Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI”

Disusun Oleh :
Fahmi Eliansyah
Putri Nadya Allkhaerani
Nurul Hikmah
Syarifuddin
Rosdiana
Nuralim Jaelani
Napiah
Ahmad Ripandi

PEROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIV-B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2018/2019
DI RUANG ICU RS KOTA MATARAM
TELAH DI LAKSANAKAN PADA:
HARI :
TANGGAL :

Mengetahui,
Pembimbing CI Pembimbing Akademik

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Sub Pokok : Pencegahan Infeksi
Peserta : Keluarga Pasien Ruang ICU
Waktu : 30 menit
Mulai jam : 10.00-10.30
Tempat : Ruang ICU RS KOTA MATARAM

A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi
atau teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu
melindungi klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit. Klien
dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan
yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan
terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien
dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari
mikroorganisme tersebut daaapat saja resisten terhadap banyak antibiotik.
Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi dapat
menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
B. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan audiens selama 30 menit
mengetahui dan dapat menerapkan pentingnya pencegahan dan pengendalian
infeksi
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan audien dapat :
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian dari pencegahan
dan pengendalian infeksi.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan tujuan dari pencegahan dan
pengendalian infeksi
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan apa saja macam-macam dari
pencegahan dan pengendalian infeksi
D. Sasaran
Keluarga Pasien Ruang ICU RSUD Kota Mataram
E. Pokok Bahasa
1. Pengertian Pencegahan Infeksi
2. Tujuan Pencegahan Infeksi
3. Macam-Macam Pencegahan Infeksi
F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Syarifuddin
Uraian tugas : Memeberikan materi sehubungan dengan materi satuan
acara penyuluhan.
2. Moderator : Putri Nadya Allkhaerani
Uraian tugas : Mengatur jalannya diskusi satuan acara penyuluhan.
3. Fasilitator : Rosdiana, Napiah, Nuralim Jaelani, Ahmad Ripandi
Uraian tugas : Menyiapkan kebutuhan satuan acara penyuluhan.
4. Notulen : Nurul Hikmah
Uraian tugas : Mencatat semua uraian dan pertanyaan audiens seputar
satuan acara penyuluhan
5. Observer : Fahmi Eliansyah
Uraian tugas : Mengobservasi dan menilai jalannya satuan acara
penyuluhan.
G. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
H. Media
1. Leaflet
I. Seting Tempat

Keterangan :
- Audiens : - Observer :
- Pemateri :
- Moderator :
- Fasilitator :
- Notulenà :

J. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Respon peserta Alokasi waktu
Persiapan
a. Mempersiapkan tempat
b. Mempersiapkan peserta
- -
c. Mempersiapkan alat dan dan
keperluan penyuluhan (leaflet,
lembar balik dan laptop)
Pembukaan
a. Membuka/memulai kegiatan dengan - Menjawab salam 5 menit
mengucapkan salam - Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri yang diajukan pemateri
c. Menyebutkan materi penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
e. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
f. Menggali pengetahuan audiens
Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan
1. Menjelaskan tentang pengertian - Memperhatikan 10 menit
pencegahan infeksi penjelasan yang
2. Menjelaskan tentang tujuan disampaikan pemateri
pencegahan infeksi - Menjawab pertanyaan
3. Menjelaskan tentang macam-macam - Mendengarkan
pencegahan infeksi - Memberi umpan balik
dalam memahami
penjelasan tentang
Tanya Jawab / Evaluasi
- Memberikan kesempatan pada peserta Mengajukan pertanyaan 10 menit
untuk bertanya mengenai materi yang seputar Imunisasi
disampaikan
- Menanyakan kembali kepada peserta
apa yang telah di sampaikan
Penutup
a. Mengucapkan terima kasih atas - Menjawab salam
kesediaan peserta mengikuti kegiatan - Memperhatikan
penyuluhan 5 menit
b. Kontrak waktu untuk pertemuan
selanjutnya
c. Mengucapkan salam penutup.

K. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan
- Kesiapan peserta penyuluhan
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
- Antusiasme peserta penyuluhan
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya
- Kejelasan materi yang disampaikan
- Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
- Pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan
- Peserta mampu mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang materi
penyuluhan
MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian Pencegahan Infeksi


Pencegahan Infeksi adalah suatu upaya yang bertujuan untuk
mencegah penularan penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan
(Minnesota Department of Health, 2014)

1.2 Tujuan Pencegahan Infeksi


Mengidentifikasi dan mengurangi resiko penularan atau transmisi
infeksi diantara pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan dan pengunjung.

