132 231 1 SM
132 231 1 SM
Abstract
This research tests the hypothesis that social media (Instagram) is used as an effective medium to disseminate
and educate people on issue of migration and digital TV. It is a three-week experimental research to 79 students
as respondents based on video animation and text related to digital broadcasting. Instagram is chosen in term
of interactive and audio-visual characteristics. The result shows that there is non-significant difference on
students’ knowledge after treatment. The Chi Square test shows that Asymptotic significance is 0.646 (greater
than 0,05). It indicates that there is no significant difference of knowledge before and after receiving a message
about digital TV via Instagram.
Keywords: digital TV, migration of digital broadcasting tecnology, dissemination and media education.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa media sosial instagram adalah media yang
efektif untuk menyebarkan dan mendidik masyarakat tentang migrasi dan teknologi TV digital.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap 79 responden
mahasiswa. Instagram dipilih karena selain bersifat dialogis juga berformat audio visual. Pengukuran
dilakukan sebelum maupun sesudah dilakukan treatmen terhadap responden. Treatmen dilakukan
selama tiga minggu. Pesan berbentuk animasi video dan teks sekitar penyiaran digital. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden setelah dilakukan treatmen
namun tidak signifikan. Hasil tes menggunakan uji Chi Square menunjukkan Signifikansi Asymtotic
sebesar 0.646, yang berarti lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara pengetahuan sebelum menerima pesan tentang TV digital dengan setelah
menerima pesan via instagram.
Kata kunci: TV digital, migrasi penyiaran digital, diseminasi dan pendidikan media.
256
257 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 256-269
Terrestrial Multimedia Broadcast (DTMB) switch off belum bisa dilaksanakan. Proses
seperti yang digunakan Cina dan diprediksi digitalisasi penyiaran terestrial di Indonesia
akan melakukan analogue switch off pada tertunda lantaran Permenkominfo no 22
2020. Kamboja telah memulai siaran digital tahun 2011 yang mengatur penyelenggaraan
pada September 2015. Laos menggunakan penyiaran TV digital terestrial penerimaan
teknologi DTMB Korea Selatan dan Digital tetap tidak berbayar (free to air) dibatalkan
Video Broadcasting Terrestrial (DVBT) oleh PTUN dan diperkuat oleh PTTUN
Eropa dan telah mengoperasikan 60 channel Jakarta atas gugatan Asosiasi Televisi
digital baik nasional dan internasional. Jaringan Indonesia (ATVJI) yang didukung
Saat ini siaran TV digital Kamboja telah oleh Asosiasi Televisi Lokal Indonesia
menjangkau 70 persen populasi (http:// (ATVLI).
www.tvdigital. kominfo.go.id). Pengalaman di negara lain dalam
Di Vietnam migrasi digital diper melakukan migrasi penyiaran analog ke
siapkan lebih rapi. Pesawat TV yang digital menunjukkan banyak hal yang harus
berukuran lebih dari 32 inches di pasaran dipikirkan dan dikelola secara cermat. Di
sudah harus dilengkapi dengan tuner Inggris misalnya, persiapan untuk proses
digital. Konsumen terlindungi dari upaya tersebut dilakukan selama 17 tahun dengan
cuci gudang pabrikan untuk menghabiskan mengadakan sekian serial studi mendalam
stok pesawat TV analog. Vietnam dan simultan tentang perilaku penonton,
menggunakan teknologi sistem DVB-T2/ daya beli masyarakat, cost benefit analysis,
MPEG4 yang menggantikan sistem aksesibilitas masyarakat terhadap teknologi
DVBT/ MPEG2 sebelumnya. Negara yang tersebut, kesiapan teknologi, standarisasi
masuk ASEAN belakangan ini melakukan teknologi, sampai pada serangkaian
analogue switch off di provinsi Danang regulasi yang harus dipersiapkan untuk
pada 2015. Singapura merupakan negara mengaturnya. Inggris mempersiapkan
yang progresif dalam melakukan migrasi. langkah-langkah jangka panjang untuk
Negara ‘kecil’ ini telah melakukan switch mengelola pesawat TV analog yang tidak
off siaran analog pada tahun 2016 lalu dipakai lagi oleh masyarakat.
dengan menggunakan sistem teknologi Hasil survei di Indonesia menunjukkan
yang sama dengan yang akan digunakan pengetahuan responden tentang rencana
Indonesia, yaitu DVB-T2. Brunei sudah pemerintah untuk melakukan migrasi
melakukan switch off pada Juni 2014, teknologi penyiaran masih sangat rendah.
