Anda di halaman 1dari 3

BUDIDAYA BAWAL BINTANG

Bawal bintang merupakan spesies budidaya perikanan laut yang terbilang masih baru
di Indonesia. Meskipun demikian, permintaan terhadap ikan ini terus meningkat terutama dari
pasar Internasional. Selama ini budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama tahap
pembesarannya masih dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring apung (KJA).
Selain itu terdapat potensi untuk membudidayakan beberapa spesies bawal bintang di tambak
bersalinitas rendah. Salah satu spesies bawal bintang yang memiliki kemampuan untuk
mentolelir salinitas adalah Trachnotus carolinus, selain itu spesies ini tahan terhadap
perubahan mendadak dari media air bersalinitas 32%-ke 19%. Ikan Bawal bintang merupakan
salah satu jenis ikan air laut yang sudah cukup populer dan diminati sebagai ikan konsumsi.
Khususnya dikalangan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir tertentu yang banyak
memsarkan ikan ini, seperti di pulau Batam, Kepulauan Riau dimana ikan bawal bintang
sudah dibudidayakan. Bawal bintang awalnya di introduksi dari Negara Taiwan. Berikut
merupakan klasifikasi ikan bawal bintang:

Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Subfillum : Vertebrata
Kelas         : Actinoptergii
Ordo : Perciformes
Famili : Charangidae
Genus : Trachinotus
Spesies : Trachinotus blochii

Secara reproduksi, bawal biasanya memijah pada awal dan  selama musim hujan. Di
Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan Juni dan Juli. Adapun di negara-negara
lainnya, bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia kematangan gonad
bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April (Hasan, 2002). Sebelum musim pemijahan
tiba, induk yang sudah matang akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan.
Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina kerap
kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala induk jantan. Apabila telah
sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dan induk jantan akan
mengeluarkan  sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi diluar tubuh (Asmawi, 1983).

Teknik Persiapan dan budidaya ikan bawal bintang adalah sebagai berikut:

1.1 Pemilihan Lokasi


Beberapa persyaratan umum dalam pemilihan lokasi yang baik untuk kegiatan pembesaran
ikan bawal bintang adalah :

(1) Kedalaman perairan ideal untuk usaha pembenihan dan pembesaran ikan bawal
bintang adalah 5 - 15 meter.
(2) Tinggi gelombang yang disarankan untuk budidaya ikan bawal bintang tidak lebih
dari 0.5 - 1.0 meter.
(3) Lokasi lahan juga terlindung serta bebas dari erosi dan banjir akibat pasang naik
maupun luapan sungai pada musim penghujan.
(4) Lokasi yang jauh dari limbah buangan seperti limbah industri, pertanian dan rumah
tangga.
1.2 Penyiapan Wadah Budidaya Dan Prasarana
Ikan bawal bintang dapat dipelihara di Karamba Jaring Apung (KJA). Ukuran KJA yang
digunakan memiliki 4 kotak masingmasing dengan ukuran 4 x 4 m. KJA terbuat dari
kayu.
1.3 Peninjauan Kualitas Air
Kualitas Air Persyaratan kualitas air yang ideal untuk budidaya pembesaran ikan bawal
bintang adalah :
(1) Kecepatan arus 20 - 40 cm/detik;
(2) Kecerahan perairan 2 - 10 mg/l (untuk partikel > 1 mikron) dan 2 - 3 mg/l (untuk
partikel < 1 mikron);
(3) Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan bawal bintang adalah 28 - 32° C; d. Salinitas
29 - 32° C;
(4) Ikan bawal bintang akan sangat baik bila dipelihara pada air laut dengan PH 6.8 –
8.4;
(5) Konsentrasi oksigen terlarut 5.0 - 7.0 ppm.
1.4 Sarana
a) Benih
Ukuran benih yang digunakan 5 cm, dengan kepadatan 40 ekor per m 2 .
b) Pakan
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan.
c) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah genset, blower, timbangan, ember, drum, hapa,
scoop net/lambit, dan jaring. Peralatan laboratorium yang digunakan adalah
pengukur kualitas air (termometer, DO meter, refraktometer dan kertas lakmus).

Proses Budidaya Ikan Bawal Bintang

1) Penebaran benih Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan suhu dan salinitas antara
daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan.
Padat tebar yang dianjurkan adalah benih dengan ukuran 50 - 100 gram dengan
kepadatan 100 - 150 ekor per m3. Namun demikian, Pemeliharaan dimulai dari benih
berukuran 1 inchi (2,5 cm).
2) Pemberian pakan Pakan diberikan 3 kali sehari dan dosisi 2- 3% dari total bomassa
dengan rasio konversi pakan/Foot Convertion Ratio (FCR) 2:1 yang artinya
dibutuhkan sekitar 2 kg pakan untuk 1 kg ikan bawal bintang yang akan dihasilkan.
3) Sampling Untuk mengetahui pertumbuhan, menentukan dosis pakan dan angka
kelulushidupan ikan dilakukan sampling. Sampling ikan dilakukan sebulan sekali
untuk ukuran ikan diatas 50 gram, dengan mengambil ikan secara acak sebanyak 10%
dari jumlah ikan yang ada.
4) Pengendalian kesehatan dan lingkungan pembudidayaan. Penyakit yang menyerang
ikan Bawal Bintang biasanya disebabkan oleh bakteri, parasit dan virus. Tindakan
preventif sebaiknya dilakukan lebih awal, sedangkan tindakan pengobatan
dilakukan ketika ikan terindikasi sakit. Tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu
: menjaga kebersihan lingkungan dengan cara pergantian jaring dan pencucian jaring
setiap satu bulan sekali, pemberian makanan yang cukup baik jumlah maupun
nutrisinya, dan perendaman dengan air tawar. Adapun pengobatan dilakukan
dengan cara perendaman ikan, melalui makanan, dan penyuntikan.
5) Panen Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat
tersebut suhu relatif rendah untuk mengurangi stress selama pemanenan. Pemanenan
dilakukan setelah ikan telah mencapai ukuran minimal 500 gram, dengan lama
pemeliharaan 6-7 bulan. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
karena pada saat tersebut suhu relatif rendah. Untuk pemanenan ikan Bawal
Bintang dipuasakan terlebih dahulu (tidak diberi pakan) selama 12 - 48 jam
sebelum ikan dipanen.

Anda mungkin juga menyukai