Anda di halaman 1dari 125

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN

(ANSIETAS)
Dosen Pembimbing :
Dr.Lilik Ma’rifatul.,S.Kep.Ns.,M.Kes

Kelas 2C
KELOMPOK 1
1. Sonya Putri Zahwa (201901100)
2. Kartika Ratri P (201901101)
3. Rizky Aulia Putri (201901103)
4. Khisbiyah (201901114)
5. Miftakhul Jannah (201901116)
6. Enik Lutfia Ningsih (201901123)
7. Reygusti Chandra D.N (201901125)
8. Mega Putri K (201901136)
9. A Yusuf Hafifwanto (201901137)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja – puji
syukur Kehadirat Allah SWT. atas hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini.
Sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari
zaman kegelapan menuju jalan yang terang benerang.

Penyusunan tugas ini penyusun mengangkat judul “Masalah Psikososial Kecemasan”


Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pada masyarakat tentang
Ansietas guna untuk kenyamanan individu maupun bersama dalam melakukan aktifitas sehari –
hari.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan dan
kekeliruan didalam penyusunannya. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Maka penyusun dapat mengetahui kekurangan dan kekeliruan tersebut.

Mojokerto, 3 Februari 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori......................................................................................................................................1
2.1 Proses Terjadinya Masalah...............................................................................................................1
2.2 Rentang Respon Kecemasan.............................................................................................................1
2.3 Tanda dan gejala................................................................................................................................2
2.4 Tingkat Kecemasan / Ansietas..........................................................................................................2
2.5 Proses Keperawatan pada Klien dengan Kecemasan / Ansietas...............................................4
2.6 Data Yang Perlu Dikaji................................................................................................................7
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Ansietas.............................................................................................8
2.8 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................9
BAB III Tinjauan Kasus..................................................................................................................................15
BAB iV PENUTUP..........................................................................................................................................54
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................54
4.2 Saran.................................................................................................................................................54

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas sangat berhubungan
dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penilaian terhadap suatu
objek atau keadaan keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya
tidak jelas. Artinya, seseorang saja dapat menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu
yangdicemaskan tersebut tidak nyata. Ansietas berkaitan dengan stress oleh karena itu
ansietas timbul sebagai respons terhadap stress, baik stress fisiologis maupun psikologis.
Stress merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun
demikian, stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.

Ansietas adalah sesuatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Gejala tersebut
merupakan respons terhadap stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak
sesuai dengan tingkatan keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang atau terjadi
tanpa adanya stresol eksternal. Gangguan neurotik dengan ansietas sebgai gejala yang
menonjol sering ditemukan survei di Inggris yang baru saja dilakukan menemukan bahwa
16% populasi menderita beberapa bentuk ansietas yang patologis.

Gangguan ansietas harus dibedakan dengan reaksi terhadap stress, yang gambaran
utamanya berupa ansietas. Hal ini meliputi reaksi stress akut-respons cepat (dalam menit atau
jam) terhadap kejadian dalam hidup yang berat, yang menyebabkan ansietas dengan gangguan
otonom dan disorientasi-dan reaksi penyesuaian-respon yang lambat terhadap kejadian-
kejadian hidup (seperti kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau perceraian) yang beberapa
hari atau minggu kemudian menjadi gejala ansietas mudah marah, dan depresi (tanpa gejala
biologis). Diobati dengan meyakinkan pasien,ventilasi dan pemecahan masalah. Reaksi stress
yang lebih khas,gangguan stress pasca trauma, akan diulas selanjutnya.

Hingga saat ini, tindakan tersering terhadap gambaran ansietas adalah meresepkan
benzodiazepine. Hal ini telah banyak menimbulkan kritik sehingga obat alternatif lain diuji,
termasuk hamper semua obat antidepsan dan terapi psikologis yang tersedia, khususnya terapi
kognitif perilaku.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di ambil rumusan masalah “Ansietas”

1. Bagaimana Proses Terjadinya masalah pada kecemasan?


2. Bagaimana tentang respon dalam kecemasan?
3. Apa saja tanda dan gejalanya?
4. Apa saja tingkatan yang ada pada kecemasan?
5. Bagaimana proses keperawatan pada klien dengan kecemasan?
6. Apa saja data yang perlu dikaji?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kecemasan ?

1.3 Tujuan
Dapat mengerti dan memahami mengenai ansietas beserta asuhan keperawatannya.
dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk menjalankan tugas sebagai perawat jiwa
kedepannya

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Proses Terjadinya Masalah
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti individu. Kecemasan sering digambarkan
sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak
tentram yang sering disertai keluhan fisik.

Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus
dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon emosional terhadap penilaian. Menurut
Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek yang jelas,
objek tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. Kecemasan timbul karena
ancaman terhadap self image/ esteem oleh orang yang terdekat. Pada dewasa oleh karena
prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi sebagai respon pada takut terjadi
perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.

Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu


respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alaram tubuh untuke melindungi diri,
dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan
dengan isolasi, kehilanagn, gangguan identitas, hukuman dan hubungan interpersonal.

2.2 Rentang Respon Kecemasan


Rentang kemasan berfluktuasi antara respon adaptif antisipasi dan yang paling
maladptive yaitu panic.

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

 Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan
 Cemas Ringan

5
Ketegangan ringan , penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri untuk bertindak
 Cas Sedang
Keadaan lebish waspada dan lebih tegang , lapangan persepsi menyempit dan tidak
mampu memusatkan pada factor/ peristiwa yang pentin g baginya.
 Cemas berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil tidak memikirkan
yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
 Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur,
perilaku tidak tepat dan agitasi / hiperaktif.
2.3 Tanda dan gejala
1. Respon fisiologis

a. Kardiovaskular
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang

6
- Kelemahan secara umum
d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Neusea, diare
e. Saluran kemih
- Tidak dapat menahan BA
- Tidak dapat menahan BAK
- Nyeri saat BAK
f. Integumen
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat ( telapak tangan )
- gatal-gatal
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
2) Respon perilaku
- Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Tidak ada koordinasi
- Kecenderungan mendapat cidera
- Menarik diri
- Menghindar
- Hiperventilasi

7
- Melarikan diri dari masalah
3) Respon Kognitif
- Perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektivitas
- Takut kecelakaan dan mati
4) Respon Afektif
- Mudah terganggu
- Tidak sabar
- Tegang
- Teror
- Gugup yang luar biasa
- Nervus
2.4 Tingkat Kecemasan / Ansietas
Stuart dan Laraia (2005), membagi ansietas terbagi dalam beberapa tingkatan. yaitu :
a. Ansietas ringan.
Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan memperluas pandangan
persepsi. Ansietas ringan memiliki aspek positif yaitu memotivasi individu untuk
belajar dan menghasilkan serta meningkatkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon
dari ansietas ringan adalah
1) Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang

8
pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami ketegangan otot ringan
2) Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada
lengan, dan suara kadang meninggi.
b. Ansietas sedang
Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.Manifestasi yang
muncul pada ansietas sedang antara lain:
1) Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi,
tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2) Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa
yang menjadi perhatian dan bingung.
3) Respon perilaku dan emosi
Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
c. Ansietas Berat
Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyempit. Seseorang cendrung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang
hal lain. Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Pasien
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area
lain. Manifestasi yang muncul pada ansietas berat antara lain:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur, dan ketegangan.
2) Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan
interpersonal.

9
d. Tingkat Panik
Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik adalah pasien
tampakketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi
motorik rendah.
2) Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3) Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari
hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.

2.5 Proses Keperawatan pada Klien dengan Kecemasan / Ansietas


1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (20050) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
terjadinya ansietas, diantaranya:
a) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme
biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b) Faktor Psikologis
1. Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen kepribadian dan
superego. mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan
bahaya.

10
2. Pandangan Interpersonal,
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan penolakan
interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi
pasien,. Individu dengan harga diri rendah sangat mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
3. Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk
menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi
ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi ketakutan
dalam kehidupannya.
4. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi,
latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau penurunan
fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan menimbulkan
gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi sosial individu
3. Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber
kopingtersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal
ekonomok,kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya
dapatmembantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress
danmengadopsi strategi koping yang berhasil.
4. Mekanisme Koping

11
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang
digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada

tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya


1. Perilaku menyerang (agresif).
Digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar terpenuhinya kebutuhan.
2. Perilaku menarik diri.
Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun
secara psikologis.
3. Perilaku kompromi.
Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego
bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini
berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas dan
bersifat maladaptif. Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan adalah:
1. Kompensasi. proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
2. Penyangkalan (Denial).Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan
primitif.
3. Pemindahan (Displacemen).Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada
seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap
dirinya.
4. Disosiasi.Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
5. Identifikasi (Identification).Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang
yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan
selera orang tersebut.
6. Intelektualisasi (Intelektualization).Penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

12
7. Introjeksi (Intrijection).Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak
lagi terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan superego)
8. Fiksasi.Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi
atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan selanjutnya terhalang.
9. Proyeksi.Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat
ditoleransi.
10. Rasionalisasi.Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
11. Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
12. Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar
barang, meraung, dsb.
13. Represi. Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer
yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
14. Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15. Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
16. Supresi. Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat
mengarah pada represif berikutnya.
17. Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitif.
2.6 Data Yang Perlu Dikaji
Agar Anda mampu mendiagnosa pasien dengan ansietas. Maka Anda harus melakukan
pengkajian. Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien ansietas.

13
a. Perilaku.
Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata
minimal, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan lengan/
tangan), insomnia dan perasaan gelisah.
b. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat,
fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, khawatir, prihatin dan
mencemaskan
c. Fisiologis
Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara bergetar,
gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-goyang.refleks-refleks meningkat eksitasi
kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar,
mulut kering, kelemahan, sukar bernafas vasokonstriksi ekstremitas,
kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan perilaku pasien
akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering berkemih, nyeri
abdomen dan gangguan tidur. perasaan geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-
raguan,kelelahan, bradicardia,tekanan darah menurun, mual, keseringan berkemih
pingsan dan tekanan darah meningkat.
d. Kognitif
Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung, pelupa,
konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut terhadap sesuatu yang tidak
khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan
berkurang untuk memecahkan masalah dan belajar.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Ansietas


Ansietas dapat disebabkan karena individu terpapar zat bebahaya/racun (toksin),
konflik tidak disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan/
keturunan, adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi, gangguan dalam hubungan interpersonal,
krisis situasional/ maturasi, ancaman kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress,
penyalahgunaan zat, perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi
peran, perubahan lingkungan dan perubahan status ekonomi. (NANDA 2005)

14
2.7 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkaijian
Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada
pasien dan keluarga
Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara melaluibentuk
pernyataan sebagai berikut:
a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?

b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang
dialami terutama setelah operasi

c. Apakah ada keluhan yang lain yang di rasakan

d. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari

Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai
berikut : ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-
tanda vital ( nadi dan tekanan darah naik ), tampak sering nafas pendek, gerakan
tersentak-sentak, meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

N DATA MASALAH
O
1. Subektif : - pasien merasa tegang dalam melakukan Kecemasan ringan
aktivitas sehari-hari
Objektif : - tampak motivasi dan kreatifitas meningkat
- Tampak terpacu untuk menyelesaikan
masalah
2 Subjektif :- pasien merasa minta memikirkan hal lai, Kecemasan berat
selain dirinnya
Objektif :- pasien mengatakan minta tolong untuk
menyelesaikan masalahnya
- perlu mengarah untuk melakukan tugas yang lain

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN : Ansietas


a) Resiko tinggi kekerasan

15
b) Cemas berat

c) Gangguan komunikasi verbal

3. INTERVENSI
a) Cemas sedang

- Bina hubungan saling percaya

- Bantu klien mengenal dan mengakui rasa kecemasan

- Analisa penyebab dan bagaimana teradinya masalah (meningkatkan kesadaran)

- Melatih mekanisme koping adaptif

- Tingkatkan relaxasi

b) Cemas berat

- Bina hubungan saling percaya

- Meningkatkan kesadaran diri perawat

- Melindungi klien

- Modifikasi lingkungan

- Mendorong aktifitas

- Melaksanakan program terapi

4. POHON MASALAH

16
Setelah melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien
ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan
membantu dan mempermudah anda untuk menentukan diagnosa
keperawatan

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Ansietas (core problem)

Koping individu tidak efektif

kurang pengetahuan Perubahan fisik/operasi/stressor fisik

5. TINDAKAN KEPERAWATAN
a) Tujuan tindakan keperawatan

1. Klien dapat mengenal ansietas

2. Klien dapat mengatasi ansietas melalui relaksasi

3. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi


ansietas

4. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

b) Tindakan keperawatan

1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu klien mengenal ansietas

17
3. Mengaarkan teknik nafas dalam

a) Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan


menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah uga dapat menurunkan tingkat kecemasan
(Smeltzer & Bare, 2002)
b) Tujuan

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi napas untuk
megurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
c) Prosedur teknik relaksasi napas dalam

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3

4) Perlahan-lahan udara di hembuskan melalui mulut sambal merasakan


ekstrimitas atas dan bawah rileks

5) Anjurkan bernafas dengan normal 3 kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut


secara perlahan-lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentasi / mata sambal terpeam

9) Pada saat konsetrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang

4. Mengajarkan relaksasi otot

a) Identifikasi tingkat cemas

b) Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien

c) Ruang yang sejuk , tidak gaduh dan alami

1) Jelaskan kembali tuuan dan prosedur yang akan dilakukan

18
2) Pasien berbaring atau duduk bersandar ( ada sandaran untuk kaki dan bahu)

3) Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut

4) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk


mengidentifikasi ) daerah - daerah otot yang sering tegang misalnya dahi,
tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis.

5) Bombing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7


detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot selama 20
sampai 30 detik

6) Kencangkan dahi ( kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik, kemudian


relaksasikan 20-30 detik

7) Kencangkan dahi, Tarik keatas selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-
30 detik, pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah
mengalir secara lancar

8) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik
kemudian relaksasikan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya
dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

9) Kencangkan betis, ibu jari Tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik,
kemudian relaksasikan 20-30 detik, minta pasien untuk merasakan
rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

10) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan


selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot

5. Melatih pasien prosedur hypnosis 5 jari

a) Atur posisi klien senyaman mungkin

b) Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3
kali minta pasien untuk relaks

c) Minta pasien untuk menautkan ibu jari dengan ari telunujuk dan minta pasien
untuk membayangkan kondisi dirinya ketika kondisinya begitu sehat

d) Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika
mendapatkan hadiah atau barang yang disukai

e) Tautkan ibu jari kepada ari manis, bayangkan letika anda berada di tempat
yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien sangat bahagia

19
f) Tautkan ibu jari dengan jari kelingking, bayangkan ketika anda mendapat
suatu penghargaan

g) Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali

h) Buka mata kembali

6. Masukkan ke jadwal harian klien

7. EVALUASI

a. Pasien dapat mengenal ansietas

b. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi Tarik nafas dalam
dan distraksi 5 jari

c. Pasien dapat memperagakan latihan relaksai untuk mengatasi ansietas

d. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

8. PENDOKUMENTASIAN

dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan


yang melalui dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi, tindakan keperawatan dan evaluasi .

20
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Triger Case
Pasien bernama Ny.M, Umur 44 tahun, Agama islam, Alamat Ds.karangdami
kota mojokerto, Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisi
kesehatannya yang sedang menderita penyakit DM dengan Hasil gula darahnya
naik turun. Klien dulu pernah mengalami kecemasan berat karena masalah
ekonomi yang terus menerus semakin menurun,klien takut dan tidak bisa
melupakan kejadian masa lalu dimana dirinya mengalami cemas berat sehingga
pingsan pada tahun 2020. Klien merasa tidak nyaman dengan kondisinya
sekarang. Klien mengatakan lebih cepat lelah saat beraktivitas, sehingga klien
lebih banyak duduk dan berbaring. Klien mengatakan sering merasa merasa
pusing dan badannya berkringat dingin. Klien jarang kontrol ke pelayanan
kesehatan karena takut di suntik insulin,dan Klien mengatakan sering kepikiran
tentang masalah ekonomi yang semakin menurun, karena suami anak Ny. M saat
ini tidak ada kabar selama kurang lebih 3 tahun dan kerjanya diluar pulau jawa,
sedangkan anak Ny. M mempunyai 2 anak masih duduk di bangku sekolah dasar
dan sekolah menengah. Klien ingin membantu kedua anaknya, tapi dengan
kondisinya sekarang klien merasa ragu dan Klien merasa cemas karena tidak
bekerja dan dikarenakan klien merasa lebih cepat lelah saat bekerja.

Dengan pemeriksaan = TD :130/ 90 mmHg, N:100x/mnt, S: 36oC, RR: 20x/mnt,


BB: 50Kg, TB : 159cm

B. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas klien
 Nama : Ny. M
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 44 Tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Ds.karangdami Kota Mojokerto
 Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia

21
 Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa
 Status perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan Terakhir : SMA
 Tanggal pengkajian : 11 Februari 2021
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisi kesehatannya yang
sedang menderita penyakit DM dengan Hasil gula darahnya naik turun.
c. Faktor Predisposisi dan presipitasi
1) Predisposisi
a) Klien belum pernah mengalami kecemasan sebelumnya
b) Keluarga klien belum ada yang mengalami kecemasan
c) Klien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan DM
d) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Jika ada jelaskan : Ada

Klien dulu pernah mengalami kecemasan berat karena masalah ekonomi


yang terus menerus semakin menurun,klien takut dan tidak bisa melupakan
kejadian masa lalu dimana dirinya mengalami cemas berat sehingga pingsan
pada tahun 2020.

2) Presipitasi
Klien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan penyakit yang dialami
sekarang karena gula darahnya naik turun. Klien merasa tidak nyaman dengan
kondisinya sekarang. Klien mengatakan lebih cepat lelah saat beraktivitas,
sehingga klien lebih banyak duduk dan berbaring. Klien mengatakan sering
merasa merasa pusing dan badannya berkringat dingin. Klien jarang kontrol ke
pelayanan kesehatan karena takut di suntik insulin,dan Klien mengatakan sering
kepikiran tentang masalah ekonomi yang semakin menurun, karena suami anak
Ny. M saat ini tidak ada kabar selama kurang lebih 3 tahun dan kerjanya diluar
pulau jawa, sedangkan anak Ny. M mempunyai 2 anak masih duduk di bangku
sekolah dasar dan sekolah menengah. Klien ingin membantu kedua anaknya,

22
tapi dengan kondisinya sekarang klien merasa ragu dan Klien merasa cemas
karena tidak bekerja dan dikarenakan klien merasa lebih cepat lelah saat bekerja.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital :
TD :130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC RR: 20x/mnt

2) Ukuran :
BB: 50Kg TB : 159cm

3) Keluhan fisik : Ada,


Jelaskan : Klien mengatakan pusing di kepalanya

e. Psikososial
Genogram

Keterangan :

= Laki-Laki = perempuan

= pasien = meninggal

23
= garis keturunan = garis perkawinan

= garis serumah

klien berusia 56 tahun, klien sudah menikah dan memiliki 7 orang anak,tetapi anak
yang no 1,3, dan 4 sudah tinggal bersama suami, klien tinggal dirumah sendiri
bersama suami dan anaknya yang no 2,5,6 dan 7. KlienMempunyai 10 cucu dan
yang tinggal bersama klien 2 cucu. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin
dengan erat dan sangat baik. Orang terdekat dengan klien adalah suami dan
anaknya.
1) Konsep Diri
a) Gambaran diri:
Pasiensenang dan menerima keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung
kaki. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak
disukai.
b) Peran :
Klien dirumah berperan sebagai ibu rumah tangga
c) Ideal diri:
Pasien mengatakan tidak ingin menyusahkan keluarganya karena penyakit
yang dideritanya saat ini.
d) Harga diri:
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
e) Identitas diri :
Pasien mengatakan nama lengkapnya “Ny.M”, pasien menyebutkan tanggal
lahirnya dan usianya, pasien juga menyebutkan asalnya dari Ds. Mayangan,
dan mengatakan sudah menikah dan memiliki 7 orang anak.
2) Hubungan Sosial

24
a) Orang yang berarti :
Klien mengatakan keluarganya sangat berarti untuknya dan klien berharap
anak-anakanya dapat menjaga kesehatanya.
b) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien jarang mengikuti kegiatan namun klien masih mengikuti kegiatan
tahlilan perempuan setiap hari rabu.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien dapat berinteraksi saat bertemu tetangganya yang menyapanya.
3) Spiritual:
a) Nilai dan keyakinan : Klien mengaku beragama islam
b) Kegiatan Ibadah : Klien setiap hari melakukan kegiatan ibadah secara
rutin seperti sholat, mengaji.
f. STATUS MENTAL
1) Penampilan :
Penampilan klien rapi, tampak memakai baju bersih.

2) Pembicaraan :
Saat menjelaskan klien bicaranya gugup
3) Aktifitas Motorik
Saat wawancara pasien tampak tidak dapat duduk dengan tenang , dan sesekali
menggerakkan tangannya saat bicara
4) Afek dan Emosi
Klien mengatakan merasa khawatir dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya
bila nanti akan mengalami gula darahnya meningkat.

5) Interaksi selama wawancara :


Kontak mata kurang, saat interaksi selama wawancara klien mau menjawab
pertanyaan yang diberikan namunsering memandang berbagai objek
disekelilingnya.
6) Persepsi – Sensori :
Lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan
baik.
7) Proses Pikir:

25
Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :

Selama wawancara, pembicaraan pasien jelas dan tidak berbelit-belit, tidak


diulang berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya dalam satu topik pembicaraan

8) Isi Pikir :
Klien takut bila nanti akan mengalami kenaikan gula darahnya dan takut untuk
di injeksi insulin.
9) Tingkat Kesadaran :
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, pasien juga sadar dan
mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat kesadaran
pasien terhadap waktu, orang dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS
E4V5M6
10) Memori :
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru – baru terjadi. Pasien
juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi pasien sudah makan atau belum.Pasien
tidak pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab
dengan baik.

12) Kemampuan penilaian :


Saat diberikan pilihan seperti apakah pasien mendahulukan memasak atau
menyapu dipagi hari.Klien memilih memasak terlebih dahulu karena kata klien
itu juga lebih mendesak.
13) Daya titik diri :
Klien kadang menyalahkan dirinya sendiri atas kesehatannya.

g. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL )


1) Perawatan Diri :
Kegiatan hidup sehari– Bantuan Total Bantuan Mandiri
hari Minimal

26
Mandi V
Kebersihan V
Makan V
Buang air kecil / BAK V
Buang air Besar / BAB V
Ganti pakaian V
Jelaskan : klien dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan mandiri.

2) Nutrisi :
 Apakah anda puas dengan pola makan anda?Puas/ Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : -

 Apakah anda makan memisahkan diri ? Ya/ Tidak


 Frekuensi makan sehari : 3X 1 hari
 Nafsu makan :Meningkat/ Menurun/ Berlebihan/ Sedikit – sedikit
 Berat Badan : Meningkat/ Menurun
BB saat ini : 55Kg, BB dulu: 60 Kg

Jelaskan : -

3) Tidur :
 Apakah ada masalah tidur?Ada
Klien susah untuk mengawali tidur karena banyak fikiran

 Apakah merasa segar setelah bangun tidur?Tidak segar


Klien mengatakan saat bangun tidur kadang merasa pusing dan badan sakit.

 Apakah ada kebiasaan tidur siang? Ya, lamanya : 2 jam


 Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?Tidak ada
 Tidur malam jam : 22.00 bangun jam : 03.00 rata – rata tidur malam : 5 jam
 Apakah ada gangguan tidur?
Klien sering terbangun dan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena ada
sesuatu yang difikirkan tiap kali mau tidur

4) Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :

27
- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari :Ya
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :Tidak
Klien mengatakan dalam membuat keputusan selalu meminta pendapat dari
suaminya

- Mengatur penggunaan obat :Ya


- Melakukan pemeriksaan kesehatan :Ya
5) Klien memiliki sistem pendukung :
- Keluarga : Ya

- Teman sejawad :Tidak

- Terapis :Tidak

- Kelompok Sosial :Tidak

Jelaskan : klien mengatakan yang sangat berperan sebagai pendukung untuk


dirinya ialah suami dan keluarganya

6) Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?


Tidak, klien mengatakan sulit menikmati aktifitas dan saat melakukan kegiatan
yang disukainya karena sering terpikirkan bagaimana nanti bila dirinya di
amputasi akibat penyakitnya ini.
h. Mekanisme Koping
1) Klien mampu berbicara dengan orang lain
2) Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
3) Klien selalu mengungkapkan kepada keluarganya jika ada masalah.
4) Klien sering olahraga dengan berjalan jalan setiap pagi.
i. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
1) Masalahdengandukungankelompok,spesifiknya
Klien selalu mendapat dukungan dari suami dan anak-anaknya saat klien merasa
cemas.

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya


Klien mau berbicara dengan keluarga dan tetangga sekitarnya
3) Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

28
Klien mengatakan anak ke 1-4 sudah berumah tangga,dan anak yang no 2
tinggal bersama px karena suaminya tidak ada kabar selama 5 thn bekerja diluar
jawa,anak ke 5 bekerja bersama suami,anak ke 6 masih kuliah dan anak yag no 7
masih duduk di bangku SMP.
4) Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Tidak ada karena klien tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga
5) Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Tidak ada masalah ekonomi
6) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Klien mengatakan jika sakit selalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan
klien beserta keluarganya memakai kartu BPJS saat berobat.
j. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
 Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal ?
Saat dilakukan wawancara pasien bertanya tentang bagaimana proses penyakit
dan cara pencegahan terjadinya komplikasi dari penyakit yang ia derita

A. ANALISA DATA
No Etiologi Problem
1. DS : Ansietas

 Klien mengatakan merasa cemas dengan


kondisi kesehatannya yang sedang menderita
penyakit DM dengan gula darahnya naik
turun.
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya
akan disuntik insulin.
 Klien mengatakan memikir anaknya yang
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn
lebih.
DO :

- Klien tampak cemas dan khawatir

29
- Klien tampak gelisah
- TTV
TD : 130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC
RR: 20x/mnt
- Klien tampak tidak dapat duduk
dengan tenang, dan sesekali menggerakkan
tangannya saat bicara

B. POHONMASALAH

Resiko mencedarai diri, orang


lain dan lingkungan
Efek

Gangguan perilaku :
Kecemasan Core Problem

Koping individu tidak


efektif
Causa
Stresor

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Ansietas Tujuan Ekspresi wajah Bina hubungan Hubungan


Umum : bersahabat, saling percaya saling percaya
Mengatasi menunjukkan rasa dengan merupakan
gangguan senang, ada mengungkapkan dasar untuk

30
ansietas kontak mata, mau prinsip kelancaran
klien berjabat tangan, komunikasi hubungan
mau terapeutik: interaksi
TUK 1 menyebutkan 6. Sapa klien selanjutnya
Klien nama, mau dengan ramah,
dapat menjawab salam, baik verbal
menjalin klien mau duduk maupun non
dan berdampingan verbal
membina dengan perawat , 7. Perkenalkan
hubungan mau diri dengan
saling mengutarakan sopan
percaya masalah yang
8. Tanyakan
dihadapi
nama lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
klien
9. Jelaskan
tujuan
pertemuan
10. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klienapaadan
ya
11. Membuat
kontrak ( topik,
waktu, tempat
dan tujuan)
setiap
pertemuan

