Anda di halaman 1dari 24

GAMBARAN UMUM SEJARAH PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu (Studi
Integrasi Sains dan Islam)

Dosen Pengampu:
Dr. H. AHMAD BARIZI, M.A

Oleh:
Shobihatul Fitroh Noviyanti (210106210001)
Rizqa Yuhda Rohmah (210106210027)

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


ISLAM PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM
2021
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................3
A. Periode Yunani Kuno................................................................................3
1. Thales...................................................................................................4
2. Pythagoras............................................................................................5
3. Socrates.................................................................................................... 6
4. Plato......................................................................................................... 7
5. Aristoteles................................................................................................ 8
B. Periode Abad Pertengahan.........................................................................9
1. Penyampaian Ilmu Dalam Filsafat Yunani Ke Dunia Islam..............10
2. Perkembangan ilmu pada masa Islam klasik......................................11
3. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam...............................13
C. Periode Abad Modern................................................................................15
D. Periode Abad Kontemporer.......................................................................15
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang mampu
menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan
kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui hakikat sesuatu.1 Eksistensi ilmu
pengetahuan tidak lepas dari sejarah perkembangannya yang merupakan sebuah
proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri.
Perkembangan ilmu juga memiliki perbedaan karakteristik pada setiap masanya.
Perbedaan karakteristik tersebut ada perkembangan dan kepandaian seseorang
juga terus mengalami perkembangan. Hal tersebut tentunya tidak luput dari
pengaruh sosial, budaya, dan politik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
aliran-aliran pemikiran filsafat. kajian ini mengulas tentang sejarah aliran-aliran
pemikiran filsafat dimulai dari zaman Yunani klasik yang pada akhirnya melahirkan
spesialisasi dansub-spesialisasi ilmu padaabad ke-20.2 Maka menjadipenting dan menarik
kiranya kita dapat menggali kembali sejarah perkembangan filsafat ilmu serta aliran-
alirannya, sebagai suatu landasan berfikir kita demi mengembangkan ilmu pengetahuan
secara luas dan mendalam yang akan berimplikasi kepada kehidupan manusia yang
lebih baik. Dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan dapat
diperiodesasikan sesuai dengan dinamika yang ada yaitu dimulai dari periode
yunnani kuno, periode abad pertengahan, periode abad modern, dan periode adab
kontemporer.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka dengan demikian terdapat
beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah sebagai berikut:

1
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Cet Ke-II, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2002), hlm. 128
2
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm. 32.
1. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode yunani kuno?
2. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad
pertengahan?
3. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad modern?
4. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad
kontemporer?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode yunani
kuno
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad
pertengahan
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad
modern
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu pada periode abad
kontemporer
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PERIODE YUNANI KUNO

Kelahiran pemikiran filsafat diawali pada abad ke-6 SM yang ditandai oleh
runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran setiap gejala alam Filsafat Yunani yang telah berhasil mematahkan
berbagai mitos tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti
dimulainya tahap rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam semesta. Cara
berfikir ini berlangsung sampai abad ke-6 SM. Sedangkan sejak abad ke-6 SM
orang mulai mencari jawaban rasional tentang asal usul dan kejadian alam
semesta. Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam,
di mana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya.

Seiring dengan berkembangnya waktu, filsafat dijadikan sebagai landasan


berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga
berkembang pada generasi-generasi setelahnya. Diibaratkan sebagai pembuka
macam-macam pintu disiplin ilmu yang berpengaruh hingga saat ini. Oleh karena
itu periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin penting untuk
memasuki peradaban baru umat manusia. 3 Periode filsafat Yunani merupakan
periode yang sangat penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
karena periode ini dianggap sebagai titik tolak adanya transformasi cara berfikir
manusia dari mitosentris menjadi logentris. Pola pemikiran mitosentris adalah cara
berfikir masyarakat yang bersandar pada mitos untuk menjelaskan segala
fenomena. Namun ketika filsafat diperkenalkan, apa yang terjadi sebagai
fenomena alam, tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa melainkan prosensi
awal yang terjadi secara kausalitas. Transformasi tersebut bersamaan disaat Thales
berhasil mengembangkan geometri dan matematikanya. 4

