Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Peran Teknologi Dalam


Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah


Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pembimbing :
Dr. Tri Prasetiyo Utomo, M.Pd/

Disusun Oleh :

Nama
Imam Andrianto
:
Lokal
C
:

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI KEDIRI

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

OKTOBER 2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Pengembangan Kurikulum PAI ditinjau dari Sudut Pandang Teknologi Kekinian” dengan
lancar. Dalam penulisan makalah ini saya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada
Bapak Dr.Tri Prasetiyo Utomo, M.Pd. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI dan semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Saya sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Oleh
karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan, selanjutnya kritik dan saran dari para pembaca sangat
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Surabaya, 18 November 2021

Imam Andrianto

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
3. Tujuan Makalah.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3

1. Pengertian Pengembangan Kurikulum............................................................... 3


2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum......................................................... 4
3. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum dan Manajemen............................... 4
4. Dasar dan Tujuan Pendidikan............................................................................. 5
5. Manfaat Teknologi Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan................... 8
a. Manfaat Sistem Informasi.............................................................................. 9
b. E-learning Menurut Onno W. Purbo (2002).................................................. 9
c. Media Pembelajaran....................................................................................... 10
d. Pendidikan Life Skill...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 12

1. Kesimpulan......................................................................................................... 12

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan perencanaan dan pengarahan anak didik dalam menapaki
jenjang pendidikan sangatlah penting. Hal ini terkait dengan tuntutan masyarakat modern
yang senantiasa mengikuti arah kemajuan. Salah satu komponen dalam usaha melayani
tuntutan masyarakat tersebut adalah kurikulum yang sesuai dengan iklim kehidupan
masyarakat konsumen pendidikan. Kurikulum merupakan alat atau kunci dalam prosess
pendidikan formal. Tidak mengherankan apabila alat ini selalu dirombak atau ditinjau
kembali untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman. Oleh sebab itu
kurikulum juga harus selalu berkembang.
Istilah pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau
cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat
atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaanpenyempurnaan
akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya,
maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut. Kegiatan pengembangan kurikulum
mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai
dengan penilaian intensif.
Dengan demikian disetiap lembaga pendidikan mempunyai hak penuh dalam
mengatur lembaganya dengan catatan masih dalam pantauan dan juga masih mengikuti
peraturan pemerintah (mentri pendidikan), termasuk tentang pengaturan pengembangan
kurikulum. Kehadiran sumber daya manusia sangatlah penting karena menurut Jacson dan
Schuler sumber daya manusia adalah orang yang berbakat dan bersemangat tinggi yang
tersedia bagi organisasi sebagai kontributor potensial untuk menciptakan dan
merealisasikan tujuan, misi, serta visi organisasi. Tanpa campur tangan sumber daya
manusia pendidikan tidak akan mampu mewujudkan apa yang diinginkan negara.
Mengingat kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang dinamis, maka kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan
agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan
dalam pengembangan dan penyempurnaan kurikulum pasti tidak lepas dari ikut
campur tangan sumber daya manusia yang kreatif dan mumpuni sehingga mampu
menciptakan kurikulum-kurikulum yang betul-betul mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum
2. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Bagaimana konsep dasar pengembangan kurikulum dan manajemen
4. Apa dasar dan tujuan pendidikan
5. Manfaat teknologi bagi pengembangan kurikulum pendidikan

