Anda di halaman 1dari 4

Prinsip pengukuran keterampilan kejuruan bagi siswa SMK jurusan teknologi pengerjaan logam

bidang pekerjaan kontruksi belum terpenuhi di BLPT Bandung dan Yogyakarta. Berdasarkan asumsi
tersebut peneliti melakukan pengkajian teori, penelitian pendahuluan, pengembangan model dan
hasil uji coba dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pengukuran keterampilan kejuruan tidak dirancang untuk memenuhi kompetensi yang
dibutuhkan masyarakat. Tetapi dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dari guru.

2. praktek pengukuran yang dilaksanakan tidak mencerminkan adanya langkah-langkah atau


prosedur yang mengarah ke sistematika pengukuran dan berkaitan antara kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik

3. hasil pengukuran diperoleh dengan menggunakan instrumen dari BLPT Bandung dan Yogyakarta.
Instrumen tersebut mempunyai reliabilitas yang sangat rendah dikarenakan aspek yang diukur tidak
mempunyai kriteria baku.
4. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan aspek yang harus diukur dan seberapa jauh
tingkat pencapaian peserta didik.

5. pengukuran yang dilaksanakan tidak mengacu sesuai kualitas kebutuhan standar masyarakat dan
industri. Standar telah dirumuskan dalam suatu buku yang didalamnya memuat kriteria yang harus
dipenuhi.

6. tanggapan hasil pengukuran menunjukkan ketidakpuasan responden. Muncul asumsi bahwa


prosedur dan pengukuran perlu perbaikan sehingga mampu menghasilkan skor akhir yang adil.

7. Pengukuran keterampilan perlu mengintegrasikan tiga ranah, yaitu : kognitif; afektif; dan
psikomotorik. Kemudian sistematika pelaksanaan pengukuran, terdiri darii : keterampilan tahap
kognitif dan fiksasi meliputi proses dan produk.

8. Materi pengukuran keterampilan tahap kognitif minimal mencakup teori yang bersifat must know.

9. Isi intrumen pengukuran sesuai dengan karakteristik job atau topik keterampilan.
10. Aspek, standar atau kriteria kualitas dan batas lulus setiap topik keterampilan disesuaikan
dengan kebutuhan lapangan yang telah diatur dalam suatu buku pedoman

11. Prosedur dan instrumen pengukuran yang dikembangkan dapat digunakan secara self
measurement dengan hasil pengukuran yang relatif sama. Keduanya telah mendapatkan respon
positif dari guru, peserta didik dan kepala BLPT Yogyakarta.

12. prosedur dan instrumen yang telah dikembangkan perlu diterapka di BLPT melalui sosialisasi
kepada seluruh guru yang berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai