Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI AGAMA

“ DOA DIDALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI “

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi agama.

Dosen pembimbing: Dr. Yeni Huriani, M. Hum

Disusun Oleh:

Rizko Pambudi………(1201020072)

Kelas: Studi Agama Agama 3 B

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

……..Puji syukur kehadirat allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayat, taufiq, dan inayah
nya, saya ingin mempersembahkan makalah yang berjudul, Doa Didalam Perspektif Psikologi,
saya persembahkan untuk para pembaca. Terkhusus kepada dosen Psikologi Agama kelas studi
Agama-Agama 3-B. sholawat serta salam yang mudah-mudahan tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Yang membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang hingga saat ini, karna berkat beliau islam dapat tersebarluaskan dan manusia
mengenal Tuhan-nya. Makalah yang berjudul Doa Didalam Perspektif Psikologi, sengaja saya
susun..sebagai..tugas…sekaligus..UAS..mata..kuliah..psikologi..Agama.
…….Saya sebagai penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah berkontribusi, terutama kepada orang tua saya sebagai penulis,
terima kasih sudah mendukung saya hingga saat ini berupa materi dan mental demi
keberlangsungan makalah ini, kepada dosen Psikologi Agama yang telah memberikan tugas
ini agar saya lebih memahami Analisa Mengenai Doa Didalam Perspektif Psikologi.
Selanjutnya, saya hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulis dalam
Menyusun makalah ini dapat ditemukan sesuatu yang memberikan manfaat kepada penulis,
dan seluruh pembaca. Saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan dan penyempurnaan berikutnya. Semoga makalah Doa Didalam
perspektif Psikologi ini bermanfaat bagi kita semua, Amiiin yra.

Bandung, 16 Desember 2021

Penulis
PEMBAHASAN

➢ Deskripsi Kasus

……..Ruang lingkup agama didalam perspektif psikologi tentunya penting. Kemudian hal ini
berkaitan dengan suatu gaya dan upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan dalam
pendekatan psikologi. Yaitu salah satunya melalui dengan doa.

…….Doa berasal dari Bahasa arab yang artinya panggilan, meminta, memohon, mengundang,
doa dan sebagainya. Berdoa artinya menyeru, memanggil atau memohon pertolongan kepada
Allah swt atas segala sesuatu yang diinginlan. panggilam kepada Allah tersebut dapat berupa
ucapan tasbi, (Subhanallah), pujian (Alhamdulillah), istigfar (Astaghfirullah), dan meminta
perlindungan (A udzubillah) dan lainnya. Menurut Mohammad Saifullah Al-Aziz, didalam
bukunya “Risalah Memahami Ilmu Tasawuf’” menyatakan bahwa doa adalah suatu realisasi
penghambaan dan merupakan media komunikasi anatara makhluk dengan Khaliknya, yang
paling sering men curahkan isi hati yang paling dalam dan paling rahasia. Dengan berdoa,
manusia merasa dekat dan merasa bertatap muka dengan Khaliknya serta memohon petunjuk
maupun perlindungan. Jadi, doa itu pada primsipnya merupakan kata kunci dari segala
kebutuhan hidup didunia maupun di akhirat.

……Doa pun bisa diartikan sebgai kegiatan menggunakan kata kata baik secara terbuka
bersama-sama atau secara sendiri (pribadi) untuk memohon tuntunan-tuntunan kepada tuhan.
Ibnu Arabi berspektif bahwa doa adalah sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan sebagai
upaya untuk membersihkan dan menghapus nilai-nilai kemusrikan dalam diri. Doa itu artinya
permintaan atau permohonan sudah mengisyaratkan adanya kedua pihak yang diatas dan
dibawah. Istilah permintaan atau permohonan dari satu oihak ke satu pihak yang lain bisa
digunakan untuk mrnyebut hubungan antara dua pihak makhluk, tetapi penggunaan kata doa
hanya mempunyai satu arti, yaitu permintaan manusia kepada Allah SWT. dibalik kata doa
sudah terkandung pengertian bahwa manusia merasa dirinya kecil dan Allah swt memiliki sifat
maha kuasa dan maha Besar.

