Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
dunia. Sebagai Negara berkembang, salah satu masalah kependudukan yang ada di Indonesia
adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah
mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi
pertumbuhan semakin besar usaha yang dilakukan mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan
dengan Program Keluarga Berencana.
Pendapat Malthus yang dikutip oleh Manuaba (1998) mengemukakan bahwa
pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung,
ssedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur,
sehingga  pada suatu titik sumber daya alam tidak
mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan
pendapat di atas, diharapkan setiap keluarga memperhatikan dan merencanakan jumlah
keluarga yang didingikan berkenaa dengan hal tersebut. paradigma baru KB Nasional telah
diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga berkualitas 2015” untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera, sehat, maju,
mandiri, dan memiliki jumlah anak yang cukup.
Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, sehingga
pada tahun 1970 terbentuk Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan
mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Saat
Program Keluarga Berencana (KB) mulai dicanangkan pada tahun 1970-an oleh presiden
Soeharto. Sebagian masyarakat banyak menentang kebijakan pemerintah atau presiden di
kala itu, karena di benak masyarakat masih ada mitos yang menyatakan bahwa banyak anak
banyak rejeki. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka banyak anak banyak
masalah. Itu adalah pandangan masyarakat pada waktu itu, namun dari sudut pandang agama
islam sendiri banyak pendapat mengenai program keluarga berencana ini.
Sejak terlaksananya program KB ini, banyak pandangan dari masyarakat. Ada yang
mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung terlaksananya program Keluarga
4
berencana. Para agamawan pun mempunyai berbagai pandangan tentang program KB. Pro
dan kontra inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana pandangan islam terhadap
penggunaan alat kontrasepsi dalam progran keluarga berencana?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan pandamgan islam terhadap penggunaan alat kontrasepsi
dalam program keluarga berencana.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengertian KB
b. Mengetahui manfaat KB
c. Mengetahui metode-metode KB
d. Mengetahui resiko penggunaan alat kontrasepsi
e. Mengetahui Hukum-hukum penggunaan alat kontrasepsi dalam KB menurut
pandangan Agama Islam

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KB

KB atau Keluarga Berencana merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh
pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di Indonesia yang makin
meledak. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun  menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.  Kontrasepsi dapat reversible
(kembali)  atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi
yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau
kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut
sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik
seperti IUD; atau metode hormonal  seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai
alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan
untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,


frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi
tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi,
efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak

6
ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif
mencegah kehamilan 100%.

B. MANFAAT KB
Setiap tahun ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang
melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak aman.
KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan misalnya, KB dapat
mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
1. Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat
terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena tubuhnya belum sepenuhnya
tumbuh, belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula bayinya
pun dihadang risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu “telat”
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan
terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia punya problema-problema kesehatan lain,
atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
3. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh
perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya
tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah, bahkan juga bahaya
kematian, menghadang.

4. Terlalu sering hamil dan melahirkan


Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lagi, bila ia terus saja hamil dan
bersalin lagi.

C. METODE-METODE KB
Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan kontrasepsi dalam
penerapan program Keluarga Berencana ini, kini tiba saatnya memilih metode yang
paling cocok. Kontrasepsi dalam KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya,
yaitu :

7
1. Metode perintang, yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan
dengan sel telur (merintangi pembuahan).
Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun pasangannya.
Efek sampingnya sangat sedikit serta aman untuk ibu yang sedang menyusui.
Sebagian besar juga melindungi dari penularan berbagai penyakit melalui hubungan
seksual, termasuk HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada metode ini adalah
kondom (untuk lelaki), kondom perempuan, diafragma, serta spermisida.

2. Metode hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur,


mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong
terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon yaitu
estrogen dan progestin. Keduanya serupa dengan hormon-hormon alamiah yang
dihasilkan tubuh Anda, yakni estrogen dan progesteron.
Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB :
1. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari.
2. Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali.
3. Susuk yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan Anda, dan tahan sampai
beberapa tahun.

Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang adalah metode


hormonal mengubah proses kerja tubuh, sedangkan metode perintang tidak.
Dengan metode hormonal, indung telur (ovarium) dihalangi sehingga tidak
melepas sel telur ke dalam rahim. Selain itu metode ini juga menyebabkan lendir
mulut rahim menjadi kental, sehingga menghalangi sperma bila hendak masuk.
Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormon progestin
dan estrogen sekaligus. Ini disebut pil atau suntikan terpadu. Kedua hormon itu
bersama-sama bekerja memberi perlindungan yang bagus agar tidak hamil.
Namun bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya jangan memakai
metode terpadu. Bila sedang menyusui, sebaiknya juga jangan menggunakan pil
atau suntikan terpadu.
Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak mengandung estrogen.
Progestin saja (tanpa estrogen) lebih aman ketimbang pil atau suntikan terpadu,

8
bila sedang mengalami problema kesehatan yang berhubungan dengan estrogen,
atau sedang dalam masa menyusui bayi.

3. Metode yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD),


gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah
pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa
Inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang
dipakai, spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai
10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.

4. Metode alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat
menghindari hubungan seks pada masa itu.
Yang dimaksudkan dengan istilah “alamiah” di sini adalah metode-metode yang
tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode
perintang), juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal).
Ada 3 metode KB alami:
1. memberi ASI selama 6 bulan pertama
2. metode pengecekan lendir
3. metode pengamatan irama

5. Metode permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki
anak untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu
operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi
mempunyai anak. Kemungkinan terjadi kehamilan setelah sterilisasi hampir nol.
Karena itu perlu pemikiran yang matang sebelum memilih metode ini dan harus yakin
betul apabila sudah tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang.
Contoh lain dari metode permanen meliputi tindakan :
a. Vasektomi atau vas Ligation
b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)

9
6. Metode Tradisional
Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan kehamilan khasnya sendiri
yang diturunkan dari nenek moyang. Meski jarang seefektif metode KB modern,
banyak juga yang berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode tradisional
yang tidak membawa hasil sama sekali dan ada yang malah membahayakan.

