Anda di halaman 1dari 9

Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Fisika Statistik


Dosen Pengampu: Erina Hertanti, M.Si.

Disusun Oleh:

Indrawan Ariyadi (11190163000038)

Almer Zahran Triyadi (11190163000040)

Intan Restu Anggraini (11190163000044)

Afriani Rahma Shanti (11190163000051)

Hasni Uswati Nufus (11190163000075)

Tadris Fisika 5B

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann

A. Pelebaran Spektrum Akibat Efek Doppler


Efek Doppler dijumpai pada gelombang bunyi maupun gelombang
elektromagnetik. Salah satu pesan dari efek ini adalah jika sumber gelombang
mendekati pengamat maka panjang gelombang yang diukur oleh pengamat lebih kecil
daripada apabila sumber diam terhadap pengamat. Sebaliknya, jika sumber
gelombang menjauhi pengamat maka panjang gelombang yang diukur pengamat lebih
besar daripada apabila sumber diam terhadap pengamat. Peristiwa ini dapat
diilustrasikan pada gambar.

Khusus untuk gelombang gelombang elektromagnetik, panjang gelombang


yang diukur oleh pengamat yang diam yang dihasilkan oleh sumber sumber bergerak
dengan kecepatan terhadap pengamat adalah

dengan λ panjang gelombang yang diukur pengamat, λo adalah panjang gelombang


yang diukur jika sumber gelombang diam terhadap pengamat, dan c adalah kecepatan
cahaya. Kita definisikan tanda kecepatan yaitu vx > 0 jika sumber mendekati
pengamat dan vx < 0 jika sumber menjauhi pengamat.

B. Atom Magnetik Dalam Medan Magnet


Suatu assembly yang mengandung kumpulan atom yang memiliki momen
magnet. Di dalam assembly tersebut kita berikan medan magnetik B. Untuk
mempermudah kita asumsikan beberapa sifat berikut:
1. Tidak ada interaksi antar atom. Interaksi hanya terjadi antara atom dengan medan
magnet luar yang diberikan. Ini adalah penyederhanaan yang cukup drastis karena
sebenarnya antara momen magnetic ada interaksi.
2. Momen magnetik atom hanya bisa mengambil salah satu dari dua arah orientasi,
yaitu searah medan magnet atau berlawanan arah medan magnet.

Pada gambar tersebut dalam medan magnet, momen magnetik atom hanya dapat
mengambil salah satu dari dua arah orientasi : searah atau berlawanan arah.
Kita akan menentukan berapa momen magnetik total yang dihasilkan oleh
kumpulan atom-atom tersebut. Kita mulai dengan menghitung energi yang dimiliki
masing-masing atom akibat interaksi momen magnetik dengan magnet luar. Interaksi
antara momen magnetik µ dengan medan magnet luar B memberikan tambahan energi
pada atom sebesar

Dengan θ adalah sudut antara momen magnetik dan medan magnet. Karena
hanya ada dua arah orientasi momen magnetik yang digunakan, yaitu searah medan
magnet (θ = 0) dan berlawanan dengan arah medan magnet (θ = π), maka tambahan
energi atom dengan momen magnetik searah medan magnet adalah

Dan tambahan energi atom dengan momen magnetik berlawanan arah medan magnet
adalah
Probabilitas mendapatkan atom dengan arah momen searah medan magnet

sebanding dengan dan probabilitas menemukan atom dengan arah medan

magnet sebanding dengan . Dengan demikian kita dapat menulis

dimana K adalah faktor normalisasi. Karena jumlah total probabilitas harus satu maka

yang memberikan ungkapan untuk faktor normalisasi sebagai berikut.

Dengan demikian dapat dituliskan menjadi

Atom merupakan partikel klasik yang memenuhi fungsi distribusi distribusi


Maxwell-Boltzmann. Oleh karena itu probabilitas masing-masing arah orientasi
memenuhi

Kita dapatkan bentuk eksplisit dari probabilitas dengan mensubstitusi persamaan


diatas menjadi
Selanjutnya kita menghitung momen magnetik rata-rata atom. Karena hanya
ada dua arah orientasi yang diijinkan maka momen magnetik rata-rata atom yang
dapat dihitung dengan persamaan sederhana

Gambar diatas adalah plot µ sebagai fungsi suhu. Tambak bahwa jika T → 0

maka . Artinya bahwa pada suhu tersebut momen magnetik rata-rata mengambil
arah yang sama. Ini terjadi karena pada suhu yang mendekati nol, getaran termal
atom-atom mengambil arah orientasi yang sama.

Sebaliknya, Pada suhu maka . Ini akibat getaran atom-atom


yang sangat intensif sehingga medan magnet luar yang diberikan tidak sanggup
mengarahkan momen-momen magnet. Energi termal elektron jauh melampaui energi
interaksi dengan medan magnet. Arah momen magnet atom-atom menjadi acak.
Akibatnya, jumlah momen magnet yang searah medan menjadi sama dengan yang
berlawanan arah medan. Juga tampak bahwa untuk suhu sama, µ makin besar jika
medan makin besar. Ini disebabkan penggunaan medan yang besar akan memberikan
paksaan yang lebih besar kepada atom-atom untuk menyearahkan momen
magnetiknya.