Malaysia Desember 2015, Singapura tahun Survei yang dilakukan di kampung Kampung
2015, Thailand dan Pilipina 2015 (http:// Cyber menunjukkan bahwa pengetahuan
www.tvdigital.kominfo.go.id). mereka tentang rencana pengembangan
Indonesia merencanakan switch off penyiaran digital, pengetahuan tentang
pada 2012, namun rencana tersebut belum seputar teknologi penyiaran digital dan
jelas mengingat hingga awal 2016 analog keuntungannya bagi masyarakat masih
Agung Prabowo dan Kurnia Arofah. Media Sosial Instagram sebagai... 258
modal. Logika yang dibangun lebih pada mengadopsi TV digital. Banyak pelanggan
logika kapitalisme. Publik diposisikan satelit atau TV kabel membuat pilihan
sebagai pihak yang tidak memiliki banyak untuk pembelian multi-channel TV tanpa
pilihan. Publik hanya memiliki dua pilihan memperhitungkan apakah itu digital atau
ketika teknologi digital sudah beroperasi, analog. Pemirsa yang telah menerima
yaitu mengganti perangkat televisi atau tidak sinyal digital mungkin juga telah diminta
bisa menerima siaran. Untuk mengganti untuk mengkonversi satelit atau penyedia
pun sosialisasi mengenai perangkat apa layanan TV kabel. Konsumen telah sadar
yang harus diganti atau ditambahkan, di dan secara sukarela memutuskan untuk
mana memperolehnya, berapa harganya, pindah ke digital sejak peluncuran Freeview
dan berbagai hal yang berkaitan dengan baru-baru ini. (Klein, Jeremi, Karger dan
teknologi ini tidak dikomunikasikan secara Sinclair, 2003).
optimal. Klein et al (2004) juga menemukan
Perkembangan teknologi menempuh bahwa terdapat sekelompok konsumen
tiga fase saat memasuki sebuah sistem tidak akan dapat dibujuk untuk membeli
sosial; 1) Fase perkenalan, masyarakat Digital TV (DTV). Segmen ini dikenal
melakukan perkenalan, interpretasi dan sebagai “tidak akan pindah”. Penelitian
memberi makna terhadap artefak teknologi kuantitatif menunjukkan bahwa segmen
yang masuk. 2) Fase transisi, masyarakat ini sebesar 13 persen dari rumah tangga
melakukan kompromi terhadap intertpretasi Inggris (3,2 juta). Sekitar 6 persen rumah
yang ada. Fase ini memungkinkan tangga yang ada (1,5 juta) tidak pernah
terjadinya konflik atau negoisasi. 3) Fase berharap untuk membeli peralatan digital
stabilitas, yaitu fase terjadinya persetujuan dan diartikan akan berhenti menonton TV.
di masyarakat terhadap artefak teknologi Klein, et al (2004) memetakan perilaku
yang masuk. Kecepatan berlangsunya konsumsi DTV di Inggris yang ditunjukkan
setiap fase akan tergantung pada faktor pada tabel 1.
sosial maupun budaya masyarakat yang G.M. de Holanda et al. (2008)
bersangkutan (Apriliani, 2011). menemukan bahwa adopsi TV digital di
Pengalaman beberapa negara yang Brasilia dipengaruhi oleh harga Set Top Box
sudah berpindah ke teknologi penyiaran (STB)-nya. Masyarakat menegah ke atas ti
digital menunjukkan bahwa perubahan dak mempermasalahkan untuk mengadopsi
perilaku masyarakat untuk mengadopsi teknologi ini, namun masyarakat menengah
teknologi ini ternyata tidak semudah yang ke bawah menganggap bahwa adopsi ini
direncanakan. Pemirsa digital Inggris menimbulkan permasalahan berkaitan
mengadopsi melalui kombinasi berbagai dengan biaya yang harus dikeluarkan.
mekanisme. Kasus yang banyak terjadi Masyarakat perlu dipersiapkan baik
adalah peralihan yang tidak didasari pengetahuan ataupun sumberdayanya da
atas kesukarelaan dan kesadaran untuk lam menghadapi era penyiaran digital.