31
TUK 2 Klien mengerti i) Bantu klien Untuk
Membantu penyebab dari untuk mengadopsi
pasien ansietas mengidentifik respons koping
mengenal asi dan yang baru,
ansietas menguraikan pasien pertama
perasaannya kali harus
j) Bantu pasien menyadari
mengenal perasaan dan
penyebab mengatasi
ansietas penyangkalan
k)Gunakan dan resistens
pertanyaan yang disadari
terbuka atau tidak
untuk disadari
mengalihkan
dari topik
yang
mengancam
l) Bantu pasien
menyadari
perilaku
akibat
ansietas
TUK 3 Klien dapat lebih 1. Identifikasi Dengan
Mampu tenang kesediaan, relaksasi dapat
mengatasi kemampua menjadikan
ansietas n, dan perasaan klien
dengan penggunan lebih tenang
teknik teknik
relaksasi relaksasi
2. Monitor
respon

32
terhadap terapi
relaksasi
3. Ciptakan
lingkungan
tenang dan
nyaman
4. Berikan
informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur
teknik
relaksasi
5. Jelaskan
tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksai
(nafas dalam)
6. Demostrasi
dan latih
teknik
relaksasi untuk
meningkatkan
kontrol dan
rasa
percayadiri
TUK 4 Klien mampu a. Mendiskusika Dengan
Melatih mempertahankan n mengenai menggali
mekanisme aspek yang jadwal harian kemampuan
koping positif dan hal yang positif klien
adaptif disukai untuk untuk dapat
meningkatkan mengurangi

33
kemampuan kecemasan
dan untuk
mengurangi
Tekhnik
kecemasan.
hipnosis 5 jari
b. Beri motivasi
untuk dapat
klien untuk
menurunkan
melakukan
ansietas
kegiatan
sesuai jadwal
yang telah
dibuat.
c. Ajarkan klien
teknik
hipnosis 5 jari
untuk
mengurangi
kecemasan
d. Memberi
reinforcement
positif
TUK 5 Klien mampu 11) Libatkan Klien dapat
Klien dapat melakukan apa orang terdekat mengatasi
mengimple yang diajarkan sebagi sumber stres dengan
mentasikan dan dukungan mengatur
koping sosial dalam distres
adaptif membantu emosional
untuk klien yang
mengatasi mempelajari menyertainya
ansietas respons melalui
koping pengguanaan
yangbaru teknik
12) Dorong pelalsanaan

34
klien untuk stres.
meningkatk
an kegiatan
Melatih untuk
spiritual
dapat
13) Dorong
mengontrol
klien untuk
ansietas
menggunak
an
relaksasinaf
as dalam
ataupun
hipnotis 5
jai
TUK 6 Kliem mau 1. Mendiskusi Perhatian

Klien dapat memberi kan pentingnya keluarga dan

memanfaat dukungan peran keluarga pengertian

kan sistem sebagai keluarga akan

pendukung pendukung dapat

yang ada untuk membantu


mengatasi mengatasi
kecemasan kecemasan.
2. Mendiskusi
kan potensi
keluarga untuk
membantu
klien mengatasi
kecemasn
3. Menjelaska
n kepada
keluarga klien
tentang:
- Pengertian

35
kecemasan
- Tanda dan
gejala
kecemasan
- Penyebab
kecemasan
4. Latih
keluarga cara
merawat klien
dengan
kecemasan

36
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Strategi Pelaksanaan
a) SP 1 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Tanyakan pada klien tentang situasi penyebab timbulnya kecemasan
c. Tanyakan tanda-tanda kecemasan
d. Tanyakan apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi kecemasan

e. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa


percaya diri
f. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anseitas muncul.

Nama : Reygusti chandra


Pertemuan : ke 1
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 07:00 WIB
Proses keperawatan
Kondisi : Pandangan mata klien tampakkosong, dan wajah tampak tegang, klien tampak
gelisah dan selalu mondar mandir di ruang rawat. Sering melamun.
Diagnosa : cemas dan gelisah
Tindakan keperawatan SP 1 :
 Membina hubungan saling percaya
 Identifikasi penyebab perasaan cemas

37
 Tanda gejala yang di rasakan
 Perilaku kecemasan yang dilakukan
Fase orientasi
“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat Rey. Saya perawat yang dinas di ruang
mawar. Hari ini saya dinas pagi dari pk 07:00-14:00. Nama bapak siapa ?, biasanya di panggil
siapa ?.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Masih adakah perasaan cemas dan gelisah ?
“Baiklah kita akan berbincang bincang sekarang tentang perasaan cemas bapak
“Berapa lama kita akan berbincang bincang ?” Bagaimana kalau 15 menit ?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang bincang pak?Bagaimana kalau ditaman saja ?
Fase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak cemas ?, apakah sebelumnya bapak pernah secemas ini ? lalu
apa yang menyebabkan bapak cemas ? oo iya ada suatu faktor penyebab kecemasan bapak”
“ Pada saat penyebab kecemasan itu saat bapak merasakan perekonomian keluarga yang
memburuk dan anak anak bapak yang kurang perhatian kepada orang tua. Lalu apa yang
bapak rasakan ?
“Apakah bapak merasakan kecemasan kemudian tubuh bapak merasa lemas, dan
berkeringat ?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan ? o iya jadi bapak sering merenung dan mondar mandir
mimikirkan keadaan bapak ? iya, tentu lalu apa yang bapak lakukan setelah itu ? Betul ,
apakah setelah itu bapak merasa pusing dan bapak memiliki pemikiran bahwa hidup sudah tak
berguna karena terlilit hutang ? maukah bapak belajar cara menenangkan diri dengan baik ?
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kecemasan pak. Salah satunya dengan cara selalu
berfikiran positif selalu percaya bahwa pasti ada jalan keluar. Jadi melalui kegiatan kegiatan
positif bapak bisa mengontrol kecemasan yang bapak fikirkan, disini saya mau mengajari
bapak bagaimana cara untuk mengkontrol kecemasan dengan terapi olah nafas.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu ?
“Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif masuk ke tubuh bapak . Ayo

38
coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
bapak sudah bisa melakukanya, bagaimana perasaan bapak sekarang ?
“ Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu waktu rasa
cemas itu muncul bapak bisa melakukanya.”
Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang tentang kecemasan bapak ?
“ Coba selama saya tidak ada , ingat ingat lagi penyebab kecemasan bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau cemas dan jangan lupa latihan nafas dalamnya dan jangan lupa
ibadah dengan cara berdzikir mengingat bapak seorang muslim ya pak..
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak ,mau nafas dalam ?
Jam berapa saja pak ?”
“Baik , dilanjutkan nanti sore ya pak , nanti di gantikan oleh teman saya, terimakasih pak
“selamat pagi”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Strategi Pelaksanaan
SP 2 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Ajarkan pasien teknik dikstraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi kecemasan
c. Melakukan hal yang klien sukai
d. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
e. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi stiap kali ansietas muncul.

Nama : Hafi yusuf

39
Pertemuan ke : 2
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 16:00wib
Proses keperawatan
Kondisi ; Klien menyebutkan penyebab kecemasannya karenaperekonomian yang
semakinmemburuk. Klien bercerita dengan suara lemah dan merenung . Pandangan mata
klien tampak kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 :
 Evaluasi latihan nafas dalam
 Latihan cara relaksasi
 Susun kegiatan harian cara ke dua
Fase orientasi
“Selamat sore pak perkenalkan nama saya perawat hafi , saya yang berjaga di ruang dahlia
pada sore ini . Hari ini saya dinas dari jam 14:00 sampai jam 21:00. Nama bapak siapa ? dan
biasa di panggil siapa ?
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah yang membuat bapak cemas ?
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan cemas dengan kegiatan relaksasi
yang ke dua, apakah bapak bersedia?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit”
“Untuk tempatnya dimana pak? Apakah di taman sajasembarimelihatindahnyasenja?
Fase kerja
“Sebelumya kita ulangi untuk cara pertama”. “Baiklah bagus sekali pak.
“Sekarang langsung saja kita lanjut saja cara yang ke 2 relaksasi dengan jalan - jalan dan
membuang segala perasaan cemas bapak. “ jadi kalau bapa cemas dan gelisah bapak ,
langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan
jalan jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan
lupa untuk selalu berfikiran positif.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan perasaan cemas tadi ?

40
“Ada berapa cara yang sudah bapak lakukan tadi, coba sebutkan? Ya bagus sekali pak”
“sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari hari bapak , bagimana kalau jam
04:30 pagi setelah bagun tidur lalu sholat shubuh agar bapak merasakan ketenangan?. Lalu
kalau bapak merasakan kecemasan lagi coba lakukan cara tadi ya.
“baiklah pak besok pagi kita lanjutkan lagi dengan teman saya. Baiklah saya pamit dulu
Wasslamualaikum

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Strategi Pelaksanaan
SP 3 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Menjelaskan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
c. Evaluasi kemampuan klien
d. Memberi reinforcement positif
e. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya

Nama : kartika ratri

41
Pertemuan : ke 3
Hari : rabu 3 maret 2020
Jam : 07:00wib
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih cara mengontrol rasa cemas dengan menarik nafas dan
melakukan relaksasi jalan jalan pagi . Suara pasien masih agak lemah. Pandangan mata agak
kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP3 :
 Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
 Latihan mengontrol rasa cemas dengan mengekspresikan perasaan
cemas
 Susun jadwal latihan relaksasi

Fase orientasi
“Selamat pagi pak perkenalkan nama saya perawat kartika. Saya berjaga pada ruang mawar
hari ini. Saya dinas jam pagi dari pk 07.00-11.00. Nama bapak siapa ? Biasa di panggil
siapa ?
“Baiklah sekarang kita latihan bagaimana cara mengontrol rasa cemasbapak , apakah bapak
bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit ya pak.
“Untuk tempatnya di mana pak? Atau di taman saja ?
Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah
di salurkan ,maka kita bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
a) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
mengunakkan kata kata yang kasar.
b) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya,
katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak
praktekan . bagus sekali pak

42
c) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan
pak. Ya bagus sekali pak
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap tentang cara mengontrol marah
dengan nada bicara yang baik? “ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah
kita pelajari .
“Bagus sekali pak, sekarang kita masukkan ke jadwal latihan bapak, berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik ?
“Coba sekarang masukkan dalam jadwal latihan sehari hari , memisalnya menimta obat ,uang
dan lain lain. Bagus nanti do coba ya pak
“Baiklah pak nanti dilanjutkan latihanya dengan teman saya ya pak, saya pamit dulu ya pak
wasslamuaikum

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Strategi Pelaksanaan
SP 4 Pasien

43
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan untuk mengurangi kecemasan.
c. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang terlah dibuat.
d. Memberi reinforcement positif

Nama : Aulia Putri


Pertemuan ke : 4
Tanggal/hari : Kamis 4 maret 2021
Jam : 16:00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih mengontrol kecemasan dengan menarik nafas dan jlan jalan ,
klien juga sudah bisa berinteraksi dengan sekitar.
Diagnosa : Kecemasan.
Tindakan keperawatan SP4 :
 Diskusikan hasil latihan mengontrol kecemasan secara psikologi dan
sosial/ verbal
 Latihan sholat dan berdoa
Fase pra interaksi
“Selamat sore pak , perkenalkan nama saya perawat aulia. saya menjaga ruangan dahlia pada
sore hari ini. Saya dinas dari pk 14:00-21:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita latihan dengan cara lain yaitu menecegah kecemasan dengan ibadah,
apakah bapak bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan.Baik
“Nah, kalau bapak sedang cemas coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga kecemasannya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kecemasan
“ Coba bapak sebutkan apa saja sholat lima waktu itu ? bagus . Coba sebutkan caranya.

44
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang cara meredakan kecemasan
dengan sholat ?
“ Jadi sudah berapa cara mengontrol cemas yang sudah kita pelajari ? Bagus.
“Sekarang kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak
“Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa cemas ?
“Setelah ini bapak coba sholat sesuai dengan jadwal yang kita buat
“Baiklah pak untuk latihanya di lanjutkan besok ya pak , dengan teman saya. Baik pak saya
pamit dulu wassalamualaikum

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Strategi Pelaksanaan
SP 5 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mengobservasi keadaan pasien
c. Memberi reinforcement positif

Nama : Miftahul zannah


Pertemuan : ke 5
Tanggal/hari : jumat 5 maret 2020
Jam : 07:00

45
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, mengambil air
wudhu dan sholat.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 5 :
 Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah
kecemasan yang sudah dilatih
 Latih pasien minum obat dengan teratur dengan prinsip lima
benar(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat,benar waktu minum obat, benar dosis obat) di sertai penjelasan
guna obat dan akibat berhenti minum obat
 Susun jadwal minum obat secara teratur
Fase orientasi
“Selamat pagi pak , perkenalkan nama saya perawat mifta . saya menjaga ruangan dahlia pada
pagi hari ini. Saya dinas dari pk 07:00-14:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat dengan benar untuk
mengontrol rasa cemas
“Untuk tempatnya di mana pak ? apakah di taman saja?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?
“Berapa macam obat yang bapak minum ? warnanya apa saja ? Jam berapa bapak minum?
“Obatnya ada 3 macam pak , yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih namanya THP, agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu ini namanya
HLP agar pikiran teratur dan rasa cemas berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasiya
bapak bisa mengisap isap es batu
“Bila terasa mata berkunang kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu

46
“Nanti bila sampai rumah sebelum minum obat sebiknya di lihat labelnya dahulu apakah
nama bapak tertulis di situ, berapa dosis yang harus di minum, jam berapa saja yang harus di
minun, dan juga baca nama obatnya apakah sudah benar
“Jangan pernah berhenti minum obat sebelum konsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan.
“Sekarang kita masukkan dulu waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang tata cara minum obat yang
benar ?
“ Nah sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari ? Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatanya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan dengan teratur
ya...
“Baik pak, besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana perkembangan bapak
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa cemas , Saya permisi dulu pak
wassalamualaikum....