C. Tujuan makalah
1. Mendeskripsikan pengertian pengembangan kurikulum
2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Mendeskripsikan konsep dasar pengembangan kurikulum dan manajemen
4. Mendeskripsikan dasar dan tujuan pendidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri,
pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan
penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap komponen-komponen tertentu
dari kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian. Bila kurikulum itu sudah dianggap
cukup bagus, setelah mengalami penilaian dan penyempurnaan, maka berahirlah tugas
pengembangan kurikulum tersebut untuk kemudian dilanjutkan dengan tugas pembinaan.
Hal ini berlaku pula untuk setiap komponen kurikulum, misalnya pengembangan metode
mengajar, pengembangan alat pelajaran, dan sebagainya.
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan
(sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain dengan program kurikuler
tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi
siswa untuk berkembang. Itu, sebabnya kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak
terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah alat pelajaran
perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawantata usaha, gambar-gambar, halaman
sekolah dan lain-lain.
Mengutip pendapat Audry dan Howard Nichools, Oemar Hamalik mengemukakan
bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik kearah perubahan-perubahan yang
diinginkan serta menilai sejauh mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri
peserta didik. Pengembangan kurikulum sesungguhnya adalah sebuah siklus, suatu proses
berulang yang tidak pernah berakhir. Proses kurikulum itu sendiri terdiri atas empat unsur.
Pertama, tujuan, yakni mempelajari serta menggambarkan semua sumber pengetahuan
dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata
pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh. Kedua, metode dan
material, yakni mengembangkan serta mencoba menggunakan metode dan material
5
sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan yang serasi menurut pertimbangan guru. Ketiga,
penilaian (assessment), yakni menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan
dalam kaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengembangkan
tujuan-tujuan baru. keempat, feedback, yakni umpan balik dari semua pengalaman yang
telah diperoleh, yang pada giliranya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip pertama adalah relevansi, ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevansi keluar dan relevansi didalam kurikuklum itu sendiri. Relevansi
keluar maksudnya adalah tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum
hendaknya releven dengan tuntutan, kebutuhan,dan perkembangan masyarakat. Selain itu,
kurikulum juga harus memilikirelevansi didalam, yaitu ada kesesuaian atau konsistensi
antara komponen-komponen kurikulum(antara tujuan, isi,proses,penyampaian dan
penilaian). Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya nemiliki sifat lentur
atau fleksibel. Kurikulum yang baik adalah yang berisi halhal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi
daerah, waktu, maupun kemampuan, dan latar belakang peserta didik. Prinsip ketiga
adalah kontinuitas, yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar peserta didik
hendaknya berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-
henti. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu
ada komunikasi dan kerjasama antara para pengembang kurikulum SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan menggunakan
alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalu menuntut keahlian dan peralatan yang
sangat husus, dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar
dilaksanakan. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis. Prinsip kelima
adalah efektifitas. Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi
keberhasilannya juga harusdiperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik
secara kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi
keberhasilan pendidikan.

C. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum dan Manajemen


Manajemen menurut parker ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang
(the art of getting things done through people). Manajemen dalam arti luas adalah
6
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti
sempit adalah manajemen sekolah yang meliputi: perencanaan program sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah, pengawas/evaluasi, dan system informasi sekolah.
Sedangkan pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau
cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap
alat atau cara tesebut terus dilakukan.
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola
sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Oemar
Hamalik manajemen adalah suatu disiplin ilmu, yang memiliki objek studi, sistematika,
metode dan pendekatan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa menejemen adalah suatu
disiplin ilmu untuk merencana, mengorganisasikan, mengarahkan,dan mengendalikan
suatu objek study.

D. Dasar dan Tujuan Pendidikan


Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Sedangkan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.
Di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional Bab II pasal 2 dan 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Serta
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Sedangkan Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidik. Tujuan
pendidikan umum dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan
7
hidup dan falsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk
UndangUndang. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 dinyatakan dengan
jelas tujuan pendidikan nasional bersumber dari system nilai pancasila, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan
nasional merupakan tujuan jangka panjang yang menjadi dasar dari segala tujuan
pendidikan nasional baik pandidikan formal, informal maupun pendidikan nonformal.
Berdasarkan pancasila dan UUD RI tahun 1995, pendidikan nasional memiliki
fungsi dan juga tujuan yaitu, pendidikan berfungsi mengembangakan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahklaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang dimokratis serta bertanggung
jawab. Maka harus ada peraturan dan juga manajemen tentang pendidikan, terutama di
bidang kurikulum pendidikan dan juga harus dikembangkan agar dapat memenuhi
tuntutan zaman.
Dengan demikian pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam
proses pendidikan, karena sasaran yang diinginkan bukan semata-mata memproduksi
bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
maka harus dimengerti tentang pengertian pengembangan kurikulum, yaitu suatu proses
yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada
hasil penelitian terhadap yang telah berlaku sehingga dapat memberikan kondisi mengajar
yang lebih baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk
menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar
hasil penelitian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Pengembangan kurikulum juga tidak dibuat atas semaunya orang yang ada di dunia
pendidikan, namun harus berdasarkan suatu hal, dari itu dalam undang-undang tentang
sistem pendidikan nasional tahun 1995 memutuskan pada bab x pasal 36 ayat 1 dan 2
tentang kurikulum bahwa dalam pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada setandar nasional pendidikan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan
dengan prinsip diversifikasikan sesuai dengan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.

