Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla yang senantiasa
memberi limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan praktik
Kerja Lapangan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 4 Oktober – 31 Desember 2021 di
PT. Kentang Hollando Sejahtera

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai kelulusan di SMK
NEGERI 3 BALEENDAH dan juga mengembangkan ilmu yang diperoleh selama melakukan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Namun tampa adanya bantuan serta dorongan
dan motivasi dari beberapa pihak, laporan ini tidak akan bisa terselesaikan. Sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Ucapan ini ditunjukan kepada
yang terhormat:

1. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan masukan saat kami
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

2. H. Asep Rusmana S.pd, M.M.Pd NIP. 196203201988111001

3.Dra. Ayi Sumiati, M.M NIP. 197005062008012015

4. Heri Budiyanto, ST NIP. 197609192010011004

5. Mini Sumini S.Pd NIP. 1971111120080120034

6. Andi Teti Sahadah, S.P., M.M.Pd NIP. 197407242008012002

7. Rita Sumiati, S.Pd., M.M.Pd NIP. 197210012007012001

8. Wika Megawati, S.Pd NIP. 198304232011012001


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
dilaksanakan di Dunia Industri, kegiatan tersebut sebagai suatu upaya pendekatan ataupun
untuk meningkatkan mutu siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan
kompetensi keahlian yang telah dipilih serta sesuai dengan bidangnya.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini juga merupakan salah satu kurikulum yang harus ditempuh
oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), supaya mendapatkan pengalaman
yang lebih luas mengenai dunia industri dan menambah wawasan sehingga ilmu yang
belumsiswa-siswipelajaridisekolahbisakitadapatkandiduniaindustry,
sertamenjadikangambaranuntuksuatusaatsiswa-siswikerjapadadunia industri
yangsesungguhnya.

Sekolah menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga yang


memilikisuatukegitanwajibyaitukegiatanPraktikKerjaLapangan(PKL), Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah sebuah kegiatan yang memiliki
tingkatanpentingdanakanmemberikanpengalamanyangakan digunakan dimasa yang akan
datang oleh siswa-siswi. dengan pengalaman terjun langsung di dunia usaha atau dunia
industri itu akan meningkat mental siswa-siswi pada saat bekerja nanti.

Landasan Hukum

a. Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang System Pendidikan Nasional .


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlakmuliasertaketerampilanyangdiperlukandirinya,masyarakat, bangsa, dannegara.

b. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan No.323/U/1997, Tentang Penyelenggaraan


Prakerin SMK
c. Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengahyangantaralain:

a. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha/industri dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraandanpengembanganpendidikan.

b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam
rangka pengembanganpendidikanmenengah

d. Kepmendikbud No.080/V/1993 tentang kurikulum sekolah menengah kejuruan yang


menyatakan:

a. Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara profesional sebagai wahana


pelatihan kejuruan.

b. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah dan sebagai lainnya
didunia usaha atau industri.

c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya dimasyarakat


dunia usaha atau industri.

B. Tujuan Praktik KerjaLapangan

1. Peserta PKL dapat mempunyai pembelajaran siap kerja yang dilaksanakan didunia
industri

2. Menjadikan pembelajaran serta pengalaman bagi siswa yang dapat dijadikan motivasi
untuk kedepanya.

3. Menjadikan pengamalan sampaimana kemampuan siswa.

4. Menjadikan siswi lebih percayaan diri,mandiri,serta bertanggung jawab dalam


menghadapi permasalahan didunia kerja.

5. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap professional yang di perlukan siswa untuk


memasuki dunia kerja.

6. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap pekerjaan pada tempat siswa
melaksanakan PKL.
C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

1. Mendorong siswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan


pendapatnya serta mampu menuangkan nya dalam bentuk tulisan yang sistematis,logis,dan
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Peserta PKL mampu mengembangkan pembelajaran disekolah yang diterapkan di


dunia kerja.

3. Agar peserta PKL mampu mencari jalan alternatif dalam menghadapi permasalahan
yang dapat dituangkan langsung kedalam buku laporan.

4. Memperluas informasi baru yang bermanfaat bagi sekolah maupun peserta PKL yang
bersangkutan.

5. Menjadikan acuan yang baik pembelajaran bagi peserta didik generasi berikutnya.

6. Menambah wawasan pembendaharaan perpustakaan sekolah.

D. Waktu Dan Tempat Praktik Kerja Lapangan

Dilaksanakan pada tanggal 4oktober 2021 hingga 31 Desember 2021 dengan jam masuk
pukul 07.05 - 15.00 dari hari senin sampai jum’at yang dilaksanakan di PT. Kentang
Hollando Sejahtera di Desa Tarumajaya Kec. Kertasari, Jawa Barat.