Ada dua metode yang umumnya manjur untuk mencegah kehamilan:


1. Menarik keluar penis sebelum ejakulasi
Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus atau “senggama terputus”.
Caranya, lelaki segera menarik keluar penisnya menjauhi vagina ketika ia merasa
sudah akan mengeluarkan air mani. Namun metode ini tidak selalu berhasil
dengan baik.
2. Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi
Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah bayi lahir, suami istri
dilarang berhubungan seks sampai beberapa bulan, bahkan beberapa tahun
lamanya. Metode bisa berhasil baik. Lagipula sang ibu punya waktu untuk
memulihkan kondisi kesehatannya sendiri serta merawat bayi tanpa gangguan.

7. Metode Darurat
Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur
berhubungan seks tanpa pelindung. Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur
yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang
menjadi janin.
Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk dipilih dalam keadaan
apapun. Metode-metode ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan
acuan kebiasaan. Lagi pula, metode-metode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika
atau secepat mungkin setelah selesai berhubungan seks.

D. RESIKO PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI


Perlu di ketahui pemakaian kontrasepsi dalamss KB itu banyak dan bermacam-
macam, dari pil, suntikan, jarum, IUD, antiseptic sperma, Kondom sampai sistim kalender.
Pemakai kontrasepsi KB memang harus diperiksa terlebih dahulu tekanan darahnya.
sebab pemakaian alat kontrasepsi memang pada umumnya akan membuat tekanan darah
10
sedikit naik dari normal. bahkan ada beberapa wanita tidak bisa menggunakan kontrasepsi
berhubungan tekanan darah demikian ekstrim tinggi, dan itu sangat berbahaya. Disamping itu
efek sampingannya juga akan sangat berlainan bagi beberapa wanita seperti :
1. Berat badan menjadi bertambah / gemuk
2. Akibat tambahan hormon lewat kontrasepsi maka kulit wajah menjadi berjerawat
3. Rambut rontok
4. Tulang menjadi keropos
5. Kelainan methabolisme lemak
6. Mentsruasi yg tidak teratur
Jadi, daya tahan tubuh dari wanita yg menentukan apakah dia tahan atau tidak dengan
jenis-jenis alat kontrasepsi yg disebutkan diatas.
Namun tidak benar kalau dikatakan pemakaian alat kontrasepsi penyebab kemandulan,
sebab cerita ini hanyalah mitos belaka.

Selain itu ada beberapa Dampak dari penggunaan alat kontrasepsi DMPA.Wanita
yang menggunakan kontrasepsi medroxyprogesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan
KB suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan hingga 5,5 kg dan
mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun pemakaian.
Demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch
(UTMB).
Sementara, wanita yang beralih ke kontrasepsi oral atau pil setelah melakukan
kontrasepsi suntikan, akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 2 kg dalam jangka waktu
yang sama. Peningkatan berat badan ini tergantung dari lamanya suntikan DMPA digunakan.
DMPA adalah kontrasepsi suntikan yang diberikan setiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi
ini banyak digunakan karena memiliki angka kegagalan yang rendah, tidak mahal, dan tidak
perlu dikonsumsi setiap hari. Namun, kontrasepsi dengan metode ini juga berisiko
meningkatkan lemak abdominal (perut), yang merupakan salah satu komponen dari sindroma
metabolic yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Penelitian mengenai dampak buruk KB suntik ini melibatkan 703 wanita yang dibagi
dalam 2 kategori, usia 16–24 tahun, dan usia 25–33 tahun, menggunakan kontrasepsi DMPA
(KB suntik 3 bulan), oral (desogestrel) atau nonhormonal (kondom, abstinensia) selama 3
tahun.

11
Para peneliti membandingkan berat badan dan komposisinya yang mencakup pengaruh
usia, ras, intake, atau asupan kalori, dan olahraga atau aktivitas fisik selain dari faktor-faktor
lain.
Ketika peneliti membandingkan ketiga grup ini, pengguna DMPA memiliki risiko 2 kali
lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya untuk mengalami obesitas selama 3 tahun
pemakaian.Meskipun begitu sampai sekarang masih terus dilakukan penelitian mengenai
dampak dari kontrasepsi ini.

E. HUKUM KB DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM


Para ulama telah menegaskan bahwa memutuskan keturunan adalah haram, karena hal
tersebut bertentangan dengan maksud Nabi mensyari’atkan pernikahan kepada umatnya, dan
hal tersebut merupakan salah satu sebab kehinaan kaum muslimin. Karena jika kaum
muslimin berjumlah banyak, (maka hal itu) akan menimbulkan kemuliaan dan kewibawaan
bagi mereka. Karena jumlah umat yang banyak merupakan salah satu nikmat Allah kepada
Bani Israil.
“Dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” [Al-Isra :6]
“Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak
jumlah kamu” [Al-A'raf : 86]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak
anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan
umat-umat yang lain di hari kiamat (dalam riwayat yang lain: dengan para nabi di hari
kiamat)”.
KB dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk
mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak
seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada
teori populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian pertama ini
diistilahkan dengan tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran).
KB dapat dipahami sebagai aktivitas individual untuk mencegah kehamilan (man’u
al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana. Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan
sebagainya. KB dalam pengertian kedua diberi istilah tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran).
Dari pengertian KB di atas di atas timbul 2 buah hukum tentang KB, yaitu, Hukum
melakukan pembatasan kelahiran, dan hukum tentang pengaturan kelahiran.