8
Konsep pengembangan kurikulum juga bisa dilihat dari aspek manajerialnya. Dalam
Manajemen kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuan yang
menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan administrasi
pendidikan. Studi ini dianggap menempati bagian terpenting dalam studi pengembangan
kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini wajar, sebab kurikulum adalah komponen
yang penting dan merupakan alat pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. Itu sebabnya, setiap institusi pendidikan, baik formal maupun
nonformal, harus memiliki kurikulum yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan
kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan lembaga tersebut.
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-
nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli
pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha
serta unsur-unsur masyarakat lainya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi
pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan
siswa mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakandan menguji kurikulum. Disana semua
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk
perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Pewujudan
konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh
karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. Dialah
sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses
pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran
melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengembangan
kurikulum merupakan proses yang menyangkut banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk
membantu guru dalam melakukan tugas mengajarkan bahan menarik minat murid dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane, Toepfer dan Allesia menyatakan
bahwa perencanaan atau pengembangan kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi
pada berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar-mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan
efektif.
9
Kemrosostan pendidikan kita sudah terasa selama bertahun-tahun, untuk kesekian
kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya
mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum1984, kemudian
diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan seterusnya hingga kini yang dipergunakan adalah
kurikulum   berbasis kompetensi yang kemudian dikenal sebagai kurikulum 2004. dilanjut
kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 hingga kurikulum 2013 sebagai
refleksi kurikulum berbasis karakter.
Perubahan kurikulum sebaiknya melihat keperluan masa depan, serta menekankan
kembali pada bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-
penyimpangan dan praktik yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik,
suatu perombakan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi,
hukum, sosial dan tentu saja dalam bidang pendidikan. Perubahan juga berarti
memperbaiki, menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh
karena itu reformasi berimplikasi pada mengubah sesuatu untuk menghilangkan yang
tidak sempurna menjadi yang lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijakan
institusional. Dangan demikian dapat dikemukakan beberapa karakteristik reformasi dalam
kurikulum yaitu adanya keadaan yang tidak memuaskan pada kurikulum masa yang lalu,
keinginan untuk memperbaikinya pada masa yang akan datang, adanya perubahan
besar-besaran, adanya orang yang melakukan, adanya pemikiran atau ide-ide baru, adanya
sistem dalam suatu institusi tertentu baik dalam skala kecil seperti sekolah maupun skala
besar seperti negara.
Peningkatan kualitas merupakan salah satu pilar pembangunan pendidikan,
disamping pemerataan dan perluasan akses dan peningkatan efektifitas efisiensi tata kelola
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan semakin mendapat penekanan, dikarenakan
adanya kesadaran bahwa masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada keberhasilan
bangsa menciptakan pendidikan yang berkualitas.

E. Manfaat Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan


Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada beberapa
langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) merancang
dan membuat aplikasi database, yang menyimpan dan mengolah data dan informasi
akademik, baik sistem perkuliahan, sistem penilaian, informasi kurikulum, manajemen
pendidikan, maupun materi pembelajaran; (2) merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial
10
dan learning tool; (3) mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan
dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; dan (4) mengimplementasikan
sistem secara bertahap mulai dari lingkup yang lebih kecil hingga meluas, sehingga
memudahkan managemen pemanfaatan TI dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Sedang pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan secara garis besar
meliputi:
a. Managemen Sistem Informasi
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan sebuah sistem informasi
keorganisasian yang mendukung proses- proses managemen. SIM yang baik sangat
membantu dalam efisiensi waktu dan materi transaksi-transaksi organisasi serta
mendukung fungsi operasi, managemen, dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan
teknologi informasi untuk menjalankan sitem informasi memungkinkan aliran
informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan perguruan tinggi memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan data
dengan cepat. Kemudahan ini berarti efisiensi pelaksanaan pendidikan dalam segala
hal.
Sistem informasi akademik dengan data base online di lembaga pendidikan
sangat membantu orang tua untuk mendapatkan informasi perkembangan anaknya
setiap saat. Data base online memberikan kemudahan-kemudahan informasi bagi
peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Keberadaan WEB interaktif lembaga
pendidikan memudahkan komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat
pelanggan. Visi, misi dan profil lembaga pendidikan dengan mudah dapat diketahui
oleh masyarakat secara umum, sehingga akan berdampak pada meningkatnya minat
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut. WEB akademik memberikan
kemudahan peserta didik, dosen, karyawan, orang tua , dan masyarakat, seperti
kemajuan-kemajuan akademik peserta didik, perkembangan harian, kewajiban
administrasi, pendaftaran mahasiswa baru dan lain-lain.
b. E-learning Menurut Onno W. Purbo (2002),
E-learning merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang
pendidikan dalam bentuk maya. Melalui elearning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang
dan waktu. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar mandiri
berbasis kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui e-learning mendorong peserta
didik untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah, dan

