Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC).


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai pelaksanaan
pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau
akhir pekerjaan finishing.

Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang
merupakan titik tetap utama (“Bench Mark“) yang akan ditentukan oleh Konsultan dan Direksi.

Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai
pedoman untuk membuat gambar kerja.

Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, dll. harus dilaksanakan dengan jarak/
interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Konsultan dan Direksi khususnya pada
lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan,
tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan.

Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disahkan oleh
Konsultan dan Direksi, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan
dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran
akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
diperiksa/disetujui oleh Konsultan dan disahkan oleh Direksi serta dipergunakan sebagai dasar
acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun.

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan dan Direksi
sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia
Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala
atau stick proof, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.

Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan
perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa/disetujui Konsultan dan disahkan oleh
Direksi.

Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan dan Direksi berdasarkan gambar kerja. Perhitungan kuantitas
pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.

Mutual Check (MC-100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan dan Direksi berdasarkan gambar hasil kerja. Penyedia Jasa wajib
menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam format MC-100%
kepada Direksi untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya
masa pelaksanaan.

2. Pembersihan Lokasi / land clearing


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua
tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Konsultan dan
Direksi.

Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan Pembersihan terdiri
dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan.

Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian
membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.

Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan/tidak harus ditebang dan
tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari
sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai
dengan petunjuk Konsultan dan Direksi.

II. PEKERJAAN TANAH

1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu
serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan
dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

2. Ketentuan, Persyaratan dan Pelaksanaan


2.1. Galian
2.1.1 U m u m

Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat ketinggian
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran yang ditunjukkan oleh Direksi
Teknis. Penyedia Jasa harus merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan dan
dirapikan. Direksi Teknis harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa penggalian yang
telah diselesaikan dan tidak boleh ada penggalian yang telah ditutup atau diisi dengan
beton dan material lainnya sebelum diperiksa dan Penyedia Jasa telah diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan berikutnya.

Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali adalah sebagai berikut :

1). Galian Tanah Biasa (Common earth)

Galian tanah biasa merupakan galian terbuka yang mencakup semua material tanah,
lempung, lumpur, batuan pasir dan sebagainya, yang masih dapat dikerjakan dengan
tenaga manusia tetapi tidak termasuk batuan lapuk (weathered rock) maupun batuan
padas (rock).

2). Galian Tanah Keras

Galian tanah keras merupakan galian terbuka yang mencakup tanah padas/cadas dan
sejenisnya yang tidak dapat lagi dilakukan dengan tenaga manusia tapi masih dapat
dilakukan dengan alat Excavator.

3). Galian Batu Lapuk (Weathered rock)

Galian batuan lapuk merupakan galian terbuka yang mencakup material batuan yang
rusak dimana diameter batuan lebih kecil dari 50 cm atau penggaliannya dengan
cara ripping atau dengan menggunakan peralatan lain seperti pneumatic hammer,
leg drill ( tanpa di bor atau diledakkan) tetapi tidak termasuk batuan padat, sesuai
petunjuk Direksi Teknis.

2.1.2 Galian Terbuka


1) Umum
Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen, pondasi, saluran-
saluran, dan lain-lain harus dibuat pada batas, tingkat dan ukuran yang ditunjukkan
pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.

Jika terjadi penggalian kecuali untuk pekerjaan beton dilakukan melewati garis
batasnya dan ketinggian yang tidak ditetapkan oleh Direksi Teknis, maka Penyedia
Jasa dengan biayanya sendiri harus memperbaikinya sampai garis dan ketinggian
yang diharuskan dengan material yang telah disetujui dan cara yang ditunjukkan
oleh Direksi Teknis.

Penggalian untuk struktur/bangunan harus mencakup penggalian semua tanah, pasir,


kerikil, batuan dan bongkahan batu, tumpukan tanah yang dapat digunakan kembali
dan pembuangan tanah yang tidak dipakai pada tempat pembuangan yang
ditentukan oleh Direksi Teknis.

Penggalian untuk struktur harus dilakukan dengan cara yang aman sampai garis dan
ketinggian yang ditentukan dalam gambar atau sampai garis dan ketinggian yang
disetujui oleh Direksi Teknis Kecuali dari yang ditunjukkan secara definitive pada
gambar atau ditunjuk oleh Direksi Teknis, penggalian untuk struktur harus
dilakukan sampai kemiringan dan uraian berikut :
KEMIRINGA
JENIS MATERIAL KETERANGAN
N
V:H
Batuan Padat 1 : 0.5 Kemiringan Permanen
1 : 0,4 Kemiringan Sementara
1 : 0,4 Kemiringan Timbunan
Kembali
Batuan Lapuk/tanah 1 : 0,6 Kemiringan Permanen
keras 1 : 0,5 Kemiringan Sementara
1 : 0,5 Kemiringan Timbunan
Kembali
Tanah Biasa 1 : 1,0 Kemiringan Permanen
1 : 0,6 Kemiringan Sementara
1 : 0,6 Kemiringan Timbunan
Kembali

Kemiringan galian harus dijamin oleh Penyedia Jasa. Berm dengan lebar 1 m harus
dibuat setiap ketinggian 5 m kecuali bila ditunjukkan dalam gambar atau ada
petunjuk Direksi Teknis.