3
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), hlm. 22.
4
Welhendri Azwar, Muliono, Filsafat Ilmu Cara Muda Memahami Filsafat Ilmu, (Jakarta:
KENCANA, 2019), hlm. 30.
Pada zaman ini filsafat tumbuh subur. Yunani mencapai puncak kejayaan
atau zaman keemasannya dan pada zaman ini juga banyak bermunculan para
ilmuan yang terkemuka diantaranya:

1. Thales (630-543)
Thales lahir di Asia Kecil, tepatnya dikota Miletos, sekitar tahun 630
SM, pada periode Arkaik. Miletos adalah kota Yunani dan Thales
meninggal pada tahun 543 SM, Thales berkelana ke berbagai tempat
semasa muda, dia kemungkinan pernah belajar dengan para ilmuan Mesir
dan Babilonia. Awalnya Thales adalah seorang pedagang, profesi yang
membuatnya untuk melakukan sebuah perjalanan. Dalam suatu
kesempatan berdagang ke Mesir dan Babilonia dalam waktu senggangnya,
Thales mempelajari astronomi dan geometri, hal ini dipicu ketertarikannya
bahwa dengan menggunakan alat-alat tersebut mereka dapat memperediksi
5
gerhana matahari setiap tahunnya.
Thales adalah ilmuan Yunani yang pertama kali yang berusaha
menjelaskan bahwa berbagai fenomena dan objek alam. Thales
menyatakan bahwa air adalah dasar pertama alam6 dan basis semua
makhluk hidup bahwa segala kehidupan pada dasarnya terbuat dari air.
Thales benar bahwa segala sesuatu tersusun dari benda yang sama, namun
benda tersebut adalah electron dan proton, bukan air. Namun ada beberapa
hal yang yang berhasil dipikirkan oleh Thales dengan benar, dia secara
tepat menyatakan bahwa bumi itu bulat, dan bulan memantulkan cahaya
matahari.7 Dengan demikian Thales merupakan ahli matematika yang
8
pertama dan juga bapak penalaran deduktif. dan juga sebagai ilmuwan
pada masa itu Thales mempelajari magnetism dan listrik yang merupakan
soal pokok fisika. 9

5
Sutrisno, 25 Tokoh Ilmuwan Pengubah Dunia, (Sonorejo: BornWins Publishing, 2017 Cetakan
Pertama), hlm. 99.
6
Ismail Marzuki, Johra Dkk, Filsafat Ilmu di Era Milenial (Makassar: Fakultas Teknik Universitas
Fajar, 2021), hlm. 49.
7
Sutrisno, 25 Tokoh..,hlm. 100.
8
Ismail Marzuki, Filsafat Ilmu..,hlm. 49.
9
Muliadi, Filsafat Umum, (Bandung: fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2020), hlm. 176.
2. Pythagoras (570-495 SM)
Pythagoras adalah seorang ilmuwan kelahiran Samos kurang lebih
tahun 570 sebelum Masehi. Ia adalah inspirator terkemuka sebuah
komunitas intelektual religious yang kemudian diindetifikasikan sebagai
komunitas Pythagorean. Komunitas religious ini memiliki beberapa ciri
seperti: disiplin yang ketat, tidak mengenal milik pribadi dan menghargai
persamaan antara pria dan wanita.10 ia merupakan ilmuwan muda ia sangat
suka hidup sederhana dan mempunyai kewibawaan laksana orang yang
berusia lanjut.11
Phytagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
terkenal dengan teoremanya yaitu teorema Pythagora. Ia juga dikenal
sebagai “Bapak Bilangan”, ia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.12
Ada data yang menunjukkan bahwa Pythagoras murid Thales yang sangan
terkenal. Pythagoras menemukan prinsip dan konsep bilangan, keteraturan
pola-pola bilangan sampai yang terkenal dengan teori Pythagoras.
Pythagoras sejalan dengan pendapat bahwa dunia dalam perubahan tetap,
tetapi hubungan geometri dan bilangan tidak berubah. Pythagoras
berpendapat bahwa metafisika terdiri dari bilangan dan bentuk geometri.
Filsafat Pythagoras tentang jiwa menyatakan bahwa jiwa manusia abadi,
jiwa akan berpindah setelah kematiannya. Amat disayangkan
pendalamannya pada matematika kian menjerat Pythagoras pada apresiasi
yang berlebihan akan bilangan. Selain matematika, Pythagoras juga
memikirkan ilmu alam, kosmologi dan pemikiran tentang jiwa. Dalam
pendangan Pythagoras, bilangan, roh, jiwa dan Tuhan berada dalam
hubungan theologis yang semuannya membentuk satu gambaran besar.
Selain itu, dalam “agama” Pythagoras tidak memaparkan penjelasan

