Gangguan Seksual Dan Identitas Gender Pengendalian Impuls
Gangguan Seksual Dan Identitas Gender Pengendalian Impuls
Kelompok 4:
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari
keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita.
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami agar
lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
Penyusun
Daftar isi
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas gender
1. Sexual disfunction...............................................................................................
2. Paraphilic disorders ............................................................................................
E. Studi kasus......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya masyarakat memiliki batasan nilai yang dijadikan sebagai aturan.
Penyimpangan seksual merupakan situasi yang tidak dapat ditolerir dan ditentang keras
sebagai bagian dari kerusakan moral, bahkan isu penyimpangan seksual dianggap sebagai
bentuk kejahatan. Di masa lalu, orang dengan perilaku seksual menyimpang diperlakukan
berbeda oleh masyarakat, ada yang dikarantina, dirawat, dipasung, disiksa, atau bahkan
dibakar sampai mati. Perilaku mereka tidak hanya dianggap patologis, tetapi juga
dianggap tidak bermoral dan harus dimusnahkan.
Beberapa ahli memiliki pendapat tentang seks yang menyimpang. Sama seperti
Sigmund Freud, Freud mengemukakan teori psikologi abnormal, terutama yang
berhubungan dengan seks. Menurut Freud, kelainan atau penyimpangan seksual
digambarkan sebagai suatu bentuk gangguan psikologis manusia di mana objek dan
tujuan seks mengalami disorientasi. Freud menambahkan bahwa penyimpangan seksual
mencakup perilaku seksual yang bertujuan untuk mencapai orgasme di luar perilaku
seksual heteroseksual, baik dengan sesama jenis atau pasangan yang belum dewasa, dan
terkait dengan norma perilaku seksual di masyarakat yang dapat mempengaruhi perilaku
seksual. Freud juga menjelaskan bahwa terjadinya penyimpangan seksual disebabkan
oleh tiga indikator yaitu disfungsi sosial, trauma dan frustasi. Penyimpangan seksual
sebagai gangguan psikologis juga memiliki tahapan psikologis.
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Identitas Gender?
2. Apa saja macam-macam Gangguan Seksual?
3. Apa saja terapi pada Gangguan Identitas?
4. Bagaimana Gangguan Akibat Kecanduan dan Salah Penggunaan Obat?
C. Tujuan penulisan
1. Memahami pengertian Identitas Gender
2. Memahami macam-macam Gangguan Seksual
3. Mengetahui terapi pada Gangguan Identitas
4. Mengetahui Gangguan Akibat Kecanduan dan Salah Penggunaan Obat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Gender
1. Definisi Identitas Gender dan Ganggua Identitas Gender
Gender merupakan bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh laki-laki
dan perempuan yang terbentuk dari pengaruh lingkungan, seperti agama, budaya, dan
norma yang mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, berperilaku/bertindak,
dan berpikir tentang dirinya. Gender menurut World Health Organization (WHO),
adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan anttara
kelompok prian dan wanita yang dikonstruksikan secara sosial. Gender sendiri
merupakan interpretasi sosio-kultural atau seperangkat peran yang dikontruksikan
oleh suatu masyarakat untuk bagaimana menjadi laki-laki atau perempuan, yang
mencakup cara berpakaian atau penampilan, bertindak atau perilaku, sikap, dan lain
sebagainya,
Identitas gender merupakan keadaan psikologis yang merefleksikan perasaan
dalam diri seseorang yang berkaitan dengan keberadaan diri sebagai laki-laki dan
perempuan (Fausiah, 2003). Davison, Neale & Kring (2006) mendefinisikan identitas
gender sebagai keyakinan diri sebagai laki-laki atau perempuan yang tertanam sejak
masa awal kanak-kanak. Secara sederhana identitas gender dapat diartikan sebagai
cara pandang seseorang dalam melihat dirinya sendiri, sebagai laki-laki ataupun
perempuan.
Gangguan identitas gender merupakan bagaimana seseorang merasa bahwa
dirinya adalah laki-laki atau perempuan, yang mana didalamnya terjadi konflik antara
anatomi dan identitas gendernya (Nevid, Rathus & Greene, 2002). Gangguan
identitas gender menurut Davison, Neale & Kring (2006), merupakan ketidaksesuaian
antara identitas dan anatomi gendernya.
Pada kondisi yang normal identitas gender sesuai dengan anatomi gender, karena
gender dan anatomi gender merupakan ciri-ciri yang utama dalam perkembangan
identitas. Menurut Davison, Neale & Kring (2006), adanya ketidak sesuaian antara
anatomi gender dan identitas gender dapat menyebabkan gangguan pada identitas
gender, yang bisa terjadi pada anak-anak, remaja, maupun dewasa. Gangguan
identitas gender merupakan perilaku yang muncul berlawanan dari gender, seperti
cara berpakaian yang mana dalam lingkup sosial laki-laki harus maskulin tidak
diperbolehkan fenimin dan perempuan harus feminim atau lemah lembut, atapun
lebih suka bergaul atau berada di cyrcel pertemanan lawan jenis.