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga

47
Strategi Pelaksanaan
SP 6 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mendiskusikan manfaat dan kerugian mengurangi kecemasan
c. Menganjurkan klien untuk mengkonsultasikan perasaan yang membuatnya
cemas
d. Memberi reinforcement positif

Nama : khisbiyah
Pertemuan ke : 1
Tanggal/hari : Sabtu 6 maret 2021
Jam : 08:00
Proses keperawatan
Kondisi : Pasien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, berbicara
yang baik, mengambil air wudhu dan sholat , klien sudah tidak cemas lagi diruangan,
keluarga mengunjungi klien dan terihat bertemu klien.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 1 keluarga
 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
 Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kecemasan(Penyebab,
tanda gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
 Diskusikan bersama keluarga kondisi kondisi pasien yang perlu segera
di laporkan kepada perawat.
Fase orientasi
“Perkenalkan bu nama saya perawat khis, saya perawat dari ruang mawar yang merawat
bapak(pasien). Nama ibuk siapa ?
“Bisa kita berbincang bincang tentang masalah yang ibu hadapi ?
“untuk waktunya sekitar 30 menit ya bu...
“ Untuk tempatnya di mana bu ? di taman saja ya....
Fase kerja

48
“Bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat bapak? Baik bu saya akan coba jelakan
tentang cara merawat bapak dan hal hal yang perlu di perhatikan.
“Bu, cemas adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak di salurkan dengan benar akan
membahyakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“ Penyebab suami ibu marah yaitu merasa gagal dalam usaha dan anak yang sulit diatur.
“Bila nanti wajah suami ibu tampak tegang dan cemas, lalu kelihatan gelisah artinya suami
ibu cemas, dan biasanya seteleah itu akan melampiaskan dengan caramerenung dan mondar
mandir .
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang , bicara lembut dan berimotivasi.
“Bila bapak masih cemas dan sedih segera bawa ke puskesmas atau rsj terdekat.
“Nah, selain itu ibu juga mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol kecemasan yang di
buat secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur
“Kalau bapak melakukanya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap cakap tentang cara merawat bapak ?
“ Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah di buat oleh bapak ya bu...
“Baiklah bu kita akan bertemu besok tetapi dengan teman saya ya...
“ Baik bu kalau ibu sudah jelas saya pamit dulu wassalamualaikum....

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga
Strategi Pelaksanaan
SP 7 Pasien
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Evaluasi kegiatan harian pasien
c. Motivasi klien agar tetap semangat untuk mengurangi kecemasannya
d. Memberi reinforcement positif

49
Nama : Enik Lutfia Ningsih
Pertemuan : ke 2
Tanggal/hari: Minggu, 7 Maret 2021
Jam : 16.00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi pasien dan cara
merawatnya di rumah.
Diagnosa : kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 Keluarga :
 Evaluasi pengetauhan keluarga tentang cemas
 Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah di anjarkan oleh perawatan
 Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien
dapa melakukan dengan benar
 Diskusikan dengan keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala perilaku kecemasan
Fase orientasi :
“Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat enik, saya perawat dari ruang mawar, Nama ibu
siapa ?
“ Baik bu di sini saya akan melanjutkan latihan cara mengontrol rasa cemas bapak, Apakah
ibu bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 40 menit ya bu..
“Untuk latihanya di sini saja ya bu... ,saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama
Fase kerja
“Nah pak, coba sebutkan latihan yang sudah bapak lakukan. Ya bagus pak, coba perlihatkan
jadwal latihan kepada ibu, ya bagus sekali pak
“Nah ibu nanti bisa membantu latihan bapak di rumah.”
“Masih ingat ya pak,bu kalau tanda tanda cemas sudah bapak rasakan maka yang harus di
lakukan bapak adalah ?”

50
“Ya betul sekali pak, Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif masuk ke
tubuh bapak . Ayo coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali. Bagus sekali.
“Bagus sekali pak, sudah bisa melakukanya dengan baik
“Cara yang kedua masih ingat bu..?
“Ya benar, kalau ada yang menyebabkan bapak cemas, bapak bisa melakukan relaksasi
dengan jalan - jalan dan membuang segala perasaan cemas bapak
“jadi kalau bapa cemas dan gelisah bapak , langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran
serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan jalan jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus
sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan
lupa untuk selalu berfikiran positif.
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah
di salurkan ,maka kita bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
a) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
mengunakkan kata kata yang kasar.
b) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya,
katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak
praktekan . bagus sekali pak
c) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan
pak. Ya bagus sekali pak
“ Cara berikutnya jika bapak marah bapak bisa langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda bisa langsung ambil air wudhu dan sholat.”
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan di dampingi ibu untuk meredakan rasa
cemas.”
“Cara terakhir yaitu minum obat dengan teratur ya pak, agar pikiran bapak menjadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa cemas.”

51
Fase terminasi
“Baiklah bu latihan kita sudah selesai, Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara - cara
mengontrol cemas langsung kepada bapak ?
“Bisa ibu sebutkan lagi ada beberapa cara mengontrol cemas?
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak bapak melaksanakan jadwal yang telah di buat
selama di rumah nanti, dan jangan lupa memberikan pujian jika bapak melakukanya dengan
benar.
“Karena bapak sebentar lagi sudah di bolehkan untuk pulang kita akan bertemu besok lagi
tetapi ya bu....
“Baiklah bu kalau sudah tidak ada yang di tanyakan lagi saya pamit dulu ,wassalamualaikum..

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga
Strategi Pelaksanaan
a) SP 8 Keluarga
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk

52
mengatasi kecemasan
c. Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi kecemasn
d. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
i. Pengertian kecemasan
ii. Tanda dan gejala kecemasan
iii. Penyebab kecemasan
e. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan

Nama : Sonya Putri


Pertemuan : ke 3
Tanggal/hari : Senin, 8 Maret 2020
Jam : 09:00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Keluarga sudah mengerti cara merawat pasien dirumah dan sudah di latih langsung
ke Pasien.Pasien sudah tidak nampak tegang dan sudah terlihat tenang.
Diagnosa : Perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan SP 3 Keluarga :
 Buat perencanaan pulang bersama keluarga
 Ajarkan keleuarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila dapat
melakukan kegiatan dengan tepat
 Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus di lakukan bila
pasien menunjukkan gejala gejala perilaku kekerasan.
Fase orientasi :
“Selamat pagi pak, bu , karena besok bapak sudah di perbolehkan pulang maka kita bertemu
untuk membicarakan jadwal bapak selama di rumah...
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadwal di rumah, tempatnya di sini saja ya bu...
“untuk waktunya sekitar 30 menit
Fase kerja
“Pak , bu jadwal yang sudah di buat di rumah sakit tolong di lanjtkan di rumah, baik jadwal
aktivitas dan jadwal minum obat. Mari kita lihat jadwal bapak....

53
“Hal hal yang perlu di perintahkan lebih lanjut yaitu perilaku yang tampilkan oleh bapak
selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi maka secepatnya hubungi puskesmas terdekat.
Fase terminasi
“Bagaimana bu? Ada yang ingin di tanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu di
perhatikan? Bagus bu. Baiklah jika sudah tidak ada yang di tanyakan saya pamit dulu
wassalamualaikum...

54
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama :Ny.M

Tanggal Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
Selasa Ansietas DS: S:

02/02/21  Klien mengatakan merasa cemas dengan  Klien mengatakan masih


kondisi kesehatannya yang sedang merasa cemas dengan kondisi
09.00 SP 1 Pasien
menderita penyakit DM dengan gula kesehatannya yang sedang
darahnya naik turun. menderita penyakit DM
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya dengan gula darahnya naik
akan disuntik insulin. turun
 Klien mengatakan memikir anaknya yang  Klienmengatakan masih
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn merasa takut bila nanti dirinya
lebih. akan disuntik insulin
DO:  Klien mengatakan senang bisa
mengungkapkan rasa cemasnya
- Klien tampak cemas
O:
- Klien tampak gelisah
- TTV  Klien mampu mengungkapkan

46
TD : 130/ 90 mmHgN:100xS: 36oCRR: apa yang difikirkan yang
20x/mnt membuat dirinya cemas.
- Klien tampak tidak dapat  Klien mampu mempraktekan
duduk dengan tenang teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan:  Klien memasukan terapi
relaksasi yang biasanya
 Ansietas Sedang
dilakukan ke dalam jadwal
Tindakan keperawatan:
harian.
1. Membina hubungan saling percaya  Pasien tampak paham saat
1) Sapa klien dengan ramah, baik verbal dianjurkan untuk makan sedikit
maupun non verbal dan dalam kondisi hangat serta
2) Perkenalkan diri dengan sopan tinggi protein
3) Tanyakan nama klien dan panggilan
 Klien mengungkapkan
yang disukai
perasaan cemasnya, dan sudah
4) Jelaskan tujuan dari pertemuan
memahami penyebab
5) Membuat kontrak (topik, waktu,
kecemasanya, latihan relaksasi
tempat, tujuan) setiap kali bertemu
berjalan optimal.
pasien
A: Tujuan tercapai.
2. Membantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi P:

dan menguraikan perasaannya  Pertahankan SP 1 Pasien


2) Gunakan pertanyaan terbuka untuk  Lanjutkan intervensi SP 2

47
mengalihkan dari topik yang Pasien
mengancam  Bimbing klien untuk
3) Bantu pasien mengenal penyebab melakukan kegiatan sesuai
ansietas jadwal
4) Bantu pasien menyadari perilaku
akibat ansietas
5) Mengajarkan pasien teknik relaksasi
untuk meningkatkan kontrol dan
rasapercaya diri : pengalihan situasi
3. Menganjurkan pasien untuk memasukan
ke dalam jadwal harian.
4. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit
tapi sering dengan kondisi masih hangat
dan mengonsumsi makanan dengan yang
tinggi protein
Rabu Ansietas DS: S:

03/02/21 1 Klien mengatakan masih merasakan  Klien mengatakan senang setelah


cemas , rasa takut masih ada , Klien mempraktekkan terapi distraksi
11.00 SP 2 Pasien
mengatakan masih sulit tidur yaitu dengan melakukan hal yang
2 Klien mengatakan nafsu makan perlahan disukai (membuat keset)
meningkat.  Klien mengatakan akan
memasukkan terapi distraksike
48
DO: dalam jadwal harian
O:
1. Klien terlihat kurang bersemangat
2. Tampak masih khawatir  Klien memasukan hal yang disukai
Diagnosa Keperawatan : ke dalam jadwal harian.
 Klien sudah mampu mengontrol
Ansietas Sedang
rasa cemas.
Tindakan Keperawatan :
A : Tujuan Tercapai
1. Mendiskusikan kegiatan daan hal yang P:
disukai klien lakukan untuk mengurangi
 Pertahankan SP 1, 2 Pasien
rasa cemas
 Lanjutkan intervensi SP 3 Pasien
2. Mengajarkan teknik
 Bimbing klien untuk melakukan
distraksiuntukmengurangi kecemasan
kegiatan sesuai jadwal

Kamis Ansietas DS S:
 Klien mengatakan bahwa cemasnya dan
04/07/20  Klien mengatakan senang setelah
rasa takut sudah sedikit berkurang,
berlatih teknik hypnosis 5 jari
11.00 SP 3 Pasien
 nafsu makan meningkat,
 Klien mengatakan senang setelah
 kesulitan tidur berkurang

49
DO berlatih 3 teknik untuk
 Klien tampak tampak rileks dan terlihat mengontrol cemas.
santai  Klien mengatakan akan
 Sesekali klien tersenyum mempraktekkan terapi hypnosis 5

Tindakan Keperawatan : jari untuk menurunkan rasa


cemasnya
1. Mendiskusikan kegiatan yang biasa
O:
klien lakukan untuk mengurangi rasa
cemas Klien terlihat berlatih dengan
2. Mengajarkan teknik hypnosis 5 jari semangat
3. Membantu pasien mempraktikkan Klien tampak antusias dengan
teknik terapi relaksasi teknik hypnosis 5 latihan teknik hypnosis 5 jari
jari Klien memasukan relaksasi
hypnosis 5 jari ke dalam jadwal
harian
A:
Klien sudah bisa melakukan terapi
relaksasi, distraksi dan hypnosis 5 jari
dengan mandiri).
Tujuan tercapai

P:

50
 Pertahankan intervensi SP 1,2,3
Pasien
 Lanjutkan Intervensi SP 4 pasien
 Bimbing klien untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal.

51
EVALUASI

Evaluasi penilaian kemampuan pasien dengan Ansietas

Nama pasien :Ny.M

Petunjuk pengisian

1. Beri tanda ( V ) jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini


2. Tulis tanggal setiap dilakukan supervise

No Kemampuan Tanggal

A Pasien 02 03 04 05

1 Menyebutkan penyebab ansietas, tanda dan gejala, V


dan penyebab timbulnya kecemasan

2 Mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk V


meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri :Tarik
nafas panjang

3 Mampu mendemonstrasikan teknik dikstraksi V


untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
kecemasan; melakukan hal yang klien sukai
(membuat keset)

4 Mampu mendemonstrasikan teknik hypnosis 5 jari V

6 Memasukan kegiatan sepiritual dalam jadwal


harian

5 Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan V V V


dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengurangi kecemasan.

6 Mendiskusikan mengenai perasaan yang V


membuatnya cemas

B Keluarga
1 Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai V
pendukung untuk mengatasi kecemasan

2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien ansietas V


(memberikan pujian, menyediakan fasilitas

untuk pasien, dan melatih pasien melakukan


kemampuan

3 Mampu mempraktekkan cara merawat pasien V

Kesilmpulan :

Saat pertama kali bertemu tatap muka dengan klien, klien terlihat cemas, dan tidak bersemangat,
klienmampu menyebutkan cara-cara yang dapat mengurangi rasa cemas yang ia miliki dan mampu
melatih 3 cara terapi untuk kecemasan dengan baik, dan memasukanya kedalam jadwal hariannya
untuk menurunkan rasacemasnya.