12
a. Hukum Tahdid An-Nasl
KB dalam arti sebuah program nasional untuk membatasi jumlah populasi penduduk
(tahdid anl-nasl), hukumnya haram. Tidak boleh ada sama sekali ada suatu undang-undang
atau peraturan pemerintah yang membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga. (Lihat Prof.
Ali Ahmad As-Salus, Mausu’ah Al-Qadhaya Al-Fiqhiyah Al-Mu’ashirah, [Mesir : Daruts
Tsaqafah – Maktabah Darul Qur`an], 2002, hal. 53).
KB sebagai program nasional tidak dibenarkan secara syara’ karena bertentangan
dengan Aqidah Islam, yakni ayat-ayat yang menjelaskan jaminan rezeqi dari Allah untuk
seluruh makhluknya. Allah SWT berfirman :
“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rizkinya.” (QS Huud [11] : 6)
Selain itu, dari segi tinjauan fakta, tidak sesuai dengan kenyataan. Produksi pangan
dunia bukan kurang, melainkan cukup, bahkan lebih dari cukup untuk memberi makan
seluruh populasi manusia di dunia. Pada bulan Mei tahun 1990, FAO (Food and Agricultural
Organization) mengumumkan hasil studinya, bahwa produksi pangan dunia ternyata
mengalami surplus 10 % untuk dapat mencukupi seluruh populasi penduduk dunia.
Teori Malthus juga harus ditolak dari segi politik dan ekonomi global. Karena
ketidakcukupan barang dan jasa bukan disebabkan jumlah populasi yang terlalu banyak, atau
kurangnya produksi pangan, melainkan lebih disebabkan adanya ketidakadilan dalam
distribusi barang dan jasa. Ini terjadi karena pemaksaan ideologi kapitalisme oleh Barat
(negara-negara penjajah) atas Dunia Ketiga, termasuk Dunia Islam. Sebanyak 80% barang
dan jasa dunia, dinikmati oleh negara-negara kapitalis yang jumlah penduduknya hanya
sekitar 25% penduduk dunia
b. Hukum Tanzhim an-Nasl
KB dalam arti pengaturan kelahiran, yang dijalankan oleh individu (bukan dijalankan
karena program negara) untuk mencegah kelahiran (man’u al-hamli) dengan berbagai cara
dan sarana, hukumnya mubah, bagaimana pun juga motifnya (Taqiyuddin An-Nabhani, An-
Nizham al-Ijtima’i fi Al-Islam, hal. 148).
Dalilnya antara lain hadits dari sahabat Jabir RA yang berkata,”Dahulu kami
melakukan azl [senggama terputus] pada masa Rasulullah SAW sedangkan al-Qur`an masih
turun.” (HR Bukhari).
Namun kebolehannya disyaratkan tidak adanya bahaya (dharar). Kaidah fiqih
menyebutkan Adh-dhararu yuzaal (Segala bentuk bahaya haruslah dihilangkan).

13
Kebolehan pengaturan kelahiran juga terbatas pada pencegahan kehamilan yang
temporal (sementara), misalnya dengan pil KB dan kondom. Adapun pencegahan kehamilan
yang permanen (sterilisasi), seperti vasektomi atau tubektomi, hukumnya haram. Sebab Nabi
SAW telah melarang pengebirian (al-ikhtisha`), sebagai teknik mencegah kehamilan secara
permanen yang ada saat itu (Muttafaq ‘alaih, dari Sa’ad bin Abi Waqash RA). Wallahu
a’lam.
Menurut Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah wajib untuk meninggalkan
perkara membatasi kelahiran, beliau tidak memperbolehkannya dan tidak menggunakannya
kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti:
a. Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain,
sehingga berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil
tersebut) untuk keperluan ini.
b. Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika
hamil lagi, maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam waktu
tertentu, seperti setahun atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa
ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya.
Sedangkan menurut Syaikh Ibnu Utsaimin, alasan di benarkan melakukan pembatasan
kelahiran adalah:
a. Adanya keperluan seperti wanita tersebut memiliki penyakit yang menghalanginya
untuk hamil setiap tahun, atau, wanita tersebut bertubuh kurus kering, atau adanya
penghalang-penghalang lain yang membahayakannya jika dia hamil tiap tahun.
b. Adanya ijin dari suami. Karena suami memiliki hak atas istri dalam masalah anak dan
keturunan. Disamping itu juga harus bermusyawarah dengan dokter terpercaya di
dalam masalah mengkonsumsi pil-pil ini, apakah pemakaiannya membahayakan atau
tidak.
Menurut Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah tidak boleh melakukan
pembatasan kelahiran dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya hidup
senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan
wanita zaman sekarang.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN ISLAM MENGENAI KELUARGA BERENCANA


