PROSES PERUMUSAN

KEBIJAKAN NEGARA

OLEH Dr. RUMZI SAMIN

PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA MELIPUTI :
 PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
NEGARA.
 PROSES MEMASUKKAN MASALAH
KEBIJAKAN NEGARA KE DALAM AGENDA
PEMERINTAH.
 PERUMUSAN USULAN KEBIJAKAN NEGARA.
 PROSES LEGITIMASI KEBIJAKAN NEGARA.
 PELAKSANAAN KEBIJAKAN NEGARA.
 PENILAIAN KEBIJAKAN NEGARA.
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA
 UNTUK KEPENTINGAN KEBIJAKAN, SUATU
MASALAH DAPAT DIARTIKAN SECARA FORMAL
SEBAGAI KONDISI ATAU SITUASI YANG
MENGHASILKAN KEBUTUHAN” ATAU
KETIDAKPUASAN PADA RAKYAT UNTUK MANA
DICARI CARA” PENANGGULANGANNYA.
 HAL INI DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG
SECARA LANGSUNG TERKENA AKIBAT OLEH
MASALAH ITU ATAU ORANG LAIN YANG PUNYA
TANGGUNGJAWAB UNTUK ITU.
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA
 BANYAK SEKALI KEBUTUHAN ATAU
KETIDAKPUASAN YANG DIMILIKI OLEH
MASYARAKAT, TETAPI TIDAK SELALU
HAL ITU DAPAT LANGSUNG MENJADI
“PROBLEM UMUM”.
 PROBLEM UMUM/PUBLIK ADALAH
KEBUTUHAN” ATAU KETIDAKPUASAN”
MANUSIA YANG TIDAK DAPAT DIPENUHI
ATAU DIATASI SECARA
PRIBADI/PRIVATE.
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA
 APA YANG MEMBEDAKAN ANTARA PROBLEM
UMUM DAN PROBLEM PRIVATE ?.
 PROBLEMA UMUM ADALAH MASALAH” YANG
MEMPUNYAI AKIBAT YANG LUAS TERMASUK
AKIBAT” YANG MENGENAI ORANG” YANG SCR
LANGSUNG TERLIBAT.
 PROBLEMA PRIVATE ADALAH MASALAH” YANG
MEMPUNYAI AKIBAT YANG TERBATAS ATAU
HANYA MENYANGKUT PADA SATU ATAU
SEJUMLAH KECIL ORANG YANG TERLIBAT
SECARA LANGSUNG.
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA
 SUATU PROBLEMA UMUM TIDAK HANYA
CUKUP DIHAYATI OLEH BANYAK ORANG
SEBAGAI SESUATU MASALAH YANG PERLU
SEGERA DIATASI, TETAPI MASYARAKAT PERLU
MEMILIKI POLITICAL WILL UNTUK
MEMPERJUANGKANNYA DAN LEBIH PENTING
LAGI PROBLEMA ITU DITANGGAPI POSITIF
OLEH PEMBUAT KEBIJAKAN DAN MEREKA
BERSEDIA MEMPERJUANGKAN PROBLEMA
UMUM ITU MENJADI PROBLEMA KEBIJAKAN,
MEMASUKKAN KEDALAM AGENDA
PEMERINTAH DAN MENGUSAHAKAN MENJADI
KEBIJAKAN NEGARA.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
 PILIHAN DAN KECONDONGAN PERHATIAN
PEMBUAT KEBIJAKAN TERHADAP SEJUMLAH
KECIL PROBLEMA” UMUM IUTU MENYEBABKAN
TIMBULNYA AGENDA KEBIJAKAN (THE POLICY
AGENDA).
 AGENDA KEBIJAKAN BERBEDA DENGAN
TUNTUTAN DALAM SISTEM POLITIK (POLITICAL
DEMANDS) PADA UMUMNYA DAN BERBEDA
PULA DENGAN PRIORITAS” POLITIK (POLITICAL
PRIORITIES) YANG BIASANYA MERUPAKAN
TUNTUTAN DAFTAR MASALAH DIMANA
MASALAH” YANG TERPENTING BERADA
DIATAS.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
 SUATU AGENDA PEMERINTAH (GOVERMENTAL
AGENDA) TIDAK SEHARUSNYA DIPANDANG
SEBAGAI SUATU DAFTAR FORMAL DARI
BERBAGAI MASALAH” YANG HARUS
DIPERBINCANGKAN OLEH PEMBUAT
KEPUTUSAN, TETAPI SEMATA”
MENGGAMBARKAN PROBLEMA ATAU ISYU”
DIMANA PEMBUAT KEPUTUSAN MERASA
HARUS MEMBERIKAN PERHATIAN YANG AKTIF