C. Dipol Listrik
Fenomena yang mirip dengan atom magnetik dijumpai pula pada assembly
momen dipol listrik. Misalkan kita memiliki sejumlah atom atau molekul sejenis yang
masing-masing memiliki momen dipol p . Di dalam assembly tersebut kita berikan
medan listrik E . Kita ingin mencari beberapa momen dipol rata-rata yang dimiliki
atom/molekul. Untuk kemudahan kita juga mengasumsikan beberapa sifat berikut ini:
1. Tidak ada interaksi antara sesama dipol. Interaksi hanya terjadi antara dipol
dengan medan listrik luar.
2. Tiap dipol hanya boleh mengambil salah satu dari dua arah orientasi, yaitu searah
medan listrik dan berlawanan arah dengan arah medan listrik.

D. Momen Magnetik Dengan Tiga Arah Orientasi


Dari persamaan energi interaksi antara momen magnetik dan medan magnet
U = −µBcosθ kita dapatkan bahwa:
1. Untuk momen yang searah medan, energi interaksinya adalah U = −µB ↑
2. Untuk momen yang tegak lurus medan, energi interaksinya adalah U → =
−µBcos(π / 2) = 0
3. Untuk momen yang tegak lurus medan, energi interaksinya adalah U = µB ↓

E. Momen Magnetik Dengan Arah Orientasi Sembarang


Mari kita melihat momen magnetik yang membentuk θ sampai θ + dθ terhadap
arah medan magnet. Arah medan magnet dipilih sejajar sumbu z . Momen magnetik
dengan arah orientasi demikian memiliki energi interaksi U(θ ) = −µBcosθ . Kita akan
menentukan berapa peluang momen magnetik tersebut berada pada sudut demikian.
Ini ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor Maxwell-Boltzmann, dan kerapatan
keadaan. Coba kalian iris kulit bola yang dibatasi oleh sudut θ sampai θ + dθ dan
hitung luas irisan tersebut. Irisan tersebut berbentuk lingkaran dengan lebar tertentu.

Misalkan jari-jari bola adalah R. Jari-jari irisan adalah r = Rsinθ . Dengan demikian,
keliling irisan tersebut adalah

Keliling bola sendiri adalah 2πR . Keliling ini mencakup sudut seb sedangkan irisan
sendiri hanya mencakup sudut sebesar 2π, besar dθ . Dengan menggunakan
perbandingan sudut maka kita dapat menghitung tebal irisan sebagai berikut

Akhirnya kita dapatkan luas irisan adalah

F. Vibrasi Kisi dalam Kristal


Atom-atom dalam kristal selalu bervibrasi. Atom-atom tersebut dapat
dipandang sebagai kumpulan osilator harmonik sejenis. Kita akan mencari energi
rata-rata getaran atom dalam kristal. Kita menganggap bahwa tidak ada interaksi
antara satu atom dengan atom lainnya. Tiap atom dipandang sebagai osilator
harmonik bebas.

G. Hopping
Kita akan tinjau konduktivitas suatu material ionik. Ion-ion dalam material
semacam ini menempati posisi yang tetap. Ion-ion tersebut tidak dapat bergerak bebas
seperti pada atom zat cair atau gas. Tetapi, ketika material tersebut ditempatkan antara
dua elektroda dan diberi beda potensial maka ada arus yang mengalir dalam material.

H. Persamaan Difusi Einstein


Mari kita lihat sebuah assembly yang mengandung sejumlah ion. Kita anggap
tidak ada interaksi antar ion. Interaksi hanya terjadi antara ion dan muatan listrik yang
diterapkan. Misalkan muatan semua ion sama, yaitu q . Misalkan pula arah medan
listrik antar ion. Difusi yang akan kita bahas hanya difusi dalam arah sejajar sumbu x .
Kita menganggap kuat medan listrik sama pada tiap titik dalam bahan. Gaya yang
dialami ion yang berada pada posisi x adalah F = qE sehingga Energi potensial yang
dimiliki ion yang berada pada posisi x adalah

Karena ion merupakan partikel klasik maka distribusi Maxwell-Boltzmann digunakan


sehingga konsentrasi ion pada posisi x memenuhi

dimana C merupakan konstanta normalisasi.


Dari kuliah tentang arus listrik kita sudah mempelajari hubungan antara
kecepatan ion dengan kuat medan yang diterapkan, yaitu

I. Prinsip Ekipartisi Energi


Prinsip ekipartisi energi menyatakan bahwa tiap derajat kebebasan yang
memiliki energi fungsi dalam ungkapan fungsi kuadratik dari variabel derajat
kebebasan memberikan kontribusi energi rata-rata pada partikel sebesar kT/2.
Contohnya, sebuah partikel yang bergerak bebas sepanjang garis lurus. Partikel
tersebut hanya memiliki satu derajat kebebasan, yaitu momentum dalam satu arah.
Energi partikel merupakan fungsi kuadratik dari momentum.
Dengan demikian energi rata-rata yang disumbangkan oleh momentum
tersebut adalah kT/2. Jika partikel tersebut hanya dapat bergerak dalam satu garis
lurus di bawah pengaruh gaya pegas maka, partikel tersebut memiliki dua derajat
kebebasan, yaitu posisi dan momentum. Derajat kebebasan posisi memberikan energi
dalam bentuk kuadratik (persamaan Hooke) dan derajat kebebasan momentum juga
memberikan energi dalam bentuk kuadratik. Apabila dirata-ratakan maka derajat
kebebasan posisi dan momentum masing-masing menyumbang kT/2 sehingga energi
rata-rata partikel adalah 2x (kT/2) = KT.

Anda mungkin juga menyukai