1. Pandangan Yusuf Al Qaradhawi
Yusuf Al-Qaradhawi melalui bukunya Halal dan Haram mengungkapkan, tujuan
perkawinan salah satunya adalah lahirnya keturunan. Dengan adanya keturunan, menopang
kelangsung jenis manusia. Islam menyukai banyaknya keturunan di kalangan umatnya.
Namun, Islam pun mengizinkan kepada setiap Muslim untuk mengatur keturunan
apabila didorong oleh alasan kuat. Hal yang masyhur digunakan pada zaman Rasulullah
untuk mengatur kelahiran adalah dengan azl, yaitu mengeluarkan sperma di luar rahim ketika
akan terasa keluar.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dijelaskan, para sahabat menyatakan
bahwa mereka biasa melakukan azl pada masa Nabi Muhammad SAW. Ketika informasi itu
sampai kepada Rasulullah, beliau tidak melarangnya. Di sisi lain ada bantahan terhadap
cerita-cerita tentang orang Yahudi bahwa azl merupakan pembunuhan kecil.
Rasulullah menegaskan dusta orang-orang Yahudi itu. Kalau Allah SWT berkehendak
untuk menjadikannya hamil dari hubungan itu, maka tak akan ada yang dapat mengelaknya.
Maksudnya, dalam hubungan intim dengan cara azl terkadang ada setetes sperma yang
menyebabkan kehamilan.
Menurut Al-Qaradhawi, ada alasan-alasan yang menjadi pijakan untuk berkeluarga
berencana. Di antaranya, adanya kekhawatiran kehidupan atau kesehatan ibu bila hamil atau
melahirkan. Ini setelah penelitian dan pemeriksaan dokter yang dapat dipercaya. Ia mengutip
Al Baqarah ayat 195, agar seseorang tak menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Alasan lainnya adalah kekhawatiran munculnya bahaya terhadap urusan dunia yang
tak jarang mempersulit ibadah. Pada akhirnya, hal itu membuat seseorang mau saja menerima
barang haram atau menjalankan pekerjaan terlarang demi memenuhi kebutuhan anak-
anaknya.
Persoalan kesehatan dan pendidikan juga menjadi faktor yang menjadi pertimbangan
dalam memutuskan berkeluarga berencana. Keharusan melakukan azl karena khawatir
terhadap keadaan perempuan yang sedang menyusui kalau hamil atau melahirkan anak lagi.
Rasulullah, kata Al-Qaradhawi, selalu berusaha demi kesejahteraan umatnya.
Oleh karena itu, Rasulullah memerintahkan umatnya berbuat hal yang melahirkan
maslahat dan tak mengizinkan sesuatu yang menimbulkan bahaya. Menurut Al-Qaradhawi, di
15
masa kini sudah ada beragam alat kontrasepsi yang dapat dipastikan kebaikannya. Hal inilah
yang diharapkan oleh Rasulullah.
Beliau, ujar Al-Qaradhawi, ingin melindungi anak yang masih menyusu dari bahaya.
Dengan dasar inilah ia mengatakan, jarak yang pantas antara dua anak adalah sekitar 30 atau
33 bulan bagi mereka yang berkeinginan menyempurnakan susuannya.
Imam Ahmad menuturkan, se muanya tentu jika ada perkenan sang istri.
Sebab, istrilah yang lebih berhak atas anaknya. Istri juga mempunyai hak bersenang-senang.

2. Pandangan Muhammadiyah
Sementara itu, Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
melalui fatwafatwa tarjih menjelaskan, surah An-Nisa ayat 9 secara umum dapat menjadi
motivasi keluarga berencana, tapi bukan jadi dasar langsung kebolehannya.
Ayat tersebut berbunyi, "Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir
terhadap kesejahteraannya, oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar".
Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, Islam menganjurkan agar kehidupan anak-anak
jangan sampai telantar sehingga menjadi tanggungan orang lain. Ayat tersebut mengingatkan
agar orang tua selalu memikirkan kesejahteraan jasmani dan rohani anak-anaknya.
3. Pendapat Sayyid Sabiq dan Al Ghazali
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah menjelaskan, dalam keadaan tertentu
Islam tidak menghalangi pembatasan kelahiran melalui penggunaan obat pencegah kehamilan
atau cara-cara lainnya. "Pembatasan kelahiran diperbolehkan bagi laki-laki yang beranak
banyak dan tak sanggup lagi menanggung biaya pendidikan anaknya dengan baik,"
tambahnya.
Demikian pula jika keadaan istri sudah lemah, mudah hamil, serta suaminya dalam
kondisi miskin. Dalam keadaan semacam ini, ujar Sabiq, diperbolehkan membatasi kelahiran.
Sejumlah ulama menegaskan pembatasan kelahiran tak sekadar diperbolehkan bahkan
dianjurkan.
Imam Al-Ghazali membolehkan hal itu jika istri merasa khawatir akan rusak
kecantikannya. Dalam kondisi tersebut, suami dan istri berhak memutuskan untuk melakukan
pembatasan. Ada pula ulama yang mengatakan pembatasan bisa dilakukan tanpa syarat apa
pun yang mendasarinya.