……Doa adalah kebutuhan spiritual jiwa manusia, Jelaskan ketidakberdayaan mereka yang
tidak memiliki bantuan Dari sesama manusia, terutama dari tuannya. Ada banyak keuntungan
Sehingga seseorang dapat menerapkannya. Misalnya, apa yang terjadi dalam insiden itu
George Müller yang membangun dan memelihara beberapa panti asuhan Jaga anak yatim saat
dia tidak ada Mencari makanan untuk diberikan kepada anak yatim, Kumpulkan anak-anak
dan berdoa, Anehnya seseorang membawaku segera Makanan mereka. 6 Sesuai dengan firman
Allah SWT. Dalam surat Al-Qur'an Sura Ghofir ayat 60, dikatakan:

Dan Tuhanmu berfirman: " Tolong doakan saya, saya akan memberikannya. Lihatlah, orang
yang bangga dengan ibadahku akan malu dan masuk neraka "
➢ Analisis Teoritik

Kurang lebihnya doa Ini mempengaruhi kesadaran mereka yang melakukannya.


Tujuan utama shalat sebenarnya objektif. Tapi para ahli Psikologi lebih tertarik
pada efek subjektif dari doa daripada masalah Untuk hasil kemungkinan Hadapi
orang-orang yang berdoa..di..dunia..roh..8..Ada banyak jenis doa, jadi ini
menunjukkan doa itu. Ini adalah salah satu kegiatan utama dalam kehidupan umat
beragama dan Permintaan doa adalah bagian terpenting dari setiap kegiatan doa.
Jaminan yang ditentukan oleh Tuhan mungkin terpengaruh Permintaan manusia.
Sebagaimana hadits Nabi saw. : Anda bisa berdoa Menolak jaminan Allah (Kada).
Hadits lain mengatakan:

Doa adalah salah satu tentara tentara ciptaan Tuhan Untuk menjadi penolong. Dia
bisa menyangkal kepastian itu Ditentukan oleh Allah. 9 Harapan terwujudnya doa
untuk kemaslahatan berdua Publik atau pribadi, sekuler atau akhirat, Hak istimewa.
Sholat wajib mengiringi Dedikasi kepada Tuhan, tidak mungkin kita terus
menuntut Dan dia bersikeras bahwa harapannya akan menjadi kenyataan. Oleh
karena itu, itu bukan hasil dari Yang diperlukan hanyalah doa, tetapi ketegangan
yang dihasilkan menghilang. Percaya pada masalah yang diungkapkan dalam doa
Serahkan pada Tuhan. Sepuluh Psikolog fokus pada banyak pertanyaan Cara
berpikir orang Berperilaku sehubungan dengan doa. saya bisa belajar Diarahkan ke
pertanyaan terkait ruang lingkup doa Jika Anda berdoa, itu akan menjadi sedikit
lebih Ini mempengaruhi kesadaran pelaku. Tujuan utama shalat sebenarnya
objektif. Tapi para ahli Psikologi lebih tertarik pada efek subjektif dari doa daripada
subjeknya Tentang hasil kemungkinan Menghadapi orang-orang yang berdoa di
dunia roh. 8 Tunjukkan doa itu dengan berbagai jenis doa Ini adalah salah satu
kegiatan utama dalam kehidupan beragama dan Menuntut doa adalah bagian
terpenting dari setiap kegiatan doa. Kepastian yang ditentukan Tuhan dapat
terpengaruh Permintaan manusia. Sebagaimana hadits Nabi SAW. : Anda bisa
berdoa Hasil apa yang diharapkan dari orang-orang ini ketika diterapkan? Dalam
shalat, ada dua hal yang berharga. Dengan efektivitas kausal dari doa
Korespondensi dengan kenyataan. Efek kausalnya adalah Dampak doa pada
harapan yang telah lama ditunggu-tunggu Terjadinya insiden bersifat kausal
Keinginan untuk berdoa dan kesepakatan dengan kenyataan dalam doa Ini adalah
kegiatan yang dianjurkan oleh agama. Pencapaian Harapan tidak hanya datang dari
kekuatan kita, tetapi juga dari kekuatan kita Allah melalui doa-doa para hamba.
Kompatibilitas terbaik Realitas adalah tujuan akhir dari doa. Tapi semua keputusan
Harus dikoreksi dan dipresentasikan padanya. 12 Kleinbell dalam kajiannya yang
berjudul “The Role of Religion” Dalam Pencegahan dan Pengobatan
Ketergantungan” (Peranan Agama dalam Agama) Pencegahan dan pengobatan
kecanduan) Itu terutama untuk dikatakan Semua orang, agama atau sekuler Padahal
mereka memiliki kebutuhan spiritual dasar (basic) kebutuhan jiwa). Setiap orang
merasa aman, tenang, terlindungi, Tidak ada stres, kecemasan, depresi, dll.
➢ Solusi Masalah