11
memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri.
Peserta didik dirasang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.
E-learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan
hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas yang
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui e-learning diantaranya: e-
book, e-library, interaksi dengan pakar, email, mailling list, news group, worl wide web
(www), dan lain-lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya
yaitu: educasi.net, ilmu komputer, plasa.com, pintar media.com dan banyak lagi situs
lainnya.
Pelaksanaan e-learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Perguruan tinggi
diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-learning sendiri. Secara sederhana
elearning dapat dilaksanakan oleh dosen dengan membuat situs sendiri atau situs
perguruan tinggi yang di-link dengan situs- situs yang berkaitan dengan pelajarannya.
Situs dapat diisi dengan materi pelajaran yang dapat divisualisasikan, tugas-tugas dan
evaluasi.
c. Media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui
pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan komputer sebagai media
interaktif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena
penggunaan media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses
komunikasi guru-peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan
lingkungan.
Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam
memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian mahasiswa lebih mudah
memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah memproses
informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain lebih mudah memproses
informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan/praktek langsung atau kinestetik
(Bobby DePorter & Mike Hernacki, 1999).
Secara umum pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pemanfaatan kelompok pertama,
memanfaatkan komputer sebagai media penyampaian materi ajar, yang biasa dikenal
dengan istilah Computer Assisted Instruksional (CAI) atau Computer-Based Training
12
(CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi belajar) yang hendak
disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam suatu perangkat lunak (program).
Peserta didik kemudian dapat belajar dengan cara menjalankan program atau perangkat
lunak tersebut di komputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket
program pembelajaran untuk melakukan simulasi atau materi praktek, yang juga dapat
memberikan umpan balik secara langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik
tersebut melalui rekaman hasil evaluasi belajar.
Pemanfaatan kelompok kedua memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet. Materi ajar dapat dikemas dalam
bentuk webpage, atau pun program belajar interaktif (CAI atau CBI). Materi ajar ini
kemudian ditempatkan di sebuah server yang tersambung ke internet, sehingga dapat
diambil oleh peserta didik baik dengan menggunakan web broser atau file transport
protocol (aplikasi pengiriman file).
Pemanfaatan kelompok ketiga memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
komunikasi dengan pakar, atau nara sumber, atau peserta didik yang lainnya
(teleconferences). Momen komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal
yang tidak bisa dimengerti, atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh
peserta didik yang lain atau oleh guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat
umpan balik dari pakar atau dari nara sumber serta dari teman peserta didik yang lain
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar
d. Pendidikan Life Skill
Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki
berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer.
Pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan menggunakan komputer terbuka luas.
Ketrampilan menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang
sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan baik specific life skill maupun general life skill. Kecakapan dalam
mengoperasikan komputer menggunakan program, baik aplikasi maupun bahasa
pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara
ketrampilan menggali informasi internet pada internet, mengolah dan
memanfaatkannya merupakan general life skill.

13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dengan memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan
kurikulum memiliki beberapa nilai tambah, seperti mudah dalam arti informasi lebih cepat
diperoleh, murah dalam arti tidak memerlukan sumber daya yang besar, jangkauan luas
dalam arti semua orang dapat terlibat, efsien dan efektif untuk berbagi, dan memberi
wadah kebebasan berpendapat yang sekaligus lepas dari ikatan nilai-nilai atau norma
budaya tertentu. Gagasan pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sekaligus mendorong pengembang bukan hanya literate
teknologi, tetapi juga mampu memahami, mempersepsi, dan mengaplikasikan arti
penting daya guna teknologi. Dan pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dinilai merupakan terobosan cara kerja di era digital
ini.

14
Daftar Pustaka

Abdul Kadir (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset


Abdul Kadir & Terra CH. (2003). Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Bobby DePorter (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, karakteristik, dan konsep) (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003.
Geger Riyanto. Teknologi Informasi, Inovasi Bagi Dunia Pendidikan, dalam
http://indrajayaadriand.wordpress.com/20 07/07/14/teknologi-informasi-inovasi- bagi-
dunia-pendidikan/, 22 Februari 2014.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung; Remaja Rosdakarya,
2012.
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya,2013.
Muhsin, Yeti Heryati dan Mumuh. Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia, 2014.
Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. Pengembangan Kurikulum Pendidikan (Teknologi
dan Kajuruan). Bandung: Refika Aditama, 2010.
Onno W. Purbo (2002). Teknologi e- Learning. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Siti al Fajar. Tri Heru, Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Unit Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:
Remaja Rosdakarya,2013.

15

Anda mungkin juga menyukai