Bila diperintahkan oleh Direksi Teknis, maka Penyedia Jasa harus membuat
(menggali) saluran terbuka yang dimanfaatkan untuk mengelakkan air permukaan
dari galian terbuka yang biayanya sudah termasuk dalam pekerjaan
pengeringan/kistdam seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga,
kecuali bila saluran yang dimaksud merupakan bagian dari salah satu bangunan
permanen, sehingga biaya penggaliannya sesuai dengan harga satuan yang
dicantumkan pada daftar kuantitas dan harga.

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus dilaksanakan


sedemikian rupa sehingga mematuhi norma pelestarian tanah dan harus disetujui
oleh Direksi Teknis.

2) Galian Terbuka Untuk Pondasi Bangunan

Galian terbuka untuk pondasi bangunan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum pada pekerjaan galian.

Pekerjaan galian pondasi yang tercantum pada daftar kuantitas dan harga tersebut
termasuk semua penggalian yang diperlukan untuk mendapatkan garis-garis batas,
tingkatan dan dimensi seperti pada gambar atau seperti yang disarankan Direksi
Teknis, termasuk galian di bawah permukaan pondasi untuk perbaikan bila ada
retakan-retakan atau kekurangan-kekurangan lain, galian pondasi tambahan bila
perlu serta semua galian terbuka lain di daerah pondasi.

Semua material galian harus diangkut ke lokasi pembuangan (spoil bank) atau
tempat penimbunan sementara seperti yang disyaratkan atau diangkut langsung
untuk digunakan sebagai material timbunan. Bila ada kerusakan alami dan bukan
karena kesalahan Penyedia Jasa di permukaan pondasi bangunan, Direksi Teknis
boleh mengubah batas galian sehingga ada batas-batas galian yang baru.
Penyedia Jasa berhak mendapatkan tambahan biaya untuk pekerjaan galian dengan
harga satuan sama dengan harga satuan yang tercantum daftar kuantitas dan harga.

Sesudah pekerjaan galian selesai sampai garis batas formasi seperti yang disarankan
Direksi Teknis, semua material yang gembur, lunak, tidak menyatu, serta benda-
benda lain yang mengganggu harus dihilangkan dari permukaan.

Bila ada lubang, kantong-kantong, celah dan sebagainya harus dibersihkan dan diisi
dengan material konstruksi di atasnya.

2.1.3 Pengangkutan Material Hasil Galian

1) Pengangkutan ke Lokasi Pembuangan Sementara.

Tanah galian yang akan dibuang pada lokasi pembuangan tetap dapat ditempatkan
sementara di lokasi galian sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan
lainnya.

Dan bila ternyata tanah galian pada daerah timbunan sementara tersebut masuk
kembali pada lubang galian ini masih menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Pada pembuangan tanah galian di lokasi sementara adalah merupakan satu kesatuan
dalam pembuangan tanah bekas galian pada daerah lokasi tetap (tidak ada
perhitungan harga satuan tersendiri ).

2) Pengangkutan ke Lokasi Penyimpanan Tanah Tetap Untuk Bahan Timbunan


Kembali.

Tanah yang digali harus sesuai dengan rencana penggalian yang ada dalam gambar
dan harus dibuang pada lokasi/tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
disetujui oleh Direksi Teknis.

Material yang akan dipakai untuk bahan timbunan kembali serta mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis ditempatkan dan dihamparkan secara merata dengan
ketebalan hamparan tanah yang memungkinkan untuk pengeringan serta terpisah
dari bahan galian yang tidak terpakai (dibuang).

3) Pengangkutan ke Lokasi Pembuangan Tanah Tetap/Tidak Dipakai.

Tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dari timbunan yang dibutuhkan
harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.

Semua bekas galian yang tidak dipakai harus diratakan/dirapikan serta lokasinya
telah ditentukan oleh Direksi Teknis.