10
Mikhael Dua, Metode dan Perubahan Pandangan, (Jakarta: Penerbit Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, 2020), hlm. 31
11
Pang Kim Xiong, Seri Tokoh Dunia-35 Pythagoras, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006),
hlm. 29.
12
Tri Yulianto, Ensiklopedia Tokoh Besar Dunia Ilmuwan 3, (Semarang: ALPRIN, 2008), hlm. 27.
teologi. Ia hanya menyebutkan sebagai campuran mistisisme dan akal
sehat.13
3. Socrates (469-399 SM)
Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu
figure paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di
Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar di
Yunani yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato
dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya,
Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan apapun sehingga sumber
utama mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya yaitu
Plato. Socrates lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat
patung dari batu bernama Sophroniskos dan ibunya bernama Phainarete
yang berprofesi sebagai bidan dari sinilah Socrates menanamkan
metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan. Ia mempunyai istri yang
bernama Xantippe dan dikaruniai tiga anak.14
Socrates adalah seorang guru. Socrates menggunakan metode dialog
dialektika untuk menarik pengertian dan kebenaran dari muridnya15 dan
Setiap kali Socrates mengajarkan pengetahuannya, Socrates tidak pernah
memungut bayaran kepada murid-muridnya. Oleh karena itu kaum sofis
menuduh dirinya memberikan ajaran baru yang merusak moral dan
menentang kepercayaan negara kepada para pemuda. Kemudian ia
ditangkap dan dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun
yakni pada tahun 399 SM.16
Sumbangsi Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah
metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchus, yang
benyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu
Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan

13
Khoe Yao Tung, Filsafat Pendidikan Kristen, (Yohyakarta: ANDI, 2013), hlm. 25-26.
14
Sudjatmoko, 7 Tokoh Filsafat Dunia, (Sukoharjo: Penembahan Senopati, 2015), hlm. 10.
15
Sarwoko Soemowinoto, Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan, (Jakarta: Edward Tanujaya,
2008), hlm. 06.
16
Muliadi, Filsafat Umum .., hlm. 180-181.
juga filsafat secara umum. Periode setelah Socrates ini disebut dengan
zaman keemas an keilmuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-
kajian keilmuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan
filsafat tentang manusia. 17
4. Plato (427-347 SM)
Nama asli Plato adalah Aristokles, artinya yang terpilih. Mendapatkan
panggilan Plato karena dia mempunyai bahu yang lebar. Plato adalah
keturunan bangsawan pada zamannya. Plato lahir di Athena sekitar tahun
427 SM dan meninggal sekitar tahun 347 SM.18 Plato adalah murid
Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal adalah
republik dimana ia menguraikan garis besar pandangannya kepada keadaan
ideal. Selain itu ia juga menulis tentang hukum dan banyak dialog di mana
Socrates adalah peserta pertama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu
saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah
refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya
masih sangat sempurn. Plato yang hidup diawal abad ke-4 SM adalah
seorang filsuf yang paling tua yang Tulisan-tulisannya masih menghiasi
dunia akademisi hingga saat ini.19
Plato merupakan sesepuhnya filsafat bersama Socrates dan Aritoteles
yang berhubungan antara guru dan murid. Ketiga orang ini merupakan
pemikir yang fundamental dalam khanzah pemikiran filsafat bahkan
beberapa sumber menyatakan bahwa gagasan atau pemikiran yang
dihasilkan oleh pemikir-pemikir besar setelah Plato hanya merupakan
catatan kaki Plato saja yang berarti hanya pengembangandari pemikiran
Plato.20

17
Khaidir, Tasdim Tahrim, DKK, Teori Filsafat Manajemen Pendidikan Islam, (Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021), hlm. 17
18
Fahruddin Faiz, Filsafat Kebahagiaan, (Yohyakarta: CV Budi Utama, 2017), hlm. 1
19
Khaidir, Teori Filsafat.., hlm. 18.
20
Fahruddin, Filsafat Kebahagiaan.., hlm. 1
5. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah filsuf dan ilmuwan Yunani yang menjadi salah satu
tokoh intelektual terbesar dalam sejarah Barat. Bapak logika dan ilmu alam
yang juga terkenal sebagai guru Alexander The Great. Ia menjadi salah
satu dari tiga filsuf paling berpengaruh di dunia, selain Socrates dan Plato,
ia menjadi orang pertama yang mengumpulakn dan mengklasifikasikan
spesies makhluk hidup secara sistematis. Ia mempunyai julukan “bapak
ilmu pengetahuan”.21 Ia adalah sistem penulis filosofis dan ilmiah yang
komperhensif, pertama dalam sejarah. Perkembangan ilmu pengetahuan
hingga saat ini berutang kepada Aristoteles. Dia telah memulai, merintis
dan membangun fondasi bagi filsafat dan sains. “sebelum Aristoteles sains
masih berupa embiro. Di tangan Aristoteles sains dilahirkan”. Aristoteles
juga telah memenuhi tugas yang dilakukan oleh Socrates, dia telah
menciptakan Bahasa ilmu pengetahuan. Bagian fundamental dari konsepsi
dan ekspresi saintik dimanapun digunakan, dia adalah seorang saintis dan
filsuf sekaligus, seorang peneliti fakta empiris dari alam, dan penafsir yang
mengungkapkan signifikasinya yang tersembunyi, menganalisis secara
ketat setiap perbedaan-perbedaan tertentu tanpa kehilangan pandangan
akan hubungan dan kesatuannya.22
Logika yang digunakan untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan
yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada susunan pikir. Masa
keemasan kelimuan bangsa Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322
SM). Ia berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat
yang dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika, fisika, dan
metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang
disebut silogisme (syllogisme).23

21
Tim Sunrise Pictures, 100 Ilmuwan dan Penemu Terpopuler di Dunia, (Jakarta: Cikal Aksara,
2011), hlm. 1.
22
Sahrul Mauludi, Aristoteles Inspirasi dan Pencerahan untuk Hidup Lebih Bermakna, (Jakarta: Pt
Elex Media Komputindo, 2016), hlm. 2-4.
23
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), cetakan ke-4, hlm. 30
Sebelum masuk periode Islam ada yang menyebut sebagai periode
pertengahan. Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya.
Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M.
Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan. Zaman ini ditandai dengan
tampilnya Para Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para
ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah Para Theolog.
Begitu pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar
atau mendukung kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah
terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering
dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama). Selain itu,
yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya
Aristoteles dan Kitab Suci sebagai pegangan.