16
Mereka berpegang pada hadis-hadis mengenai sikap Rasulullah yang mengizinkan
para sahabat melakukan azl. Sumber hukum utama dalam Islam ada dua, yaitu Alquran dan
Sunnah. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah
saw. bersabda,
“Aku meninggalkan dua hal untuk kalian. Kalian tidak akan tersesat selama berpegah teguh
pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Kebaikan pada keduanya tidak akan berpisah
hingga mereka datang kepadaku di haudh (telaga al-Kautsar di surga).” (HR. Hakim).
Melalui metode induksi (istiqra`) terhadap ayat-ayat Alquran, kita dapat menjumpai
bahwa tidak ditemukan sebuah ayat yang secara khusus dan tegas mengharamkan
pembatasan keturunan atau pelarangan kehamilan. Yang ada adalah menjadikan tindakan
menjaga keturunan sebagai salah satu dari lima tujuan primer dalam menetapkan hukum.
Namun, di dalam Sunnah terdapat hadis-hadis –diriwayatkan dalam kitab Shahih dan lainnya
— yang membolehkan ‘azl terhadap istri. ‘Azl adalah mengeluarkan sperma di luar saluran
reproduksi istri ketika seseorang menggauli istrinya.
Di antara hadis-hadis yang berbicara mengenai ‘azl ini adalah hadis Jabir
binAbdullah r.a., dia berkata, “Kami melakukan ‘azl di zaman Rasulullah SAW. dan ketika
itu Alquran masih turun (kepada beliau).” (Muttafaq alaih).
Muslim juga meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a., dia berkata, “Kami
melakukan ‘azl pada zaman Rasulullah SAW. Perbuatan kami itu terdengar oleh Nabi SAW
tapi beliau tidak melarang kami untuk melakukannya.”
Para ulama fikih berbeda pendapat mengenai kebolehan melakukan ‘azl guna
mencegah kehamilan atau membatasi keturunan. Imam Ghazali, dalam kitab Ihyâ`
‘Ulûmiddîn dalam bab Adab Menikah, mengatakan bahwa para ulama terbagi menjadi empat
kelompok dalam masalah ‘azl ini. Di antara mereka ada yang membolehkannya secara
mutlak. Kelompok kedua berpendapat bahwa ‘azl adalah haram secara mutlak. Kelompok
ketiga membolehkan ‘azl tapi dengan seizin istri. Dan kelompok terakhir membolehkan ‘azl
terhadap budak perempuan saja, bukan terhadap perempuan merdeka. Lalu Imam Ghazali
berkata, “Pendapat yang benar menurut kami–ulama mazhab Syafi’i adalah kebolehan
melakukan ‘azl.”
Hampir seluruh ahli fikih dari berbagai mazhab sepakat bahwa ‘azl–usaha untuk
mencegah pertemuan antara sperma dan sel telur-adalah boleh jika kedua suami-istri itu
sepakat untuk melakukannya. Salah seorang dari keduanya tidak boleh melakukannya tanpa
persetujuan yang lain. Dalil atas kebolehan ini adalah tindakan para sahabat yang melakukan
‘azl terhadap para istri dan budak perempuan mereka di masa Rasulullah saw. Perbuatan
17
mereka tersebut telah sampai juga kepada Rasulullah saw tapi beliau tidak melarangnya,
sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullahr r.a. di atas.
Jika demikian adanya, maka kebolehan melakukan pengaturan kehamilan adalah hal
yang tidak ditolak oleh nash-nash Sunnah. Perbuatan ini dapat dikiyaskan (dianalogikan)
dengan ‘azl yang dilakukan dan dibolehkan pada masa Rasulullah saw. Seperti dalam kisah
Jabir bin Abdullah yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahih-nya, “Kami
melakukan ‘azl di zaman Rasulullah saw dan ketika itu Alquran masih turun (kepada
beliau).” Hal ini juga sesuai dengan riwayat dalam Bukhari.
Yang dimaksud dengan pengaturan kehamilan di sini adalah menjauhkan jarak antar
kehamilan, guna menjaga kondisi kesehatan sang ibu. Atau guna meminimalisir dampak
negatif dari proses kehamilan dan melahirkan yang terus-menerus, serta memberikan waktu
yang cukup bagi seorang ibu untuk mendidik anak-anaknya. Bahkan, sebagaimana dikatakan
oleh Imam Ghazali dalam Ihyâ` ‘Ulûmiddîn dan Imam Syaukani dalam Nailul Authâr, di
antara tujuan utama dari ‘azl adalah menghindari kehamilan di masa menyusui yang dapat
berimplikasi buruk terhadap bayi yang sedang disusui, tidak ingin mempunyai anak yang
banyak atau tidak menginginkan anak sama sekali. Adapun jika maksud mencegah kehamilan
adalah menghentikan kemampuan untuk melahirkan secara permanen, maka ini bertentangan
dengan risalah dan tujuan Islam dalam menjaga keberlangsungan manusia sampai
batas masa yang ditentukan oleh Allah.
Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang
akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (Al-Isrâ`: 31).
Ayat ini tidak bertentangan dengan pendapat jumhur ulama yang membolehkan ‘azl
terhadap istri guna memperlambat kehamilan atau menghentikannya sementara waktu karena
suatu alasan yang dibenarkan oleh syarak. Ayat di atas menjelaskan mengenai larangan
membunuh anak, sedangkan mencegah kehamilan dengan mencegah terjadinya pembuahan
sebagai proses awal dari pembentukan janin, tidak dianggap sebagai suatu pembunuhan,
karena ketika itu janin belum terbentuk. Hal ini sebagaimana ketika seorang suami
melakukan ‘azl yang membuat spermanya tidak bertemu dengan indung telur istri. Dalam
kondisi ini, wallahu a’lam, proses pembentukan janin belum berlangsung dan belum
melalui fase-fase pembentukan yang diterangkan dalam ayat:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).” (Al-Mu`minûn: 12 – 13).
18
Fase ini pun telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin
Mas’ud r.a., dia berkata, “Rasulullah saw. menjelaskan kepada kami,
“Sesungguhnya setiap kalian mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat
puluh hari empat puluh malam sebagai air mani. Lalu dia menjadi segumpal darah selama
waktu itu pula. Lalu menjadi sekerat daging selama waktu itu pula. Lalu diutuslah malaikat
dan menetapkan baginya empat hal: menuliskan rezekinya, ajalnya, perbuatannya dan apakah
akan menjadi orang celaka atau bahagia. Malaikat itu lalu meniupkan ruh padanya.
Sesungguhnya seseorang dari kalian melakukan perbuatan penduduk surga, sehingga tidak
ada jarak antara dirinya dan surga kecuali satu hasta, akan tetapi catatan tentang dirinya (di
Lauh Mahfuzh) telah mendahuluinya, sehingga dia melakukan perbuatan penduduk neraka,
maka dia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya seorang dari kalian melakukan perbuatan
penduduk neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali satu hasta,
akan tetapi catatan tentang dirinya (di Lauh Mahfuzh) telah mendahuluinya, sehingga dia pun
melakukan perbuatan penduduk surga, maka dia pun masuk surga.” (HR. Bukhari di
beberapa tempat dalam kitab Shahîh-nya).
Dengan demikian, segala tindakan yang tidak menyebabkan terbunuhnya janin setelah
penciptaannya dalam fase apapun meski hanya sebentar adalah boleh dilakukan sebagaimana
dijelaskan di atas.