Agung Prabowo dan Kurnia Arofah. Media Sosial Instagram sebagai... 260
industri dan masyarakat. Sub sistem teknis, digital. Hipotesis yang dibangun dalam
sosial dan lingkungan itu dijelaskan untuk penelitian ini adalah bahwa responden
menjadi referensi faktor lain sehingga yang memiliki instagram akan memiliki
teknologi tidak dapat dilihat sebagai pengetahuan yang berbeda pada saat
teknologi semata. sebelum dan sesudah ditayangkannya
Pengalaman pengembangan Digital informasi tentang TV digital di instagram.
Multimedia Broadcasting di Korea
Metode Penelitian
menunjukkan bahwa regulasi seolah
Penelitian ini menggunakan metode
menjadi kembali ke belakang seperti di
eksperimen untuk mengetahui efektivitas
masa awal pembangunan. Permasalahan
model yang ditawarkan. Eksperimen
yang mendasarinya adalah tiadanya
dilakukan pada 79 mahasiswa yang
konsep yang jelas tentang konvergensi
memiliki akun Instagram. Teknik sampling
dan kebijakan yang relevan, regulasi dan
dilakukan secara proporsional. Instagram
layanan konvergensi. DMB di Korea
dipilih karena selain sedang diminati
menghadapi overlapping regulasi di satu
oleh remaja, media ini berbasis foto dan
kasus dan ketiadaan regulasi di kasus
video sehingga merupakan media sosial
yang lain. Regulator penyiaran Korea
yang dipandang tepat untuk melakukan
memainkan peran penting untuk regulasi
kampanye migrasi TV digital.
DMB seperti lisensi, spektrum, dan regulasi
Langkah penelitian ini diantaranya:
lainnya. Socio-technical perspective
1) Memilih mahasiswa yang aktif
memperlihatkan aspek DMB dan interaksi
menggunakan media sosial yang selanjutnya
dinamis antara technology, service, market,
akan berperan sebagai agen untuk mem-
regulation, dan pengguna. Pengembangan
posting materi pendidikan TV digital.
DMB di Korea memperlihatkan bahwa
2) Dilakukan pre-test terhadap sampel
teknologinya relatif berkembang, tetapi
dengan beberapa pertanyaan mengenai
aspek lain seperti pasar, pengguna dan
rencana migrasi teknologi TV digital. 3)
regulasi tidak dikembangkan secepat
Selanjutnya sampel tersebut diminta untuk
pengembangan teknologi.
mem-follow akun @digitalmigration dan
Sosialisasi kepada masyarakat
diberi treatment dengan cara mem-posting
merupakan langkah yang tidak dapat
video dengan tema yang telah ditentukan
dikesampingkan. Penelitian ini berusaha
seputar migrasi TV digital dalam waktu
membangun sebuah sistem sosialisasi yang
satu minggu. Pada akun @digitalmigration
berbasis media sosial. Pendekatan yang
juga diposting informasi seputar TV digital
digunakan dalam penelitian ini adalah selain empat versi video yang ada. 4) Setelah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini diposting ke sampel yang sudah terpilih,
digunakan karena sesuai dengan tujuan selanjutnya akan dilakukan post test untuk
penelitian yang ingin mengetahui efektifitas melihat perubahan kognitif maupun afektif
media sosial dalam proses sosialisasi TV yang terjadi, sekaligus diukur efektifitas
Agung Prabowo dan Kurnia Arofah. Media Sosial Instagram sebagai... 264
dari model ini, dan 5) hasil questionairre selalu menggunakan hashtag (#)
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan #digitalmigration, #analogvsdigital, #analog,
Chi-Square untuk mengetahui perbedaan #digital, #television dan #broadcasting
pengetahuan tentang TV digital sebelum untuk mempermudah masyarakat pencari
dan sesudah dilakukan treatmen. informasi seputar TV Digital. Hashtag inilah
yang menyebarkan konten gambar dan video
Hasil Penelitian dan Pembahasan
secara luas. Masyarakat pun tetap bisa melihat
Akun @digitalmigration merupakan
konten tanpa memfollow akun tersebut.