B. PERIODE ABAD PERTENGAHAN


Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali
dengan arah pemikiran dunia kuna. Filsafat abad pertengahan menggambarkan
suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru,
yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolistik. Sebutan
Skolistik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan
diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan
pengajaran di sekola-sekolah itu. Semula Skolistik timbul di biara-biara tertua di
Gallia Selatan, tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa. Sbb
di situlah tersimpan hasil-hasil karya para tokoh kuna dan para penulis Kristiani.
Pada awal abad ke-6 filsafat berhenti untuk waktu yang lama. Segala
perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat. Hal ini disebabkan karena abad
ke-6 dan ke-7 adalah abad-abad yang kacau. Pada waktu itu ada perpidahan
bangsa-bangsa, yang mengakibatkan adanya serangan-serangan bangsa-bangsa
yang masih belum beradab terhadap kerajaan Romawi, sehingga kerajaan itu
runtuh. Bersamaan dengan keruntuhan kerajaan Romawi itu runtuhlah juga
segala peradabat Romawi, baik peradaban yang bukan Kristiani maupun
peradaban Kristiani yang sedang dibangun selama 5 abad terakhir. Filsafat barat
abad pertengahan ( 476-1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap.
Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat
itu juga tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi  terdapat pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang
mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat.
Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad-abad keadaan berubah. Buku-
buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengan karangan-karangan
Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih lanjut
lagipelajaran artes liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama
filsafat Aristoteles. Untuk itu setelah mempelajari mengenai sejarah
perkembangan ilmu filsafat pada masa abad pertengahan ini, kita akan mampu
membedakan baik dari segi karakteristik, filosof, dan pemikiran tokoh itu
sendiri, menginat pentingnya filsafat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang
sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan
sejarah filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak
peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan
manusia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke
tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan
kekuasaan hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran
filsafat Yunani juga ikut terbawa. Hal ini berkat peran Caesar Augustus yang
menciptakan masa kemasan kesusastraan Latin, kesian, dan arsitektur Romawi.
Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa, di sana mendapatkan lahan
baru dalam petumbuhan. Karena bersamaan dengan agama kristen, filsafat
Yunani berintegrasi dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formasi
baru. Maka, muncullah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai pejelmaan
filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen.
Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira
selama 5 abad) belum memunculkan ahli pikir (filosof), akan tetapi setelah abad
ke-6 Masehi, muncullah para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat.
Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (467 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai
“abad gelap”. Pendapat ini disarankan pada pendekatan sejarah gereja. Memang
pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga
manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang
terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada saat itu pun tidak memiliki
kebebasan berfikir. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan
dengan ajaran gereja, orang yang mengemukakan akan mendaptkan hukuman
berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan
berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian tentang agama/teologi
yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat.
Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah gereja.
Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka
dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkusisi). Ciri-ciri
pemikiran filsafat barat abad petengahan antara lain:

–          Cara berfikirnya dipimpin oleh gereja.

–          Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.

–          Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.

Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang
penuh dengan upaya mengiringi manusia ke dalam kehidupan sistem
kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara
membabi buta. Karena iru paerkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Masa
ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya untuk membimbing umat ke
arah hidup yang saleh. Namun, di sisi lain, dominisi gereja ini tanpa memikirkan
martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan,
dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.
Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah
para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Semboyang yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia atau
abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan bidang
ilmu yang terjadi pada masa ini. Periode Abad Pertengahan mempunyai
perbadaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama
terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang dijarkan oleh
Nabi Isa as. pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap
kepercayaan keagamaan. Agama Kristen menjadi problem kefilsafatan karena
mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati.
Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa
kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya
wahyu. Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua:
1. Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena
pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak
mengakui wahyu.
2. Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu
ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang
datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran
yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
Masa Abad Pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa
Paratistik dan masa Skolatistik. Sedangkan masa Skolatistik terbagi menjadi
Skolastik Awal. Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.
1. Masa Parastik
Istilah parastik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya
para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas
dan atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan
sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat
Yunani dan ada yag menerimanya. Bagi mereka yang menolak, alasanya
karena beranggapan bahwa sudah mempuyai sumber kebenaranyaitu
firman Tuhan, an tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran
yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang yang menerima
sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan
filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga
sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, mereka/menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentagan dengan
agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang
yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwameeka (orang-orang
Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu menarik. Kemudian, orang-
orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut
dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat
Yunani mngatakan bahwa dirinyalah yang bena-benar hidup sejalan
dengan Tuhan.
2. Masa Skolatik
Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang
berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan
sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat
abad pertengahan. Terdapat beberapa penegrtian dari cork khas Skolatik,
sebagai berikut;
 Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata
agama. Skolatik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad
pertengahan yang religius.
 Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau
filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai
berfikir, sifat ada, kejasmanian, kehormatan, baik buruk. Dari
rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi,
skolastik Arab dan lain-lainnya.
 Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
enegetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis
yang lebih tinggi anatar kepercayaan dan akal.
 Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak diperngaruhi
leh ajaran gereja.
Faktor Skolastik ini dapat berkambang dan tumbuh karena beberapa
faktor, diantaranya faktor Religius dan fakktor Ilmu Pengetahuan.

a. Skolastik Awal (800-1200)

Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga
kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun
selama berabad-abad.

Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel


Agung (742 – 814) dapat memberika suasana ketenangan dalam bidang
politik, kebudayaan, dan ilmu pegetahuan, termaksud kehidupan manusia
serta pemikiran filsafat yang semuanya menampakkan mulai adanya
kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecermelangan abad
pertengahan, di mana arah pemikiran berbeda sekali dengan sebelumnya.

b. Skolastik Puncak ( 1200-1300)

Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahum


1200-1300 dan masa ini juga disebut masaberbunga. Masa itu ditandai
dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara
bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan,
di samping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Berikut ini beberapa faktor mengapa masa
skolistik mencapai pada puncaknya.

 Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-
12 sehingga sampai abadke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan
yang luas.
 Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis, Universitas
inu merupakan gabungan dari beberpa sekolah. Almamater inilah
sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, di
Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
 Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya
perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan
dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada
abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan-kehidupan
kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di
bidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas,
Binaventura, J.D.Scotus, William Ocham.

c. Skolastik Akhir (1300-1450)

Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan
stagnasi (kemandegan). Selain itu, ditandai dengan pemikiran kefilsafatan
yang berkebang ke arah nominalisme, ialah yang berpendapat bahwa
universalisme tidak memberi petunjk tentang aspek yang sma dan yang
umum mengenai adanya sesuatu hal. Pengetia umum hanya momen yang
tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang objektif. Perkembangan
Skolisik yang paling memuncak dicapai pada pertengahan kedua abad ke-13
dan perempatan pertama abad ke-14. Pada abd ke-14 itu makin lama
timbullah rasa jemu terhadap segala macam filsafat yang konstruktip. Sebab
orang-orang yang setia kepada pemikiran yang mebangun menampakkan
gejala pembekuan. Timbullah dua kelompok pemikir, yaitu dari aliran
Thomisme dan Scotisme.26
C. PERIODE ABAD MODERN
Michelet, sejarahwan terkenal, adalah orang pertama yang menggunakan
istilah renaisans. Para sejarahwan biasanya menggunakan istilah ini untuk
menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, dan
lebih khusus lagi di Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Agak sulit
menentukan garis batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans,
dan zaman modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman modern
hanyalah perluasan dari zaman renaisans.37
Renaisans adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung
atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans
merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Ciri utama renaisans yaitu
humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme. Sains
berkembang karena semangat dan hasil empirisisme, sementara Kristen
semakin ditinggalkan karena semangat humanisme.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak
abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaisance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran
Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang
dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat
kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-
gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaisance)
pada abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan
(aufklarung) pada abad ke- 18 M.38
D. PERIODE ABAD KONTEMPORER
Perkembangan Filsafat Ilmu di zaman ditandai dengan munculnya filosof-
filosof yang memberikan warna baru terhadap perkembangan Filsafat Ilmu
sampai sekarang. Muncul Karl Raymund Popper (1902-1959) yang

37
Ibid. Hlm. 50.
38
Khaidar, Teori Filsafat.., hlm 24-25
kehadirannya menadai babak baru sekaligus merupakan masa transisi menuju
suatu zaman yang kemudian di sebut zaman Filsafat Ilmu Pengetahuan Baru.39
Hal ini disebabkan Pertama, melalui teori falsifikasi-nya, Popper menjadi orang
pertama yang mendobrak dan meruntuhkan dominasi aliran positivisme logis
dari Lingkaran Wina. Kedua, melalui pendapatnya tentang berguru pada
sejarah ilmu-ilmu, Popper mengintroduksikan suatu zaman filsafat ilmu yang
baru yang dirintis oleh Thomas Samuel Kuhn. Para tokoh filsafat ilmu baru,
antara lain Thomas S. Kuhn, Paul Feyerabend, N.R. Hanson, Robert Palter dan
Stephen Toulmin dan Imre Lakatos memiliki perhatian yang sama untuk
mendobrak perhatian besar terhadap sejarah ilmu serta peranan sejarah ilmu
dalam upaya mendapatkan serta mengkonstruksikan wajah ilmu pengetahuan
dan kegiatan ilmiah yang sesungguhnya terjadi. Gejala ini disebut juga sebagai
pemberontakan terhadap Positivisme.40
Thomas S. Kuhn populer dengan relatifisme-nya yang nampak dari gagasan-
gagasannya yang banyak direkam dalam paradigma filsafatnya yang terkenal
dengan The Structure of Scientific Revolutions (Struktur Revolusi Ilmu
Pengetahuan). Kuhn melihat bahwa relativitas tidak hanya terjadi pada Benda
yang benda seperti yang ditemukan Einstein, tetapi juga terhadap historitas
filsafat Ilmu sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa teori ilmu
pengetahuan itu terus secara tak terhingga mengalami revolusi. Ilmu tidak
berkembang secara komulatif dan evolusioner melainkan secara revolusioner.41
Salah seorang pendukung aliran filsafat ilmu Baru ialah Paul Feyerabend (Lahir
di Wina, Austria, 1924) sering dinilai sebagai filosof yang paling kontroversial,
paling berani dan paling ekstrim. Penilaian ini didasarkan pada pemikiran
keilmuannya yang sangat menantang dan provokatif. Berbagai kritik dilontarkan
kepadanya yang mengundang banyak diskusi dan perdebatan pada era 1970-an.
Filsafat kontemporer, yang diawali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi
pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis

39
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, hlm. 32
40
Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 123-124
41
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 127-128
bahasa, kebudayaan (antara lain, postmodernisme), kritik sosial, metodologi
(fenomenologi, heremeutika, strukturalisme), filsafat hidup (eksistensialisme),
filsafat ilmu, sampai filsafat tentang perempuan (feminisme).42 Tema-tema
yang banyak dibahas dalam oleh para filusuf dari periode ini antara lain tentang
manusia dan bahasa manusia, ilmu pengetahuan, kesetaraan gender, kuasa dan
struktur yang mengungkung hidup manusia, dan isu-isu aktual yang berkaitan
dengan budaya, sosial, poloitik, ekonomi, teknologi, moral, ilmu pengetahuan
dan hak asasi manusia.
Ciri lainnya adalah filsafat dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi disiplin
filsafat. Maksudnya, para filusuf bukan hanya profesional di bidangnya
masing- masing, tetapi juga mereka telah membentuk komunitas-komunitas
dan asosiasi- asosiasi profesional di bidang-bidang tertentu berdasarkan pada
minat dan keahlian mereka masing-masing.43 Oleh sebab itu, profesionalisasi
disiplin filsafat pun tampak dengan jelas dari munculnya jurnal-jurnal
terkemuka dalam bidang filsafat. Ada cukup banyak jurnal filsafat, baik yang
diterbitkan dalam bentuk cetak maupun elektronik ( online atau e-journal ).
Dengan demikian, tentunya dewasa ini sesungguhnya menuntut kita untuk
mampu berpartisipasi aktif dalam menyumbangkan ide-ide dan gagasan
filosofis sesuai bidang kita masing-masing. Hal tersebut dapat dilakukan
melalui budaya menulis karya ilmiah untuk kemudian diterbitkan dalam
berbagai jurnal ilmiah.

42
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), hlm. 66
43
Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori
Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Belukar, 2004), hlm. 52
BAB III
KESIMPULAN

A. Periode Yunani Kuno


Kelahiran pemikiran filsafat diawali pada abad ke-6 SM yang ditandai oleh
runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran setiap gejala alam Filsafat Yunani yang telah berhasil
mematahkan berbagai mitos tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan
itu berarti dimulainya tahap rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam
semesta. Cara berfikir ini berlangsung sampai abad ke-6 SM. Pada zaman ini
filsafat tumbuh subur. Yunani mencapai puncak kejayaan atau zaman
keemasannya dan pada zaman ini juga banyak bermunculan para ilmuan yang
terkemuka diantaranya: Thales, Pythagoras, Socrates, Plato, dan Aristoteles.
B. Periode Abad Pertengahan
Perkembangan pemikiran abad pertengahan Filsafat ilmu itu dapat juga
disebut dengan perkembangan Filsafat ilmu di zaman Islam sejarah dan
perkembangan ilmu dalam Islam. Perkembangan ilmu dalam sejarah islam di
uraikan menjadi beberapa bagian sebagai berikut: Penyampaian Ilmu Dalam
Filsafat Yunani Ke Dunia Islam, Perkembangan ilmu pada masa Islam klasik,
Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam
C. Periode Abad Modern
Renaisans adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung
atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Ciri utama
renaisans yaitu humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan
rasionalisme Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan
kembali
D. Periode Abad Kontemporer
Perkembangan Filsafat Ilmu di zaman ditandai dengan munculnya filosof-
filosof yang memberikan warna baru terhadap perkembangan Filsafat Ilmu
sampai sekarang Thomas S. Kuhn populer dengan relatifisme-nya yang
nampak dari gagasan-gagasannya yang banyak direkam dalam paradigma
filsafatnya yang terkenal dengan The Structure of Scientific Revolutions
(Struktur Revolusi Ilmu Pengetahuan). Filsafat kontemporer, yang diawali
pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi pemikiran filsafat yang sangat
beragam dan kaya
DAFTAR PUSTAKA

