Multikulturalisme Kanada tercipta oleh kedatangan imigran dengan bermacam-
macam latar belakang etnis serta budaya yang tiba dari bermacam belahan dunia lewat tahapan yang berbeda serta tahapan migrasi yang sangat subtansial merupakan tahapan yang terjalin sehabis Perang Dunia ke II. Multikulturalisme di Kanada pula tidak terlepas dari peranan pemerintah yang menghasilkan konsep multikulturalisme serta menjadikannya kebijakan dan memproklamirkan Kanada selaku negeri awal yang menganut model multikulturalisme selaku kebijakan nasional. Multikulturalisme Kanada dikatakan sukses sebab sanggup melindungi hak- hak masyarakat negaranya sehingga bisa meredam masalah- masalah yang terjalin antara tiap etnis serta jadi model percontohan untuk negara- negara lain. Dalam perkembangannya, multikulturalisme Kanada tidak berjalan tanpa hambatan. Banyak perselisihan yang terjalin dalam masyarakatnya sebab mempunyai pemikiran yang berbeda- beda menimpa multikulturalisme itu sendiri. Apalagi warga dunia paling utama dari golongan liberal egalitarian serta rasionalis menyangka multikulturalisme berlawanan dengan mengerti liberalisme yang mengabaikan perbandingan budaya serta moral, tetapi beda halnya dengan liberalisme yang bagi Kymlicka mengarahkan rasa hormat atas kebudayaan serta multikulturalisme memainkan kedudukan vital dalam pertumbuhan kehidupan. Kebijakan multikulturalisme yang diperkenalkan pada tahun 1971 oleh pemerintah Kanada ialah kebijakan yang bertujuan buat mengakomodasi keragaman masyarakatnya selaku akibat dari perselisihan antara 2 etnis dominan di Kanada, ialah Inggris serta Perancis. Pada awal mulanya kebijakan ini cuma menanggulangi perselisihan antara kedua etnis tersebut, tetapi pada kesimpulannya kebijakan ini tidak cuma terbuat buat etnis Inggris serta Perancis, namun pula buat etnis- etnis minoritas yang lain di Kanada. Kebijakan multikulturalisme hadapi sebagian kali modifikasi. Kebijakan Multikulturalisme ditegaskan selaku prinsip dalam Piagam Hak serta Kebebasan pada tahun 1982, serta dilanjutan dengan mensahkan Undang- Undang Multikulturalisme pada tahun 1988. Kebijakan ini yang membuat Kanada jadi negeri awal di dunia yang menegakkan hukum multikulturalisme. Dalam menanggulangi konflik yang terjalin pada warga multikultural, Kanada mempunyai perihal yang dijadikan selaku prinsip bawah masyarakatnya ialah perundingan serta berikan pengakuan terhadap seluruh etnis yang terdapat di Kanada. Serta akibat terdapatnya multikulturalisme bagi
Kebijakan multikulturalisme yang diperkenalkan pada tahun 1971 oleh
pemerintah Kanada ialah kebijakan yang bertujuan buat mengakomodasi keragaman masyarakatnya selaku akibat dari perselisihan antara 2 etnis dominan di Kanada, ialah Inggris serta Perancis. Pada awal mulanya kebijakan ini cuma menanggulangi perselisihan antara kedua etnis tersebut, tetapi pada kesimpulannya kebijakan ini tidak cuma terbuat buat etnis Inggris serta Perancis, namun pula buat etnis- etnis minoritas yang lain di Kanada. Kebijakan multikulturalisme hadapi sebagian kali modifikasi. Kebijakan Multikulturalisme ditegaskan selaku prinsip dalam Piagam Hak serta Kebebasan pada tahun 1982, serta dilanjutan dengan mensahkan Undang- Undang Multikulturalisme pada tahun 1988. Kebijakan ini yang membuat Kanada jadi negeri awal di dunia yang menegakkan hukum multikulturalisme. Dalam menanggulangi konflik yang terjalin pada warga multikultural, Kanada mempunyai perihal yang dijadikan selaku prinsip bawah masyarakatnya ialah perundingan serta berikan pengakuan terhadap seluruh etnis yang terdapat di Kanada. Serta akibat terdapatnya multikulturalisme bagi Akibat terdapatnya multikulturalisme untuk warga dunia merupakan para pebisnis dunia hendak tingkatkan ikatan dagang serta ikatan diplomatik dengan menggunakan komposisi warga yang multikultural. Tidak hanya dari prospek perekonomian, Kanada dengan kebijakan multikulturalisme yang ditetapkan pada tahun 1971 ini jadi pionir serta kebijakan ini setelah itu diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa selaku kebijakan formal serta selaku konsensus sosial di antara elit politik. Semacam yang sudah disebutkan oleh Wiloso dalam artikelnya yang bertajuk Multikulturalisme Dalam Perspektif Antropologi( 2011) menarangkan kalau kebijakan multikulturalisme yang dicoba oleh pemerintah Kanada tersebut bisa ditatap selaku kejadian yang sangat fundamental untuk siapapun yang mendambakan terwujudnya cita- cita demokrasi, yang mesti mempertahankan kepercayaan kalau seluruh masyarakat negeri berkedudukan setara.