DISUSUN OLEH :
Kelompok 3 MC5
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MODEL
ETIKA DAN SUMBER NILAI ETIKA” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis di
Universitas Selamat Sri Kendal.
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
Rumusan masalah..........................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
MODEL ETIKA DALAM BISNIS.........................................................................................5
A. Immoral Manajemen..............................................................................................5
Amoral Manajemen.......................................................................................................5
B. Moral Manajemen..................................................................................................6
SUMBER NILAI-NILAI ETIKA................................................................................................8
Agama............................................................................................................................8
Filosofi............................................................................................................................8
Budaya...........................................................................................................................9
Hukum............................................................................................................................9
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL........................................10
Leadership....................................................................................................................10
Strategi dan Perfomasi.................................................................................................12
Karakteristik Individu...................................................................................................13
Budaya Organisasi........................................................................................................13
Ciri-ciri Budaya Organisasi............................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................16
Kesimpulan...................................................................................................................16
Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan masalah
1. Bagaimana etika dalam bisnis
2. Mengetahui sumber nilai etika
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi etika manajerial
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana etika dalam berbisnis
2. Untuk mengetahui sumber etika dalam bisnis
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi etika maanjerial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Immoral Manajemen.
Amoral Manajemen.
Tujuan utama dari manajemen amoral adalah laba, akan tetapi tindakannya
berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu cara kunci yang membedakannya,
yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang
terjadi pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil
keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil
keputusan. Salah satu conoth dari manajemen amoral adalah penggunaan uji
kejujuran detektor bagi calon karyawan.
B. Moral Manajemen.
4) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan
negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga
dalam suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk
membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang
tidak pantas serta konflik kepentingan.
6) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas
kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
7) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan
dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan dan mempermalukan martabat orang lain.
Secara garis besar dimanapun kita berada maka kita akan dihadapkan pada
4 hal yang dipandang sebagai sumber nilai-nilai etika dalam komunitas, yaitu :
Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu
manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Pada
dasarnya agama memberikan ajaran moral untuk menjadi pegangan bagi perilaku
para penganutnya. Menurut Kanter (2001) tidak mungkin orang dapat sungguh-
sungguh hidup bermoral tanpa agama, karena (1) moralitas pada hakikatnya
bersangkut paut dengan bagaimana manusia menjadi baik, jalan terbaiknya adalah
kita mengikuti perintah dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
keyakinan kita (2) agama merupakan salah satu pranata kehidupan manusia yang
paling lama bertahan sejak dulu kala, sehingga moralitas dalam masyarakat erat
terjalin dengan kehidupan ber-agama (3) agama menjadi penjamin yang kuat bagi
hidup bermoral. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika
mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut
seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
Filosofi
Filosofi juga menjadi acuan-acuan yang berkembang dalam proses
pengambilan keputusan yang bersumber dari nilai-nilai etika. Ajaran-ajaran ini
berkembang dari hasil pemikiran manusia dan terus berkembang dari tahun ke
tahun. Etika menurut Aristoteles adalah perilaku jiwa yang baik yang menuntun
kepada kebahagiaan dan kebenaran. Keterbatasan pengetahuan tentang jiwa
manusia tidak menjadi sebuah hambatan untuk mendalami konsep etika. Filsuf
Yunani kuno seperti Aristoteles berpendapat bahwa jiwa manusia menginginkan
sebuah kebahagiaan dan jiwa bahagia lahir dari perbuatan yang bersumber dari
kebajikan moral. Hal inilah yang menjadi dasar perkembangan pola pemikiran
barat dan keagamaan lain pada umumnya.
Budaya
Referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan
etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari
suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara
(Cracken, 1986). Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan nilai, aturan-
aturan dan standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas tertentu
dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok
atau suatu komunitas yang lebih besar.
Budaya adalah suatu sistem nilai dan norma yang diberikan pada suatu kelompok
atau komunitas manusia dan ketika itu disepakati atau disahkan bersama-sama
sebagai landasan dalam kehidupan (Rusdin, 2002).
Hukum
Hukum adalah perangkat aturan – aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam
rangka untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum
menentukan ekspektasi – ekspektasi etika yang diharapkan dalam komunitas dan
mencoba mengatur serta mendorong pada perbaikan masalah – masalah yang
dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas. Sebenarnya bila kita berharap
bahwa dengan hokum dapat mengantisipasi semua tindakan pelanggaran sudah
pasti ini menjadi suatu yang mustahil. Karena biasanya hukum dibuat setelah
pelanggaran yang terjadi dalam komunitas.
Pada umumnya para pebisnis akan lebih banyak menggunakan perangkat hukum
sebagai cermin etika mereka dalam melaksanakan aktivitasnya. Karena hukum
dipandang suatu perangkat yang memiliki bentuk hukuman/punishment yang
paling jelas dibandingkan sumber-sumber etika yang lain, yang cenderung lebih
pada hukuman yang sifatnya abstrak, seperti mendapat malu, dosa dan lain-lain.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL
Stainer (2006) menyebutkan ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu :
Leadership
Kepemimpinan (Leadership) adalah kemapuan individu untuk mempengaruhi
memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi
efektifitas dan keberhasilan organisasi. Menurut Handoko (2000 : 294) definisi
atau pengertian kepemimpinan telah didefiinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang beretika
(Blanchard & Peale; 1998) :
Karakteristik Individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak
individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut.
Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-
tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu.
Faktor –faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya
ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor
yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di
tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar
tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh
perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwuju dari
tingkah lakunya.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.
Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung
tinggi oleh organisasi.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut
beberapa ahli :
· Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi
itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota
berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sumber dari etika bisnis itu sendiri. Dimulai dari model, sumber dan
faktor yang mempengaruhi etika bisnis itu sendiri. Dasar ilmu pengetahuan
mengenai etika bisnis tidak datang begitu saja, akan tetapi telah dikaji sebelumnya
oleh para ahli dan kemudian dirumuskan dasar dari ilmu itu sendiri. Dalam model
etika bisnis akan dipelajari tingkatan-tingkatan dari suatu manajemen atau para
manajer. Untuk mengetahui ciri-ciri dari tingkatan manajemen tersebut dimulai
dari immoral, amoral dan moral manajemen. Dari tiga tingakatan itu dapat
dijelaskan tingakatan mana yang memiliki sikap etis terhadap bisnis yang
dilakukan.
Saran
Setiap daerah mempunyai etika bisnis yang berbeda, seseorang bisnismen
profesional harus bisa menyeimbangkan atau menyesuaikan semua etika bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2011
http://hariannetral.com/2014/10/pengertian-filsafat-atau-filosofi-menurut-para-
ahli.html
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-budaya-organisasi-
definisi.html