Kelompok 2 :
Andika Wardiman
Sarita Bonita
Syarifuddin
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan
karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang
kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti
politik, ekonomi, sosial dan lain-lain. (Lamhot Basani Sihombing, 2010:140-
141)
Siswa dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya
dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka
lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan
dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah
pentingnya dengan peran unsurunsur lainnya, karena siswa bisa sebagai
penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan sebagai guru. (Lamhot Basani Sihombing, 2010:151)
Guru adalah kunci setiap upaya pembaharuan di sekolah. Oleh sebab itu,
upaya pembaharuan pendidikan di sekolah harus berangkat dari upaya
membangun perilaku guru kearah pembaharuan. Keengganan dan
ketidakmampuan guru untuk melaksanakan inovasi mengakibatkan setiap
pembaharuan pendidikan tidak pernah berjalan sebagaimana diharapkan.
(Amrazi, 2010: 11)
Dalam proses kependidikan, kurikulum bukanlah suatu hal yang statis.
Konsep kurikulum dapat diubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan serta orientasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam
pengembangan kurikulum harus dapat dipertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti faktor filosofis, sosiologis dan psikologis serta
teori dan pola organisasi kurikulum yang diterapkan. (Razali, 2015: 217)
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja sasaran Inovasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sasaran Inovasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. GURU
Guru merupakan kompetensi paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
pertama, dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah.
(Syafaruddin.,dkk, 2012: 155)
3) Sebagai pemimpin
4) Sebagai administrator
3. KURIKULUM
Kurikulum biasanya tidak jauh dari yang namanya pendidikan. Karena
kurikulum dilakukan untuk memandu proses belajar mengajar di sekolah. Dalam
hal ini inovasi pendidikan sangat memegang peran dalam proses pelaksanaan
kurikulum agar tetap tercapainya tujuan inovasi secara maksimal.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan dipelajari dan dilalui pleh peserta didik dalam satu periode jenjang
pendidikan. (Mara Samin Lubis, 2016: 1)
Inovasi kurikulum adalah gagasan atau praktik kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut degan tujuan
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. (Rusdiana, 2014: 54)
Sagala (2012) memaparkan landasan-landasan yang harus diperhatikan dalam
melakukan inovasi kurikulum sebagai berikut ( Rusyidi & Amiruddin, 2017:41-
42):
a. Landasan Filosofis
Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat, sehingga apa
yang dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan diselenggarakan
melalui pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Segala kehendak yang dimiliki
oleh masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada
pendidikan. Dengan demikian pandangan dan wawasan yang ada dalam
masyarakat merupakan landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan.
b. Landasan Sosial Budaya
1. Relevansi
Relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai keserasian pendidikan
dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang
relevan bila hasrat yang diperoleh dan pendidikan tersebut berguna atau
fungsional bagi kehidupan.
2. Berkesinambungan
Kurikulum disusun dan dikelola secara berkesinambungan, artinya
bagian- bagian, asek-aspek materi dan bahan kajian disusun secara
berurutan tidak terlepas melainkan satu sama lain yang memiliki
hubungan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan,
struktur dan satuan pendidikan serta tingkat perkembangan subjek didik.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan
sedikit kebebasan didalam bertindak. Dalam kurikulum fleksibilitas
mencakup fleksibilitas subjek didik dalam memilih program dan
fleksibilitas guru dalam pengembangan program pengajaran.
4. Efektivitas
Efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa
yang direncanakan dapat terlaksanakan. Dalam bidang pendidikan,
efektivitas ini dapat dilihat dari segi efektivitas guru mengajar dan subjek
didik belajar.
5. Efisiensi
Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
pengeluaran berupa waktu, tenaga dan biaya yang diharapkan paling tidak
menunjukkan hasil yang seimbang.
Namun, selama ini kurikulum dianggap dianggap kurang menyentuh
kebutuhan dan kondisi lingkungan siswa. Oleh karena itu, penerapan
kurikulum muatan lokal merupakan suatu inovasi dalam bidang pendidikan
untuk memecahkan masalah tersebut. Melalui kurikulum muatan lokal, materi
yang diberikan di sekolah akan menjadi relevan dengan kebutuhan dan
tuntutan lingkungan hidup siswa. Maka dari itu kurikulum harus mampu
menjawab kebutuhan siswa pada masa yang akan datang (Rusdiana, 2014:
187-188).
4. FASILITAS
Fasilitas ini tidak jauh membahas dengan sarana dan prasarana pendidikan.
Dalam meningkatkan inovasi pendidikan itu sendiri haruslah didukung dengan
adanya fasilitas yang lengkap. Tanpa adanya fasilitas, untuk meningkatkan
inovasi pendidikan adalah salah satu hal yang sulit untuk dicapai. Fasilitas yang
harus dilengkapi itu seperti fasilitas belajar mengajar yang merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh
karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu
diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan
sebagainya. (Lamhot Basani Sihombing, 2010: 152)
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (Alex Aldha
Yudi, 2012:3):
1) Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan,
yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan
lama. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat
yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat.
Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa,
dsb. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya
kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam
mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.
Maka dari itu masyarakat sekitar haruslah berusaha untuk tetap mendukung
demi kemajuan inovasi pendidikan. Karena peran masyarakat juga penting serta
turut andil dalam memajukan inovasi pendidikan tersebut. Apabila dalam
masyarakat tersebut melakukan hal yang positif maka hal tersebut juga akan
berpengaruh positif terhadap kemajuan inovasi pendidikan. Seperti kesadaran
masyarakat dalam melaksanakan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan
zaman. Untuk contoh pelaksanaan inovasi pendidikan di masyarakat seperti
diadakannya kuliah kerja nyata (KKN) dan pengabdian masyarakat (PEMA).
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Amiruddin. 2017. Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi
dan Inovasi Pendidikan. Medan: CV. Widya Puspita.
Kristiawan, M., dkk. 2018. Inovasi Pendidikan. Ponorogo: Wade Print Lubis, Mara
Samin. 2016. Telaah Kurikulum. Medan: Perdana Publishing. Rusdiana. 2014. Konsep
Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sardiman, A.M. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Depok: Rajawali Pers.
Sihombing, Lamhot Basani. 2010. Dampak Inovasi Pendidikan Sebagai Suatu Bidang
Studi Pengantar Pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia. 3(1). 140-154
Syafaruddin., dkk. 2012. Inovasi Pendidikan: Suatu Analisis terhadap Kebijakan Baru
Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Thaib, Razali M dan Irman Siswanto. 2015. Inovasi Kurikulum dalam Pengembangan
Pendidikan. Jurnal Edukasi. 1(2). 216-228.
Yudi, Alex Aldha. 2012. Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana
Dan Prasarana (Sarana Dan Prasarana Pplp). Jurnal Cerdas Sifa. No.1. 1-8
Zakso, Amrazi. 2010. Inovasi Pendidikan di Indonesia antara Harapan dan Kenyataan.
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora. 1(1). 10-18.