Amsal Bakhtiar. 2013. Filsafat Ilmu Jakarta: Raja Grafindo Persada edisi revisi

Anton Baker. 1986. Metode-metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Asoro Achmadi. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Atang Abdul Hakim. 2008. Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofiologi.

Bandung: Pustaka Setia

Bakhtiar, Amsal 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Utama.

Delfgaauw, Bernard. 1992. Sejarah Singkat Fisafat Barat.Yoyakarta: Tiara

Wacana.

Endraswara, Suwardi. Dr.,M.Hum., 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS.

Fahruddin Faiz. 2017. Filsafat Kebahagiaan. Yohyakarta: CV Budi Utama.

Felix Klein-Franke. 2003. Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, Vol. 1, ed. Seyyed

Hossein Nasr dan Oliver Leaman. Bandung: Mizan.

Harold H.Titus, dkk. Tth. Living in Philosophy. Jakarta: Bulan Bintang

Harun Nasution. 1998. Islam Rasional. Bandung: Mizan.

Ismail Marzuki, Johra Dkk. 2021. Filsafat Ilmu di Era Milenial. Makassar:

Fakultas Teknik Universitas Fajar.

Jerome R. Ravertz. 2004. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jerome R. Ravertz. 2004. Filsafat Ilmu : Sejarah dan Ruang Lingkup

Bahasan. Cetakan Ke-IV. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

K. Bertens. 1986. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius


Khaidir, Tasdim Tahrim, Dkk. 2021. Teori Filsafat Manajemen Pendidikan Islam.

Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Khoe Yao Tung. 2013. Filsafat Pendidikan Kristen. Yohyakarta: ANDI

Lorens Bagus. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mikhael Dua. 2020. Metode dan Perubahan Pandangan. Jakarta: Penerbit

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Muliadi. 2020. Filsafat Umum. Bandung: fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung

Djati Bandung.

Pang Kim Xiong. 2006. Seri Tokoh Dunia-35 Pythagoras. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Rasjidi. 1997. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2002. Filsafat Ilmu. Cet Ke-II.Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Russell, Betrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi

Sosio-Politik dari Zaman Kuno hingga sekarang. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sahrul Mauludi. 2016. Aristoteles Inspirasi dan Pencerahan untuk Hidup Lebih

Bermakna. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.

Salam, Burhanuddin. 2004. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta, PT.
Rineka Cipta.

Sarwoko Soemowinoto. 2008. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Edward Tanujaya.

Sudjatmoko. 2015. 7 Tokoh Filsafat Dunia. Sukoharjo: Penembahan

Senopati. Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi

Aksara
Sutrisno. 2017. 25 Tokoh Ilmuwan Pengubah Dunia. Sonorejo: BornWins

Publishing Cetakan Pertama.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 1996. Filsafat Ilmu. Yogykarta:

Liberty.

Tim Sunrise Pictures. 2011. 100 Ilmuwan dan Penemu Terpopuler di Dunia.

Jakarta: Cikal Aksara.

Tri Yulianto. 2008. Ensiklopedia Tokoh Besar Dunia Ilmuwan 3. Semarang:

ALPRIN.

Welhendri Azwar, Muliono. 2019. Filsafat Ilmu Cara Muda Memahami Filsafat

Ilmu. Jakarta: KENCANA.

Zainal Abidin. 2012. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai