Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PENINGKATAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TUGAS

PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS 2 SDIT


AL-HIKMAH MAROS

OLEH:
NURFADHILAH ( 18 31 044 )
PAI B SEMESTER 7

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD MAROS
2020/2021

1
DAFTAR ISI

Sampul……………………………………………………………………….. 1
Daftar Isi……………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………… 3
B.Rumusan Masalah…………………………………………………... 4
C.Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4
D.Manfaat Penelitan…………………………………………………... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 7
1.Belajar……………………………………………………………. 7
2.Matematika………………………………………………………. 8
3.Pemberian Tugas(PR)……………………………………………. 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian…………………………………………………….. 11
B.Tempat Penelitian…………………………………………………... 11
C.Rancangan Penelitian Tindakan Kelas……………………………….. 12
D.Sumber Data…….…………………………………………………... 15
E.Analisis Data………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Belajar adalah hal yang pokok melekat pada diri peserta didik mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik tersebut, maka makin tingi pula
beban belajar yang dtempuh peserta didik. Di sini perlu adanya kesadaran setiap
peserta didik akan arti penting dan hasil yang diperoleh dari belajar. Hasil belajar
yang baik akan diperoleh jika berusaha secara maksimal dan strategi yang digunakan
oleh peserta didik itu tepat.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga
kebiasaan belajar yang dilakukan peserta didik itu akan mempengaruhi hasil yang
dicapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan
factor ekstern. Faktor intern tu sendiri meliputi factor jasmaniah, faktor psikologis dan
faktor kelelahan. Sedangkan yang faktor ekstern itu sendiri meliputi faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Setiap peserta didik itu mempunyai karakteristik yang beragam. Salah satu
peserta didik dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami berbagai kesulitan, sedangkan tidak sedikit pula ada peserta didik yang
dalam belajarnya mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan
oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis maupun fisiologis sehingga pada akhirnya prestasi belajar yang
dicapai di bawah semestinya.

Masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak
ukur kecerdasan dan kepandaian anak dalam belajar adalah mata pelajaran
matematika. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran yang paling baik, berkualitas,
dan paling tinggi kedudukannya dibandingankan dengan pelajaran lain. Tetapi mata

3
pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang paling ditakuti oleh kebanyakan
peserta didik karena dianggap pelajaran yang sangat sulit. Hal ini terlihat dari
pembelajaran yang masih rendah selain itu juga ada faktor yang berperan dalam
keberhasilan pembelajaran matematika antara lain kurangnya pemahaman materi,
penggunaan metode yang kurang tepat, media yang kurang menarik, proses KBM
yang kurang variatif.

Pada kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar matematika itu,
guru masih menggunakan metode konvensional roses Drill and Practice dalam
menyampaikan materi. Disini guru memberikan definisi-definisi setelah itu member
contoh-contoh, sehingga peserta didik itu hanya memperoleh catatancatatan materi
yang berupa simbol dan rumus-rumus saja tidak ada aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka dibri soal yang berbeda
dengan contoh-contoh cenderung akan salah.

Hasil belajar merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan. Belajar
matematika memerlukan strategi yang tepat supaya dapat memperolh hasil yang
maksimal dan berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Di sini guru harus
dapat menggunakan metode dan cara belajar yang menarik supaya minat belajar
matematika siswa itu tinggi.

Salah satu usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu
dengan cara pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR). Pemberian tugas PR ini
bertujuan supaya siswa tetap belajar di rumah dan memanfaatkan waktu di luar
pelajaran jam sekolah, sehingga siswa yang kurang paham terhadap materi yang
disampaikan akan lebih mengerti karena adanya latihan di rumah.

Dengan memperhatikan masalah tersebut di atas, maka penulis akan


melakukan penelitian dengan judul : “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH SISWA
KELAS 2 SDIT AL-HIKMAH MAROS”.

4
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah dengan memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SDIT AL-HIKMAH MAROS?

C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SDIT
AL-HIKMAH MAROS melalui pemberian tugas Pekerjaan Rumah.

D.Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui apakah pemberian tugas Pekerjaan Rumah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SDIT Al-Hikmah Maros?
2.Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran matematika
dan sebagai tambahan dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti
selanjutnya.

b. Bagi Guru
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih
dan menggunakan metode-metode mengajar matematika sehingga terjadi
peningkatan di kelas dan berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika.
2. Guru akan lebih bersemangat jika pembelajaran yang dilakukan berjalan lancar,
menyenangkan dan siswa paham dan mengerti sehingga tujuan tercapai.

c. Bagi siswa

5
Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dapa terbantu.

d.Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan untuk meningkatkan hasil pembelajaran
matematika di SD.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka
1.Belajar
a.Pengertian Belajar
Elizabeth B. Hurlock (1997: 29) menyatakan bahwa “Belajar adalah
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha”.
Morgan, dkk dalam Mulyani Sumantri (2001: 13) menyatakan bahwa “Belajar
adalah sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan dan pengalaman”.
Gagne dalam Mulyani Sumantri (2001: 14) menyatakan bahwa “Belajar
bukan terjadi karena adanya warisan genetika, atau respon secara alamiah,
kedewasaan, atau keadaan organism yang bersifat temporer seperti misalnya
kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, persepsi, motivasi, dan seterusnya atau
gabungan dari kesemuanya”.
Garry dan Kingsley dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa
“belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan melalui praktek
latihan”.
Hilgard dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar merupakan
proses perubahan kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut
bukan karena pertumbuhan, perubahan temporer, atau karena obat”.
James O. Whitaker dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar
adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”.
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas
tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

7
b.Hasil Belajar
Sudjana dalam Y. Padmono (2002: 37) menyatakan bahwa “hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”. Dengan demikian hasil menunjukkan perubahan
dari sebelum menerima pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan penambahan, peningkatan, dan
penyempurnaan perilaku.