B. PANDANGAN ISLAM MENGENAI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI


Masalah penggunaan alat kontrasepsi menurut pandangan Islam tidak bisa dipisah-
pisah antara niat/motivasi, metode penggunaan, alat dan juga resiko. 
Sehingga bila salah satu komponen itu ada yang tidak sejalan dengan hukum Islam, maka
penggunaan alat kontrasespsi itu pun menjadi tidak boleh juga. 
Misalnya, masalah niat. Meski alat kontrasepsi yang digunakan termasuk yang dibolehkan
namun motivasi atau niatnya adalah karena hal-hal yang dilarang Islam sepertitakut miskin
dan sebagainya, maka hukumnya menjadi tidak boleh juga. 
Khusus mengenai alat kontrasepsi itu sendiri, saat ini dunia kedokteran telah memiliki begitu
banyak alat dan metode. Sebelum membahas alat-alat kontrasespi itu, kami ingin menukilkan
fatwa-fatwa dari lembaga dunia Islam tentang kontrasespi ini: 
1. Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo 
Dalam muktamar kedua tahun 1385 H/1965 M menetapkan keputusan sebagai berikut: 

19
“Sesungguhnya Islam menganjurkan untuk menambah dan memperbanyak keturunan,
karena banyaknya keturunan akan memperkuat umat Islam secara sosial, ekonomi dan
militer. Menambah kemuliaan dan kekuatan. 
“Jika terdapat darurat yang bersifat pribadi yang mengharuskan pembatasan keturunan,
maka kedua suami istri harus diperlakukan sesuai dengan kondisi darurat. Dan batasan
darurat ini dikembalikan kepada hati nurani dan kualitas agama setiap pribadi. 
“Tidak sah secara syar’i membuat peraturan berupa pemaksaan kepada manusia untuk
melakukan pembatasan keturunan walaupun dengan berbagai macam dalih. 
“Pengguguran dengan maksud pembatasan keturunan atau menggunakan cara yang
mengakibatkan kemandulan untuk maksud serupa adalah sesuatu yang dilarang secara
syar’i terhadap suami istri atau lainnya. 

2. Pernyataan Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami 


Pada sidang ke- 16 Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami membuat fatwa melarang
pembatasan keturunan, dan berikut nashnya: 
Majelis mempelajari masalah pembatasan keturunan atau KB, sebagaimana sebagian para
penyeru menamakannya. Anggota majelis sepakat bahwa para pencetus ide ini hendak
membuat makar atau tipu daya terhadap umat Islam. Dan umat Islam yang
menganjurkannya akan jatuh pada perangkap mereka. Pembatasan ini akan
membahayakan secara politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Telah muncul fatwa-fatwa
dari para ulama yang mulia dan terpercaya keilmuan serta keagamaannya yang
mengharamkan pembatasan keturunan ini. Dan pembatasan keturunan tersebut
bertentangan dengan Syari’ah Islam.  Umat Islam telah sepakat bahwa diantara sasaran
pernikahan dalam Islam adalah melahirkan keturunan. Disebutkan dalam hadits shahih
dari Rasulullah SAW bahwa wanita yang subur lebih baik dari yang mandul. 

3. Pernyataan Badan Ulama Besar di Kerajaan Arab Saudi 


Pernyataan no: 42 tanggal 13/4 1396 H: Dilarang melakukan pembatasan keturunan
secara mutlak. Tidak boleh menolak kehamilan jika sebabnya adalah takut miskin.
Karena Allah Ta’ala yang memberi rejeki yang Maha Kuat dan Kokoh. Tidak ada
binatang di bumi kecuali Allah-lah yang menanggung rejekinya. Adapun jika mencegah
kehamilan karena darurat yang jelas, seperti jika wanita tidak mungkin melahirkan secara
wajar dan akan mengakibatkan harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan anaknya.
Atau melambatkan untuk jangka waktu tertentu karena kemashlahatan yang dipandang
20
suami-istri maka tidak mengapa untuk mencegah kehamilan atau menundanya. Hal ini
sesuai dengan apa yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan sebagian besar para
sahabat tentang bolehnya ‘azl (coitus terputus). 
4. Pernyataan Majelis Lembaga Fiqh Islami 
Dalam edisi ketiga tentang hukum syari’ KB yang ditetapkan di Mekkah 30-4-1400H,
Majelis Lembaga Fiqh Islami menetapkan bahwa pembatasan keturunan secara mutlak itu
tidak diperbolehkan dan tidak diperbolehkan juga menolak atau mencegah kehamilan
karena alasan ekonomi, karena Allah Ta’ala sudah mengatur rezeki setiap makhluknya.
Sedangkan mencegah kehamilan atau menundanya karena sebab-sebab pribadi yang
bahayanya jelas, seperti wanita tidak dapat melahirkan secara wajar dan akan
mengakibatkan dilakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya, maka hal yang demikian
tidak dilarang Syar’i. Begitu juga jika menundanya disebabkan sesuatu yang sesuai Syar’i
atau secara medis melaui ketetapan dokter muslim terpercaya. Bahkan dimungkinkan
melakukan pencegahan kehamilan dalam kondisi yang terbukti membahayakan terhadap
ibu dan mengancam kehidupannya berdasarkan keterangan dokter muslim terpercaya. 
Adapun seruan pembatasan keturunan atau menolak kehamilan karena alasan yang
bersifat umum tidak diperbolehkan secara Syari’ah.

