Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpah Cinta dan kasih
sayang-Nya dan juga anugerahnya kepada saya juga kepada orang orang yang percaya
padaNya sehingga kita semua masih boleh ada sampai saat ini dan bisa menikmati hidup
dengan sukacita dari Tuhan kita Yesus christus sehingga saya pun boleh menyelesaikan
makalah ini, itu semua berkat Tuhan kepada saya,kita patut menaikan syukur kepada
Tuhan atas segala yang terjadi dalam hidup kita semuanya walau dalam susah maupun
senang kita tetap dicintaiNya dan semua yang terjadi dalam hidup kita juga adalah
rencanaNya dan tetap percaya padaNya karena Semuanya itu ada dalam kendali Nya dan
tidak pernah sekalipun rencanaNya dalam hidup kita akan gagal, God Bless you .
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
Saya masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk saya
lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat,Tuhan Yesus memberkati dan
terimakasih
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………..i
Daftar Isi………………………………………………………………………..ii
● BAB I PENDAHULUAN……………………………………….………...…...2
A. Latar Belakang…………………………………………………………..……2
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...……...3
● BAB II PEMBAHASAN……………………………………………....…...…...
……..4
A. Kesimpulan……………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………….………….13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka
dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
2
C.Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam
suatu jenis atau spesies mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio
ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal,
berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada
kucing (Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan
cokelat.
5
keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem
yang berbeda.
Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.
● Bioma Gurun
6
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang
utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per
tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur
dan musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada
bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech,
yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan
yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan
serangga.
● Bioma Taiga
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan
suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air
tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya
danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir)
misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar
meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan
yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air
tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan yang
berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan
7
diatomae.Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan,
dan serangga.
● Ekosistem Air Laut
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air
laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut
adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut
adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya
lebih tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut
memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi
dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
● Ekosistem Estuari
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI– mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat
batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin
di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian
karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
● Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di
anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele
dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan
ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
● Ekosistem Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang
terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
8
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus
cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari
kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat
tempat hidup karang lain dan ganggang.Hewan-hewan yang hidup di
karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang clan
ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
● Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000
m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh
karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme
kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri
yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
● Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut.Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal.
1. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi
dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,
dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
● Bendungan.
● Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
● Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
● Sawah
● Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
● Ekosistem ruang angkasa.
9
tinggi, kina untuk obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker,
kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang berasal dari hewan
contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat mengobati
penyakit kulit.
1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai
berikut misalnya : Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning
dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat,
dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit.
Sedangkan urang aring, mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah
buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.
2. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang
Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami,
kapas, pisang hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk
membuat kain atau bahan pakaian, ulat sutera untuk membuat kain sutera
yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi, kulit sapi dan kambing untuk
membuat jaket, bulu burung untuk membuat aksesoris pakaian.
3. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan
Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk
membuat rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka,
meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan kayunya untuk
membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
4. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain :
Budaya nyeka (ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga
mawar, kenanga, kuntil, dan melati. Umat islam menggunakan heawan
ternak seperti sapi, kambing dan kerbau pada hari qurban. Upacara
ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung
minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga,melati, cempaka,
pandan, sirih, dan cendana.
1. Hilangnya Habitat
10
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature)
menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen
pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar
hilangnya kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk
menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi.
Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin
sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk
digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan
udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen
dan sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi
dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.
Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan
lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet
yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah,
antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut
Raven (1995), “ efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam
kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan
es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat
terjadinya perubahan struktur dan fungsi
4. ekosistem lautan.
Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya
kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip
kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pencinta makanan
laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-
spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha
pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies
lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah
tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif
yang menguasai ekosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia
ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Papua
Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangssa oleh ikan mas
(Cyprinus carpio) yang dibawa dari jepang dan menjadi spesies invasif di
danau tersebut.
6. Industrilisasi Pertanian dan Hutan
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang
bersifat unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan
yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain
itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya ditanami
11
satu jeis tanaman (monokultur) misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat
menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu,
badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu:
Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian
secara ek situ ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma
nuftah, dan kebun raya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis,
dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari
tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
- Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan
menjadi tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik),
keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman ekosistem.
- Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi
sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan
dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga
memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
- Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di
suatu daerah disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah,
udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan, masuknya
spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.
- Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha
untuk melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun
pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi
pelestarian secara in situ maupun ek situ.
B. Saran
Didalam didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha
bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk
melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-
oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
13