2.Matematika

a.Pengertian Matematika
Ruseffendi (1992: 27) menyatakan bahwa ”Matematika adalah terjemahan
dari mathematics”. Namun arti yang tepat dari matematik itu tidak dapat diterapkan
secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar
untuk dibuat, karena cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin
bercampur satu sama lainnya.
Reys dalam Rusefendi (1992: 28) menyatakan bahwa “Matematika adalah
telahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan suatu alat”.
Kline dalam Ruseffendi (1992: 28) menyatakan bahwa “ Matematika bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam”.
Johnson dan Rising dalam Russeffendi (1992: 28) menyatakan bahwa
”Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logik;matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) daripada mengenai bunyi”.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika
adalah bahan kajian yang objeknya abstrak dan terstruktur, tersusun atas konsep-
konsep yang saling berhubungan, memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas, dibuat

8
secara deduktif untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam, yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analisis dan geometri.

3.Pemberian tugas Pekerjaan Rumah


a. Cara Melaksanakan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)
PR ini diberikan kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau
sub pokok bahasan, bahkan pertemuan. Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan
dengan baik oleh guru sehingga, dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan
keterampilan tertentu. Guru membuat soal, baik sewaktu mengajar atau pun
sebelumnya, Jumlah soal/skop materi yang diberikan harus mencakup seluruh bahan
yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan di upayakan ada bahan yang bersifat
mengulang pelajaran yang telah lalu. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang
cukup tentang materi tersebut sehingga tidak timbul kesalahpahaman dalam
pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para
siswa mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya.
Pemeriksaan terhadap PR tadi dapat dilakukan beberapa menit sebelum
pelajaran dimulai pada jam bahasan berikutnya atau guru menyediakan waktu ekstra
untuk itu. Ketika para siswa tidak mengerjakan tugas, atau tugasnya belum selesai,
dapat diberikan hukuman yang bersifat edukatif demi mendorong motivasi mereka.

b. Manfaat Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Cara ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik seperti contoh
berikut. Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid
pada pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan
pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat (adanya penambahan
frekuensi belajar). Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat
dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar kelompok
(bersama teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi
soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas (PR).

9
Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu
masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu
belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang
berkaitan dengan apa yang mereka pelajari. Mereka akan mengerjakan PR karena
adanya rasa takut/malu mendapatkan hukuman atau dengan kesadarannya sendiri.

c. Kelemahan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas PR dapat di gambarkan
sebagai berikut :
1) Seringkali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri,
melainkan meniru/menyontek atau pun ikut-ikutan dengan alasan kerjasama;
2) Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan murid;
3) Sukar untuk memberikan tugas secara individual sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan siswa sendiri;
4) Para siswa mengerjakan PR tidak mengikuti cara yang telah diajarkan
oleh guru/buku; dan
5) Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.

d.Upaya mengekfektifkan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Upaya yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan pemberian tugas PR dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Tugas yang diberikan mempunyai pertalian erat dengan bahan yang
telah dijelaskan di kelas;
2) Usahakan tugas yang diberikan disadari benar manfaatnya oleh siswa guna
menimbulkan minat yang lebih besar;
3) Waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tidak terlalu lama atau
pendek agar tidak menimbulkan kejemuan ataupun kecemasan;
4) Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan cara menilai hasil pekerjaan
tersebut sehingga akan mengurangi banyaknya kesalahan dan rendahnya nilai; dan
5) Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil serta
hukuman kepada mereka yang tidak mengerjakannya dengan konsekuen.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Peneliian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom
action research) yang terdiri dari 2 siklus. Desain penelitian yang dilaksanakan
menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari
empat komponen, yakni perencanaan, pelaksanakan tindakan, pengamatan, dan
refleksi.

B. Subjek dan Tempat Penelitian


Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas 2 SDIT Al-
Hikmah Maros, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Sekolah SDIT AL HIKMAH MAROS ini dilokasikan di BTN Wesabbe 2
Maccopa, kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan 90516. SD ini
letaknya strategis karena dekat jalan raya, yang menghubungkan jalur alternatif.
Walaupun SDIT Al-Hikmah ini tidak terlalu luas seperti SD biasanya, tetapi rasa
kebersamaan itu yang utama. Sebagian besar wali murid di SD ini bekerja sebagai
petani, hanya sebagian kecil dari orang tua siswa yang bekerja sebagai PNS dan
wiraswasta.

C. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan evaluasi, dan refleksi.

11
1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

a) Perencanaan

Hasil dari refleksi awal terhadap permasalahan proses dan hasil belajar di
kelas yang menjadi obyek penelitian, ditetapkan alternatif tindakan dalam kelas
berupa penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah dan beberapa media
pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika. Tindakan tersebut diharapkan akan
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

b) Tindakan

Dalam pelaksanaan ini disusun sesuai dengan tahap pelaksanaan penerapan


metode ceramah-pemecahan masalah melalui kelompok kecil dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk melihat tingkat kecakapan dan hasil belajar siswa.

1. Langkah-langkahnya sebagai berikut.


a. Persiapan pelaksanaan tindakan
b. Menyusun persiapan mengajar atau satuan pelajaran yang akan
diajarkan.
c. Menentukan metode media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
d. Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi
dan tes.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan antara lain;

Menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas atau diajarkan. Pelaksanaan


tindakan dengan prosedur sesuai matriks.

12
c). Observasi/Evaluasi

a) Mengamati keterampilan proses siswa dalam melaksanakan tugas praktek


yang diberikan pada mata pelajaran Matematika

b) Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d) Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan


pada siklus I mengenai hasil belajar Matematika dan keaktifan belajar Matematika.
Hasil renungan dan kajian tindakan siklus I ini, selanjutnya dipikirkan untuk didicari
dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika dan keaktifan belajar dalam mata pelajaran
Matematika. Alternatif tindakan ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada
rencana tidakan dalam penelitian tindakan kelas siklus II.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengacu pada teori yang
dikemukakan Stephen Kemmis dan Robin McTaggart (Kasihani Kasbolah, 1998:113).
Dalam model PTK ini ada empat tahapan pada satu siklus penelitian. Keempat
tahapan trsebut terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian di lakukan dalam tiga siklus.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah 25 orang


siswa kelas V SDIT AL HIKMAH MAROS.

4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

13
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode
yaitu: 1) metode observasi dan 2) metode tes. Kedua metode tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.

1. Metode Observasi

Untuk menjelaskan tentang metode observasi, dalam buku pengantar


metodologi penelitian dikemukakan bahwa: metode observasi adalah suatu cara
memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu (Agung,
1999:68).

Pendapat di atas, dapat dipertegas bahwa metode observasi pada prinsipnya


merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera
penglihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variabel
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data


tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

2. Metode Tes

Metode tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas
yang harus dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang yang dites. Dari tes dapat
menghasilkan skor yang selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tertentu (Agung,
1997:75). Sedangkan Saifuddin Azwar (1987:2) menyatakan bahwa:

dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan
yang harus dijawab dan atau yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi
mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut.

Dari dua pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa metode tes pada
hakikatnya merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa
pertanyaan atau tugas yang semuanya harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta tes

14
(testee), dan hasil dari tes berupa skor atau bersifat interval. Pada bagian lain ada
pendapat yang hampir senada mengemukakan tentang pengertian tes, dinyatakan
bahwa:

tes adalah suatu cara mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar
yang ditetapkan (Nurkancana, 1992:34).

Pendapat di atas, masih agak mengkaburkan istilah skor dan nilai. Sebenarnya
skor itu bersifat kontinum atau bersambung, sedangkan nilai itu lebih bersifat diskrit
atau pilah. Mengetes pada intinya sama dengan mengukur dan setiap kegiatan
mengukur pada umumnya akan menghasilkan data yang bersifat skor (interval).

D. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti mengambil data dari


beberapa sumber, antara lain:

1.Siswa

Data tentang hasil belajar Matematika SD Islam Terpadu Al-Hikmah Maros


tahun pelajaran 2019/2020 yang mencakup nilai ulangan harian dan nilai ulangan
akhir semester pada mata pelajaran Matematika.

2.TemanSejawat

Data hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti saat melakuakan penelitian dan selama penelitian
dilaksanakan.

15
3.Kepala Sekolah

Informasi dan data yang dibutuhkan peneliti mengenai data siswa kelas 2 SDN
Weton Kulon berupa latar belakang orang tua siswa, pekerjaan orang siswa.

4.Dokumen

Dokumen-dokumen penting mengenai latar belakang siswa kelas 2 SD Islam


Terpadu Al-Hikmah mengenai pendidikan selama sekolah di SD Islam Terpadu Al-
Hikmah dan perkembangan akademik.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, meliputi tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah
pengumpulan data yaitu:

1.Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan
data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasikan.

2.Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun yang dapat
memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan penarikan kesimpulan
dan mengambil tindakan yang tepat. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan
dalam bentuk tabel, diagram, dan ringkasan.

3.Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan makna-makna yang muncul dari data yang
harus diuji kebenarannya dan kecocokannya, yakni yang berupa validitasnya. Dalam

16
tahapan untuk menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi
dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir yang mampu menjawab
permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Mulyani Sumantri, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana

Russsefendi. 1992. Pendidikan Matematika 3 Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta Bandung

Y. Padmono. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar: Surakarta

Y. Padmono. 2002. Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Pegangan Kuliah

17

Anda mungkin juga menyukai