Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT KONSEP DASAR IPA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam

Dosen Pengampu : Abdul Sholeh M,Pd

Disusun oleh :

1. Aisyah Syahbani (0501201020)


2. Monalisa (0501201022)
3. Nurul Savitri (0501201016)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas di ucapkan selain mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan bahtera salam tidak lupa kami junjungkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, sebagai tauladan hingga akhir zaman, sehingga kami selaku penyusun dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Hakikat Konsep Dasar IPA" yang merupakan tugas dari mata
kuliah Pendalam Materi IPA dengan tepat waktu.

Adapun makalah ini kami susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas dalam mata kuliah Pendalam
Materi IPA pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Pendalam Materi IPA yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Makalah yang berjudul “Energi Listrik” sehingga menambah
pengetahuan kami. Secara khusus kami juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami
yang senantiasa memberikan semangat, dukungan serta do’a yang selalu mengiringi kami.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini terdapat kekurangan baik
dalam hal sistem penyususnan maupun hasil dari tugas kami. Oleh sebab itu, kami berharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.

Cirebon, 8 November 2020

DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan....................................................................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................
C. Tujuan Penulis..............................................................................................................................

BAB II Pembahasan..................................................................................................................................

A. Hakikat IPA....................................................................................................................................
B. Hakikat Pembelajaran IPA dari Segi Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah...................................
C. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.................................................
D. Rambu-rambu dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.................................

BAB III Penutup..........................................................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................................

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam.

Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan menekankan pada
keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan
terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono
(Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya
sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di
sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung
dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri. Oleh sebab itu, guru
harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang meliputi devinisi, fungsi dan tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hingga ruang lingkup pembelajaran IPA itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimanaa hakikat IPA, mengenai pengertian, karakteristik, dan cara berpikirnya?


2. Bagaimana hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap ilmiah?
3. Apa fungsi dan tujuan IPA di Sekolah Dasar?
4. Apakah rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penulis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini ialah:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat IPA.


2. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap
ilmiah.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan tujuan IPA di Sekolah Dasar.
4. Mahasiswa dapat memahami rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT IPA

1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’, secara singkat
disebut Science. IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini
mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses
pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang dinamis.
Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan
permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa,
2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen.
IPA juga dipandang sebagai cerminan dari hubungan antara produk pengetahuan, metode
ilmiah serta nilai sikap yang terkandung dalam proses pencarianya. Seperti yang diungkapkan
Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis
dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini sejalan
dengan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk
dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran dan sikap dalam
mempelajarinya.
2. Karakteristik IPA
IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain
mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu
ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan
hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta
dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti
untuk komunikasi. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini :
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua
orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu
oleh penemunya.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara
cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Dengan bagan-bagan konsep
yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat
untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2008).
3. Cara berfikir IPA
Cara berfikir IPA meliputi :
a. Percaya (Believe).Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah
gejala alam dimotovasi oleh kepercayaan bahwa hokum alam dapat dikontruksi dari
observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
b. Rasa ingin tahu (curiosity). Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa
ingin tahu untuk menemukannya.
c. Imajinasi (imagination). Para ilmuan sangat mengandalkan pada kemampuan imajinasinya
dalam memecahkan masalah gejala alam.
d. Penalaran (reasoning). Penalaran setingkat dengan imajinasi para ilmuan juga
mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.
e. Koreksi diri (self examination). Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada
sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam.