E. Profil Perusahaan

Kenhose merupakan perusahaan hasil kerjasama antara PT Benih Anugerah Sejahtera


(EWINDO Group) dengan PT Indo Hortikultura Sejahtera (Salim Group). Perusahaan
(Kenhose) ini merupakan bentuk kemitraan strategis yang khusus memproduksi benih
kentang berkualitas tinggi berbasis riset dan teknologi. Perusahaan modern dengan pusat riset
di kawasan Kertasari, Kab. Bandung, Jawa Barat tersebut, melakukan penelitian,
pengembangan, produksi, dan pemasaran benih kentang unggul bersertifikat.
Keterlibatan perusahaan besar dalam penangkarannya pun sangat bermanfaat. Mereka
sudah memiliki jaringan distribusi ke sentra-sentra kentang hingga tingkat petani. Oleh
karena itu, distribusi benih unggul dapat diakses petani lebih cepat.

Menurut Kurnia, hingga tahun ini pihaknya masih fokus merakit varietas Granola dan
Atlantik. Sekitar 95% Granola dan 5% tipe Atlantik. Petani dan konsumen mengenal
Granola sebagai kentang sayur. Sedangkan Atlantik lebih banyak diserap pabrikan untuk
dijadikan kentang olahan seperti keripik.

Selain Granola dan Atlantik, Kenhose juga sedang mengembangkan varietas-varietas


baru. Menurut Kurnia, untuk menghasilkan varietas baru pihaknya butuh waktu lama.
Sekarang saja masih dalam tes adaptasi di berbagai lokasi, baik di dataran tinggi maupun
medium. “Sesungguhnya, goal utama Kenhose adalah produksi varietas baru yang tahan
penyakit terutama Phytophthora dan late blight,” ucapnya.

Sampai tahun ini, Kenhose baru berhasil memproduksi 125 ton Granola dan 50 ton
Atlantik. “Research project di EWINDO, memang sudah sejak 2016. Tapi Kenhose resmi
beroperasi pada Januari 2018,” kilah Kurnia. Namun demikian, lima tahun mendatang
Kenhose menargetkan produksi benih kentang unggul bersertifikat 10.000 ton.

Menurut Kurnia, industri biologis (benih) sangat berbeda dengan industri lainnya.
Untuk menghasilkan varietas unggul baru, selain padat teknologi dan padat modal, juga
memerlukan waktu hingga puluhan tahun. “Berbeda dengan sayuran lainnya, untuk
memperoduksi benih kentang unggul persoalannya sangat kompleks. Untuk penyimpanan
benih misalnya, diperlukan cold storage khusus yang suhunya diatur sedemikian rupa,”
imbuh Glenn Pardede, yang juga Board of Director Kenhose. Gudang berpendingin khusus
diperlukan agar benih tidak cepat rusak atau bertunas sebelum terjual.

Jawab Ketersediaan Benih

Kehadiran Kenhose diharapkan mampu menjawab ketersediaan benih kentang


berkualitas. Lantaran hingga kini produktivitas kentang di dalam negeri masih rendah, 10 -
20 ton per hektar. Sedangkan di luar negeri dapat mencapai 40 - 50 ton per hektar.
Penyebab utama adalah masih terbatasnya varietas unggul benih kentang yang sampai di
tangan petani. Mayoritas petani hanya menggunakan benih seadanya dan tak bersertifikat.
Dari sekitar 70 ribu hektare lahan tanaman kentang di Indonesia, hanya 15% yang ditanami
dengan varietas unggul bersertifikat. Padahal varietas unggul itu memiliki kelebihan,
antara lain tahan terhadap penyakit terutama busuk daun dan layu yang disebabkan oleh
bakteri. Juga, produktivitasnya tinggi.

Menurut Glenn Pardede, kebutuhan benih kentang nasional mencapai 300 ribu ton per
tahun, senilai Rp3 triliun. Sayangnya, sebagian besar benih masih dipasok oleh petani
penangkar yang benihnya berkualitas rendah, bahkan tanpa sertifikat.
Sampai saat ini masih banyak petani kentang yang belum mengetahui benih unggul
bersertifikat. Terkait hal tersebut, pemerintah terus melakukan sosialisasi pentingnya
pemanfaatan benih bersertifikat. Dengan dasar itu pula, Kementerian Pertanian telah
melegalisasi enam institusi untuk melakukan penangkaran bibit kentang unggul
bersertifikat, termasuk Kenhose.

Anda mungkin juga menyukai