Anda di halaman 1dari 2

Gempa bumi Lombok Juli 2018

Gempa bumi terjadi pada hari Minggu. tanggal 5 Agustus 2018, pukul 18:45:35 WIB.
Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 8,37° LS
dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 pada kedalaman 15 km. Sebelumnya, pada
tanggal 29 Juli 2018 dengan kekuatan M6,4 dengan kedalaman 10 km.

Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan berat di Kabupaten Lombok Utara dan
Lombok Timur dan berdasarkan informasi dari BNPB hingga saat korban meninggal
dunia akibat gempa ini mencapai 105 jiwa. Badan Geologi mengirimkan Tim Tanggap
Darurat Gempa Bumi dan Gerakan Tanah ke lokasi untuk melakukan pemetaan
dampak gempa bumi khususnya terkait kerusakan geologi. Tim Tanggap Darurat
menemukan retakan tanah dan longsor di jalan yang menghubungkan Kecamatan
Pemenang, Tanjung dan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Likuifaksi atau pelulukan
juga ditemukan di daerah Gangga. Retakan dan gerakan tanah juga terjadi di
Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur khususnya
di lereng dan sekitar jalur pendakian Gunungapi Rinjani serta perbukitan terjal lainnya.
Retakan dan gerakan tanah tersebut dipicu oleh gempa bumi 29 Juli 2018, yang
kemudian diperparah oleh guncangan gempa bumi 5 Agustus 2018.

Berdasarkan hasil survey lapangan dan analisis Tim Tanggap Darurat Badan Geologi,
kedua gempa bumi yang telah terjadi mempunyai mekanisme sama yang berasosiasi
dengan Patahan Naik Busur Belakang Flores yang terletak di utara Pulau Lombok.

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa bumi yang diterbitkan oleh PVMBG-
Badan Geologi, daerah Lombok Utara dan Lombok Timur termasuk KRB Gempa bumi
Menengah, dengan potensi terjadi gempa bumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified
Mercalli Intensity), yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Hasil pemetaan dampak
gempa bumi menunjukan bahwa intensitas guncangan gempa bumi di Lombok Utara
dan Timur sebesar VII - VIII MMI.

Wilayah terdampak gempa bumi merupakan daerah sulit air, sehingga dibeberapa
tempat pengungsian kekurangan air. BPBD dan relawan mensuplai air dengan
menggunakan mobil tangki, dan salah satunya dari hasil pemboran Badan Geologi.
Salah satu sumur bor yang sudah selesai ada di Desa Rempek, Kec. Gangga, Kab.
Lombok Utara. Tim Badan Geologi sedang mencari lokasi lain yang memiliki potensi air
untuk dilakukan pemboran untuk digunakan sebagai sumber air untuk mensuplai
tempat pengungsian.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan analisis terkait potensi bahaya ke depan,
Badan Geologi memberikan rekomendasi sebagai berikut:

(1) Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari
pemerintah daerah dan BPBD NTB. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung
jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

(2) Gempa bumi susulan biasanya mempunyai magnituda lebih kecil dari gempa bumi
utama, namun masyarakat diharapkan agar tetap waspada. Bangunan yang sudah
mengalami kerusakan sedang hingga berat, sebaiknya tidak dihuni mengingat gempa
susulan masih kerap terjadi dan dapat memperburuk kerusakan.

(3) Bagi yang berada di wilayah perbukitan dan sekitar lereng terjal disarankan untuk
tetap waspada tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi retakan dan lereng-lereng
terjal karena gempa-gempa susulan masih berpotensi memicu terjadinya gerakan
tanah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi di
wilayah perbukitan, karena airnya dapat mengisi retakan-retakan yang kemudian
berpotensi memicu kejadian gerakan tanah.

Anda mungkin juga menyukai