akun Instagram yang digunakan untuk
memberikan treatment kepada responden. Deskripsi Responden
Peneliti meminta dua orang mahasiswa Penelitian ini dilakukan terhadap
untuk menjadi admin akun ini. Admin mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN
diberi tugas untuk memposting pesan ‘Veteran’ Yogyakarta. Responden rata-rata
mengenai migrasi dan juga teknologi berusia antara 17 hingga 19 tahun (Tabel
TV digital dengan menggunakan bahasa 2). Responden mengaku bahwa Instagram
mereka sendiri. Materi video juga sudah merupakan media sosial favorit sebelum
dipersiapkan dengan meminta mahasiswa Line (tabel 5). Kedua tabel ini menjelaskan
untuk membuat tayangan animasi video bahwa usia mahasiswa lebih menikmati
yang singkat dan memuat pesan masing- media sosial yang memiliki ruang lebih
masing tema, yaitu timeline migrasi, untuk mengekspresikan diri baik foto
gambar jernih, instalasi, pilihan channel maupun video. Instagram dirasakan lebih
dan menu interaktif. interaktif dan ekspresif dibanding media
Akun @digitalmigration diujicoba yang lain.
sebelum diaktifkan. Akun ini berhasil Peminatan terhadap media sosial
mendapatkan 37 pengikut (follower) dalam responden menggambarkan tingkatan
kurun waktu seminggu. Pengikut berasal ketatnya persaingan media sosial itu
dari lingkungan sekitar peneliti yaitu dosen sendiri. Konsumen media sosial akan
dan mahasiswa prodi ilmu komunikasi. semakin tersegmentasi di masa mendatang.
Profil pengikut sebagian besar juga berasal Blackberry Messenger yang merupakan
dari masyarakat awam dan praktisi atau generasi pertama media sosial sudah mulai
institusi digital dan pertelevisian dari luar ditinggalkan konsumen terutama yang
negeri. Tabel 2. Komposisi responden berdasarkan usia
Tim peneliti mengunggah rata-rata tiga
Usia Frekuensi Persentase
konten per hari dengan kisaran disukai atau
mendapat ‘like’s antara 11 hingga 12 likes. 17 tahun 12 15.2
Penyuka konten paling banyak adalah warga 18 tahun 54 68.4
negara asing yang diketahui melalui profil 19 tahun 13 16.4
masing-masing user penyuka gambar. Posting
Jumlah 79 100
yang dilakukan oleh @digitalmigration
265 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 256-269
berusia muda. Twitter yang banyak diminati Tabel 4. Konsumsi Media Konvensional Responden
oleh segmen tertentu (berkarakter lebih Media Frekuensi Pesentase
serius) kurang diminati oleh kalangan seusia Televisi 58 74.35
responden. Hasil ini juga menggambarkan Surat kabar 3 3.85
bahwa masing-masing media sosial Radio 3 3.85
memiliki kekuatannya masing-masing. Satu media 14 17.95
Media sosial yang mampu mengakomodasi Jumlah 79 100
sifat agresif, progresif serta menampilkan
yang tidak membutuhkan konsentrasi
self performance akan menarik minat
yang tinggi. Konsumsi media di kalangan
konsumen. Media sosial yang kurang
muda menunjukkan karakter yang simpel
mengenal karakter konsumennya akan
dan tidak serius. Gejala ini sudah terlihat
ditinggalkan.
dengan semakin menurunnya konsumsi
Relasi antara media dengan individu
media cetak. Menurut laporan Pew
bukanlah linier. Media sosial tidak hanya
Research Center (2016), oplah harian di
menyesuaikan dengan karakter individu.