Hukum Menggunakan Alat-Alat Kontrasepsi 


Sebelum munculnya alat kontrasepsi di masa Rasulullah SAW telah terjadi suatu
tindakan menghindari kehamilan dengan cara alami yang dilakukan para sahabat dan biasa
disebut ‘azl.
Sesuai dengan hadits ini maka tindakan menghindari kehamilan hukumnya boleh
sesuai dengan analogi hukum ‘azl. Tindakan seperti itu misalnya menggunakan sistem
kalender sehingga tidak terjadi pembuahan saat berhubungan suami-istri, menggunakan
kondom dan lain-lain. Menggunakan alat-alat kontrasepsi lain jika menurut medis tidak
membahayakan, baik fisik maupun kejiwaan maka dibolehkan. 
Adapun menggunakan alat-alat kontrasepsi atau sarana lain yang mengakibatkan alat-
alat reproduksi tidak berfungsi dan mengakibatkan tidak dapat menghasilkan keturunan, baik
pada pria maupun wanita, dengan persetujuan ataupun tidak, dengan motivasi agama atau
lainnya, maka hukumnya haram. Dan para ulama sepakat mengharamkannya. Contoh yang
diharamkan adalah fasektomi (pemutusan saluran sperma) dan tubektomi (pemutusan saluran
telur). 

21
Allah SWT berfirman: 
Dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba
Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan
akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-
benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka merobahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata (QS an-Nisaa 118-
119) .
Merubah ciptaan Allah yang dilarang diantaranya merubah sesuatu dari anggota
badannya atau mematikan fungsinya dari fitrah dan penciptaan yang asli. 
Syari’ah Islam tidak melarang seseorang untuk melakukan KB jika dilakukan
berdasarkan motivasi-motivasi pribadi dengan syarat-syarat yang sesuai syar’i, seperti: daf’ul
haraj (menolak kesempitan), ad-dharar yuzaal (bahaya harus di hilangkan). Sebagaimana ciri
khas ajaran Islam, surat al-Hajj: 78 artinya, “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk
kamu dalam agama suatu kesempitan”. Al-Baqarah: 173 “Barangsiapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. 
Anjuran Rasulullah saw untuk memperbanyak keturunan tidak berarti agar keluarga
muslim mendapatkan anak setiap tahun. Karena kalau kita konsekwen terhadap pengajaran
Islam maka minimal seorang muslim mendapatkan anak setiap tiga tahun, karena setiap bayi
yang melahirkan ada hak untuk menyusui dua tahun. Dan begitu juga seorang ibu punya hak
untuk istirahat. 
Jika difahami secara baik, maka Islam mengajarkan perencanaan yang matang dalam
mengelola keluarga dan mengaturnya dengan baik. Dalam konteks inilah KB dibolehkan.
Sedangkan upaya pembatasan keturunan secara masal dalam skala sebuah umat, maka hal
tersebut diharamkan, diharamkan untuk mempromosikannya, apalagi memaksanya dan
diharamkan menerimanya. 

22
Alat-Alat Kontrasepsi Dan Hukumnya
1. Pantang Berkala
Prinsip:
Tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri.
Mekanisme kerja: 
Menentukan masa subur istri ada tiga patokan yang diperhitungkan pertama: ovulasi
terjadi 14+2 hari sesudah atau 14-2 hari sebelum haid yang akan datang; kedua:
sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi; ketiga: ovum
dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Jadi, jika konsepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3
hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi. 
Dalam praktek, sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat. Hanya
sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur; lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-
lebih sesudah persalinan, dan pada tahun-tahun menjelang menopause.
Hukum:
metode ini jelas dibolehkan dalam Islam asal niatnya benar. Misalnya untuk mengatur
jarak kelahiran dan menjaga kondisi ibu. 
2. Spermatisid
Mekanisme kerja:
Preparat spermatisid terdiri atas 2 komponen yaitu bahan kimia yang
mematikan sperma (biasanya nonilfenoksi polietanol), dan medium yang dipakai
berupa tablet, krim atau agar. Tablet busa atau agar diletakkan dalam vagina, dekat
serviks. Gerakan-gerakan senggama akan menyebarkan busa meliputi serviks,
sehingga secara mekanis akan menutupi ostium uteri eksternum dan mencegah
masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis.
Sering terjadi kesalahan dalam pemakaiannya di antaranya krim atau agar
yang dipakai tidak cukup banyak, pembilasan vagina dalam 6-8 jam setelah senggama
yang menyebabkan daya guna kontrasepsi ini berkurang.
Hukum:
Salah satu metodenya adalah mematikan sperma selain mencegah masuknya.
Ketika metode yang digunakan sekedar mencegah masuknya sperma agar tidak
bertemu dengan ovum, para ulama masih membolehkan. Namun bila pil tersebut
berfungsi juga untuk mematikan atau membunuh sperma, maka umumnya para ulama
tidak membolehkannya. Meski masih dalam bentuk sperma, namun tetap saja disebut
23
pembunuhan. Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa sperma itu tetap harus
dihormati dengan tidak membunuhnya. Sebagian ulama lainnya mengatakan bila
sprema telah membuahi ovum dan menjadi janin, barulah diharamkan untuk
membunuhnya. 

3. Kondom
Mekanisme kerja:
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina. Pada dasarnya ada 2 jenis
kondom, kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit dibuat dari usus domba.
Kondom karet lebih elastis, murah, sehingga lebih banyak dipakai.
Secara teoritis kegagalan kondom terjadi ketika kondom tersebut robek oleh
karena kurang hati-hati, pelumas kurang atau karena tekanan pada waktu ejakulasi.
Hal lain yang berpengaruh pemakaian tidak teratur, motivasi, umur, paritas, status
sosio-ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Beberapa keuntungan kondom: murah,
mudah didapat (tidak perlu resep dokter), tidak memerlukan pengawasan, mengurangi
kemungkinan penularan penyakit kelamin.
Hukum:
Sebagaimana disebutkan di atas, maka kondom tidak termasuk membunuh
sperma tetapi sekedar menghalangi agar tidak masuk dan bertemu dengan ovum
sehingga tidak terjadi pembuahan. 
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim; IUD=Intra Uterine Device)
Mekanisme Kerja:
AKDR biasa dianggap tubuh sebagai benda asing menimbulkan reaksi radang
setempat, dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
AKDR yang dililiti kawat tembaga, tembaga dalam konsentrasi kecil yang
dikeluarkan dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada
AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. 
AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pasase sperma. Secara teknik Insersi AKDR hanya bisa dilakukan oleh
tenaga medis dan paramedis karena harus dipasang di bagian dalam kemaluan wanita.