B. Hakikat Pembelajaran IPA dari Segi Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah

Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga bukan
hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Berdasarkan pengertian
diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori
mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode
ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Secara garis besar
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain :

1. IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan
para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang
dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya.
2. Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui metode
ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar yaitu
metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara bertahap dan berkesinambungan,
sehingga siswa nantinya dapat melakukan penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut
Patta Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji
fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi
kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi,
hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada
hakikatnya dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa
keterampilan dasar tersebut.
3. IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam mencari dan
mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara hati-hati, kritis dan
sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan
pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan
sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada
sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu :
a. Sikap ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan
jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), sikap ini bertitik tumpu dari
kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak,
namun hanya bersifat sementara.
c. Sikap kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama adalah sikap untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama atau berkelompok.
d. Sikap tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar
agar tidak mudah putus asa jika mengalami kegagalan dalam menggali ilmu.
e. Sikap teruka untuk menerima (open-mindedness)
f. Sikap mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat menjunjung tinggi kebenaran.
Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. sikap
tersebut haruslah dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar
memiliki sikap jujur tehadap dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani
mengoreksi dirinya sendiri.
g. Sikap bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini seseorang harus berani
mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap tersebut harus dikembangkan
sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil pengamatan atau kerja yang telah
dilakukan secara jujur.
h. Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu pengetahuan diperlukan
objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria kebenaran suatu ilmu
pengetahuan.
i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse dan Wingo ( Darmodjo, 1992),
mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan sesorang untuk
dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju tingkah laku yang dikehendaki dan
diterima oleh masyarakat.

Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya sekumpulan pengetahuan fakta untuk
dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam
mempelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada
pencapaian Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi produk,
siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun
teori dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki
kemampuan dalam proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep
yang diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di
lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab dapat bekerja sama dan
mandiri serta memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.

C. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam tidak serta merta diajarkan di sekolah tanpa ada alasan yang jelas. Ada berbagai
alasan ilmu itu dimasukan ke dalam mata pelajaran dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat
digolongkan menjadi empat golongan yakni :

1. Bahwa sains bermanfaat bagi suatu bangsa.


2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berpikir kritis bagi peserta didk.
3. Bila sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka sains tidaklah
sebuah mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.
4. Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Sains melatih anak berpikir kritis dan objektif. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan
kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengalaman melaui panca indra. Oleh sebab itu pengajaran
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memiliki fungsi dan tujuan tertentu sehingga diajarkan dan
dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah.

1. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk :

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan alam dan lingkungan
buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan
kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi
antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta
keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan
pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Adapun secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam Sumaji (2006) yaitu :

a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan konsep-konsep IPA.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
d. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong
untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.

2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam dibangun atas dasar proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan. Sesuai hakikat tersebut, belajar IPA bukanlah sekedar mengumpulkan dan menghafal
fakta-fakta pengetahuan yang tersaji dalam suatu materi pembelajaran, tetapi pembelajaran
mengandung dimensi yang menekankan perubahan tingkah laku dan pengalaman. Menurut Patta Bundu
(2006) tujuan pembelajaran IPA siswa diarahkan dapat mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep. Lebih lanjut, diperoleh IPA yang akan bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ikut serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. Akhirnya, siswa dapat menghargai alam sekitar dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji dalam buku KTSP (kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) pemahaman & pengembangan adalah agar siswa mampu memahami dan
menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu
menggunakan strategi pembelajaran ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga
lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Mata pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu
ciptaan tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Adapun menurut Prihanto Laksmi (Trianto, 2010), pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan,
antara lain:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dan bagaimana bersikap.


b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.
c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
d. Mendidik siswa mengetahui cara kerja serta menghargai para penemu.
e. Menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Proses pembelajaran IPA hendaknya membawa peserta didik untuk belajar mengamati serta
melakukan percobaan serta penanaman sikap hidup ilmiah. Pendapat yang sama dikemukakan
Cullingford (Usman Samatowa, 2010) bahwa dalam pembelajaran IPA anak harus diberi kesempatan
untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis. Siswa tidak hanya sekedar
mengetahui tanpa memahami proses dari teori dapat terbentuk. Pada akhirnya, siswa bukan hanya
menghafal pengetahuan tetapi dapat memahami.

D. Rambu-rambu dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1. Rambu-rambu Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya didasarkan pada
karakteristik psikologis anak, memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka
dalam membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar dirinya,
mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi mereka yang
masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-
konsep baru yang dikuasainya. Selain itu penilaian dalam pengajaran sains harus dilakukan dengan
menggunakan sistem penilaian (asesmen) yang adil, proporsional, transparan, dan komprehensif bagi
setiap aspek proses hasil belajar siswa.

Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka penyajian konsep dan
keterampilan dalam pembelajaran sains harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak, dari mudah ke
sukar, dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada
mengoptimalkan suasan bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk
membelajarkan siswa dalam IPA. Tidak boleh terjadi, pembelajaran IPA di SD justru mengabaikan
apalagi menghilangkan dunia bermain anak.

Pembelajaran IPA akan berlangsung efektif jika kegiatan belajar mengajarnya mampu mencitrakan
kepada siswa bahwa kelas adalah tempat untuk bermain, aman dari segala bentuk ancaman dan
hambatan psikologis, serta memfasilitasi siswa untuk secara lugas mengemukakan dan mencoba ide-
idenya.

Disamping pemahaman dan pengimplementasian karakteristik psikologis siswa pada pada


pembelajaran IPA, kejelasan wawasan guru tentang ruang lingkup IPA juga sangat menentukan
kualitas pengajaran IPA di Sekolah Dasar.

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan
pemahaman konsep.

a. Kerja Ilmiah, menurut Effendi dan Maliha (2007) pendidikan IPA menekankan pada pemberian
belajar langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa dapat mengembangkan sejumlah keterampilan
proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan pengetahuan tentang dirinya dan alam
sekitar. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
b. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah
diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Menurut Hardy dan Fleer
(1996) ada 7 ruang lingkup pemahaman IPA dalam perspektif yang lebih luas.

a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan, mengacu pada kumpulan berbagai konsep yang sangat luas.
IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah lama ditemukan sejak
zaman dahulu sampai pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan
generalisasi yang menjelaskan alam.
b. IPA sebagai suatu proses penelusuran, umumnya sebagai pendangan suatu pandangan yang
menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan kegiatan laboratorium beserta
perangkatnya.
c. IPA sebagai kumpulan nilai, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah termasuk
didalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.
d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia, IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia
mengerti dan memberi makna pada dunia disekeliling mereka, selain juga sebagai salah satu
untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya.
e. IPA sebagai institusi sosial, IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para
profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih, dan diberi penghargaan akan hasil karya
yang dihasilkan.
f. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, setiap orang menyadari bahwa apa yang dipakai
dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA.

IPA atau sains di SD diberikan sebagai mata pelajaran sejak kelas III sedangkan kelas I dan II tidak
diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi diajarkan secara sistematis. Karena di
dalam penelitian ini yang dikaji bahan mata pelajaran kelas IV maka di bawah ini konsep-konsep
pengembangan pengetahuan IPA atau sains di kelas IV semester II antara lain:

1. Gaya dan gerak benda


2. Energi dan kegunaanya
3. Kenampakan permukaan bumi dan benda langit
4. Perubahan lingkungan
5. Sumber daya alam

Konsep dan kegiatan pendidikan IPA atau sains di Sekolah Dasar merupakan pengenalan konsep dasar
kegiatan IPA. Keseluruhan konsep tersebut merupakan konsep baru dan berfungsi sebagai prasyarat
pendukung maupun sebagai dasar bahan kajian IPA di pendidikan menengah.
BAB III

PENUTUPPENUTUP

A. Kesimpulan

IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan
bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan
sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan
pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.

Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA
sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan dan fakta untuk
dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya
sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Pembelajaran IPA di SD juga memiliki ruang lingkup
bahan kajian yang secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.

B. Saran

Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di SD.
2. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal
maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 .Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mansur, Muslich. 2007. KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) pemahaman & pengembangan.
Jakarta : Bumi Aksara.

Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.

Patta Bundu. 2010. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.

Rahayu, Nina. 2014. Implementasi Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV C SD
Muhammadiyah Condongcatur Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Srini M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara

Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.

https://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD Online. Diakses 20/9/2016

Anda mungkin juga menyukai