Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

KUNJUNGAN KELUARGA TENTANG GOUT ARTHRITIS


Mata Kuliah
HOME CARE

Oleh:

Ucha Eldam
NIM: 200101064

Dosen Mata Kuliah:


Ns. Dapermen Kasmora, S.Kep, M,Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. DEFINISI

Menurut American College of Rheumatology (2012), gout arthritis adalah

suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah

dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri

inflamasi satu sendi.

Gout arthritis adalah bentuk inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri

yang paling sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout arthritis tidak

terbatas pada jempol kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki,

pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan

lunak dan tendon. Biasanya hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu,

tapi bisa menjadi semakin parah dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi

beberapa sendi.

Gout arthritis merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok

gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat

(hiperurisemia). Penyakit gout arthritis merupakan penyakit akibat penimbunan

kristal monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi

disebut gout artritis.

2. ETIOLOGI

Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:

a. Gout primer

Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga

berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan

meningkatnya produksi asam urat. Hiperurisemia atau berkurangnya

pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat menyebabkan terjadinya

gout primer. Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih

belum jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah

gout dan hiperurisemia primer. Gout arthritis primer yang merupakan akibat

dari hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi


(80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%).

b. Gout sekunder

Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan

yang menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang

menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan

kelainan yang menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia sekunder karena

peningkatan biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan

menyeluruh enzim HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim

glukosa-6 phosphate pada glycogen storage disease dan kelainan karena

kekurangan enzim fructose-1 phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob.

Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat disebabkan

karena keadaan yang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau

pemecahan asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan

membentuk AMP dan berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam

metabolism purin, sedangkan hiperurisemia akibat penurunan ekskresi

dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu karena penurunan masa

ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric acid clearence

dan pemakaian obat-obatan.

3. PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa

kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi

asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan

kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan

peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika

kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan

diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang

berulang – ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi

akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.

Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit


ginjal kronis.

Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium

urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout

atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi

metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan

akut. Dengan demikian, gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat

peranan temperatur, pH, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout.

Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi

perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal

monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut. Predileksi untuk

pengendapan kristalmonosodium urat pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1)

berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah

tersebut.

4. MANIFESTASI KLINIS

Gout arthritis terjadi dalam empat tahap. Tidak semua kasus berkembang

menjadi tahap akhir. Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:

a. Tahap 1 (Tahap Gout Artritis akut)

Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki- laki, dan

setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk

tidak lazim gout artritis, yang mungkin merupakan manifestasi adanya

gangguan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin.

Pada 85-90% kasus, serangan berupa arthritis monoartikuler dengan predileksi

MTP-1 yang biasa disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu

radang sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat.

Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang

hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak,

merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam, menggigil dan

merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan endap darah. Sedangkan

gambaran radiologis hanya didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak


periartikuler.

Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi

sekalipun. Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa terapi

yang adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi yang lain seperti

pergelangan tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan beberapa

sendi sekaligus. Serangan menjadi lebih lama durasinya, dengan interval

serangan yang lebih singkat, dan masa penyembuhan yang lama

b. Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)

Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu

tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-

10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya

rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya

pernah menderita serangan gout arthritis akut. Atau menyangka serangan

pertama kali yang dialami tidak ada hubungannya dengan penyakit gout

arthritis.

c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)

Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa

gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan serangan

artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat

serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan

berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin

panjang, dan jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya seseorang

yang semula hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat

dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi biasanya

tiap 6 bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan

mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang.

d. Tahap 4 (tahap Gout Arthritis Kronik Tofaceous)

Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun

atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan

keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal

monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan

tulang disekitarnya. Bila ukuran thopi semakin besar dan banyak akan

mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

5. AKIBAT LANJUT

Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari gout arthritis meliputi severe

degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi.

Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi

akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis

kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat

mengaktifkan kondrosit untuk mengeluarkan Interleukin-1, merangsang sintesis

nitric oxide dan matriks metaloproteinase yang nantinya menyebabkan

dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat mengaktivasi osteoblas sehingga

mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi anabolik yang nantinya

berkontribusi terhadap kerusakan juxta artikular tulang. gout arthritis telah lama

diasosiasikan dengan peningkatan resiko terjadinya batu ginjal. Penderita dengan

gout arthritis membentuk batu ginjal karena urin memilki pH rendah yang

mendukung terjadinya asam urat yang tidak terlarut (Liebman et al, 2007).
6. WOC
7. DATA FOKUS

A. WAWANCARA

1) Identitas

Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan terjadi

peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya

umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri yang

dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi,

keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan

pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan

sekitar.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout

Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya

dan umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.

