Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

DOSEN PEMBIMBING :
Heni Elmiani Sari,S.ST.,M.Keb
MAHASISWA :
Sherly Rovita Sari (2011407815401019)

PROGRAM DIII
AKADEMI KEBIDANAN BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
TINJAUAAN MATERI
A. PENGERTIAN
Tanda-tanda vital adalah suatu standar nilai yang digunakan untuk
mengukur fungsi dasar tubuh. Pengukuran TTV dilakukan dengan tujuan
untuk menggambarkan kondisi kesehatan seseorang secara umum.
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai
fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan
seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil. Tanda
vital juga berguna untuk menentukan dosis yang adekuat bagi tindakan
fisioterapi, khususnya exercise.
Pengukuran tanda-tanda vital juga dapat memberikan petunjuk
mengenai penyakit yang sedang diderita seseorang, serta menggambarkan
tingkat efektivitas perawatan yang dijalani.Nilai TTV normal dapat
berbeda, tergantung dari usia, jenis kelamin, berat badan, hingga kondisi
kesehatan seseorang.
Ada empat tanda vital yang paling utama di tubuh, yaitu:
1. Denyut nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak
faktor
yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
a. Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih
mudah teraba di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari.
Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
b. Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan
atau media di lipatan siku. Digunakan untuk mengukur
tekanan udara.
c. Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di
mana terdapat arteri karotid berjalan di antara trakea dan
otot sternokleidomastoideus.
2. Tekanan darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah
di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran
tekanan darah dapat di ukur melalui nilai sistolik dan diastolik.
Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer
dan stestoskop untuk mendengar denyut nadi.
3. Laju pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan
waktu/menit. Bila pada orang dewasa, dikatakan :
Takhipnea : Bila pernapasan lebih dari 24 x/menit
Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
Apnea : Bila tidak bernapas
4. Suhu tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur
derajat panas
suatu benda/makhluk hidup. Metode mengukur suhu tubuh:
a. Oral. Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima
menit. Tidak dianjurkan pada bayi
b. Axilla. Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-
10 menit dengan menggunakan termometer raksa. Suhu
aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
c. Rectal. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih
tinggi dari suhu oral
B. TUJUAN
1. Tujuan dari tindakan pemeriksaan tekanan darah antara lain:
a Untuk mengetahui hasil tekanan darah pasien
b Untuk menilai sistem kardiovaskuler
c Untuk menegakkan diagnosa
2. Tujuan dari tindakan pemeriksaan suhu antara lain:
a Untuk mengetahui suhu badan pasien, apakah normal apa tidak
b Sebagai salah satu pendukung diagnosa
c Untuk mengetahui perkembangan suhu tubuh
3. Tujuan dari tindakan pemeriksaan nadi antara lain:
a Untuk mengetahui jumlah detak jantung/menit
b Untuk mengetahui ritme detak jantung
c Untuk menegakkan diagnosa
4. Tujuan dari tindakan pemeriksaan pernapasan antara lain:
a Untuk mengetahui frekuensi, irama dan kedalam pernafasan
b Untuk menilai kemampuan fungsi pernafasan

C. MANFAAT
Terdapat 2 keuntungan dalam melakukan pemeriksaan TTV yakni :
Manfaat pertama adalah sebagai penentuan nilai dasar normal dapat
memastikan perbandingan standar saat kegawatdaruratan terjadi selama
perawatan. Jika kegawatdaruratan terjadi, pengetahuan pasien tentang nilai
normal penting untuk menentukan keparahan masalah.
Manfaat kedua adalah untuk mengidentifikasi abnormalitas baik yang
sudah terdiagnosis maupun yang belum terdiagnosis. 

D. INDIKASI
1. Tekanan Darah
a Pasien yang baru dirawat
b Secara rutin pasien yang sedang dirawat
c Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
2. Suhu Badan
a. Atas instruksi dokter
b. Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dioperasi
c. Pada pasien yang sedang dirawat
3. Denyut Nadi
a. Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dibedah
b. Secara rutin bersamaan dengan pengukuran nadi, suhu, tekanan
darah
4. Laju Pernafasan
a. Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dibedah
b. Secara rutin bersamaan dengan pengukuran nadi, suhu, tekanan
darah

E. KONTRAINDIKASI
1. Tekanan Darah
a. Hindari pengukuran pada ekstermitas yang terpasang infus.
b. Tidak boleh melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari 3 kali
sehari
2. Suhu Badan
a. Kejang
b. Klien dengan kacau mental atau tidak sadar
c. Pasien yang luka/kudis pada ketiak
3. Denyut Nadi
a. Pasien tidak sadar
b. Pasien dengan penyakit asma
4. Laju Pernafasan
a. Pasien tidak sadar
b. Pasien dengan penyakit asma

F. PERSIAPAN ALAT
1. Tekanan Darah
a. Stetoskop
b. Spigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan
manset
c. Buku catatan dan alat tulis
d. Bengkok
2. Suhu Badan
a. Termometer dan tempatnya
b. 2. Botol berisi larutan sabun
c. 3. Botol berisi larutan lisol 5 %, didalamnya diberi alas kain
kasa/kapas
d. 4. Botol berisi air bersih, didalamnya diberi alas kain kasa/kapas
e. Tissue dalam tempatnya
f. Buku catatan dan alat tulis
g. Bengkok
3. Denyut Nadi
a. Arloji
b. Alat tulis
4. Laju Pernafasan
a. Arloji
b. Alat tulis

G. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tekanan darah
a. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
b. Memperkenalkan diri kepada klien
c. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
d. Menjelaskan maksud dan tujuan
e. Memasang sampiran
f. Mendekatkan alat kesamping klien
g. Mencuci tangan
h. Mengatur posisi klien : duduk atau berbaring yang nyaman dengan
lengan tersokong setinggi jantung dan telapak tangan menghadap
keatas
i. Membuka pakaian yang menutupi lengan atas
j. Meraba arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk.
k. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan atau mengepalkan
tangannya
l. Memasang manset tensimeter pada lengan atas kira-kira 3 cm
diatas fossa cubiti, dengan pipa karet diletakkan disebelah luar
lengan, dibalutkan tetapi jangan terlalu kencang dan jangan terlalu
longgar.
m. Memakai stetoskop
n. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brakhialis
o. Mengunci scrup balon karet
p. Memompa balon karet sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
atau sampai denyut arteri radialis tidak teraba lagi
q. Membuka scrup balon dan menurunkan tekanan dengan perlahan-
lahan
r. Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa
pada skala mulai terdengar denyut pertama dan mencatat sebagai
tekanan sistol
s. Meneruskan dengan membuka skrup secara perlahan-lahan sampai
suara nadi terdengar lambat dan menghilang, dicatat sebagai
tekanan diastol
t. Membuka kantong karet, digulung dengan rapi dan dimasukkan
dalam kotak, kemudian ditutup
u. Merapikan pasien
v. Menyimpan tensimeter dan stetoskop pada tempatnya
2. Suhu Badan
a Menyambut klien dengan sopan dan ramah
b Memperkenalkan diri kepada klien
c Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
d Menjelaskan maksud dan tujuan
e Memasang sampiran
f Mendekatkan alat kesamping klien
g Mencuci tangan
h Bersihkan termometer, keringkan dari ujung kepangkal
termometer, kemudian turunkan air raksa sampai skala nol
i Siapkan posisi yang nyaman pada klien : duduk atau supinasi
dan membersihkan daerah aksila
j Pasang termometer diaksila selama 5-10 menit.
k Lepaskan termometer dari aksila dan baca kenaikan air raksa
l Turunkan air raksa pada termometer sampai batas minimal dan
kemudian bersihkan termometer dengan air sabun, desinfektan
dan bilas dengan air bersih kemudian mengelap dari pangkal ke
ujung, lalu rendamkan kembali kelarutan antiseptik
3. Denyut nadi
a Menyambut klien dengan sopan dan ramah
b Memperkenalkan diri kepada klien
c Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
d Menjelaskan maksud dan tujuan
e Memasang sampiran
f Mendekatkan alat kesamping klien
g Mencuci tangan
h Atur posisi yang nyaman : duduk atau berbaring dengan posisi
tangan rileks
i Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari pada arteri atau
nadi yang akan diukur, tekan dengan lembut
j Saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyut,
dengan menggunakan jam tangan berjarum detik
k Jika denyutan teratur, hitung selama 15 detik dan kalikan
hasilnya dengan 4. Apabila denyut tidak tertur dan pada pasien
yang baru pertama kali dilakukan pemeriksaan, hitung selama
satu menit penuh
4. Laju pernafasan
a Menyambut klien dengan sopan dan ramah
b Memperkenalkan diri kepada klien
c Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
d Menjelaskan maksud dan tujuan
e Memasang sampiran
f Mendekatkan alat kesamping klien
g Hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil
memegang arteri radialis dan menekukkan kedada pasien
seperti pura-pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar
pasien tidak merasa diobservasi)
h Jika irama respirasi teratur hitung selama 15 detik dan kalikan
hasilnya dengan 4, jika irama respirasi tidak teratur hitung
selama satu menit penuh
i Membereskan alat
j Mencuci tangan
k Melakukan pendokumentasian
H. EVALUASI
Identitas pasien
Nama : Tn. Ismail
Usia : 40 tahun
Diagnosa :
Hasil pemeriksaan : TD ; 110/90 mmhg
: Nd ; 88x/menit
: R ; 18x/menit
: S ; 36,2 ° C
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Nina Hertiwi. 2019. Ini nilai tanda-tanda vital yang normal untuk
orang Indonesia. https://www.sehatq.com/artikel/ini-nilai-tanda-
tanda-vital-ttv-yang-normal-untuk-orang-indonesia. Diakses 02
september 2019.
Sholikah, Intan Nur. 2020. Tanda-tanda vital. Politeknik kebidanan.
Semarang.
Daftar Tilik. 2015. Memeriksa TTV. “Akademi Kebidanan Borneo
Medistra Balikpapan”: Balikpapan.
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan pemeriksaan tanda-tanda vital telah diperiksa dan


disetujui pada tanggal

Balikpapan, 11 Juli 2021

Mahasiswi

Sherly Rovita Sari


NIM : 2011407815401019

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Karnilan Lestari, N,S.ST,. M.Keb Heni Elmiani Sari,S.ST.,MPH

NIDN :1130069401 NIDN : 1113108902

Anda mungkin juga menyukai