Kebahagiaan dalam beribadah adalah pencampaian mutlak bagi manusia yang tekut dan taat
pada penghambaannya kepada Tuhan. Ibadah yang dilakukan secara terpaksa dan berat hati
menandakan belum mencapai kebahagiaan yang sempurna (al-Ghazali, 1989: 35). Betapapun
manusia telah mencapai kebahagiaan , tak akan pernah lepas tanpa ibadah, sebab ibadah adalah
sisi lain dari nilai kebahagiaan. Bukankah tubuh termasuk darah dan segala fasilitas lainnya
adalah titipan Alloh yang sudah pasti selalu berzikir. Alangkah malunya jika diri dan kesadaran
tidak ikut hanyut dalam zikir kepada Allah. Tubuh ini akan merasakan ketentraman jika
digerakkan oleh kesadaran manusia yang selalu berdzikir kepada Yang Maha Pencipta.

Ibadah harus dilakukan sepanjang hayat, sebab badan , jiwa dan roh akan selaras hanya dengan
ibadah untuk membuat akhlak meresap dan sempurna. Akhlak adalah simbol dari
kesempurnaan seseorang hamba dalam beribadah sehingga mahluk akan dapat Saling memberi
penilaian baik buruk ibadah seseorang dengan melihat keseluruhan budi pekerti atau
akhlaknya. Menurut al-Ghazali (1989: 61), ada beberapa hal yang mencirikan seseorang tekun
dalam beribadah, yaitu memutuskan hubungan dan kaitan dengan segala hal, membersihkan
hati dari segala hal dan menghadapkan diri kepada Allah Swt. Secara total. Totalitas diri dalam
beribadah sebenarnya bukan kewajiban lagi bagi mereka yang sudah merasakan nikmatnya
ibadah, tapi merupakan kebutuhan, sebagai mana jasad ini butuh akan makanan dan air di setiap
harinya.
PENUTUP

➢ Kesimpulan
Ibadah dan Doa adalah suatu cara ibadah kepada Tuhan dalam bentuk permohonan,
permintaan sebagai bentuk pengakuan atas kelemahan diri dan kekuasaan suatu dzat
tertinggi. Dibalik kata doa sudah terkandung pengertian bahwa manusia merasa dirinya
kecil dan Allah SWT memiliki sifat Maha kuasa dan Maha besar. Doa juga adalah otaknya
(sumsum/ intinya ibadah). Selain itu doa adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar)
agama serta cahaya langit dan bumi.
Pengendalian diri seseorang hanyalah kepada sang pencipta Allah SWT dengan melakukan
ibadah, karena doa termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala dalam menghadapi
permasalahan yang rumit.

➢ Referensi
[1]Rafy sapuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali
Pers,2009), h.59-61
[2]Rafy sapuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali
Pers,2009), h.67-71
[3]Rafy sapuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali
Pers,2009), h.62-64
[4]Rafy sapuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali
Pers,2009), h.64-67

Anda mungkin juga menyukai