Disusun Oleh:
Tadris Fisika 5B
JAKARTA
2021
Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann
Pada gambar tersebut dalam medan magnet, momen magnetik atom hanya dapat
mengambil salah satu dari dua arah orientasi : searah atau berlawanan arah.
Kita akan menentukan berapa momen magnetik total yang dihasilkan oleh
kumpulan atom-atom tersebut. Kita mulai dengan menghitung energi yang dimiliki
masing-masing atom akibat interaksi momen magnetik dengan magnet luar. Interaksi
antara momen magnetik µ dengan medan magnet luar B memberikan tambahan energi
pada atom sebesar
Dengan θ adalah sudut antara momen magnetik dan medan magnet. Karena
hanya ada dua arah orientasi momen magnetik yang digunakan, yaitu searah medan
magnet (θ = 0) dan berlawanan dengan arah medan magnet (θ = π), maka tambahan
energi atom dengan momen magnetik searah medan magnet adalah
Dan tambahan energi atom dengan momen magnetik berlawanan arah medan magnet
adalah
Probabilitas mendapatkan atom dengan arah momen searah medan magnet
dimana K adalah faktor normalisasi. Karena jumlah total probabilitas harus satu maka
Gambar diatas adalah plot µ sebagai fungsi suhu. Tambak bahwa jika T → 0
maka . Artinya bahwa pada suhu tersebut momen magnetik rata-rata mengambil
arah yang sama. Ini terjadi karena pada suhu yang mendekati nol, getaran termal
atom-atom mengambil arah orientasi yang sama.
C. Dipol Listrik
Fenomena yang mirip dengan atom magnetik dijumpai pula pada assembly
momen dipol listrik. Misalkan kita memiliki sejumlah atom atau molekul sejenis yang
masing-masing memiliki momen dipol p . Di dalam assembly tersebut kita berikan
medan listrik E . Kita ingin mencari beberapa momen dipol rata-rata yang dimiliki
atom/molekul. Untuk kemudahan kita juga mengasumsikan beberapa sifat berikut ini:
1. Tidak ada interaksi antara sesama dipol. Interaksi hanya terjadi antara dipol
dengan medan listrik luar.
2. Tiap dipol hanya boleh mengambil salah satu dari dua arah orientasi, yaitu searah
medan listrik dan berlawanan arah dengan arah medan listrik.
Misalkan jari-jari bola adalah R. Jari-jari irisan adalah r = Rsinθ . Dengan demikian,
keliling irisan tersebut adalah
Keliling bola sendiri adalah 2πR . Keliling ini mencakup sudut seb sedangkan irisan
sendiri hanya mencakup sudut sebesar 2π, besar dθ . Dengan menggunakan
perbandingan sudut maka kita dapat menghitung tebal irisan sebagai berikut
G. Hopping
Kita akan tinjau konduktivitas suatu material ionik. Ion-ion dalam material
semacam ini menempati posisi yang tetap. Ion-ion tersebut tidak dapat bergerak bebas
seperti pada atom zat cair atau gas. Tetapi, ketika material tersebut ditempatkan antara
dua elektroda dan diberi beda potensial maka ada arus yang mengalir dalam material.