2
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek yang
spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti
masuk sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2009).

Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede & Simangunsong, 2020).

Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu terhadap


suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang dianggap
mengancam (Hulu & Pardede, 2016).

B. Saran
Semoga dengan makalah ini rekan-rekan dapat mengerti dan memahami mengenai
ansietas beserta asuhan keperawatannya. dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk
menjalankan tugas sebagai perawat jiwa kedepannya. Kritik dan saran sangat diharapkan
untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

3
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K.M (1996). Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia : Lippincott
Budi Anna K, dkk. (2006). Modul IC CMHN : Manajemen Kasus Gangguan Jiwa dalam keperawatan
kesehatan jiwa komunitas FIK-UI dan WHO. Jakarta.Indonesia
Sullivan,E.J. (1995).Nursing Care of Clients with Substances Abuse. St Louise : Mosby
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha Ilmu

Asuhan Keperawatan Pada Klien


Dengan Kecemasan

Dosen Pembimbing :
Dr.Lilik Ma’rifatul.,S.Kep.Ns.,M.Kes
Kelas 2C
KELOMPOK 1

 Sonya Putri Zahwa (201901100)


 Kartika Ratri P (201901101)
 Rizky Aulia Putri (201901103)

4
 Enolin Layaba (201901113)
 Khisbiyah (201901114)
 Miftakhul Jannah (201901116)
 Enik Lutfia Ningsih (201901123)
 Nur Cahyo A.L (201901124)
 Reygusti Chandra D.N (201901125)
 Mega Putri K (201901136)
 A Yusuf Hafifwanto (201901137)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021

5
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja – puji
syukur Kehadirat Allah SWT. atas hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini.
Sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari
zaman kegelapan menuju jalan yang terang benerang.
Penyusunan tugas ini penyusun mengangkat judul “Masalah Psikososial Kecemasan”
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pada masyarakat tentang
Ansietas guna untuk kenyamanan individu maupun bersama dalam melakukan aktifitas sehari –
hari.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan dan
kekeliruan didalam penyusunannya. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Maka penyusun dapat mengetahui kekurangan dan kekeliruan tersebut.

Mojokerto, 3 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar......................................................................................................... i
2. Daftar isi .............................................................................................................ii
3. BAB I (Pendahuluan) .............................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................................1
4. BAB II .............................................................................................................2
A. Proses Terjadinya Masalah .........................................................................2
B. Rencana Tindakan Keperawatan ................................................................7
5. BAB III (Tinjauan Kasus).......................................................................................13
A. Pengkajian ...................................................................................................13
B. Masalah Keperawatan .................................................................................7
C. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan ...............................................22
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan............................................................23
E. Evaluasi .......................................................................................................46
6. BAB IV (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)(SPTK)............................29
7. BAB V ( Penutup) ..................................................................................................53
A. Kesimpulan .......................................................................................................53
B. Saran .............................................................................................................53
8. Daftar Pustaka .........................................................................................................54

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas sangat berhubungan
dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penilaian terhadap suatu
objek atau keadaan keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya
tidak jelas. Artinya, seseorang saja dapat menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu
yangdicemaskan tersebut tidak nyata. Ansietas berkaitan dengan stress oleh karena itu
ansietas timbul sebagai respons terhadap stress, baik stress fisiologis maupun psikologis.
Stress merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun
demikian, stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Ansietas adalah sesuatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Gejala tersebut
merupakan respons terhadap stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak
sesuai dengan tingkatan keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang atau terjadi
tanpa adanya stresol eksternal. Gangguan neurotik dengan ansietas sebgai gejala yang
menonjol sering ditemukan survei di Inggris yang baru saja dilakukan menemukan bahwa
16% populasi menderita beberapa bentuk ansietas yang patologis.
Gangguan ansietas harus dibedakan dengan reaksi terhadap stress, yang gambaran
utamanya berupa ansietas. Hal ini meliputi reaksi stress akut-respons cepat (dalam menit atau
jam) terhadap kejadian dalam hidup yang berat, yang menyebabkan ansietas dengan gangguan
otonom dan disorientasi-dan reaksi penyesuaian-respon yang lambat terhadap kejadian-
kejadian hidup (seperti kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau perceraian) yang beberapa
hari atau minggu kemudian menjadi gejala ansietas mudah marah, dan depresi (tanpa gejala
biologis). Diobati dengan meyakinkan pasien,ventilasi dan pemecahan masalah. Reaksi stress
yang lebih khas,gangguan stress pasca trauma, akan diulas selanjutnya.
Hingga saat ini, tindakan tersering terhadap gambaran ansietas adalah meresepkan
benzodiazepine. Hal ini telah banyak menimbulkan kritik sehingga obat alternatif lain diuji,
termasuk hamper semua obat antidepsan dan terapi psikologis yang tersedia, khususnya terapi
kognitif perilaku.

1.2Tujuan
Dapat mengerti dan memahami mengenai ansietas beserta asuhan keperawatannya. dengan
tujuan agar dapat bermanfaat untuk menjalankan tugas sebagai perawat jiwa kedepannya

1
BAB II
Tinjauan Teori
A. Proses Terjadinya Masalah
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti individu. Kecemasan sering digambarkan
sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak
tentram yang sering disertai keluhan fisik.
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus
dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon emosional terhadap penilaian. Menurut
Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek yang jelas,
objek tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. Kecemasan timbul karena
ancaman terhadap self image/ esteem oleh orang yang terdekat. Pada dewasa oleh karena
prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi sebagai respon pada takut terjadi
perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu
respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alaram tubuh untuke melindungi diri,
dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan
dengan isolasi, kehilanagn, gangguan identitas, hukuman dan hubungan interpersonal.

B. Rentang respon kecemasan


Rentang kemasan berfluktuasi antara respon adaptif antisipasi dan yang paling maladptive
yaitu panic.
Adaptif
Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat


Parah

• Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan
• Cemas Ringan

2
Ketegangan ringan , penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri untuk bertindak
• Cas Sedang
Keadaan lebish waspada dan lebih tegang , lapangan persepsi menyempit dan tidak mampu
memusatkan pada factor/ peristiwa yang pentin g baginya.
• Cemas berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil tidak memikirkan yang luas,
tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
• Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur, perilaku tidak
tepat dan agitasi / hiperaktif.

C. Tanda dan gejala


1.) Respon fisiologis
a. Kardiovaskular
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah

3
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum

d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium - Menghindar
- Neusea, diare - Hiperventilasi
e. Saluran kemih - Melarikan diri dari masalah
- Tidak dapat menahan BA 3.) Respon Kognitif
- Tidak dapat menahan BAK - Perhatian terganggu
- Nyeri saat BAK - Konsentrasi hilang
f. Integumen - Pelupa
- Rasa terbakar pada wajah - Salah penilaian
- Berkeringat setempat ( telapak - Blocking
tangan )
- Menurunnya lahan persepsi
- gatal-gatal
- Kreatifitas menurun
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Produktifitas menurun
- Muka pucat
- Bingung
- Berkeringat seluruh tubuh
- Sangat waspada
2.) Respon perilaku
- Hilang objektivitas
- Gelisah
- Takut kecelakaan dan mati
- Ketegangan fisik
- Tremor
4.) Respon Afektif
- Gugup
- Mudah terganggu
- Bicara cepat
- Tidak sabar
- Tidak ada koordinasi
- Tegang
- Kecenderungan mendapat cidera
- Takut berlebihan
- Menarik diri

4
- Teror - Nervous
- Gugup yang luar biasa

D. Tingkat Kecemasan / Ansietas


Stuart dan Laraia (2005), membagi ansietas terbagi dalam beberapa tingkatan. yaitu :

a. Ansietas ringan.
Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan memperluas pandangan persepsi. Ansietas
ringan memiliki aspek positif yaitu memotivasi individu untuk belajar dan menghasilkan serta
meningkatkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon dari ansietas ringan adalah
1) Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang
yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami ketegangan
otot ringan
2) Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan,
dan suara kadang meninggi.

b. Ansietas sedang.
Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.Manifestasi yang muncul pada ansietas
sedang antara lain:
1) Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak
nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2) Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatian dan bingung.
3) Respon perilaku dan emosi
Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
c. Ansietas Berat.
Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyempit. Seseorang cendrung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain.
Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Pasien tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi
yang muncul pada ansietas berat antara lain:
1) Respon fisiologis

5
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
dan ketegangan.
2) Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan
interpersonal.
d.Tingkat Panik.
Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik adalah pasien
tampakketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang,
kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi
motorik rendah.
2) Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3) Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari
hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.

E. Proses Keperawatan pada Klien dengan Kecemasan / Ansietas


1.) Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (20050) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
terjadinya ansietas, diantaranya:

a) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu mengatur ansietas.
Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas
sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b) Faktor Psikologis

5. Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen kepribadian dan
superego. mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma

6
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan
bahaya.
6. Pandangan Interpersonal,
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan penolakan
interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi pasien,. Individu
dengan harga diri rendah sangat mudah mengalami perkembangan ansietas yang
berat.
7. Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk
menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan
yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya
dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi ketakutan dalam
kehidupannya.
c) Sosial budaya.
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi, latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.

2.) Faktor Presipitasi


Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau penurunan


fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan menimbulkan gangguan
terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi sosial individu
3.) Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber kopingtersebut di
lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok,kemampuan penyelesaian
masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapatmembantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stress danmengadopsi strategi koping yang berhasil.
4.) Mekanisme Koping
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang digunakan
terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;

7
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya
4. Perilaku menyerang (agresif).
Digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar terpenuhinya kebutuhan.
5. Perilaku menarik diri.
Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun
secara psikologis.
6. Perilaku kompromi.
Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego.
bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini berlangsung
secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas dan bersifat maladaptif.
Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan adalah:

18. Kompensasi. proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri


dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
19. Penyangkalan (Denial).Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan
primitif.
20. Pemindahan (Displacemen).Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada
seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam
terhadap dirinya.
21. Disosiasi.Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
22. Identifikasi (Identification).Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang
yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan
selera orang tersebut.
23. Intelektualisasi (Intelektualization).Penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
24. Introjeksi (Intrijection).Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak
lagi terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan superego)
25. Fiksasi.Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi
atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan selanjutnya terhalang.
26. Proyeksi.Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat
ditoleransi.
27. Rasionalisasi.Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut
alasan yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
28. Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.

8
29. Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar
barang, meraung, dsb.
30. Represi. Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer
yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
31. Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
32. Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
33. Supresi. Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat
mengarah pada represif berikutnya.
34. Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitif.

F. Data yang perlu dikaji


Agar Anda mampu mendiagnosa pasien dengan ansietas. Maka Anda harus melakukan
pengkajian. Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien ansietas.
e. Perilaku.
Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata
minimal, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan
lengan/ tangan), insomnia dan perasaan gelisah.
f. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat,
ketakutan, khawatir, prihatin dan mencemaskan
g. Fisiologis
Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara
bergetar, gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-goyang.refleks-refleks
meningkat eksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang,
mual, jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan, sukar bernafas
vasokonstriksi ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi
pupil. Sedangkan perilaku pasien akibat respon fisiologis pada sistem
parasimpatis yaitu sering berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur.
perasaan geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan,
bradicardia,tekanan darah menurun, mual, keseringan berkemih pingsan dan
tekanan darah meningkat.
h. Kognitif
Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung, pelupa,
konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut terhadap sesuatu yang

9
tidak khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi,
Kemampuan berkurang untuk memecahkan masalah dan belajar.

G. Faktor yang mempengaruhi Ansietas


Ansietas dapat disebabkan karena individu terpapar zat bebahaya/racun (toksin), konflik tidak
disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan/ keturunan, adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi, gangguan dalam hubungan interpersonal, krisis situasional/
maturasi, ancaman kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress, penyalahgunaan zat,
perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, perubahan
lingkungan dan perubahan status ekonomi. (NANDA 2005)

10
ASUHAN KEPERAWATAN
12.Pengkaijian
Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada
pasien dan keluarga
Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara melaluibentuk
pernyataan sebagai berikut:
e. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?

f. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang
dialami terutama setelah operasi

g. Apakah ada keluhan yang lain yang di rasakan

h. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari

Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai
berikut : ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-tanda
vital ( nadi dan tekanan darah naik ), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak-sentak,
meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

N DATA MASALAH
O
1. Subektif : - pasien merasa tegang dalam melakukan Kecemasan ringan
aktivitas sehari-hari
Objektif : - tampak motivasi dan kreatifitas meningkat
- Tampak terpacu untuk menyelesaikan
masalah

2 Subjektif :- pasien merasa minta memikirkan hal lai, Kecemasan berat


selain dirinnya
Objektif :- pasien mengatakan minta tolong untuk
menyelesaikan masalahnya
- perlu mengarah untuk melakukan tugas yang
lain

13.DIAGNOSA KEPERAWATAN : ansietas


d) Resiko tinggi kekerasan

11
e) Cemas berat

f) Gangguan komunikasi verbal

Intervensi
c) Cemas sedang

- Bina hubungan saling percaya

- Bantu klien mengenal dan mengakui rasa kecemasan

- Analisa penyebab dan bagaimana teradinya masalah (meningkatkan kesadaran)

- Melatih mekanisme koping adaptif

- Tingkatkan relaxasi

d) Cemas berat

- Bina hubungan saling percaya

- Meningkatkan kesadaran diri perawat

- Melindungi klien

- Modifikasi lingkungan

- Mendorong aktifitas

- Melaksanakan program terapi

14.POHON MASALAH

12
Setelah melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien
ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan membantu
dan mempermudah anda untuk menentukan diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Ansietas (core problem)

Koping individu tidak efektif

kurang pengetahuan Perubahan fisik/operasi/stressor fisik

15.TINDAKAN KEPERAWATAN
c) Tujuan tindakan keperawatan

5. Klien dapat mengenal ansietas

6. Klien dapat mengatasi ansietas melalui relaksasi

7. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi


ansietas

8. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

d) Tindakan keperawatan

9. Membina hubungan saling percaya

10. Membantu klien mengenal ansietas

13
11. Mengaarkan teknik nafas dalam

d) Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan


menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah uga dapat menurunkan tingkat kecemasan
(Smeltzer & Bare, 2002)
e) Tujuan

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi napas untuk
megurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
f) Prosedur teknik relaksasi napas dalam

14) Ciptakan lingkungan yang tenang

15) Usahakan tetap rileks dan tenang

16) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3

17) Perlahan-lahan udara di hembuskan melalui mulut sambal merasakan


ekstrimitas atas dan bawah rileks

18) Anjurkan bernafas dengan normal 3 kali

19) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan

20) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

21) Usahakan agar tetap konsentasi / mata sambal terpeam

22) Pada saat konsetrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman

23) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang

12. Mengajarkan relaksasi otot

d) Identifikasi tingkat cemas

e) Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien

f) Ruang yang sejuk , tidak gaduh dan alami

11) Jelaskan kembali tuuan dan prosedur yang akan dilakukan

14
12) Pasien berbaring atau duduk bersandar ( ada sandaran untuk kaki dan bahu)

13) Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut

14) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk


mengidentifikasi ) daerah - daerah otot yang sering tegang misalnya dahi,
tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis.

