dana penggunaan kas dalma
suatu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa
yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. Dalam hal
tertentu Harga Pokok Produksi (HPPd) ini disatukan dalam laporan Harga
barang akhir.
6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan
kas atau ekuivalen kas. Laporan ini jarang digunakan, laporan ini
adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang
informasi yang lebih luas dan akurat Informasi yang diperoleh dari hubungan-
hubungan ini menambah visi dari sisi lain, memperdalam informasi dari data yang
ada yang terdapat dalam suatu laporan keuangan konvensional, sehingga lebih
1. Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan
suatu perusahaan.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
yang ada dalam suatu laporan keuangan. Menurut Harahap (2011:195) secara
berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan
(implicit).
peningkatan (rating).
keputusan.
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
1. Metode Komparatif
ini.
(Industrial Norm). Di Indonesia standar ini belum ada. Namun sudah ada
2. Trend Analysis
beberapa tahun dan dari sini digambarkan trennya.Tren analisis ini biasanya
keuangan dalam bentuk presentasi. Presentasi itu biasa dikaitkan dengan suatu
jumlah yang dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba
rugi.
5. Analisis Rasio
Namun tidak berarti rumus itu tidak dapat digunakan dalam hal yang lain
tetap
5.
d. Dupont Analysis
a. Bound Rating
dimanfaatkan.
b. Banckruptcy Model
Model ini memberikan rumus untuk menilai kapan perusahaan akan
maka akan diketahui angkat tertentu yang akan menjadi bahan untuk
Model ini didesain untuk mengetahui berapa besar arus kas masuk bersih
Dalam penelitian ini teknik analisis laporan keuangan yang digunakan adalah
laporan keuangan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan pada
periode 2013-2017.
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain nya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya
dengan pos lainnya. Dengan penyerdahanaan ini kita dapat menilai secara cepat
hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain
1. Rasio Likuiditas
menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam
2. Rasio Solvabilitas
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka
panjang.
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dari total asetnya. Rasio ini mengukur
likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi
kanan neraca.
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
dan modal saham yang tertentu. Menurut Murhadi (2013:63) Rasio ini
4. Rasio Leverage
utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan
5. Rasio Aktivitas
(efektivitas) pemanfaatan
6. Rasio Pertumbuhan
Menurut Harahap (2011:310) Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan
prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak terpakai.
8. Rasio Produktivitas
5. Financial Distress
tidak hanya dalam suatu negara tetapi juga dengan perusahaan di negara lain.
Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat
besar dari kewajiban utangnya maka perusahaan akan memiliki cukup dana untuk
selamabeberapa tahun dan selama lebih dari satu tahun tidak melakukan
pembayaran dividen (Almilia dan Kristijadi, 2003). Selain definisi di atas, isu lain
financial distress dengan kebangkrutan .Padahal, hal ini tidak benar financial
tidak berarti semua perusahaan yang mengalami financial distress akan menjadi
bangkrut. Oleh karena itu, untuk mengatasi dan meminimalirisi terjadi financial
laporan laba rugi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan dengan
2. Investor
3. Pihak Pemerintah
4. Akuntan
perusahaan.
5. Manajemen
bisa dibagi mejadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan
hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya
b) Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan
c) Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak
d) Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa berakibat fatal
hal tersebut, perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan
perusahaan.
dialami oleh perusahaan harus diatasi dengan pembaruan baik struktur keuangan
yaitu:
mengalami kebangkrutan
beberapa indikator yang bisa dijadikan panduan untuk menilai kesulitan keuangan
yang akan diderita oleh perusahaan. Indikator pertama adalah informasi arus kas
yang kedua adalah dari analisis posisi dan strategi perusahaan dibandingkan
dalam menjual produk atau jasanya untuk menghasilkan kas. Indikator lain yang
bisa digunakan untuk menilai kebangkrutan perusahaan adalah suatu formula yang
dicetuskan oleh Edward Altman yang disebut dengan rumus Altman Z-score.
atau kinerja perusahaan. Salah satu faktor yang menopang perusahaan agar tetap
(Primasari, 2017).
mendatang.
a) Model Altman
analysis (MDA) dalam penelitiannya. Seperti regresi logistik, teknik statistika ini
Di mana:
Total Utang)
Keterangan:
Altman menggunakna nilai cut-off2,675 dan 1,81. Artinya jika nilai Z yang
distress di masa depan. Perusahaan yang nilai Z-nya berada di antara 1,81 dan
2,675 berarti perusahaan itu berada dalam grey area, yaitu perusahaan mengalami
Model ini dikembangkan pada tahun 1978 oleh Gorgon L.V. Springate.
analysis atau MDA untuk memilih 4 rasio dari 19 rasio keuangan yang popular
business yang pailit dan tidak pailit. Model springate adalah sebagai berikut :
Di mana:
X2= Rasio pendapatan sebelum bunga dan pajak terhadap total aset.
