Dosen Pembimbing :
Dr. Tri Prasetiyo Utomo, M.Pd/
Disusun Oleh :
Nama
Imam Andrianto
:
Lokal
C
:
PROGRAM PASCASARJANA
OKTOBER 2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Pengembangan Kurikulum PAI ditinjau dari Sudut Pandang Teknologi Kekinian” dengan
lancar. Dalam penulisan makalah ini saya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada
Bapak Dr.Tri Prasetiyo Utomo, M.Pd. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI dan semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Saya sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Oleh
karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan, selanjutnya kritik dan saran dari para pembaca sangat
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya.
Imam Andrianto
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
3. Tujuan Makalah.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
1. Kesimpulan......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan perencanaan dan pengarahan anak didik dalam menapaki
jenjang pendidikan sangatlah penting. Hal ini terkait dengan tuntutan masyarakat modern
yang senantiasa mengikuti arah kemajuan. Salah satu komponen dalam usaha melayani
tuntutan masyarakat tersebut adalah kurikulum yang sesuai dengan iklim kehidupan
masyarakat konsumen pendidikan. Kurikulum merupakan alat atau kunci dalam prosess
pendidikan formal. Tidak mengherankan apabila alat ini selalu dirombak atau ditinjau
kembali untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman. Oleh sebab itu
kurikulum juga harus selalu berkembang.
Istilah pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau
cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat
atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaanpenyempurnaan
akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya,
maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut. Kegiatan pengembangan kurikulum
mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai
dengan penilaian intensif.
Dengan demikian disetiap lembaga pendidikan mempunyai hak penuh dalam
mengatur lembaganya dengan catatan masih dalam pantauan dan juga masih mengikuti
peraturan pemerintah (mentri pendidikan), termasuk tentang pengaturan pengembangan
kurikulum. Kehadiran sumber daya manusia sangatlah penting karena menurut Jacson dan
Schuler sumber daya manusia adalah orang yang berbakat dan bersemangat tinggi yang
tersedia bagi organisasi sebagai kontributor potensial untuk menciptakan dan
merealisasikan tujuan, misi, serta visi organisasi. Tanpa campur tangan sumber daya
manusia pendidikan tidak akan mampu mewujudkan apa yang diinginkan negara.
Mengingat kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang dinamis, maka kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan
agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan
dalam pengembangan dan penyempurnaan kurikulum pasti tidak lepas dari ikut
campur tangan sumber daya manusia yang kreatif dan mumpuni sehingga mampu
menciptakan kurikulum-kurikulum yang betul-betul mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum
2. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Bagaimana konsep dasar pengembangan kurikulum dan manajemen
4. Apa dasar dan tujuan pendidikan
5. Manfaat teknologi bagi pengembangan kurikulum pendidikan
C. Tujuan makalah
1. Mendeskripsikan pengertian pengembangan kurikulum
2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Mendeskripsikan konsep dasar pengembangan kurikulum dan manajemen
4. Mendeskripsikan dasar dan tujuan pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN
8
Konsep pengembangan kurikulum juga bisa dilihat dari aspek manajerialnya. Dalam
Manajemen kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuan yang
menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan administrasi
pendidikan. Studi ini dianggap menempati bagian terpenting dalam studi pengembangan
kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini wajar, sebab kurikulum adalah komponen
yang penting dan merupakan alat pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. Itu sebabnya, setiap institusi pendidikan, baik formal maupun
nonformal, harus memiliki kurikulum yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan
kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan lembaga tersebut.
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-
nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli
pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha
serta unsur-unsur masyarakat lainya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi
pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan
siswa mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakandan menguji kurikulum. Disana semua
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk
perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Pewujudan
konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh
karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. Dialah
sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses
pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran
melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengembangan
kurikulum merupakan proses yang menyangkut banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk
membantu guru dalam melakukan tugas mengajarkan bahan menarik minat murid dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane, Toepfer dan Allesia menyatakan
bahwa perencanaan atau pengembangan kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi
pada berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar-mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan
efektif.
9
Kemrosostan pendidikan kita sudah terasa selama bertahun-tahun, untuk kesekian
kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya
mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum1984, kemudian
diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan seterusnya hingga kini yang dipergunakan adalah
kurikulum berbasis kompetensi yang kemudian dikenal sebagai kurikulum 2004. dilanjut
kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 hingga kurikulum 2013 sebagai
refleksi kurikulum berbasis karakter.
