PIDANA
Riki Zulfiko, SH.,MH
Pembelajaran 1
1. represif, 1. preventif
2. presumption of guilt. 2. presumption of innocence
3. informal fact finding, 3. formal adjudicative fact finding
4. factual guilt, 4. legal guilt
5. efisiensi; 5. efektivitas.
• Menurut Muladi model SPP yang cocok untuk Indonesia
adalah model yang mengacu kepada daad dader straafrecht /
model keseimbangan
• Menurut Romli Atmasasmita, model sistem peradilan pidana
yang cocok bagi indonesia adalah Sistem Peradilan Pidana
Terpadu / Integrated Criminal Justice System prinsip
keterpaduan tersebut secara filosofis adalah suatu instrumen
untuk mewujudkan tujuan nasional dari bangsa indonesia
yang telah dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945
Nilai nilai dalam Sistem Peradilan
Pidana Terpadu
• Menuntut adanya keselarasan hubungan antar subsistem
secara administrasi
• Menghukum pelaku kejahatan sesuai falsafah
pemidanaan yang dianut
• Menegakkan dan memajukan rule of law dan
penghormatan kepada hukum dengan menjamin adanya
due process, perlakuan yang wajar kepada tersangka,
terdakwa, terpidana, melakukan penuntutan,
pembebesan orang yang tidak bersalah yang dituduh
dilakukan melakukan kejahatan
• Menjaga hukum dan ketertiban
• Muladi menegaskan bahwa Sistem Peradilan Pidana
terpadu keserempakan / keselarasan baik struktural,
substansi dan kultural
Sinkronisasi Struktural : keselarasan antar lembaga
penegak hukum
Singkronisasi Substansial : Keselarasan yang bersifat
Vertikal dan Horizontal dalam kaitannya dengan hukum
positif
Singkrinisasi Kultural : Keselarasan dalam menghayati
pandangan pandangan, falsafah falsafah yang secara
menyeluruh mendasari jalanya SPP
SPP dapat dibagi dalam 3 tahapan