Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

TEORI
AKUNTANSI
KONSEPTUAL FRAMEWORK

Abstrak Sub-CPMK
CPMK 2:
Mampu menjelaskan proses perekayasaan
Pada pertemuan 4 mahasiswa pelaporan keuangan dan unsur serta fungsi
diharapkan memiliki tingkat conceptual framework
kemampuan menjelaskan unsur
konseptual framework dan fungsinya
dalam penyusunan standar akuntansi
laporan keuanga

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
2

Latar Belakang
A. PENDAHULUAN
Laporan Keuangan merupakan hasil interaksi antara perusahaan, pemakai, dan
profesi akuntansi. Yaitu :

1. Perusahaan (company), sebagai pelaku utama proses akuntansi dan penyedia


informasi akuntansi;
2. Pemakai (users), kepentingan dan kebutuhannya mempengaruhi produksi akuntansi,
meliputi pemegang saham, analis keuangan, kreditor, dan agen-agen pemerintah;
3. Profesi Akuntansi, memverifikasi kesesuaian Laporan Keuangan dengan standar
akuntansi (PABU).

B. MENUJU KE ARAH PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


1. Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4
Dalam APB Statemen No. 4, Konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip Akuntansi
yang mendasari Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis, tujuan Laporan Keuangan
dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Tujuan Khusus Laporan Keuangan adalah menyajikan secara wajar dan


sesuai prinsip akuntansi berterima umum (PABU), posisi keuangan, hasil
operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
b. Tujuan Umum Laporan Keuangan adalah :
• Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya
ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis;
• Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber
daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang
menghasilkan profit;
• Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi earnings potensial perusahaan;
• Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber
daya ekonomi dan kewajiban;

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
3

• Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.


c. Tujuan Kualitatif Laporan Keuangan adalah :
• Relevan (relevance), memilih informasi yang paling mungkin untuk
membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi;
• Dapat Dipahami (understandable), informasi yang disajikan dalam Laporan
Keuangan harus jelas dan dapat dipahami pemakai;
• Dapat diuji kebenarannya (verifiable), hasil-hasil akuntansi menggunakan
ukuran yang independen, menggunakan ukuran yang sama;
• Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan
bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu;
• Tepat Waktu (timeliness), mengkomunikasikan informasi seawal mungkin
untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi;
• Dapat Diperbandingkan (comparable), dapat diperbandingkan antar
periode Laporan Keuangan, tidak digunakan perlakuan akuntansi yang
berbeda;
• Kelengkapan (complettness), semua informasi yang memenuhi persyaratan
tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.

2. Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan


Ada enam (6) tingkatan tujuan berikut ini yang diambil dari Laporan Trueblood, yaitu:

a. Tujuan Dasar (No.1);


b. Pemakai dan Pemakaian (No. 2, 3, 11, dan 12);
c. Informasi yang Dibutuhkan (No. 4 & 5);
d. Sifat Informasi (No. 6);
e. Laporan Keuangan (No. 7, 8, 9, dan 10);
f. Rekomendasi Khusus (No. 7, 8, 9, dan 10).
3. Karakteristik Kualitatif Pelaporan
Ada tujuh (7) karakteristik kualitatif dari Laporan Keuangan menurut Trueblood,
yaitu:

a. Relevansi dan materialitas;


b. Bentuk dan substansi;

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
4

c. Keandalan;
d. Kebebasan dari bias;
e. Komparabilitas;
f. Konsistensi;
g. Dapat dimengerti.

C. MENUJU KE ARAH KERANGKA KONSEPTUAL


1. Hakikat kerangka konseptual;
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi dalam proses penetapan standar;

2. Masalah-masalah dalam Kerangka Konseptual


Ada sembilan (9) masalah yang disajikan untuk didiskusikan dan diselesaikan, yaitu :

Masalah 1 : Laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?

Masalah 2-7 : Definisi aktiva, kewajiban, penghasilan?

Masalah 8 : Konsep pemeliharaan modal atau pengembalian biaya mana


yang harus digunakan?

Masalah 9 : Metode pengukuran mana yang harus digunakan?

3. Perkembangan dari sebuah kerangka konseptual


Lima statement of financial accounting concepts yang dikeluarkan dan berhubungan
dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisnis adalah :

a. SFAC (statement of financial accounting concept) No. 1, “objectives of financial


reporting by business enterprises,” dan SFAC No. 2, “qualitative characteristics
of accounting information,”
b. SFAC No. 3, “elements of financial statement by business enterprises,”
c. SFAC No. 5, “recognition and measurements in financial statement by
business enterprises,”

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
5

d. SFAC No. 6, elements of financial statement,”


e. SFAC No. 7, “using cash flow information and present value in accounting
measurements”.