Atas saran/petunjuk Direksi Direksi Teknis, Penyedia Jasa harus memperbaiki


kembali pembuangan tanah yang mengakibatkan terjadinya lingkungan yang kurang
baik dan segala resiko yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

2.1.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian setiap klasifikasi material harus dibuat
menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Teknis.
Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli hingga permukaan galian
seperti tersebut di atas.

Klasifikasi galian yang digali ditentukan Direksi Teknis berdasarkan analisa dan
pertimbangan Direksi Teknis.

Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan galian


dimulai hingga galian selesai dilaksanakan dan harga satuan per meter kubik seperti
yang dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga. Harga satuan pekerjaan galian
tersebut sudah mencakup biaya pekerja, bahan-bahan, dan alat-alat yang diperlukan
untuk menggali, perataan, pencegahan longsoran, penimbunan kembali di tempat
menurut petunjuk Direksi Teknis, pengangkutan bahan ketempat penimbunan,
pembuangan tanah yang tidak digunakan dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan
pekerjaan tersebut.

2.2. Timbunan Tanah


(1) Jenis Timbunan
Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen: saluran, jalan inspeksi, tanggul.
Pekerjaan timbunan bagian dari bangunan konstruksi yang tanahnya berasal dari
pekerjaan galian atau borrow-area dan mendapat persetujuan Konsultan dan Direksi
sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja pekerjaan timbunan kepada


Konsultan dan Direksi termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati.

(2) Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan


(a) Pondasi Timbunan
(i) Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah Pondasinya harus
terlebih dulu dikupas sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan
organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata
pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan
dihamparkan.

Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan diatas


dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang
ditawarkannya dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

(ii) Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah Pondasi yang lembek dan muka
air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah Pondasi
selesai dikerjakan seperti yang dijelaskan spesifikasi teknis ini maka upaya
pengeringan dengan pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam
sebelum pekerjaan timbunan dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap
dijaga paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila
permukaan tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut
harus dikupas setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah
Konsultan dan Direksi dan kemudian dicangkul/dibajak sedalam 15 cm
seperti yang telah diuraikan.

(b) Penghamparan dan Pemadatan Tanah


Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja termasuk peralatan yang
dipergunakan kepada Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan. Sebelum timbunan lapisan
pertama dihampar dipermukaan tanah Pondasi, perlakuan terhadap
permukaan tanah Pondasi seperti diuraikan harus terlebih dahulu
diselesaikan.

Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah Konsultan dan
Direksi sebelum penghamparan tanah bahan timbunan dikerjakan.

Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih
dahulu permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari
bahan organik, setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga
tanggul yang baru dapat sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan
yang lama.

Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak


boleh lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan
tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus dipecah-pecah sebelum
dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan tanah dengan cara
mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton,


sebelum talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus
dirapikan dan dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang
disetujui Konsultan dan Direksi sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.

(3) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter
kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan tampang memanjang, tampang
melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati.

Pembayaran dilakukan termasuk biaya untuk menyediakan borrow-area, angkutan,


pembuangan, penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek,
penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian
timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan, perijinan, royalty dan lain-lain.

2.3. Timbunan/Urugan Kembali


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati atau
atas perintah Konsultan dan Direksi.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan
akan digunakan, kepada Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan urugan/timbunan tanah kembali dilaksanakan .

Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan atau
lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan dan Direksi .

Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau dari borrow pit
yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun atas persetujuan/perintah Konsultan dan
Direksi.

Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji coba yang tergantung
dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.

Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh lebih dari 30
cm.

Pemadatan dengan menggunakan Baby roller / stamper atau Alat Pemadat yang disetujui
Direksi dan sesuai hasil trial embankment.

Pengukuran untuk pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3) yaitu
volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan paling
luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi permukaan
tanah asli.

Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk: galian, angkutan, re-
handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang.

III. PEKERJAAN BONGKARAN


Bongkaran Pasangan Batu Belah dan dibersihkan
a. Bongkaran pasangan batu belah dilaksanakan di lokasi sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar rencana, atau mengikuti petunjuk Direksi;
b. Batu bekas bongkaran harus dibersihkan dari spesi, dan bekas spesi dan batu yang kecil tidak
boleh dipakai untuk isian pasangan tapi harus dibuang diluar lokasi pekerjaan.
c. Apabila batu bekas bongkaran yang sudah dibersihkan akan dipakai kembali untuk isian
pasangan batu yang baru maka volume bongkaran dapat diperhitungkan sebesar 50 % dari
volume bongkaran pasangan.
d.
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Konsultan dan Direksi, untuk pembayaran pekerjaan ini diperhitungkan dalam satuan M 3
e. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan keuntungan

IV. PEKERJAAN PASANGAN

1. Pedoman Pelaksanaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu belah dan adukan
semen/PC.

Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan yang meliputi pasangan batu belah, plesteran dan
siaran, termasuk didalamnya penyediaan bahan (material) dan peralatan yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, yang sesuai dengan gambar rencana sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

3. Istilah dan Difinisi


Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak semen portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat
Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan
bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium
Sulfat.

Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material
yang berupa batu Belah, pasir dan semen Portland

Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup /


pengikat ujung pasangan batu

Siaran : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk menutup /


mengikat / memperkuat antara batu muka

4. Persyaratan Bahan
4.1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis batuan
andesit.

b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.

d. Untuk batu dari hasil bongkaran, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.

e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu Belah hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi
dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan sebagai
batuan pengisi/pengunci.

4.2. Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 5 mm. Pasir harus bersih,
keras, padat, tahan lama (tidak mudah lapuk) dan tidak tercampur batu pecah dan harus
bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton. Pasir dapat dihasilkan dari bahan asli ataupun dari hasil pemecahan batu
dengan melalui pemeriksaan pencucian air.
Modulus kehalusan pasir harus antara 2,3 sampai 3,1. Pasir yang dipakai untuk
campuran beton harus mempunyai susunan dan sesuai dengar kebutuhan sebagai berikut :
Saringan Standar Amerika Prosentase Berat
(ATSM Desigration E-11) Yang lolos saringan
3 / 8” 100 %
No. 4 (95 – 100) %
No. 8 (80 – 100) %
No. 16 (50 – 85) %
No. 30 (25 – 60) %
No. 50 (10 – 30) %
No. 100 (2 – 10) %

Prosentase maksimum bahan yang kurang baik pada pasir sebagai bahan campuran
beton, tidak lebih dari harga sebagai berikut :
Bahan Prosentase Terhadap Berat
Bahan yang lewat ayakan no. 200 3%
Benda-benda apung 2%
Gumpalan lempung 1%
Jumlah-jumlah bahan yang kurang baik 2%
(seperti : alkali, mika, dll.)

4.3. Material Cement


a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan harus
memenuhi standart tersebut diatas.
b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau bahan
organic lainnya tidak boleh dipakai

c. Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus kering


dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi tumpukan
maksimum 2 m.

4.4. Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak, bahan organic atau
bahan kimia.

5. Pelaksanaan Pekerjaan

5.1. Pasangan Batu Belah 1 PC : 4 PS


a. Spesifikasi teknis untuk pasangan batu belah 1 PC : 4 PS adalah 1 PC (Portland
Cement) : 4 PS (Pasir) dengan kebutuhan semen sebesar = 163 kg.

b. Perhitungan dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah disetujui
oleh Konsultan dan Direksi, dan diperhitungkan dalam satuan M 3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

5.2. Siaran 1 PC : 2 PS

a. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan

b. Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland Cement) : 2 PS


(Pasir) dan diaduk secara merata dengan air.

c. Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :


i. Siaran Tenggelam (masuk kedalam ± 1 cm).
ii. Siaran rata (rata dengan muka batu dengan tebal 1 cm)
iii. Siaran Timbul (timbul dengan tebal 1 cm dari muka batu)

d. Perhitungan dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah disetujui
oleh Konsultan dan Direksi, dan diperhitungkan dalam satuan M 2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

5.3. Plesteran 1 PC : 3 PS

a. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/batu Belah harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland Cement) : 3 PS (Pasir)
dan diaduk secara merata dengan air, guna mencapai campuran yang homogen maka
diwajibkan untuk memakai mixer / molen.

b. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan / pipa saluran, dan
selebar 0,10 m dibawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan / pipa saluran.

c. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 hari berturut-turut.

d. Perhitungan dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah disetujui
oleh Konsultan dan Direksi, dan diperhitungkan dalam satuan M 2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

5.6. Pemasangan Pipa Suling-Suling ( Waterbow )

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material PVC dan pemasangan pada dinding
penguat ( retaining walls ), dinding-dinding pasangan batu, pasangan beton dan
bangunan lain termasuk pemasangan gravel filter dan lapisan ijuk seperti tertera pada
gambar rencana saluran kaki bendungan atau yang diperintahkan oleh pengawas.
b. Pipa tersebut terbuat dari Polyvinyle Cloride ( PVC ) berkualitas baik, tidak pecah
dan berdiameter tidak kurang 2 inch, dengan panjang sesuai ketebalan konstruksi
atau gambar yang telah disetujui oleh Direksi
c. Adapun jarak antar suling-suling ( waterbow ) adalah 1 m dan dipasang secara sik-
sak.

Anda mungkin juga menyukai