merupakan perusahaan yang tidak berpotensi bangkrut, begitu juga sebaliknya jika
model penelitian sebelumnya karena model ini memiliki 9 variabel yang terdiri
Keterangan:
Ohlson (1980) menyatakan bahwa model ini memiliki cut off point optimal
pada nilai 0,38. Ohlson memilih cut off ini karena dengan nilai ini, jumlah error
dapat diminimalisasi. Maksud dari cut off ini adalah bahwa perusahaan yang
Grover menggunakan sampel sesuai dengan model Altman Z-score pada tahun
1968, dengan menambahkan tiga belas rasio keuangan baru. Sampel yang
perusahaan yang tidak bangkrut pada tahun 1982 sampai 1996. Jeffrey S. Grover
Keterangan:
dengan skor kurang atau sama dengan -0,02 (Z ≤ -0,02). Sedangkan nilai untuk
perusahaan yang dikategorikan dalam keadaan tidak bangkrut adalah lebih atau
e) Model Zmijewski
(1983) yang menambah validitas rasio keuangan sebagai alat deteksi kegagalan
Keterangan:
X1 = (return on asset)
X2 = (debt ratio)
X3 = (current ratio)
probabilitasnya lebih besar dari 0. Dengan kata lain, nilai X-nya adalah 0. Maka
dari itu, nilai cut-off yang berlaku dalam model ini adalah 0. Hal ini berarti,
perusahaan yang nilai X-nya lebih besar dari atau sama dengan 0 diprediksi akan
f) Model Fulmer
Fulmer menggunakan metode step–wise multiple discriminate analysis
Dimana:
H : Indeks keseluruhan
dan Ohlson
Ayu Astrid Analisis Tingkat Vaiabel Y : Hasil penelitian ini
Chairunisa Kebangkrutan
Financial Distress tingkat tertinggi
(2017) Pada Perusahaan
Variabel X : akurasi adalah
Pertambangan
Batubara Yang Altman Z-Score, Zmijewski sebesar
Terdaftar Di Bura
Zmijewski 100%
Efek Indonesia
Edi Ketepatan Model Variabel Y : Hasil penelitian ini
May Tania Altman, Springate,
Financial Distress memiliki tingkat
(2018) Zmijewski, Dan
Variabel X : keakurasian
Grover Dalam
Memprediksi Model Altman, tertinggi pada
Financial Distress
Springate, Springate sebesar
Grover
Barbara Gunawan Perbandingan Variabel Y : Model Zmijewski
Rahadien Prediksi Financial Financial Distress memiliki tingkat
Pamungkas Distress dengan
Variabel X : akurasi tertinggi
Desi Susilawati Model Altman,
Model Altman, dalam
(2018) Grove dan
Zmijewski Grove dan memprediksi
distress dengan
menekankan utang
Devy Nilasari Memprediksi Variabel Y : Model Zmijewski
Mulyo Haryanto Perusahaan Yang
Financial Distress memiliki nilai
(2018) Berpotensi
Variabel X : yang signifikan
Mengalami
Masalah Keuangan Model Altman, dan arahnya positif
Dengan Model
Springate, Dan terhadap financial
Altman, Springate,
Zmijewski distress.
Dan Zmijewski
Enny Wahyu Penggunaan Model Variabel Y : Model Altman Z-
Puspita Sari Zmijewski,
Financial Distress Score merupakan
(2015) Springate, Altman
Variabel X : model prediksi
Z-Score Dan
Grover Dalam Penggunaan dengan tingkat
Memprediksi
Model Zmijewski, akurasi yang tinggi
Kepailitan Pada
Springate, Altman yaitu 50%
Perusahaan
Transportasi Yang Z-Score Dan
Terdaftar Di Bursa
Grover
Efek Indonesia
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Bisnis dan investasi
Bangunan termasuk sektor yang paling rentan terhadap fluktuasi suku bunga,
sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan. Dampak buruk yang
terjadi pada sektor Property Real Estate dan Konstruksi Bangunan bila terjadi
terus menerus akan mengakibatkan banyak masalah salah satunya adalah financial
terdahulu jika diterapkan pada kondisi perekonomian yang sedang memburuk dan
juga saat kondisi perekonomian yang sedang membaik. Sekaligus menguji tingkat
akurasi dari enam metode tersebut dalam menganalisis prediksi kebangkrutan pada
ekonomi yang sedang memburuk dan pada saat keadaan ekonomi yang sedang
membaik.
2.4 Hipotesis
penelitian (Sugiyono, 2009: 85). Dalam penelitian ini terdapat enam hipotesis
yaitu :
Springate.
leverage, solvabilitas, dan aktivitas merupakan rasio yang paling signifikan dari
keuangan perusahaan.
Berdasarkan Signaling theory perusahaan memberikan sinyal
distress.
Sondakh (2014) dan Ditiro Alam Ben (2015) menyimpukan bahwa metode
Springate adalah metode yang paling akurat diantara metode Altman Z-Score dan
Zmijewski.
Estate dan Konstruksi Bangunan yang mengalami financial distress dengan yang
tidak mengalami financial distress antara metode Altman Z-Score dengan metode
Springate.
2. Hipotesis Springate
Menurut Wulandari dkk (2014) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Rifqi (2009) yang menyatakan bahwa model asli yang paling baik
3. Hipotesis Grover
4. Hipotesis Ohlson
5. Hipotesis Zmijewski
6. Hipotesis Fulmer