15) Bombing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7


detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot selama 20
sampai 30 detik

16) Kencangkan dahi ( kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik, kemudian
relaksasikan 20-30 detik

17) Kencangkan dahi, Tarik keatas selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-
30 detik, pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah
mengalir secara lancar

18) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik
kemudian relaksasikan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya
dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

19) Kencangkan betis, ibu jari Tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik,
kemudian relaksasikan 20-30 detik, minta pasien untuk merasakan
rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

20) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan


selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot

13. Melatih pasien prosedur hypnosis 5 jari

m) Atur posisi klien senyaman mungkin

n) Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3
kali minta pasien untuk relaks

o) Minta pasien untuk menautkan ibu jari dengan ari telunujuk dan minta pasien
untuk membayangkan kondisi dirinya ketika kondisinya begitu sehat

p) Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika
mendapatkan hadiah atau barang yang disukai

q) Tautkan ibu jari kepada ari manis, bayangkan letika anda berada di tempat
yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien sangat bahagia

15
r) Tautkan ibu jari dengan jari kelingking, bayangkan ketika anda mendapat
suatu penghargaan

s) Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali

t) Buka mata kembali

14. Masukkan ke jadwal harian klien

15. EVALUASI

e. Pasien dapat mengenal ansietas

f. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi Tarik nafas dalam
dan distraksi 5 jari

g. Pasien dapat memperagakan latihan relaksai untuk mengatasi ansietas

h. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

16. PENDOKUMENTASIAN

dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan


yang melalui dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi, tindakan keperawatan dan evaluasi .

BAB III

16
Tinjauan Kasus
C. Pengkajian
Proses Keperawatan (trigger case)

2. Pengkajian
k. Identitas klien
 Nama : Ny. T
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 44 Tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Ds.karangdami Kota Mojokerto
 Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia
 Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa
 Status perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan Terakhir : SMA
 Tanggal pengkajian : 11 Februari 2021
l. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisi kesehatannya yang
sedang menderita penyakit DM dengan Hasil gula darahnya naik turun.
m. Faktor Predisposisi dan presipitasi
3) Predisposisi
e) Klien belum pernah mengalami kecemasan sebelumnya
f) Keluarga klien belum ada yang mengalami kecemasan
g) Klien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan DM
h) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Jika ada jelaskan : Ada

Klien dulu pernahmengalami kecemasan berat karena masalah ekonomi


yang terus menerus semakin menurun,klien takut dan tidak bisa melupakan
kejadian masa lalu dimana dirinyamengalami cemas berat sehingga pingsan
pada tahun 2020.

17
4) Presipitasi
Klien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan penyakit yang dialami
sekarang karena gula darahnya naik turun. Klien merasa tidak nyaman dengan
kondisinya sekarang. Klien mengatakan lebih cepat lelah saat beraktivitas,
sehingga klien lebih banyak duduk dan berbaring. Klien mengatakan sering
merasa merasa pusing dan badannya berkringat dingin. Klien jarang kontrol ke
pelayanan kesehatan karena takut di suntik insulin,dan Klien mengatakan sering
kepikiran tentang masalah ekonomi yang semakin menurun, karena suami anak
Ny. M saat ini tidak ada kabar selama kurang lebih 3 tahun dan kerjanya diluar
pulau jawa, sedangkan anak Ny. M mempunyai 2 anak masihduduk di bangku
sekolah dasar dan sekolah menengah. Klien ingin membantu kedua anaknya,
tapi dengan kondisinya sekarang klien merasa ragu dan Klien merasa cemas
karena tidak bekerja dan dikarenakan klien merasa lebih cepat lelahsaat bekerja.
n. Pemeriksaan Fisik
4) Tanda vital :
TD :130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC RR: 20x/mnt

5) Ukuran :
BB: 50Kg TB : 159cm

6) Keluhan fisik : Ada,


Jelaskan : Klien mengatakan pusing di kepalanya

o. Psikososial
Genogram

18
Keterangan :

= Laki-Laki = perempuan

= pasien = meninggal

= garis keturunan = garis perkawinan

= garis serumah

klien berusia 56 tahun, klien sudah menikah dan memiliki 7 orang anak,tetapi anak
yang no 1,3, dan 4 sudah tinggal bersama suami, klien tinggal dirumah sendiri
bersama suami dan anaknya yang no 2,5,6 dan 7. KlienMempunyai 10 cucu dan
yang tinggal bersama klien 2 cucu. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin
dengan erat dan sangat baik. Orang terdekat dengan klien adalah suami dan
anaknya.
4) Konsep Diri
f) Gambaran diri:

19
Pasiensenang dan menerima keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung
kaki. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak
disukai.
g) Peran :
Klien dirumah berperan sebagai ibu rumah tangga
h) Ideal diri:
Pasien mengatakan tidak ingin menyusahkan keluarganya karena penyakit
yang dideritanya saat ini.
i) Harga diri:
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
j) Identitas diri :
Pasien mengatakan nama lengkapnya “Ny.M”, pasien menyebutkan tanggal
lahirnya dan usianya, pasien juga menyebutkan asalnya dari Ds. Mayangan,
dan mengatakan sudah menikah dan memiliki 7 orang anak.
5) Hubungan Sosial
d) Orang yang berarti :
Klien mengatakan keluarganya sangat berarti untuknya dan klien berharap
anak-anakanya dapat menjaga kesehatanya.
e) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien jarang mengikuti kegiatan namun klien masih mengikuti kegiatan
tahlilan perempuan setiap hari rabu.
f) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien dapat berinteraksi saat bertemu tetangganya yang menyapanya.
6) Spiritual:
c) Nilai dan keyakinan : Klien mengaku beragama islam
d) Kegiatan Ibadah : Klien setiap hari melakukan kegiatan ibadah secara
rutin seperti sholat, mengaji.

p. STATUS MENTAL
14) Penampilan :

20
Penampilan klien rapi, tampak memakai baju bersih.

15) Pembicaraan :
Saat menjelaskan klien bicaranya gugup
16) Aktifitas Motorik
Saat wawancara pasien tampak tidak dapat duduk dengan tenang , dan sesekali
menggerakkan tangannya saat bicara
17) Afek dan Emosi
Klien mengatakan merasa khawatir dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya
bila nanti akan mengalami gula darahnya meningkat.

18) Interaksi selama wawancara :


Kontak mata kurang, saat interaksi selama wawancara klien mau menjawab
pertanyaan yang diberikan namunsering memandang berbagai objek
disekelilingnya.
19) Persepsi – Sensori :
Lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan
baik.
20) Proses Pikir:
Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :

Selama wawancara, pembicaraan pasien jelas dan tidak berbelit-belit, tidak


diulang berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya dalam satu topik pembicaraan

21) Isi Pikir :


Klien takut bila nanti akan mengalami kenaikan gula darahnya dan takut untuk
di injeksi insulin.
22) Tingkat Kesadaran :
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, pasien juga sadar dan
mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat kesadaran
pasien terhadap waktu, orang dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS
E4V5M6
23) Memori :

21
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru – baru terjadi. Pasien
juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi pasien sudah makan atau belum.Pasien
tidak pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
24) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab
dengan baik.

25) Kemampuan penilaian :


Saat diberikan pilihan seperti apakah pasien mendahulukan memasak atau
menyapu dipagi hari.Klien memilih memasak terlebih dahulu karena kata klien
itu juga lebih mendesak.
26) Daya titik diri :
Klien kadang menyalahkan dirinya sendiri atas kesehatannya.

q. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL )


7) Perawatan Diri :
Kegiatan hidup sehari– Bantuan Total Bantuan Mandiri
hari Minimal
Mandi V
Kebersihan V
Makan V
Buang air kecil / BAK V
Buang air Besar / BAB V
Ganti pakaian V
Jelaskan : klien dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan mandiri.

8) Nutrisi :
 Apakah anda puas dengan pola makan anda?Puas/ Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : -

 Apakah anda makan memisahkan diri ? Ya/ Tidak


 Frekuensi makan sehari : 3X 1 hari

22
 Nafsu makan :Meningkat/ Menurun/ Berlebihan/ Sedikit – sedikit
 Berat Badan : Meningkat/ Menurun
BB saat ini : 55Kg, BB dulu: 60 Kg

Jelaskan : -

9) Tidur :
 Apakah ada masalah tidur?Ada
Klien susah untuk mengawali tidur karena banyak fikiran

 Apakah merasa segar setelah bangun tidur?Tidak segar


Klien mengatakan saat bangun tidur kadang merasa pusing dan badan sakit.

 Apakah ada kebiasaan tidur siang? Ya, lamanya : 2 jam


 Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?Tidak ada
 Tidur malam jam : 22.00 bangun jam : 03.00 rata – rata tidur malam : 5 jam
 Apakah ada gangguan tidur?
Klien sering terbangun dan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena ada
sesuatu yang difikirkan tiap kali mau tidur

10) Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :


- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari :Ya
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :Tidak
Klien mengatakan dalam membuat keputusan selalu meminta pendapat dari
suaminya

- Mengatur penggunaan obat :Ya


- Melakukan pemeriksaan kesehatan :Ya
11) Klien memiliki sistem pendukung :
- Keluarga : Ya

- Teman sejawad :Tidak

- Terapis :Tidak

- Kelompok Sosial :Tidak

23
Jelaskan : klien mengatakan yang sangat berperan sebagai pendukung untuk
dirinya ialah suami dan keluarganya

12) Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?
Tidak, klien mengatakan sulit menikmati aktifitas dan saat melakukan kegiatan
yang disukainya karena sering terpikirkan bagaimana nanti bila dirinya di
amputasi akibat penyakitnya ini.
r. Mekanisme Koping
5) Klien mampu berbicara dengan orang lain
6) Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
7) Klien selalu mengungkapkan kepada keluarganya jika ada masalah.
8) Klien sering olahraga dengan berjalan jalan setiap pagi.
s. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
7) Masalahdengandukungankelompok,spesifiknya
Klien selalu mendapat dukungan dari suami dan anak-anaknya saat klien merasa
cemas.

8) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya


Klien mau berbicara dengan keluarga dan tetangga sekitarnya
9) Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Klien mengatakan anak ke 1-4 sudah berumah tangga,dan anak yang no 2
tinggal bersama px karena suaminya tidak ada kabar selama 5 thn bekerja diluar
jawa,anak ke 5 bekerja bersama suami,anak ke 6 masih kuliah dan anak yag no 7
masih duduk di bangku SMP.
10) Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Tidak ada karena klien tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga
11) Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Tidak ada masalah ekonomi
12) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Klien mengatakan jika sakit selalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan
klien beserta keluarganya memakai kartu BPJS saat berobat.