Perubahan kurikulum sebaiknya melihat keperluan masa depan, serta menekankan
kembali pada bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-
penyimpangan dan praktik yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik,
suatu perombakan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi,
hukum, sosial dan tentu saja dalam bidang pendidikan. Perubahan juga berarti
memperbaiki, menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh
karena itu reformasi berimplikasi pada mengubah sesuatu untuk menghilangkan yang
tidak sempurna menjadi yang lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijakan
institusional. Dangan demikian dapat dikemukakan beberapa karakteristik reformasi dalam
kurikulum yaitu adanya keadaan yang tidak memuaskan pada kurikulum masa yang lalu,
keinginan untuk memperbaikinya pada masa yang akan datang, adanya perubahan
besar-besaran, adanya orang yang melakukan, adanya pemikiran atau ide-ide baru, adanya
sistem dalam suatu institusi tertentu baik dalam skala kecil seperti sekolah maupun skala
besar seperti negara.
Peningkatan kualitas merupakan salah satu pilar pembangunan pendidikan,
disamping pemerataan dan perluasan akses dan peningkatan efektifitas efisiensi tata kelola
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan semakin mendapat penekanan, dikarenakan
adanya kesadaran bahwa masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada keberhasilan
bangsa menciptakan pendidikan yang berkualitas.
11
memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri.
Peserta didik dirasang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.
E-learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan
hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas yang
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui e-learning diantaranya: e-
book, e-library, interaksi dengan pakar, email, mailling list, news group, worl wide web
(www), dan lain-lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya
yaitu: educasi.net, ilmu komputer, plasa.com, pintar media.com dan banyak lagi situs
lainnya.
Pelaksanaan e-learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Perguruan tinggi
diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-learning sendiri. Secara sederhana
elearning dapat dilaksanakan oleh dosen dengan membuat situs sendiri atau situs
perguruan tinggi yang di-link dengan situs- situs yang berkaitan dengan pelajarannya.
Situs dapat diisi dengan materi pelajaran yang dapat divisualisasikan, tugas-tugas dan
evaluasi.
c. Media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui
pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan komputer sebagai media
interaktif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena
penggunaan media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses
komunikasi guru-peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan
lingkungan.
Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam
memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian mahasiswa lebih mudah
memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah memproses
informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain lebih mudah memproses
informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan/praktek langsung atau kinestetik
(Bobby DePorter & Mike Hernacki, 1999).
Secara umum pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pemanfaatan kelompok pertama,
memanfaatkan komputer sebagai media penyampaian materi ajar, yang biasa dikenal
dengan istilah Computer Assisted Instruksional (CAI) atau Computer-Based Training
12
(CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi belajar) yang hendak
disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam suatu perangkat lunak (program).
Peserta didik kemudian dapat belajar dengan cara menjalankan program atau perangkat
lunak tersebut di komputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket
program pembelajaran untuk melakukan simulasi atau materi praktek, yang juga dapat
memberikan umpan balik secara langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik
tersebut melalui rekaman hasil evaluasi belajar.
Pemanfaatan kelompok kedua memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet. Materi ajar dapat dikemas dalam
bentuk webpage, atau pun program belajar interaktif (CAI atau CBI). Materi ajar ini
kemudian ditempatkan di sebuah server yang tersambung ke internet, sehingga dapat
diambil oleh peserta didik baik dengan menggunakan web broser atau file transport
protocol (aplikasi pengiriman file).
Pemanfaatan kelompok ketiga memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
komunikasi dengan pakar, atau nara sumber, atau peserta didik yang lainnya
(teleconferences). Momen komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal
yang tidak bisa dimengerti, atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh
peserta didik yang lain atau oleh guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat
umpan balik dari pakar atau dari nara sumber serta dari teman peserta didik yang lain
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar
d. Pendidikan Life Skill
Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki
berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer.
Pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan menggunakan komputer terbuka luas.
Ketrampilan menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang
sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan baik specific life skill maupun general life skill. Kecakapan dalam
mengoperasikan komputer menggunakan program, baik aplikasi maupun bahasa
pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara
ketrampilan menggali informasi internet pada internet, mengolah dan
memanfaatkannya merupakan general life skill.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan
kurikulum memiliki beberapa nilai tambah, seperti mudah dalam arti informasi lebih cepat
diperoleh, murah dalam arti tidak memerlukan sumber daya yang besar, jangkauan luas
dalam arti semua orang dapat terlibat, efsien dan efektif untuk berbagi, dan memberi
wadah kebebasan berpendapat yang sekaligus lepas dari ikatan nilai-nilai atau norma
budaya tertentu. Gagasan pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sekaligus mendorong pengembang bukan hanya literate
teknologi, tetapi juga mampu memahami, mempersepsi, dan mengaplikasikan arti
penting daya guna teknologi. Dan pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dinilai merupakan terobosan cara kerja di era digital
ini.
14
Daftar Pustaka
15