DAN SERIUS PADANYA.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
 ROGER W COBB DAN CHARLES D ELDER
MEMBEDAKAN ANTARA SYSTEMIC AGENDA DENGAN
GOVERMENTAL AGENDA.
 AGENDA SISTEMATIK TERDIRI ATAS SEMUA ISYU”
YANG DIPANDANG SECARA UMUM OLEH ANGGOTA”
MASYARAKAT POLITIK SEBAGAI PATUT
MEMPEROLEH PERHATIAN DARI PUBLIK DAN
MENCAKUP MASALAH” YANG BERADA DALAM
KEWENANGAN YANG SYAH SETIAP TINGKAT
PEMERINTAH MASING”.
 AGENDA PEMERINTAH SBG SERANGKAIAN HAL”
YANG SECARA TEGAS MEMBUTUHKAN
PERTIMBANGAN” YANG AKTIF DAN SERIUS DARI
PEMBUAT KEPUTUSAN YANG SAH/OTORITATIF.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
ADA TIGA PRA-SYARAT AGAR ISYU KEBIJAKAN
DAPAT MASUK ATAU TAMPIL DALAM AGENDA
SISTEMATIK :
 ISYU ITU MEMPEROLEH PERHATIAN YANG
LUAS ATAU SETIDAK”NYA DAPAT
MENIMBULKAN KESADARAN MASYARAKAT.
 ADANYA PERSEPSI DAN PANDANGAN PUBLIK
BHW BEBERAPA TINDAKAN PERLU DILAKUKAN
UNTUK MEMECAHKAN MASALAH.
 MASALAH ITU MERUPAKAN TANGGUNGJAWAB
YANG SAH DARI BEBERAPA UNIT
PEMERINTAHAN UNTUK MEMECAHKANNYA.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
 AGENDA PEMERINTAH DISUSUN ATAS
PROBLEMA” YANG SANGAT
MEMBUTUHKAN KEAKTIFAN DAN
KESERIUSAN PEMBUAT KEPUTUSAN
UNTUK MEMPERTIMBANGKAN.
 AGENDA PEMERINTAH MEMPUNYAI
SIFAT YANG KHAS, LEBIH KONGKRIT
DAN TERBATAS JUMLAHNYA.
2. PENYUSUNAN AGENDA
PEMERINTAH
 AGENDA PEMERINTAH DAPAT BERISI HAL”
YANG LAMA YANG SECARA REGULER PADA
AGENDA PEMERINTAH MISAL KENAIKAN GAJI,
HARGA BARANG, PENGGALIAN SUMBER DANA.
 HAL” YANG BARU ADALAH HAL” YANG BELUM
DIDEFINISIKAN SEBAGAI AKIBAT MUCULNYA
SITUASI ATAU PERISTIWA” YANG KHUSUS DAN
BARU MISALNYA POLUSI KIMIA, KEWAJIBAN
BELAJAR, PENGGUNAAN ENERGI/TENAGA
MATAHARI.
ANDERSON MENYEBUTKAN FAKTOR” YANG
DAPAT MENYEBABKAN PROBLEMA UMUM, DAPAT
MASUK KE DALAM AGENDA PEMERINTAH :
 BILA TERDAPAT ANCAMAN TERHADAP
KESEIMBANGAN ANTAR KELOMPOK, MAKA
KELOMPOK” TSB AKAN MENGADAKAN REAKSI
DAN MENUNTUT TINDAKAN PEMERINTAH
UNTUK MENGAMBIL PRAKARSA GUNA
MENGATASI KETIDAKSEIMBANGAN TERSEBUT.
 KEPEMIMPINAN POLITIK DAPAT PULA MENJADI
SUATU FAKTOR YANG PENTING DALAM
PENYUSUNAN AGENDA PEMERINTAH.
 TIMBULNYA KRISIS ATAU PERISTIWA YANG
LUAR BIASA DAPAT MENYEBABKAN MASALAH
TERSEBUT MAMSUK KE DALAM AGENDA
PEMERINTAH.
ANDERSON MENYEBUTKAN FAKTOR” YANG
DAPAT MENYEBABKAN PROBLEMA UMUM, DAPAT
MASUK KE DALAM AGENDA PEMERINTAH :
 ADANYA GERAKAN” PROTES TERMASUK
TINDAKAN KEKERASAN ADALAH JUGA SALAH
SATU PENYEBAB YANG MENARIK PERHATIAN
PARA PEMBUAT KEBIJAKAN DAN
MENARUHNYA KEDALAM AGENDA
PEMERINTAH.
 MASALAH” KHUSUS ATAU ISYU” POLITIS YANG
TIMBUL DI MASYARAKAT YANG MENARIK
PERHATIAN MEDIA KOMUNIKASI DAN MELALUI
REPORTASENYA TELAH MENYEBABKAN
MASALAH” SEMAKIN MENONJOL SEHINGGA
LEBIH BANYAK LAGI PERHATIAN MASYARAKAT
DAN PARA PEMBUAT KEBIJAKAN
AGENDA PEMERINTAH DAPAT
DIBEDAKAN BY JONES :
 PROBLEM DEFINITION AGENDA YAITU HAL” YANG
MEMPEROLEH PENELITIAN DAN PERUMUSAN SECARA