1.3 Macam –Macam Pencegahan Infeksi


1.3.1 Cuci Tangan
1. Pengertian Cuci Tangan
1) Kebersihan tangan adalah salah satu cara untuk mengurangi infeksi yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan (Huis A, 2012).
2) 2. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan 2 dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun
cairan lainnya dengan tujuan untuk menjadi bersih (Jeong, 2010).
3) Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman (Rose, 2012)
2. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan:
1) Supaya tangan bersih
2) Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3) Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
4) Mencegah infeksi silang/infeksi nosokomial di RS
3. Waktu Mencuci Tangan
Lima waktu penting cuci tangan cuci tangan pakai sabun:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan prosedur/tindakan
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4) Setelah menyentuh atau kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
4. Peralatan Cuci Tangan
1) Air mengalir / air bersih
2) Sabun cair / batangan
3) Lap / tisu kering
5. Langkah Cuci Tangan
Basahi sampai bersih dan rata tangan kita dengan air bersih yang
mengalir, Sabun telapak tangan kita sampai berbusa secukupnya dengan
sabun batang / cair yang dapat membunuh kuman. Langkah-langkahnya :
1) Gosok telapak dengan telapak
2) Gosok Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas
punggung tangan kanan, sebaliknya.
3) Gosok telapak dengan telapak dan jari saling terkait
4) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling
mengunci
5) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri, dan sebaliknya
6) Jari kiri menguncup, gosok memutar, ke kanan dan ke kiri pada telapak
kanan, dan sebaliknya.
Durasi cuci tangan dengan handrub 20-30 detik
Durasi cuci tangan dengan air mengalir dan sabun 40-60 detik
1.3.2 Pemakaian Masker
1. Pengertian Pemakaian Masker
Masker merupakan salah satu alat utama untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui udara dan liur seperti influenza,
tuberculosis dan sebagainya.
2. Cara Penggunaan Masker
Perlu diingat bahwa masker hanya boleh dipergunakan sekali pakai
dan harus menggantinya dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau
berdebu. Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang
benar :
1) Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau
lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
2) Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung
(nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
3) Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya
ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang
lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam
biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
4) Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan
karet pada setiap telinga.

Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas
hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.
5) Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk
hidung Anda.
6) Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian
bawah pada belakang leher.
7) Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu
Anda.
8) Perhatian kawat masker posisi diatas dan lipatan dibawah

1.3.3 Etika Batuk


1 Penegertian Etika Batuk
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
2 Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets
tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke
orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit
melalui media udara pernafasan disebut “air borne disease”.
3 Cara Etika Batuk yang Baik dan Benar

1.3.4 Pengelolaan Limbah


1. Pengertian Limbah
Limbah dibagi menjadi dua yaitu limbah medis dan non medis.
Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau
pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya
atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu
(Depkes, 2009).
Limbah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit
pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa
makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain) (Arifin, 2009). 
2. Jenis Jenis Limbah
1) Limbah Medis:
a) Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki
sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong
atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda
tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera
melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang
mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.

b) Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai yaitu; limbah
yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif), Limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
c) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah
dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau
otopsi.
d) Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau
mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat
limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator
dengan suhu diatas 1000oc
e) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa,
obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi
spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang
tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah
yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

f) Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
g) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat
berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah
sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
h) Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik,
rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-
barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis
peralatan dan perlengkapan medis.
2) Limbah Non Medis
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar
sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti
berikut (Anies, 2006: 43):
a) Kantor/administrasi
b) Unit perlengkapan
c) Ruang tunggu
d) Ruang inap
e) Unit gizi atau dapur
f) Halaman parkir dan taman
g) Unit pelayanan
3) Pengelolaan Limbah
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan
lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen
didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan
(Environment Management System), melalui pendekatan ini,
pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah
limbah sebagai by product (output), tetapi juga mengembangkan
strategi-strategi manajemen dengan pendekatan sistematis untuk
meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi
pemakaian sumber daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan
meningkatkan performa lingkungan. Hal ini berarti menghemat biaya
untuk remediasi pencemaran lingkungan ( Adisasmito, 2008:1).
Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai
berikut (Adisamito, 2009) :
a) Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)
b) Minimisasi limbah
c) Produksi bersih dan teknologi bersih
d) Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (Total Quality
Environmental Management/TQEM)
e) Continous Quality Improvement (CQI)
Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal
sebagai berikut: pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pemilahan, pemotongan, pengolahan dan pembuangan
akhir.
a) Pemilahan dan pengurangan pada sumber
Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu
kelancaran penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah
limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan
limbah B3 dan non B3, diusahakan sedapat mungkin menggunakan
bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas
dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan
pembuangan, pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada
tempat penghasil limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan
petugas dan penanganan (Adisasmito, 2009).
b) Pengumpulan (Penampungan)
Sarna penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat
yang pas, aman, dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang
paling efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dan
ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan
benda tajam (Adisasmito, 2009).
c) Pemisahan limbah
Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan
cara menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode
berwarna). Kode berwarna yaitu kantong warna hitam untuk limbah
domestik atau limbah rumah tangga biasa, kantong kuning untuk
semua jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius), kuning
dengan strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi
bisa juga dibuang ke sanitary landfill bila dilakukan pengumpulan
terpisah dan pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan
dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving (pengolahan sejenis)
sebelum pembuangan akhir (Adisasmito, 2009).
Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

NO Kategori Warna Lambang Keterangan


Kontainer
1 Radioaktif Merah Kantong boks timbal
dengan simbol
radioaktif

2 Sangat Kuning Kantong plastik kuat,


Infeksius anti bocor, atau
kontainer yang dapat
disterilisasi dengan
otoklaf
3 Limbah Kuning Kantong plastik kuat
infeksius, dan anti bocor, atau
patologi dan kontainer
anatomi

4 Sitotoksis Ungu Kontainer plastik kuat


dan anti bocor

5 Limbah kimiaCoklat Kantong plastik atau


-
dan farmasi kontainer
DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan


Menanggulangi Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta
Arifin M. 2009. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi.
blogspot.com/sanitasi-lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012
Depkes RI 2009 , 'Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan Lainnya'. Jakarta
Depkes RI, 2001. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Pruss.A, 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I,
Jakarta: Penerbit EGC.
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn Permasalahannya.
http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-
sampahlimbah-rumah-sakit-dan-permasalahannya/
Wiku Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta :
Rajawali Pers.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUANG ICU RSU KOTA MATARAM

NO NAMA TTD

Anda mungkin juga menyukai