24
Hukum:
a. Dari segi pemasangan, IUD harus melibatkan orang yang pada dasarnya tidak
boleh melihat kemaluan wanita meskipun dokternya wanita. Karena satu-satunya
orang yang berhak untuk melihatnya adalah suaminya dalam keadaan normal.
Sedangkan pemasangan IUD sebenarnya bukanlah hal darurat yang
membolehkan orang lain melihat kemaluan wanita meski sesama wanita. 
b. Salah satu fungsi IUD adalah membunuh sprema yang masuh selain berfungsi
menghalagi masuknya sprema itu ke dalam rahim. Beberapa produk IUD saat ini
terbuat dari bahan yang tidak kondusif bagi zygote sehingga bisa membunuhnya
dan proses kehamilan tidak terjadi. Dengan demikian, maka sebagian metode
IUD itu telah menyalahi ajaran syariah Islam karena melakukan pembunuhan atas
zygote yang terbentuk dengan menciptakan ruang yang tidak kondusif kepadanya.
5. Tubektomi/Vasektomi
Tubektomi pada wanita atau vasektomi pada pria ialah setiap tindakan (pengikatan
atau pemotongan) pada kedua saluran telur (tuba fallopii) wanita atau saluran vas
deferens pria yang mengakibatkan orang/ pasangan bersangkutan tidak akan
mendapat keturunan lagi. 
Kontrasepsi itu hanya dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih
dapat dipulihkan kembali/reversibel.
Perkumpulan kontrasepsi mantap Indonesia menganjurkan 3 syarat untuk menjadi
akseptor kontrasepsi ini yaitu syarat: sukarela, bahagia dan sehat. Syarat sukarela
meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi, risiko dan
keuntungan kontrasepsi mantap dan pengetahuan tentang sifat permanennya cara
kontrasepsi ini. 
Bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri sekurang-
kurangnya 25 tahun dengan sekurang-kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil
berumur lebih dari 2 tahun.
Hukum: Para ulama sepakat mengharamkannya karena selama ini yang terjadi adalah
pemandulan, meski ada keterangan medis bahwa penggunanya masih bisa dipulihkan.
Namun kenyataan lapangan menunjukkan bahwa para penggunanya memang tidak
bisa lagi memiliki keturunan selamanya. Pada titik inilah para ulama
mengahramkannya.
6. Morning-after pill 

25
Morning-after pill atau kontrasepsi darurat adalah alat kontrasepsi pil yang
mengandung levonogestrel dosis tinggi, digunakan maksimal 72 jam setelah
senggama. Keamanan pil ini sebenarnya belum pernah diuji pada wanita, namun FDA
(Food and Drug Administration) telah mengijinkan penggunaannya. 
Cara kerja kontrasepsi darurat ini adalah:
a. Menghambat ovulasi, artinya sel telur tidak akan dihasilkan. 
b. Merubah siklus menstruasi, memundurkan ovulasi. 
c. Mengiritasi dinding uterus, sehingga jika dua metode di atas tidak berhasil dan
telah terjadi ovulasi, maka zigot akan mati sebelum zigot tersebut menempel
di dinding uterus. Pada kasus ini pil ini disebut juga “chemical abortion”.
Hukum: Dalam metodenya ada unsur mematikan zygote apabila penghambatan
ovulasi dan perubahan siklus menstruasi tidak berhasil. Dan sebagaimana telah
dibahas sebelumnya, pembunuhan zygote adalah dilarang. 

26
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan alat kontrasepsi dalam islam sendiri memiliki dua pandangan yaitu pandangan
yang membolehkan penggunaan alat kontrasepsi dan juga yang tidak membolehkannya.
Penggunaan alat kontrasepsi dalam KB ini, diperbolehkan dengan alasan – alasan
tertentu misalnya untuk menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak diantara dua kelahiran, untuk
menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak. Namun, penggunaan
kontrasepsi dalam KB bisa menjadi tidak diperbolehkan apabila dilandasi dengan niat dan
alasan yang salah, seperti takut miskin, takut tidak bisa mendidik anak, dan takut
mengganggu pekerjaan orang tua. Dengan kata lain, penilaian tentang penggunaan
kontrasepsi itu sendiri tergantung kepada niatan dari orang yang melakukannya.

B. SARAN
Apabila seseorang hendak menggunakan alat kontrasepsi dalam program keluarga
berencana, maka sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu segala aspek yang
menyangkut kelancaran penggunaannya. Beberapa aspek yang bharus diperhatikan di
antaranya sebagai berikut:
a. Alat kontrasepsi, apakah aman untuk digunakan atau tidak
b. Keuangan keluarga, bila memiliki keuangan yang cukup mengapa anda harus KB
c. Kesehatan ibu
d. Pandangan agama islam mengenai pelaksanaan program tersebut

27
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. (1994). KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar.


Soetjiningsih, SpAK. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmojo, Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

28
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM PROGRAM
KELUARGA BERENCANA MENURUT PANDANGAN
ISLAM DAN PANDANGAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Pendidikan


Agama Islam yang di bimbing oleh Citra, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

1. Aisyah (021.03.0075)
2. Artika Utari (021.03.0076)
3. Baiq Alvi Sundari (021.03.0077)

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
TAHUN 2021

29

Anda mungkin juga menyukai