AKTIF DAN SERIUS DARI PEMBUAT KEPUTUSAN.
 PROPOSAL AGENDA YAITU YANG TELAH MENCAPAI
TINGKAT DIUSULKAN DIMANA TELAH TERJADI
PERUBAHAN FASE MERUMUSKAN MASALAH KEDALAM
FASE PEMECAHAN MASALAH.
 BARGAINING AGENDA YAITU USULAN” KEBIJAKAN TADI
DITAWARKAN UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN SCR
AKTIF DAN SERIUS.
 CONTINUING AGENDA YAITU HAL” YANG DIDISKUSIKAN
DAN DINILAI SECARA TERUS MENERUS.
3. PERUMUSAN USULAN
KEBIJAKAN NEGARA
 ADALAH KEGIATAN MENYUSUN DAN
MENGEMBANGKAN SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG PERLU UNTUK MEMECAHKAN
MASALAH.
 MELIPUTI : MENGIDENTIFIKASIKAN
ALTERNATIF, MENDEFINISIKAN DAN
MERUMUSKAN ALTERNATIF, MENILAI
MASING” ALTERNTIF YANG TERSEDIA DAN
MEMILIH ALTERNATIF YANG MEMUASKAN
ATAU PELING MEMUNGKINKAN UNTUK
DILAKSANAKAN.
3. PERUMUSAN USULAN
KEBIJAKAN NEGARA
 MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF; PEMBERIAN
IDENTIFIKASI YANG BENAR DAN JELAS PADA
SETIAP ALTERNATIF KEBIJAKAN AKAN
MEMPERMUDAH PROSES PERUMUSAN
ALTERNATIF TERSEBUT.
 MENDEFINISIKAN DAN MERUMUSKAN
ALTERNATIF MAKA SEMAKIN MUDAH PEMBUAT
KEBIJAKAN MENILAI DAN
MEMPERTIMBANGKAN ASPEK POSITIF DAN
NEGATIF DARI MASING” ALTERNATIF.
3. PERUMUSAN USULAN
KEBIJAKAN NEGARA
 MENILAI ALTERNATIF ADALAH KEGIATAN
PEMBERIAN BOBOT (HARGA) PADA SETIAP
ALTERNATIF, SEHINGGA NAMPAK DENGAN
JELAS BAHWA SETIAP ALTERNATIF
MEMPUNYAI NILAI BOBOT KEBAIKAN DAN
KEKURANGANNYA MASING”.
 MEMILIH ALTERNATIF YANG MEMUASKAN
ATAU YANG PALING MEMUNGKINKAN UNTUK
DILAKSANAKAN BARULAH DAPAT DILAKUKAN
SETELAH PEMBUAT KEBIJAKAN BERHASIL
DALAM MELAKUKAN PENILAIAN TERHADAP
ALTERNATIF” KEBIJAKAN.
BENTUK DAN JENIS PERUMUSAN
USULAN KEBIJAKAN NEGARA :
 ROUTINE FORMULATION YAITU PROSES PERUMUSAN
KEMBALI USULAN”.
 KEBIJAKAN REPETITIF (BERULANG” SEHINGGA RUTIN)
DAN TIDAK BANYAK BERUBAH KRN SERINGKALI MUNCUL
PADA AGENDA PEMERINTAH.
 ANAO-GOUS FORMULATION YAITU PERUMUSAN
KEBIJAKAN YANG MEMPERLAKUKAN SUATU PROBLEMA
BARU SAMA HALNYA DENGAN APA YANG PERNAH
DILAKUKAN PADA USULAN” KEBIJAKAN YANG PERNAH
TERJADI SEBELUMNYA.
 CREATIF FORMULATION YAITU PROSES PERUMUSAN
KEBIJAKAN DENGAN MEMPERLAKUKAN SUATU PROBLEMA
MELALUI CARA” YANG BARU YANG TIDAK PERNAH
DIPRAKTEKKAN PADA USULAN” KEBIJAKAN SEBELUMNYA.
BENTUK DAN JENIS KEBIJAKAN
NEGARA DIPENGARUHI OLEH :
 PIHAK DALAM (INSIDE PARTICIPANTS)
DAN PIHAK LUAR (OUTSIDE
PARTICIPANTS).
 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALM
PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN
NEGARA SANGAT TERGANTUNG DARI
SISTEM POLITIK (POLITICAL SYSTEM)
NEGARA YANG BERSANGKUTAN,
SEHINGGA SULIT DITEMUKAN
GENERALISASI.
SISTEM KEBIJAKAN USA
BY FREDDERICK S LANE
 THE CITIZEN.
 THE CONGRESS.
 THE PRESIDENT.
 THE US, SUPREME COURT AND THE
COURT SYSTEM.
 POLITICAL PARTIES.
 INTEREST GROUP.
 THE PRESS.
 THE BUREAUCRACY.
SISTEM KEBIJAKAN NASIONAL USA
BY FREDDERICK S LANE
The Citizen

Political Parties The Congress

Interest
Group
Supreme
Court

The Press The President

The Bureaucracy
Penjelasan Lane

 USA pemerintah tingkat lokal dan negara

bagian memiliki sistem kebijakan sendiri yang
saling berkoneksi melalui sistem federal.
Hubungan antar negara” federal tersebut
secara bersama” dapat membangkitkan
policy issues yang sangat penting dalam
perumusan dan pelaksanaan kebijakan
negara.
Sistem kebijakan nasional Indonesia
sebelum amandemen
Infra Struktur : Supra Struktur
 Parpol  MPR

 Interest group  DPR

 Media massa  Presiden

 Citizen  MA

 BPK

 DPA
Sistem kebijakan nasional Indonesia
setelah amandemen
Infra Struktur : Supra Struktur
 Parpol  MPR (DPD+DPR)

 Interest group  Presiden

 Media massa  Kekuasaan Kehakiman

 Citizen (MA, MK, Komisi

Yudikatif)
 BPK
SUPRA STRUKTUR LEMBAGA”
LEMBAGA SEBELUM AMADEMEN

UUD 1945

MPR

DPR PRESIDEN MA DPA BPK

SUPRA STRUKTUR LEMBAGA”
LEMBAGA SETELAH AMADEMEN

UUD 1945

MPR Presiden Kekuasaan Kehakiman BPK

DPR+DPD MA MK KY

KETERANGAN :
DPD = Dewan Pimpinan Daerah
MA = Mahkamah Agung (Pidana + Perdata)
MK = Mahkamah Konstitusi (Uji material UU)
KY = Komisi Yudikatif
Catatan sistem kebijakan
nasional Indonesia
 Usulan-usulan kebijakan negara bisa saja
datang dari infra struktur politik ataupun dari
kedua-duanya. Kedua komponen ini secara
bersama” merumuskan kebijakan negara.
Pihak-pihak yang terlibat dalam perumusan
kebijakan negara berdasarkan sistem politik
yang berlaku yaitu sesuai diatas.
Sekian terima kasih

FISIP UMRAH