PENGETAHUAN KURANG TENTANG

24
 Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal ?
Saat dilakukan wawancara pasien bertanya tentang bagaimana proses penyakit
dan cara pencegahan terjadinya komplikasi dari penyakit yang ia derita

E. ANALISA DATA
No Etiologi Problem
1. DS : Ansietas

 Klien mengatakan merasa cemas dengan


kondisi kesehatannya yang sedang menderita
penyakit DM dengan gula darahnya naik
turun.
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya
akan disuntik insulin.
 Klien mengatakan memikir anaknya yang
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn
lebih.
DO :

- Klien tampak cemas dan khawatir


- Klien tampak gelisah
- TTV
TD : 130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC
RR: 20x/mnt
- Klien tampak tidak dapat duduk
dengan tenang, dan sesekali menggerakkan
tangannya saat bicara

F. POHONMASALAH

25
Resiko mencedarai diri, orang
lain dan lingkungan
Efek

Gangguan perilaku :
Kecemasan Core Problem

Koping individu tidak


efektif
Causa
Stresor

G. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ansietas
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Ansietas Tujuan Ekspresi wajah Bina hubungan Hubungan


Umum : bersahabat, saling percaya saling percaya
Mengatasi menunjukkan rasa dengan merupakan
gangguan senang, ada mengungkapkan dasar untuk
ansietas kontak mata, mau prinsip kelancaran
klien berjabat tangan, komunikasi hubungan
mau terapeutik: interaksi
TUK 1 menyebutkan 1. Sapa klien selanjutnya
Klien nama, mau dengan ramah,
dapat menjawab salam, baik verbal
menjalin klien mau duduk maupun non
dan berdampingan verbal
membina dengan perawat , 2. Perkenalka
hubungan mau n

26
saling mengutarakan diri dengan
percaya masalah yang sopan
dihadapi 3. Tanyakan
nama lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
klien
4. Jelaskan
tujuan
pertemuan
5. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klienapaadan
ya
6. Membuat
kontrak ( topik,
waktu, tempat
dan tujuan)
setiap
pertemuan
TUK 2 Klien mengerti 1. Bantu klien Untuk
Membantu penyebab dari untuk mengadopsi
pasien ansietas mengidentifik respons koping
mengenal asi dan yang baru,
ansietas menguraikan pasien pertama
perasaannya kali harus
2.Bantu pasien menyadari
mengenal perasaan dan
penyebab mengatasi
ansietas penyangkalan

27
3. Gunakan dan resistens
pertanyaan yang disadari
terbuka atau tidak
untuk disadari
mengalihkan
dari topik
yang
mengancam
4. Bantu pasien
menyadari
perilaku
akibat
ansietas
TUK 3 Klien dapat lebih 1. Identifikasi Dengan
Mampu tenang kesediaan, relaksasi dapat
mengatasi kemampuan, menjadikan
ansietas dan penggunan perasaan klien
dengan teknik relaksasi lebih tenang
teknik 2.Monitor
relaksasi respon terhadap
terapi relaksasi
3.Ciptakan
lingkungan
tenang dan
nyaman
4.Berikan
informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
5.Jelaskan
tujuan, manfaat,

28
batasan, dan
jenis relaksai
(nafas dalam)
6.Demostrasi
dan latih teknik
relaksasi untuk
meningkatkan
kontrol dan rasa
percayadiri
TUK 4 Klien mampu 1.Mendiskusikan Dengan
Melatih mempertahankan mengenai jadwal menggali
mekanisme aspek yang harian dan hal kemampuan
koping positif yang disukai untuk positif klien
adaptif meningkatkan untuk dapat
kemampuan dan mengurangi
untuk mengurangi kecemasan
kecemasan.
2.Beri motivasi
Tekhnik
klien untuk
hipnosis 5 jari
melakukan
untuk dapat
kegiatan sesuai
menurunkan
jadwal yang telah
ansietas
dibuat.
3.Ajarkan klien
teknik hipnosis 5
jari untuk
mengurangi
kecemasan
4.Memberi
reinforcement
positif
TUK 5 Klien mampu 1.Libatkan orang Klien dapat
Klien dapat melakukan apa terdekat sebagi mengatasi

29
mengimple yang diajarkan sumber dan stres dengan
mentasikan dukungan sosial mengatur
koping dalam membantu distres
adaptif klien mempelajari emosional
untuk respons koping yang
mengatasi yangbaru menyertainya
ansietas 2.Dorong klien melalui
untuk pengguanaan
meningkatkan teknik
kegiatan spiritual pelalsanaan
3.Dorong klien stres.
untuk
menggunakan
Melatih untuk
relaksasinafas
dapat
dalam ataupun
mengontrol
hipnotis 5 jai
ansietas

TUK 6 Kliem mau 1. Mendiskusikan Perhatian

Klien dapat memberi pentingnya peran keluarga dan

memanfaat dukungan keluarga sebagai pengertian

kan sistem pendukung untuk keluarga akan

pendukung mengatasi dapat

yang ada kecemasan membantu


2.Mendiskusikan mengatasi
potensi keluarga kecemasan.
untuk membantu
klien mengatasi
kecemasn
3.Menjelaskan
kepada keluarga
klien tentang:

30
- Pengertian
kecemasan
- Tanda dan
gejala
kecemasan
- Penyebab
kecemasan
4.Latih keluarga
cara merawat klien
dengan kecemasan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Nama : Reygusti chandra
Pertemuan : ke 1
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 07:00 WIB

31
Proses keperawatan
Kondisi : Pandangan mata klien tampakkosong, dan wajah tampak tegang, klien tampak
gelisah dan selalu mondar mandir di ruang rawat. Sering melamun.
Diagnosa : cemas dan gelisah
Tindakan keperawatan SP 1 :
 Membina hubungan saling percaya
 Identifikasi penyebab perasaan cemas
 Tanda gejala yang di rasakan
 Perilaku kecemasan yang dilakukan
Fase orientasi
“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat Rey. Saya perawat yang dinas di ruang
mawar. Hari ini saya dinas pagi dari pk 07:00-14:00. Nama bapak siapa ?, biasanya di panggil
siapa ?.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Masih adakah perasaan cemas dan gelisah ?
“Baiklah kita akan berbincang bincang sekarang tentang perasaan cemas bapak
“Berapa lama kita akan berbincang bincang ?” Bagaimana kalau 15 menit ?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang bincang pak?Bagaimana kalau ditaman saja ?
Fase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak cemas ?, apakah sebelumnya bapak pernah secemas ini ? lalu
apa yang menyebabkan bapak cemas ? oo iya ada suatu faktor penyebab kecemasan bapak”
“ Pada saat penyebab kecemasan itu saat bapak merasakan perekonomian keluarga yang
memburuk dan anak anak bapak yang kurang perhatian kepada orang tua. Lalu apa yang
bapak rasakan ?
“Apakah bapak merasakan kecemasan kemudian tubuh bapak merasa lemas, dan
berkeringat ?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan ? o iya jadi bapak sering merenung dan mondar mandir
mimikirkan keadaan bapak ? iya, tentu lalu apa yang bapak lakukan setelah itu ? Betul ,
apakah setelah itu bapak merasa pusing dan bapak memiliki pemikiran bahwa hidup sudah tak
berguna karena terlilit hutang ? maukah bapak belajar cara menenangkan diri dengan baik ?
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kecemasan pak. Salah satunya dengan cara selalu
berfikiran positif selalu percaya bahwa pasti ada jalan keluar. Jadi melalui kegiatan kegiatan

32
positif bapak bisa mengontrol kecemasan yang bapak fikirkan, disini saya mau mengajari
bapak bagaimana cara untuk mengkontrol kecemasan dengan terapi olah nafas.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu ?
“Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif masuk ke tubuh bapak . Ayo
coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
bapak sudah bisa melakukanya, bagaimana perasaan bapak sekarang ?
“ Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu waktu rasa
cemas itu muncul bapak bisa melakukanya.”
Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang tentang kecemasan bapak ?
“ Coba selama saya tidak ada , ingat ingat lagi penyebab kecemasan bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau cemas dan jangan lupa latihan nafas dalamnya dan jangan lupa
ibadah dengan cara berdzikir mengingat bapak seorang muslim ya pak..
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak ,mau nafas dalam ?
Jam berapa saja pak ?”
“Baik , dilanjutkan nanti sore ya pak , nanti di gantikan oleh teman saya, terimakasih pak
“selamat pagi”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Nama : Hafi yusuf
Pertemuan ke : 2
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 16:00wib
Proses keperawatan

33
Kondisi ; Klien menyebutkan penyebab kecemasannya karenaperekonomian yang
semakinmemburuk. Klien bercerita dengan suara lemah dan merenung . Pandangan mata
klien tampak kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 :
 Evaluasi latihan nafas dalam
 Latihan cara relaksasi
 Susun kegiatan harian cara ke dua
Fase orientasi
“Selamat sore pak perkenalkan nama saya perawat hafi , saya yang berjaga di ruang dahlia
pada sore ini . Hari ini saya dinas dari jam 14:00 sampai jam 21:00. Nama bapak siapa ? dan
biasa di panggil siapa ?
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah yang membuat bapak cemas ?
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan cemas dengan kegiatan relaksasi
yang ke dua, apakah bapak bersedia?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit”
“Untuk tempatnya dimana pak? Apakah di taman sajasembarimelihatindahnyasenja?
Fase kerja
“Sebelumya kita ulangi untuk cara pertama”. “Baiklah bagus sekali pak.
“Sekarang langsung saja kita lanjut saja cara yang ke 2 relaksasi dengan jalan - jalan dan
membuang segala perasaan cemas bapak. “ jadi kalau bapa cemas dan gelisah bapak ,
langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan
jalan jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan
lupa untuk selalu berfikiran positif.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan perasaan cemas tadi ?
“Ada berapa cara yang sudah bapak lakukan tadi, coba sebutkan? Ya bagus sekali pak”
“sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari hari bapak , bagimana kalau jam
04:30 pagi setelah bagun tidur lalu sholat shubuh agar bapak merasakan ketenangan?. Lalu
kalau bapak merasakan kecemasan lagi coba lakukan cara tadi ya.

34
“baiklah pak besok pagi kita lanjutkan lagi dengan teman saya. Baiklah saya pamit dulu
Wasslamualaikum

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Nama : kartika ratri
Pertemuan : ke 3
Hari : rabu 3 maret 2020
Jam : 07:00wib
Proses keperawatan

35
Kondisi : Klien sudah berlatih cara mengontrol rasa cemas dengan menarik nafas dan
melakukan relaksasi jalan jalan pagi . Suara pasien masih agak lemah. Pandangan mata agak
kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP3 :
 Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
 Latihan mengontrol rasa cemas dengan mengekspresikan perasaan
cemas
 Susun jadwal latihan relaksasi

Fase orientasi
“Selamat pagi pak perkenalkan nama saya perawat kartika. Saya berjaga pada ruang mawar
hari ini. Saya dinas jam pagi dari pk 07.00-11.00. Nama bapak siapa ? Biasa di panggil
siapa ?
“Baiklah sekarang kita latihan bagaimana cara mengontrol rasa cemasbapak , apakah bapak
bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit ya pak.
“Untuk tempatnya di mana pak? Atau di taman saja ?
Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah
di salurkan ,maka kita bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
d) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
mengunakkan kata kata yang kasar.
e) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya,
katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak
praktekan . bagus sekali pak
f) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan
pak. Ya bagus sekali pak
Fase terminasi

36
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap tentang cara mengontrol marah
dengan nada bicara yang baik? “ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah
kita pelajari .
“Bagus sekali pak, sekarang kita masukkan ke jadwal latihan bapak, berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik ?
“Coba sekarang masukkan dalam jadwal latihan sehari hari , memisalnya menimta obat ,uang
dan lain lain. Bagus nanti do coba ya pak
“Baiklah pak nanti dilanjutkan latihanya dengan teman saya ya pak, saya pamit dulu ya pak
wasslamuaikum

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Nama : Aulia Putri
Pertemuan ke : 4
Tanggal/hari : Kamis 4 maret 2021
Jam : 16:00 wib
Proses keperawatan

37
Kondisi : Klien sudah berlatih mengontrol kecemasan dengan menarik nafas dan jlan jalan ,
klien juga sudah bisa berinteraksi dengan sekitar.
Diagnosa : Kecemasan.
Tindakan keperawatan SP4 :
 Diskusikan hasil latihan mengontrol kecemasan secara psikologi dan
sosial/ verbal
 Latihan sholat dan berdoa
Fase pra interaksi
“Selamat sore pak , perkenalkan nama saya perawat aulia. saya menjaga ruangan dahlia pada
sore hari ini. Saya dinas dari pk 14:00-21:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita latihan dengan cara lain yaitu menecegah kecemasan dengan ibadah,
apakah bapak bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan.Baik
“Nah, kalau bapak sedang cemas coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga kecemasannya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kecemasan
“ Coba bapak sebutkan apa saja sholat lima waktu itu ? bagus . Coba sebutkan caranya.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang cara meredakan kecemasan
dengan sholat ?
“ Jadi sudah berapa cara mengontrol cemas yang sudah kita pelajari ? Bagus.
“Sekarang kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak
“Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa cemas ?
“Setelah ini bapak coba sholat sesuai dengan jadwal yang kita buat
“Baiklah pak untuk latihanya di lanjutkan besok ya pak , dengan teman saya. Baik pak saya
pamit dulu wassalamualaikum

38
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Nama : Miftahul zannah
Pertemuan : ke 5
Tanggal/hari : jumat 5 maret 2020
Jam : 07:00
Proses keperawatan

39
Kondisi : Klien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, mengambil air
wudhu dan sholat.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 5 :
 Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah
kecemasan yang sudah dilatih
 Latih pasien minum obat dengan teratur dengan prinsip lima
benar(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat,benar waktu minum obat, benar dosis obat) di sertai penjelasan
guna obat dan akibat berhenti minum obat
 Susun jadwal minum obat secara teratur
Fase orientasi
“Selamat pagi pak , perkenalkan nama saya perawat mifta . saya menjaga ruangan dahlia pada
pagi hari ini. Saya dinas dari pk 07:00-14:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat dengan benar untuk
mengontrol rasa cemas
“Untuk tempatnya di mana pak ? apakah di taman saja?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?
“Berapa macam obat yang bapak minum ? warnanya apa saja ? Jam berapa bapak minum?
“Obatnya ada 3 macam pak , yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih namanya THP, agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu ini namanya
HLP agar pikiran teratur dan rasa cemas berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasiya
bapak bisa mengisap isap es batu
“Bila terasa mata berkunang kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu
“Nanti bila sampai rumah sebelum minum obat sebiknya di lihat labelnya dahulu apakah
nama bapak tertulis di situ, berapa dosis yang harus di minum, jam berapa saja yang harus di
minun, dan juga baca nama obatnya apakah sudah benar

40
“Jangan pernah berhenti minum obat sebelum konsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan.
“Sekarang kita masukkan dulu waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang tata cara minum obat yang
benar ?
“ Nah sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari ? Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatanya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan dengan teratur
ya...
“Baik pak, besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana perkembangan bapak
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa cemas , Saya permisi dulu pak
wassalamualaikum....