4. Tujuan Pelaporan Keuangan


a. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit;
b. Membantu current dan potensial investor dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan,
c. Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber
daya tersebut, dan perubahannya.

5. Konsep-konsep Fundamental
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi

a. Kualitas Primer : Relevansi dan Faithful Representation


(1) Relevansi : informasi akuntansi mampu untuk mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.

* Predictive value : membantu membuat prediksi tentang hasil akhir dari


masa lalu, masa kini, dan masa depan.

* Feed-back value : menjustifikasi atau mengoreksi harapan masa lalu;

* Timeliness : harus tersedia sebelum informasi tersebut kehilangan


kapasitas untuk mempengaruhi keputusan.

Representasi yang setia mengacu pada karakteristik informasi keuangan yang


berkualitas dimana informasi yang disajikan mencerminkan substansi
transaksi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan. Sebagian besar
pengguna tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi konten
faktual dari informasi tersebut. Dengan demikian, laporan keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
6

harus representatif.

(2) Faithful Representation (Representasi tepat), merupakan representasi jujur


jika laporan keuangan mewakili fenomena ekonomi yang seharusnya
disajikan. Idealnya laporan keuangan harus:

1. Lengkap, Lengkap artinya semua informasi yang diperlukan untuk


memahami fenomena dijelaskan. Laporan keuangan berisi semua data
yang diperlukan untuk memahami kondisi bisnis. Perusahaan menyajikan
semua item yang terkait dengan hasil keuangan dan posisi kas dan arus
kas. Itu tidak menyembunyikan informasi yang menyebabkan pengguna
memiliki pendapat berbeda tentang bisnis.
2. Netral, Netral berarti informasi dipilih dan dikirim tanpa prasangka. Dengan
kata lain, informasi tersebut tidak disajikan sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskan keputusan pengguna.
3. Bebas kesalahan, Informasi keuangan bebas dari kesalahan jika secara
akurat menggambarkan peristiwa ekonomi. Tidak ada kesalahan atau
kelalaian implementasi dalam menyajikannya. Selain itu, perusahaan
menganut standar pelaporan keuangan yang tepat dalam menyajikan
informasi tanpa kesalahan.

b. Kualitas Skunder :
1. Keterbandingan (comparability), Keterbandingan adalah
karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan
perbedaan antara, pos-pos. Berbeda dengan karakteristik
kualitatif lainnya, keterbandingan tidak berhubungan dengan satu
pos. Sebuah perbandingan mensyaratkan paling tidak dua pos.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
7

2. Keterverifikasian (Verifiability), Keterverifikasian membantu


meyakinkan pengguna bahwa informasi merepresentasikan
fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana mestinya.
Keterverifikasian berarti bahwa berbagai pengamat independen
dengan pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus,
meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi tepat. Informasi
kuantifikasian tidak harus menjadi estimasi poin utama yang dapat
diverifikasi. Berbagai kemungkinan jumlah dan probabilitas terkait
juga dapat diverifikasi.
3. Ketepatwaktuan (Timely), Ketepatwaktuan berarti tersedianya
informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat
sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka. Secara umum,
semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna
informasi tersebut. Akan tetapi, beberapa informasi dapat terus
tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari
periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu
mengidentifikasi dan menilai tren.
4. Keterpahaman (Understandability), Pengklasifikasian,
pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan
ringkas dapat membuat informasi tersebut terpaham.

Karakteristik kualitatif peningkat harus dimaksimalkan sebaik mungkin.


Akan tetapi, karakteristik kualitatif peningkat, baik secara individu atau
kelompok, tidak dapat membuat informasi menjadi berguna bila informasi
tersebut tidak relevan atau tidak terepresentasikan secara tepat.

3 hal yang menjadi catatan penting dari pengakuan dan pengukuran

1. konsep income komprehensif dapat dimasukan dalam laporan yang mencakup


perubahan dalam asset bersih perusahaan untuk suatu periode dari semua sumber

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
8

kecuali transaksi dengan pemilik. Ini adalah istilah yang all inclusive yang dapat
membantu pemakai mencari angka income sesungguhnya yang sulit dipahami dengan
a. menyediakan sifat angkanyang complex secara detail dan memungkunkan
pemakai membuat penilaian
b. menggambarkan kinerja perusahaan sebagai kontinum “dengan transaksi dan
kejadian yang terjadi baik yang utama maupun luar biasa pada keberadaan
perusahaan secara keseluruhan.
2. definisi asset, liabilitas dan ekuitas terkait dengan jumlah sumber daya dan klaim
atas sumber daya pada waktu tertentu, sementara definisi revenue, expenses, gain, dan
losses terkait dengandampak transaksi, kejadian, dan keadaan selama satu periode

3. nilai asset, liabilitas dan ekuitas dianggap akan berubah sebagai hasil dari revenue
expenses, gains, dan losses, yang memiliki implikasi artikulasi. Laporan

keuangan dianggap berinteraksi dan berhubungan

D. PENGUKURAN DI DALAM AKUNTANSI

Pengukuran melibatkan proses penggolongan, pengidentifikasian, serta


pengungkapan informasi yang tidak bersifat kuantitatif. Pengukuran dalam akuntansi
diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan.
Keterbatasan data yang tersedia dan ciri-ciri lingkungan membatasi keakuratan dan
keterandalan pengukuran.
Kendala-kendala pengukuran tersebut antara lain: Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:
o Informasi akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi
dilakukan antara periode masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus dibuat
berdasarkan harapan mengenai masa datang.
o Pengukuran akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai
uang yang membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
9

1. Obyektivitas dan veriabilitas


Obyektivitas mengandung pengertian yang berbeda, diantaranya ialah:
a. Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang
melakukan pengukuran;
b. Pengukuran didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa;
c. Pengukuran didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten
d. Lebar-sempitnya dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur
yang berbeda;
e. Bebas dari bias;
f. Bebas dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur
pengukuran untuk memberikan deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang
diteliti.
Keterbatasan unit moneter. Unit moneter mempunyai keterbatasan sebagai
metode pengkomunikasian informasi. Batasan atau kendala yang paling serius
disebabkan oleh nilai unit moneter yang tidak stabil dengan berjalannya waktu.

2. Konservatif
Istilah konservatisme digunakan untuk mengartikan bahwa akuntan harus
melaporkan nilai yang terendah dari beberapa nilai yang mungkin untuk aktiva dan
pendapatan serta nilai yang tertinggi untuk kewajiban dan beban. Beban harus diakui
sedini mungkin dan pendapatan diakui selambat mungkin. Jadi pesimisme dianggap
perlu dan lebih baik untuk mengimbangi optimisme yang berlebihan dari manajer dan
pemilik.
Argumen kedua, laba dan penilaian yang dinyatakan terlalu tinggi lebih
berbahaya bagi perusahaan dan pemiliknya daripada penyajian yang terlalu rendah.
Artinya konsekuensi kerugian lebih serius daripada konsekuensi keuntungan.
Argumen ketiga, asumsi bahwa akuntan lebih mampu memperoleh informasi
yang lebih banyak daripada yang dapat dikomunikasikan kepada para investor dan
kreditor. Akuntan dihadapkan pada dua risiko yaitu di satu pihak risiko bahwa apa
yang dilaporkan ternyata tidak benar, di pihak lain terdapat risiko apa yang dilaporkan
ternyata benar.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
10

3. Atribut-Atribut Pengukuran:

1. Cost histories
2. Cost pengganti sekarang
3. Nilai pasar sekarang
4. Nilai realisasi bersih
5. Nilai sekarang aliran kas masa depan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
11

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI

E. KENDALA PEMAKAI
Kendala utama timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan
kemampuan para pemakai untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk
menginterpretasikan data yang terikhtisar dalam membuat ramalan, tanpa memperhatikan
perbaikan laporan keuangan dan penyajian semua informasi yang perlu untuk membuat
keputusan atas ramalan tersebut.
1. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
12

dianggap material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam


mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang
diambil atsa dasar laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai sesuai
dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat.

2. Konsistensi
Konsistensi penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu
perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan
prosedur pengukuran yang sama untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan
perusahaan dalam suatu periode, dan penggunaan prosedur yang sama oleh
perusahaan yang berbeda. Jika digunakan prosedur pengukuran yang berbeda maka
sulit untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan pengaruhnya terhadap perusahaan
dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor eksternal.

3. Tepat Waktu (Timeliness)


Informasi harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan
kreditor pada saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan
pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya harus secepat mungkin guna
menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi para pemakai.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04
13

Daftar Pustaka

Godfrey, J. M. (2015). Accounting theory.


Hendrikson, E. S., & Van Breda, M. F. (1991). Accounting Theory.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan.
Rahmawati, 2011, Modul Teori Akuntansi, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Suwardjono, T. A. (2005). Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


04

Anda mungkin juga menyukai