Amerika Serikat pada tahun 2015 turun
Relasi individu dengan media sosial juga
7 persen dengan penurunan paling tinggi
membentuk perilaku (budaya) baru di
sejak tahun 2010.
kalangan penggunanya, salah satunya Konsumsi media masa berbasis internet
adalah budaya narcicism, budaya adanya belum merupakan sebuah aktivitas populer
dorongan individual untuk menampilkan di kalangan mahasiswa. Perilaku menonton
diri. Budaya narcicism tersebut semakin TV tetap dilakukan secara offline, artinya
meningkat di masyarakat seiring dengan penggunaan fix television masih merupakan
dengan bertumbuhnya media sosial. budaya yang belum tergoyahkan oleh
Pamor media konvensional mulai fasilitas streaming. Keterbatasan spektrum
ditinggalkan oleh konsumen usia kanal frekuensi penyiaran sebenarnya telah
responden dan mulai beralih pada media diantisipasi oleh beberapa broadcaster
online. Budaya baca juga mulai tidak dengan melakukan siaran berbasis internet
diminati, tergantikan oleh budaya visual (streaming). Namun kemungkinan karena
Tabel 3. Konsumsi Media Sosial biaya jasa provider selular yang belum
terjangkau untuk kebutuhan menonton TV,
Media Sosial Frekuensi Pesentase
menyebabkan budaya streaming belum
Whatsap 3 3.80
terbentuk.
Twitter 2 2.53 Tabel 5. Cara menonton TV
Line 14 17.72
Instagram 30 37.97 Per
Cara Menonton Frekuensi
sentase
Facebook 4 5.06
Online 19 24.06
BBM 1 1.26
Satu medsos 25 31.64 Offline 60 75.94
Jumlah 79 100 Jumlah 79 100
Agung Prabowo dan Kurnia Arofah. Media Sosial Instagram sebagai... 266
Sesudah
Total
Tahu Tidak Tahu
Tahu 28 16 44
Sebelum Tidak 24 11 35
Tahu
Total 52 27 79
tentang tv digital rendah. Satu responden akan berpengaruh terhadap informasi yang
dalam tabel tersebut bisa diartikan diminatinya.
bahwa responden tersebut sudah pernah Statistik Chi Square menunjukkan
mendengar informasi tentang tv digital, bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.
namun yang bersangkutan belum begitu Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji tes
faham mengenai hal itu. yang menunjukkan angka Asy. Sig. sebesar
Tabel 7 juga menunjukkan anomali yang 0,646 yang lebih besar dari 0,05 (nilai
menarik. Tabel tersebut memberikan data tabel). Hasil ini menunjukkan bahwa
16 responden yang memiliki pengetahuan Instagram atau media sosial sejenis tidak
mengenai tv digital sebelum dilakukan berarti merupakan media yang efektif
treatment, namun setelah ditreatmen untuk mensosialisasikan TV digital. Kasus
justru jawabannya menunjukkan tingkat saat ini belum didapati pra kondisi yang
pengetahuan yang rendah. Interpretasi dari mendorong masyarakat untuk memberi
angka ini tentunya yang bersangkutan tidak perhatian terhadap migrasi TV Digital.
serius dalam mengisi daftar pertanyaan Pengamatan yang dilakukan terhadap
yang diajukan, atau jawaban yang akun grup TV digital Jateng dan DIY di
diberikan tidak valid. Peneliti tidak begitu Facebook yang dikomandani oleh volunteer
saja mengesampingkan responden yang yang tertarik pada dunia broadcasting,
memberikan jawaban seperti ini. Peneliti menunjukkan bahwa akun semacam ini
lebih tertarik mengenai mengapa mereka hanya diikuti oleh kelompok masyarakat
memberikan jawaban semacam ini. yang juga memiliki peminatan yang sama;
Hasil pendalaman menunjukkan bahwa perbincangan seputar uji coba TV digital
yang bersangkutan memang sebelumnya yang sedang dilakukan oleh Kementrian
tidak memiliki akun Instagram, sehingga Kominfo serta berbagai hal tentang per
responden tersebut tidak sering membuka televisian. Masyarakat disarankan untuk
akunnya ketika diminta untuk membuat tidak membeli Set Top Box untuk saat
akun Instagram dan mengikuti apa yang ini, karena belum begitu berfungsi
diinstruksikan. Perilaku semacam ini secara memadai. TV digital memang
memberikan informasi kepada peneliti belum merupakan agenda yang harus
bahwa proksimitas dengan media sosial diprioritaskan masyarakat untuk saat ini.
Agung Prabowo dan Kurnia Arofah. Media Sosial Instagram sebagai... 268