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga
Nama : khisbiyah
Pertemuan ke : 1
Tanggal/hari : Sabtu 6 maret 2021

41
Jam : 08:00
Proses keperawatan
Kondisi : Pasien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, berbicara
yang baik, mengambil air wudhu dan sholat , klien sudah tidak cemas lagi diruangan,
keluarga mengunjungi klien dan terihat bertemu klien.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 1 keluarga
 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
 Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kecemasan(Penyebab,
tanda gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
 Diskusikan bersama keluarga kondisi kondisi pasien yang perlu segera
di laporkan kepada perawat.
Fase orientasi
“Perkenalkan bu nama saya perawat khis, saya perawat dari ruang mawar yang merawat
bapak(pasien). Nama ibuk siapa ?
“Bisa kita berbincang bincang tentang masalah yang ibu hadapi ?
“untuk waktunya sekitar 30 menit ya bu...
“ Untuk tempatnya di mana bu ? di taman saja ya....
Fase kerja
“Bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat bapak? Baik bu saya akan coba jelakan
tentang cara merawat bapak dan hal hal yang perlu di perhatikan.
“Bu, cemas adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak di salurkan dengan benar akan
membahyakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“ Penyebab suami ibu marah yaitu merasa gagal dalam usaha dan anak yang sulit diatur.
“Bila nanti wajah suami ibu tampak tegang dan cemas, lalu kelihatan gelisah artinya suami
ibu cemas, dan biasanya seteleah itu akan melampiaskan dengan caramerenung dan mondar
mandir .
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang , bicara lembut dan berimotivasi.
“Bila bapak masih cemas dan sedih segera bawa ke puskesmas atau rsj terdekat.
“Nah, selain itu ibu juga mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol kecemasan yang di
buat secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur

42
“Kalau bapak melakukanya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap cakap tentang cara merawat bapak ?
“ Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah di buat oleh bapak ya bu...
“Baiklah bu kita akan bertemu besok tetapi dengan teman saya ya...
“ Baik bu kalau ibu sudah jelas saya pamit dulu wassalamualaikum....

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga
Nama : Enik
Pertemuan : ke 2
Tanggal/hari: Minggu, 7 Maret 2021
Jam : 16.00 wib
Proses keperawatan

43
Kondisi : Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi pasien dan cara
merawatnya di rumah.
Diagnosa : kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 Keluarga :
 Evaluasi pengetauhan keluarga tentang cemas
 Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah di anjarkan oleh perawatan
 Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien
dapa melakukan dengan benar
 Diskusikan dengan keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala perilaku kecemasan
Fase orientasi :
“Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat enik, saya perawat dari ruang mawar, Nama ibu
siapa ?
“ Baik bu di sini saya akan melanjutkan latihan cara mengontrol rasa cemas bapak, Apakah
ibu bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 40 menit ya bu..
“Untuk latihanya di sini saja ya bu... ,saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama
Fase kerja
“Nah pak, coba sebutkan latihan yang sudah bapak lakukan. Ya bagus pak, coba perlihatkan
jadwal latihan kepada ibu, ya bagus sekali pak
“Nah ibu nanti bisa membantu latihan bapak di rumah.”
“Masih ingat ya pak,bu kalau tanda tanda cemas sudah bapak rasakan maka yang harus di
lakukan bapak adalah ?”
“Ya betul sekali pak, Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif masuk ke
tubuh bapak . Ayo coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali. Bagus sekali.
“Bagus sekali pak, sudah bisa melakukanya dengan baik
“Cara yang kedua masih ingat bu..?

44
“Ya benar, kalau ada yang menyebabkan bapak cemas, bapak bisa melakukan relaksasi
dengan jalan - jalan dan membuang segala perasaan cemas bapak
“jadi kalau bapa cemas dan gelisah bapak , langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran
serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan jalan jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus
sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan
lupa untuk selalu berfikiran positif.
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah
di salurkan ,maka kita bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
d) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
mengunakkan kata kata yang kasar.
e) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya,
katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak
praktekan . bagus sekali pak
f) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan
pak. Ya bagus sekali pak
“ Cara berikutnya jika bapak marah bapak bisa langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda bisa langsung ambil air wudhu dan sholat.”
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan di dampingi ibu untuk meredakan rasa
cemas.”
“Cara terakhir yaitu minum obat dengan teratur ya pak, agar pikiran bapak menjadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa cemas.”

Fase terminasi
“Baiklah bu latihan kita sudah selesai, Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara - cara
mengontrol cemas langsung kepada bapak ?
“Bisa ibu sebutkan lagi ada beberapa cara mengontrol cemas?
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak bapak melaksanakan jadwal yang telah di buat
selama di rumah nanti, dan jangan lupa memberikan pujian jika bapak melakukanya dengan
benar.

45
“Karena bapak sebentar lagi sudah di bolehkan untuk pulang kita akan bertemu besok lagi
tetapi ya bu....
“Baiklah bu kalau sudah tidak ada yang di tanyakan lagi saya pamit dulu ,wassalamualaikum..

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


Keluarga
Nama : Sonya Putri
Pertemuan : ke 3
Tanggal/hari : Senin, 8 Maret 2020
Jam : 09:00 wib
Proses keperawatan

46
Kondisi : Keluarga sudah mengerti cara merawat pasien dirumah dan sudah di latih langsung
ke Pasien.Pasien sudah tidak nampak tegang dan sudah terlihat tenang.
Diagnosa : Perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan SP 3 Keluarga :
 Buat perencanaan pulang bersama keluarga
 Ajarkan keleuarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila dapat
melakukan kegiatan dengan tepat
 Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus di lakukan bila
pasien menunjukkan gejala gejala perilaku kekerasan.
Fase orientasi :
“Selamat pagi pak, bu , karena besok bapak sudah di perbolehkan pulang maka kita bertemu
untuk membicarakan jadwal bapak selama di rumah...
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadwal di rumah, tempatnya di sini saja ya bu...
“untuk waktunya sekitar 30 menit
Fase kerja
“Pak , bu jadwal yang sudah di buat di rumah sakit tolong di lanjtkan di rumah, baik jadwal
aktivitas dan jadwal minum obat. Mari kita lihat jadwal bapak....
“Hal hal yang perlu di perintahkan lebih lanjut yaitu perilaku yang tampilkan oleh bapak
selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi maka secepatnya hubungi puskesmas terdekat.
Fase terminasi
“Bagaimana bu? Ada yang ingin di tanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu di
perhatikan? Bagus bu. Baiklah jika sudah tidak ada yang di tanyakan saya pamit dulu
wassalamualaikum...

47
H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama :Ny.M

Tanggal Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
Selasa Ansietas DS: S:

02/02/21  Klien mengatakan merasa cemas dengan  Klien mengatakan masih


kondisi kesehatannya yang sedang merasa cemas dengan kondisi
09.00 SP 1 Pasien
menderita penyakit DM dengan gula kesehatannya yang sedang
darahnya naik turun. menderita penyakit DM
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya dengan gula darahnya naik
akan disuntik insulin. turun
 Klien mengatakan memikir anaknya yang  Klienmengatakan masih
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn merasa takut bila nanti dirinya
lebih. akan disuntik insulin
DO:  Klien mengatakan senang bisa
mengungkapkan rasa cemasnya
- Klien tampak cemas
O:
- Klien tampak gelisah
- TTV  Klien mampu mengungkapkan

46
TD : 130/ 90 mmHgN:100xS: 36oCRR: apa yang difikirkan yang
20x/mnt membuat dirinya cemas.
- Klien tampak tidak dapat  Klien mampu mempraktekan
duduk dengan tenang teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan:  Klien memasukan terapi
relaksasi yang biasanya
 Ansietas Sedang
dilakukan ke dalam jadwal
Tindakan keperawatan:
harian.
5. Membina hubungan saling percaya  Pasien tampak paham saat
6) Sapa klien dengan ramah, baik verbal dianjurkan untuk makan sedikit
maupun non verbal dan dalam kondisi hangat serta
7) Perkenalkan diri dengan sopan tinggi protein
8) Tanyakan nama klien dan panggilan
 Klien mengungkapkan
yang disukai
perasaan cemasnya, dan sudah
9) Jelaskan tujuan dari pertemuan
memahami penyebab
10) Membuat kontrak (topik, waktu,
kecemasanya, latihan relaksasi
tempat, tujuan) setiap kali bertemu
berjalan optimal.
pasien
A: Tujuan tercapai.
6. Membantu pasien mengenal ansietas
6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi P:

dan menguraikan perasaannya  Pertahankan SP 1 Pasien


7) Gunakan pertanyaan terbuka untuk  Lanjutkan intervensi SP 2

47
mengalihkan dari topik yang Pasien
mengancam  Bimbing klien untuk
8) Bantu pasien mengenal penyebab melakukan kegiatan sesuai
ansietas jadwal
9) Bantu pasien menyadari perilaku
akibat ansietas
10) Mengajarkan pasien teknik relaksasi
untuk meningkatkan kontrol dan
rasapercaya diri : pengalihan situasi
7. Menganjurkan pasien untuk memasukan
ke dalam jadwal harian.
8. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit
tapi sering dengan kondisi masih hangat
dan mengonsumsi makanan dengan yang
tinggi protein
Rabu Ansietas DS: S:

03/02/21 3 Klien mengatakan masih merasakan  Klien mengatakan senang setelah


cemas , rasa takut masih ada , Klien mempraktekkan terapi distraksi
11.00 SP 2 Pasien
mengatakan masih sulit tidur yaitu dengan melakukan hal yang
4 Klien mengatakan nafsu makan perlahan disukai (membuat keset)
meningkat.  Klien mengatakan akan
memasukkan terapi distraksike
48
DO: dalam jadwal harian
O:
1. Klien terlihat kurang bersemangat
2. Tampak masih khawatir  Klien memasukan hal yang disukai
Diagnosa Keperawatan : ke dalam jadwal harian.
 Klien sudah mampu mengontrol
Ansietas Sedang
rasa cemas.
Tindakan Keperawatan :
A : Tujuan Tercapai
3. Mendiskusikan kegiatan daan hal yang P:
disukai klien lakukan untuk mengurangi
 Pertahankan SP 1, 2 Pasien
rasa cemas
 Lanjutkan intervensi SP 3 Pasien
4. Mengajarkan teknik
 Bimbing klien untuk melakukan
distraksiuntukmengurangi kecemasan
kegiatan sesuai jadwal

Kamis Ansietas DS S:
 Klien mengatakan bahwa cemasnya dan
04/07/20  Klien mengatakan senang setelah
rasa takut sudah sedikit berkurang,
berlatih teknik hypnosis 5 jari
11.00 SP 3 Pasien
 nafsu makan meningkat,
 Klien mengatakan senang setelah
 kesulitan tidur berkurang

49
DO berlatih 3 teknik untuk
 Klien tampak tampak rileks dan terlihat mengontrol cemas.
santai  Klien mengatakan akan
 Sesekali klien tersenyum mempraktekkan terapi hypnosis 5

Tindakan Keperawatan : jari untuk menurunkan rasa


cemasnya
4. Mendiskusikan kegiatan yang biasa
O:
klien lakukan untuk mengurangi rasa
cemas Klien terlihat berlatih dengan
5. Mengajarkan teknik hypnosis 5 jari semangat
6. Membantu pasien mempraktikkan Klien tampak antusias dengan
teknik terapi relaksasi teknik hypnosis 5 latihan teknik hypnosis 5 jari
jari Klien memasukan relaksasi
hypnosis 5 jari ke dalam jadwal
harian
A:
Klien sudah bisa melakukan terapi
relaksasi, distraksi dan hypnosis 5 jari
dengan mandiri).
Tujuan tercapai

P:

50
 Pertahankan intervensi SP 1,2,3
Pasien
 Lanjutkan Intervensi SP 4 pasien
 Bimbing klien untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal.

51
EVALUASI

Evaluasi penilaian kemampuan pasien dengan Ansietas

Nama pasien :Ny.M

Petunjuk pengisian

3. Beri tanda ( V ) jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini


4. Tulis tanggal setiap dilakukan supervise

No Kemampuan Tanggal

A Pasien 02 03 04 05

1 Menyebutkan penyebab ansietas, tanda dan gejala, V


dan penyebab timbulnya kecemasan

2 Mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk V


meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri :Tarik
nafas panjang

3 Mampu mendemonstrasikan teknik dikstraksi V


untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
kecemasan; melakukan hal yang klien sukai
(membuat keset)

4 Mampu mendemonstrasikan teknik hypnosis 5 jari V

6 Memasukan kegiatan sepiritual dalam jadwal


harian

5 Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan V V V


dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengurangi kecemasan.

6 Mendiskusikan mengenai perasaan yang V


membuatnya cemas

52
B Keluarga

1 Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai V


pendukung untuk mengatasi kecemasan

2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien ansietas V


(memberikan pujian, menyediakan fasilitas

untuk pasien, dan melatih pasien melakukan


kemampuan

3 Mampu mempraktekkan cara merawat pasien V

Kesilmpulan :

Saat pertama kali bertemu tatap muka dengan klien, klien terlihat cemas, dan tidak bersemangat,
klienmampu menyebutkan cara-cara yang dapat mengurangi rasa cemas yang ia miliki dan mampu
melatih 3 cara terapi untuk kecemasan dengan baik, dan memasukanya kedalam jadwal hariannya untuk
menurunkan rasacemasnya.

53
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek yang
spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti masuk
sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2009).

Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede & Simangunsong, 2020).

Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu terhadap


suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang dianggap mengancam
(Hulu & Pardede, 2016).

4.2 Saran
Semoga dengan makalah ini rekan-rekan dapat mengerti dan memahami mengenai
ansietas beserta asuhan keperawatannya. dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk
menjalankan tugas sebagai perawat jiwa kedepannya. Kritik dan saran sangat diharapkan
untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
54
Allen, K.M (1996). Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia : Lippincott
Budi Anna K, dkk. (2006). Modul IC CMHN : Manajemen Kasus Gangguan Jiwa dalam keperawatan
kesehatan jiwa komunitas FIK-UI dan WHO. Jakarta.Indonesia
Sullivan,E.J. (1995).Nursing Care of Clients with Substances Abuse. St Louise : Mosby
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha Ilmu

55

Anda mungkin juga menyukai