6) Riwayat Psikososial

Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam

lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan

rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan

adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang

pengetahuan akan program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanya

perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik

memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.


7) Riwayat Nutrisi

Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang

mengandung tinggi Purin.

8) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung

rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi

dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati

daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat

bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah

terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan

anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan

bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif

atau abnormal.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.

2. Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut). Pada

aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.

3. Pemeriksaan Radiologi.

8. PENATALAKSANAAN

Secara umum, penanganan gout artritis adalah memberikan edukasi,

pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini

agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout

arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan

dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),

kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun gout arthritis seperti alupurinol

atau obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien

yang secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun gout arthritis, sebaiknya tetap

diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah


menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.

Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan

pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang lain.

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual

atau potensial terhadap masalah kesehatan yang dilakukan oleh perawat yang

mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan

potensial pasien didapatkan melalui data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang

berkaitan, catatan medis pasien masa lalu dan konsultasi dengan professional lain,

yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian (Potter & Perry, 2010).

Diagnosa keperawatan dapat berhubungan dengan diagnosis medis dan

bergantung pada akses dan pengetahuan pasien tentang sumber (Taylor & Ralph,

2013).

Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu:

a. Ketidakpatuhan berhubungan dengan Ketidakadekuatan pemahaman

yang berkaitan dengan akibat defisit kognitif


10. INTERVENSI

Intervensi atau perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang

meliputi meletakkan pusat tujuan pada pasien, menetapkan hasil yang ingin

dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter &

Perry, 2010)

Intervensi Keperawatan yang disarankan untuk menyelesaiakan masalah

Ketidakpatuhan dalam Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Nursing

Interventions Classification (NIC) dilihat pada tabel :

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil (SLKI) Keperawatan (SIKI)

Ketidakpatuhan Tujuan : NIC:


Diet
a. Knowledge a. Melakukan observasi
b. Obedient behavior: tentang bagaimana
recommended diet pasien memilih
Kriteria hasil: makanan.
a. Mengikuti program b. Mengajarkan pasien
edukasi yang dianjurkan. tentang nama-nama
b. Mengikuti diet yang makanan yang sesuai
disarankan dengan diet yang
disarankan
c. Menyediakan contoh
menu makanan yang
sesuai diet
d. Memberi penjelasan
pada pasient tujuan
kepatuahan
e. Memberi informasi
pada pasien tentang
jangka waktu pasien
melakukan diet
Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses

keperawatan yaitu katagori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaiakan. Dalam teori, implementasi

dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari

proses keperawatan. Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan

kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah

pengkajian (Potter & Perry, 2010).

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan

perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil

meningkatkan kondisi pasien (Potter & Perry, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

1. Bettschen J., 2010. Gouty Arthritis: Current Treatments & New Developments. p:1-8.
2. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease. 2010. What is
Gout? p:1-4
3. Tulaar, A.B.M., 2008. Nyeri punggung dan leher. MKI, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
4. Albar, Z. 2010. Gout: Diagnosis and Management. Rheumatology division, Department
of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia
5. Roddy. E., and Doherty.M. 2010. Epidemiology of Gout. Arthritis Research & Therapy,
12:223
6. Choi H, Atkinson K, Karlson E, Willett W, Curhan G. 2004. Purine-Rich Foods, Dairy
And Protein Intake, And The Risk Of Gout In Men. N Engl J Med, 350:1093- 1103.
7. The American Rheumatism Association.1977.ACR criteria for classification of acute
gouty arthritis.
8. Hui Yu, K., et al. 2012. Risk of end-stage renal disease associated with gout: a
nationwide population study. Arthritis Research and Therapy:1-6
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 31 Desember 1958 (56 tahun)

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bengkak dan nyeri pada persendian
Anamnesis Terpimpin :
Bengkak dan nyeri pada persendian dialami sejak 2 hari yang lalu. Nyeri pada
sendi kedua tangan, lutut dan kaki terutama bila digerakkan. Nyeri sebelumnya
ada, tapi tidak berat semenjak 3 tahun yang lalu. Riwayat demam ada, dialami 2
hari yang lalu, bersamaan dengan timbulnya nyeri pada sendi-sendi. Saat ini nyeri
kepala (-). batuk (-) batuk darah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), riwayat sesak
dan nyeri dada sebelumnya (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), riwayat
nyeri ulu hati (-), nafsu makan biasa. Buang air besar saat ini lancar 2 kali sehari
berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar berwarna kuning
jernih.
Riwayat asam urat tinggi (+) sejak 3 tahun yang lalu. Riwayat penyakit
rematik dan asam urat dalam keluarga (-)
Riwayat batu ginjal ada (+) sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sedang menjalani
hemodialisa sejak 1 bulan yang lalu, 3 kali seminggu.
Riwayat DM tidak diketahui. Riwayat DM pada keluarga (-). Riwayat jika
mendapatkan luka sukar sembuh (-)
Riwayat Hipertensi (-).
Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat penyakit jantung pada keluarga (-)
Riwayat batuk lama (-), Riwayat OAT (-)
Riwayat minum obat diuretik (+)
Riwayat minum anti-purin (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat penyakit maag (-)
Riwayat minum minuman beralkohol (-)
Riwayat penyakit kuning (-)
Riwayat benjolan (+) pada kedua tangan, lutut, dan kaki.

C. PEMERIKSAAN FISIS
 Status Present:
Sakit Sedang/Gizi Cukup/ Compos mentis
BB= 50 kg; TB= 160 cm; LLA=22 cm; IMT=19,53 kg/m2 (normal)
 Tanda Vital:
Tensi : 110/60 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 20 kali/ menit (Thoracoabdominal)
o
Suhu : 37 C (axilla)
 Kepala:
Ekspresi : Normal
Simetris Muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut
 Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus: (-)
Gerakan : Kesegala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata : Edema palpebra (-), ptosis (-)
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil : Bulat, isokor, ∅ 2,5mm/2,5mm, RCL +/+,
RCTL +/+

 Telinga:
Tophi : (-)
Pendengaran : Tidak ada kelainan
Nyeri Tekan di Proc. Mastoideus : (-)
 Hidung:
Perdarahan: (-)
Sekret : (-)
 Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
 Leher:
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
 Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Pembuluh Darah : Bruit (-)
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), pigeon chest (-),
massa tumor (-)

 Paru:
o Palpasi:
 Fremitus Raba : Kiri = Kanan
 Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
 Paru Kiri : Sonor
 Paru Kanan : Sonor
 Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
 Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
 Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
o Auskultasi:
 Bunyi Pernapasan :Vesikuler
 Bunyi Tambahan :
Ronkhi - - Wheezing - -
- - - -
- - - -
 Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
 BJ I/II : Murni reguler
 Bunyi Tambahan : Bising (-)
 Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (-)
 Hati : Tidak teraba
 Limpa : Tidak teraba
 Ginjal : Ballotement (-)
 Lain-lain : Kulit tidak ada kelainan
o Perkusi : Timpani (+) , Shifting dullness (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
 Alat Kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
 Punggung : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi : Gibbus (-)
o Nyeri Ketok : (-)
o Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
o Gerakan : Dalam batas normal
 Ekstremitas
- Tampak benjolan pada manus dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra sinistra, dan pedis dextra sinistra.
Nyeri tekan pada benjolan (+)
DIAGNOSIS SEMENTARA
- Arthritis Gout Eksaserbasi Akut dd/ Arthritis Septik

D. PENATALAKSANAAN AWAL
- Diet rendah purin, garam, kalium, dan protein 1 gr/ kgBB/ hari
- Meloxicam 7,5mg/12jam/oral
- Recolfar 0,5mg/8jam/oral
- Paracetamol 1gr/8jam/drips
- Ceftriaxon 2gr/24jam/intravena
- Cosmofer 100mg, 2x/minggu

Anjuran Pemeriksaan :
- Kontrol Darah rutin, Kimia darah, analisis darah tepi (Fe, TIBC, ferritin).

E. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia et malam
Ad Functionem : Dubia et malam
Ad Sanationem : Dubia et malam

FOLLOW UP HARIAN
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
H-1 Perawatan Hari I P:
7/4/2021 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua - Diet rendah purin,
T :110/60 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) garam, kalium, dan
N: 88x batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) protein 1 gr/ kgBB/
P:20x nyeri ulu hati (-). hari
S: 37°C BAK : Lancar kesan normal berwarna - Meloxicam
kuning jernih 7,5mg/12jam/oral
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi - Recolfar
lunak. 0,5mg/8jam/oral
O: SS/GC/CM - Paracetamol
Kep: Anemis (+), ikterus (-), sianosis(- 1gr/8jam/drips
) - Ceftriaxon
DVS : R+2 cmH2O 2gr/24jam/intravena
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) - Cosmofer 100mg,
Cor: BJ I/II murni reguler 2x/minggu
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), - HD reguler 3x/minggu
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-2 Perawatan Hari II P:
8/4/2021 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua - Diet rendah purin,
T : 120/80 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) garam, kalium, dan
N: 80x/i batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) protein 1 gr/ kgBB/
P: 20x/i nyeri ulu hati (-). hari
S: 36.7°C BAK : Lancar kesan normal berwarna - Meloxicam
kuning jernih 7,5mg/12jam/oral
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi - Recolfar
lunak. 0,5mg/8jam/oral
O: SS/GC/CM - Paracetamol
Kep: Anemis (+), ikterus (-), sianosis(- 1gr/8jam/drips
) - Ceftriaxon
DVS : R+2 cmH2O 2gr/24jam/intravena
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) - Cosmofer 100mg,
Cor: BJ I/II murni reguler 2x/minggu
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), - HD reguler 3x/minggu
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-3 Perawatan Hari III P:
9/4/2021 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua - Diet rendah purin,
T: 110/70 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) garam, kalium, dan
N: 84x/i batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) protein 1 gr/ kgBB/
P: 20x/i nyeri ulu hati (-). hari
S: 37°C BAK : Lancar kesan normal berwarna - Meloxicam
kuning jernih 7,5mg/12jam/oral
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi - Recolfar
lunak. 0,5mg/8jam/oral
O: SS/GC/CM - Paracetamol
Kep: Anemis (+), ikterus (-), sianosis(- 1gr/8jam/drips
) - Ceftriaxon
DVS : R+2 cmH2O 2gr/24jam/intravena
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) - Cosmofer 100mg,
Cor: BJ I/II murni reguler 2x/minggu
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), - HD reguler 3x/minggu
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-4 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua P:
9/4/2021 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) - Diet rendah purin,
T : 120/60 batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) garam, kalium, dan
N: 84x/i nyeri ulu hati (-). protein 1 gr/ kgBB/
P: 24x/i BAK : Lancar kesan normal berwarna hari
S: 36,5°C kuning jernih - Meloxicam
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi 7,5mg/12jam/oral
lunak. - Recolfar
O: SS/GC/CM 0,5mg/8jam/oral
Kep: Anemis (+), ikterus (-), sianosis(- - Paracetamol
) 1gr/8jam/drips
DVS : R+2 cmH2O - Ceftriaxon
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) 2gr/24jam/intravena
Cor: BJ I/II murni reguler - Cosmofer 100mg,
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), 2x/minggu
peristaltik (+) N - HD reguler 3x/minggu
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-5 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua P:
10/4/2021 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) - Diet rendah purin,
T: 120/60 batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) garam, kalium, dan
N: 88x/i nyeri ulu hati (-). protein 1 gr/ kgBB/
P: 24x/i BAK : Lancar kesan normal berwarna hari
S: 36,7°C kuning jernih - Meloxicam
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi 7,5mg/12jam/oral
lunak. - Recolfar
O: SS/GC/CM 0,5mg/8jam/oral
Kep: Anemis (+), ikterus (-), sianosis(- - Paracetamol
) 1gr/8jam/drips
DVS : R+2 cmH2O - Ceftriaxon
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) 2gr/24jam/intravena
Cor: BJ I/II murni reguler - Cosmofer 100mg,
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), 2x/minggu
peristaltik (+) N - HD reguler 3x/minggu
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe

Anda mungkin juga menyukai