Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpah Cinta dan kasih
sayang-Nya dan juga anugerahnya kepada saya juga kepada orang orang yang percaya
padaNya sehingga kita semua masih boleh ada sampai saat ini dan bisa menikmati hidup
dengan sukacita dari Tuhan kita Yesus christus sehingga saya pun boleh menyelesaikan
makalah ini, itu semua berkat Tuhan kepada saya,kita patut menaikan syukur kepada
Tuhan atas segala yang terjadi dalam hidup kita semuanya walau dalam susah maupun
senang kita tetap dicintaiNya dan semua yang terjadi dalam hidup kita juga adalah
rencanaNya dan tetap percaya padaNya karena Semuanya itu ada dalam kendali Nya dan
tidak pernah sekalipun rencanaNya dalam hidup kita akan gagal, God Bless you .

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
Saya masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk saya
lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat,Tuhan Yesus memberkati dan
terimakasih
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………..i

Daftar Isi………………………………………………………………………..ii

● BAB I PENDAHULUAN……………………………………….………...…...2

A. Latar Belakang…………………………………………………………..……2
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...……...3

● BAB II PEMBAHASAN……………………………………………....…...…...
……..4

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati………………………………………4


B. Tingkat Keanekaragaman Hayati……………………………………….….5
C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia ……………9
D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati. ………….10
E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati……………………….…....12

● BAB III PENUTUP…………………………………………………….……..13

A. Kesimpulan……………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………….………….13

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,


mengingat ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman
hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah
sebagian fungsi dari iklim. Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya
sedangkan spesies dukungan daerah kutub s lebih sedikit. Perubahan
lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal s. Salah satu
perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang ada di Bumi adalah
yang masih ada.
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan
peristiwa kecil telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam
keanekaragaman hayati. Para eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir)
ditandai pertumbuhan yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui
ledakan-Kambrium sebuah periode di mana mayoritas filum multiseluler pertama
muncul. 400 juta tahun ke depan termasuk diulang, kerugian besar
keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal. Dalam
Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan
tanaman dan hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu,
adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun. Yang
paling terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun
lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang lain karena mengakibatkan
kepunahan dinosaurus.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan
keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman
genetik. Dinamakan kepunahan Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama
oleh dampak manusia, terutama kerusakan habitat. Sebaliknya,
keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara, baik
secara positif maupun negatif.
Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan
tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan.
Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi.
Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.

B. Rumusan Masalah

Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka
dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?


2. Apa saja tingkat keanekaragaman hayati?
3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Apa faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati?
5. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?

2
C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati.


2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
4. Untuk mengetahui faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati.
5. Untuk mengetahui bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Keanekaragaman Hayati

1. Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah


keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di
antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-
kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem.”

2. Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut keunikan


suatu spesies dan genetik dimana makhluk hidup tersebut berada.”

3. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik


merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-
populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara individu-individu
dalam satu populasi."

4. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies


mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur,
hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan
sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi,
fisiologi atau biokimia.”

5. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem


merupakan komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing masing.”

6. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman


organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis,
dan ekosistem pada daerah. Keanekaragaman makhluk hidup ini
merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan,
mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya, serta
ekosistem yang dibangunnya.

Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi


tiga macam yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies
(jenis), dan Keanekaragaman ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Tingkat Gen

4
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam
suatu jenis atau spesies mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio
ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal,
berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada
kucing (Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan
cokelat.

Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen


yang terdapat di dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut
diperoleh dari kedua induknya dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi
gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.

Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan


silang antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses
domestikasi atau budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan
hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu
spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut
varietas atau ras.

2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)

Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan


pada komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat.
Contohnya disuatu halaman terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan,
bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah, semut,
kupu-kupuu, dan cacing.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan


interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Semua makhluk
hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang
termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan
sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi.ekostem yang
merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun bervariasi pula.

Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen


biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup.
Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen
biotik dan abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam
dan komponen abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-
komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada
sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa

5
keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem
yang berbeda.
Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat (Terestrial)


Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat yaitu sebagai berikut.

● Bioma Gurun

Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika


Utara, Australia dan Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah
hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan
malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun
sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah
gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal.
Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia,
Gurun Anzo Borrega di Amerika.

● Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub


tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25 – 50 cm per
tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah
rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau,
anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang
rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan
Indonesia (Sumbawa).

● Bioma Hutan Hujan Tropis

Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand,


Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 –
255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan
sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh
dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat
sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah
kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan
tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain,
misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah
berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa
dan hewan yang bersifat nokturnal.

