Kata Pengantar Dan Materi Bab - gh1
Kata Pengantar Dan Materi Bab - gh1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla yang senantiasa
memberi limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan praktik
Kerja Lapangan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 4 Oktober – 31 Desember 2021 di
PT. Kentang Hollando Sejahtera
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai kelulusan di SMK
NEGERI 3 BALEENDAH dan juga mengembangkan ilmu yang diperoleh selama melakukan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Namun tampa adanya bantuan serta dorongan
dan motivasi dari beberapa pihak, laporan ini tidak akan bisa terselesaikan. Sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Ucapan ini ditunjukan kepada
yang terhormat:
1. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan masukan saat kami
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
dilaksanakan di Dunia Industri, kegiatan tersebut sebagai suatu upaya pendekatan ataupun
untuk meningkatkan mutu siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan
kompetensi keahlian yang telah dipilih serta sesuai dengan bidangnya.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini juga merupakan salah satu kurikulum yang harus ditempuh
oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), supaya mendapatkan pengalaman
yang lebih luas mengenai dunia industri dan menambah wawasan sehingga ilmu yang
belumsiswa-siswipelajaridisekolahbisakitadapatkandiduniaindustry,
sertamenjadikangambaranuntuksuatusaatsiswa-siswikerjapadadunia industri
yangsesungguhnya.
Landasan Hukum
a. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha/industri dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraandanpengembanganpendidikan.
b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam
rangka pengembanganpendidikanmenengah
b. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah dan sebagai lainnya
didunia usaha atau industri.
1. Peserta PKL dapat mempunyai pembelajaran siap kerja yang dilaksanakan didunia
industri
2. Menjadikan pembelajaran serta pengalaman bagi siswa yang dapat dijadikan motivasi
untuk kedepanya.
6. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap pekerjaan pada tempat siswa
melaksanakan PKL.
C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
3. Agar peserta PKL mampu mencari jalan alternatif dalam menghadapi permasalahan
yang dapat dituangkan langsung kedalam buku laporan.
4. Memperluas informasi baru yang bermanfaat bagi sekolah maupun peserta PKL yang
bersangkutan.
5. Menjadikan acuan yang baik pembelajaran bagi peserta didik generasi berikutnya.
Dilaksanakan pada tanggal 4oktober 2021 hingga 31 Desember 2021 dengan jam masuk
pukul 07.05 - 15.00 dari hari senin sampai jum’at yang dilaksanakan di PT. Kentang
Hollando Sejahtera di Desa Tarumajaya Kec. Kertasari, Jawa Barat.
E. Profil Perusahaan
Menurut Kurnia, hingga tahun ini pihaknya masih fokus merakit varietas Granola dan
Atlantik. Sekitar 95% Granola dan 5% tipe Atlantik. Petani dan konsumen mengenal
Granola sebagai kentang sayur. Sedangkan Atlantik lebih banyak diserap pabrikan untuk
dijadikan kentang olahan seperti keripik.
Sampai tahun ini, Kenhose baru berhasil memproduksi 125 ton Granola dan 50 ton
Atlantik. “Research project di EWINDO, memang sudah sejak 2016. Tapi Kenhose resmi
beroperasi pada Januari 2018,” kilah Kurnia. Namun demikian, lima tahun mendatang
Kenhose menargetkan produksi benih kentang unggul bersertifikat 10.000 ton.
Menurut Kurnia, industri biologis (benih) sangat berbeda dengan industri lainnya.
Untuk menghasilkan varietas unggul baru, selain padat teknologi dan padat modal, juga
memerlukan waktu hingga puluhan tahun. “Berbeda dengan sayuran lainnya, untuk
memperoduksi benih kentang unggul persoalannya sangat kompleks. Untuk penyimpanan
benih misalnya, diperlukan cold storage khusus yang suhunya diatur sedemikian rupa,”
imbuh Glenn Pardede, yang juga Board of Director Kenhose. Gudang berpendingin khusus
diperlukan agar benih tidak cepat rusak atau bertunas sebelum terjual.
Menurut Glenn Pardede, kebutuhan benih kentang nasional mencapai 300 ribu ton per
tahun, senilai Rp3 triliun. Sayangnya, sebagian besar benih masih dipasok oleh petani
penangkar yang benihnya berkualitas rendah, bahkan tanpa sertifikat.
Sampai saat ini masih banyak petani kentang yang belum mengetahui benih unggul
bersertifikat. Terkait hal tersebut, pemerintah terus melakukan sosialisasi pentingnya
pemanfaatan benih bersertifikat. Dengan dasar itu pula, Kementerian Pertanian telah
melegalisasi enam institusi untuk melakukan penangkaran bibit kentang unggul
bersertifikat, termasuk Kenhose.