● Bioma Hutan Gugur

6
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang
utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per
tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur
dan musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada
bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech,
yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan
yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan
serangga.
● Bioma Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah


tropik, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce,
alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
● Bioma Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub


utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim
kutub, sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan
lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang
ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub,
reinder, dan caribou bull (sebangsa rusa).
● Bioma Karst

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.


Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir
sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap
erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah,
gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

2. Ekosistem Perairan (Akuatik)


● Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan
suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air
tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya
danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir)
misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar
meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan
yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air
tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan yang
berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan

7
diatomae.Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan,
dan serangga.
● Ekosistem Air Laut

Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air
laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut
adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut
adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya
lebih tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut
memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi
dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
● Ekosistem Estuari

Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara


sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai
lumpur.Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di
antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan
rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di
wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska
yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
● Ekosistem Pantai

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI– mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat
batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin
di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian
karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

● Ekosistem Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di
anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele
dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan
ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
● Ekosistem Terumbu Karang

Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang
terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini

8
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus
cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari
kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat
tempat hidup karang lain dan ganggang.Hewan-hewan yang hidup di
karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang clan
ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
● Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000
m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh
karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme
kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri
yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
● Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut.Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal.

1. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi
dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,
dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
● Bendungan.
● Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
● Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
● Sawah
● Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
● Ekosistem ruang angkasa.

C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan


Yang Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu
sebagai berikut.

1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari


berbagai sumber hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi
penggunaanya, yaitu dapat di perjual belikan. Keanekaragaman hayati
yang memiliki nilai ekonomi antara lain sebagai bahan pangan, obat-
obatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek budaya.
1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan
Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber
obat-obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan darah

9
tinggi, kina untuk obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker,
kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang berasal dari hewan
contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat mengobati
penyakit kulit.
1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai
berikut misalnya : Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning
dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat,
dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit.
Sedangkan urang aring, mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah
buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.
2. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang
Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami,
kapas, pisang hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk
membuat kain atau bahan pakaian, ulat sutera untuk membuat kain sutera
yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi, kulit sapi dan kambing untuk
membuat jaket, bulu burung untuk membuat aksesoris pakaian.
3. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan
Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk
membuat rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka,
meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan kayunya untuk
membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
4. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain :
Budaya nyeka (ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga
mawar, kenanga, kuntil, dan melati. Umat islam menggunakan heawan
ternak seperti sapi, kambing dan kerbau pada hari qurban. Upacara
ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung
minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga,melati, cempaka,
pandan, sirih, dan cendana.

2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan


manusia. Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan
percobaan untuk kedokteran dan eksperimen eksperimen tertentu.

3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan


terhadap kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah
dari kerusakan, pengikisan, menyerap air hujan sehingga tidak terjadi
banjir atau tanah longsor.
D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati

Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan


oleh beberapa faktor berikut ini :

1. Hilangnya Habitat

10
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature)
menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen
pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar
hilangnya kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk
menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi.
Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin
sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk
digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan
udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen
dan sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi
dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.
Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan
lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet
yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah,
antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut
Raven (1995), “ efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam
kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan
es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat
terjadinya perubahan struktur dan fungsi
4. ekosistem lautan.
Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya
kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip
kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pencinta makanan
laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-
spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha
pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies
lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah
tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif
yang menguasai ekosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia
ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Papua
Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangssa oleh ikan mas
(Cyprinus carpio) yang dibawa dari jepang dan menjadi spesies invasif di
danau tersebut.
6. Industrilisasi Pertanian dan Hutan
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang
bersifat unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan
yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain
itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya ditanami

11
satu jeis tanaman (monokultur) misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat
menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula


manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati
dapat dicegah dengan melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman
hayati. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut :
● Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan;
● Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat
dan pemanfaatan yang tidak terkendali;
● Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung pengembangan
dan budidaya tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung jawab,
berkelanjutan, dan bermanfaat.berikut akan dijelaskan dua jenis pelestarian:
1.pelestarian secara in stitu

Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu,
badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu:

1. Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam


berkembang secara alamiah.
2. Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh
para ahli.
3. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
4. Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan
hampir punah serta perkembangbiakannya.
5. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
6. Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
7. Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
8. Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda
alam yang terpencil.
9. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari
perburuan.

2. Pelestarian Secara Ek Situ

Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian
secara ek situ ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma
nuftah, dan kebun raya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis,
dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari
tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
- Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan
menjadi tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik),
keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman ekosistem.
- Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi
sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan
dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga
memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
- Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di
suatu daerah disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah,
udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan, masuknya
spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.
- Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha
untuk melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun
pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi
pelestarian secara in situ maupun ek situ.
B. Saran
Didalam didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha
bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk
melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-
oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai