e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278
http://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah/index
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi belajar mandiri siswa kelas VI dalam menghadapi ujian di SD
Negeri 1 Kedungwuluh Kidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (Mixed Method). Populasi
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VI yang berjumlah 28 siswa. Data penelitian diperoleh dari hasil angket dan
wawancara pada siswa. Teknik analisis data yang digunakan pada metode kuantitatif menggunakan persentase dan
pada metode kualitatif menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sebagain besar siswa SD Negeri 1 Kedungwuluh Kidul menggunakan strategi bertanya yang masuk dalam
kategori strategi belajar elaborasi dengan persentase 60,7%. Kedua yaitu menggarisbawahi yang masuk dalam
kategori strategi belajar mengulang dengan persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang yang masuk dalam kategori
mengulang dengan persentase 53,5%.
Abstract
This study aims to determine the self-learning strategies of class VI students in facing examinations at SD Negeri 1
Kedungwuluh Kidul. This study uses a combination research method (Mixed Method). The population in this study
were class VI students, amounting to 28 students. The research data was obtained from the results of
questionnaires and interviews with students. Data analysis techniques used in quantitative methods use
percentages and in qualitative methods using data analysis techniques model Miles and Huberman. The results of
the study showed that the majority of SD Negeri 1 Kedungwul Kidul students used questioning strategies included
in the category of elaboration learning strategies with a percentage of 60.7%. The second is underlining the
categories of repeat learning strategies with a percentage of 57.1%. Third is repeating the repetition category with
a percentage of 53.5%.
25
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278
saintifik, sedangkan kurikulum KTSP dalam diperoleh siswa. dengan demikian, guru dapat
pembelajarannya disajikan dalam bentuk per berkonsentrasi meningkatkan proses belajar
mata pelajaran atau perdisiplin ilmu tidak mengajar terutama bagi siswa yang masih
terintegrasi. Banyaknya mata pelajaran yang kurang menguasai materi. Strategi lain yaitu
dipelajari siswa di sekolah dengan jumlah jam dengan menambahkan jam pelajaran atau les
belajar di sekolah setiap hari hanya 6 jam yang dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai
menyulitkan guru dalam menyampaikan materi untuk meningkatkan penguasaan materi siswa.
pembelajaran secara menyeluruh dan Tidak hanya sekolah dan guru, siswa juga
keberhasilan proses pembelajaran bergantung dituntut untuk mempersiapkan diri dalam
pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat menghadapi ujian di sekolah. Dibutuhkan
dengan ulangan, tes, dan ujian. persiapan bagi siswa diantaranya yaitu menjaga
Ujian akhir merupakan penentu kesehatan, membuat catatan, mengerjakan soal-
kelulusan bagi setiap siswa untuk melanjutkan soal dan melakukan belajar setiap hari untuk
ke jenjang sekolah selanjutnya. Ujian Sekolah meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa.
Berstandar Nasional (USBN) yang Setiap siswa memiliki kemampuan
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan kerja otak yang berbeda, sehingga pengetahuan
suatu kegiatan untuk mengukur tercapainya yang mereka dapat tidak akan pernah sama
kompetensi siswa yang dilakukan oleh satuan dengan teman lainnya. Penting bagi mereka
pendidikan di seluruh Indonesia yang mengacu belajar sesuai dengan strategi belajar yang
pada standar kelulusan untuk memperoleh dimilikinya. Belajar menurut Purwanto (2014:
ijazah atau prestasi belajar. Peraturan Badan 85) merupakan suatu perubahan yang terjadi
Strandar Nasional Pendidikan Nomor: melalui latihan atau pengalaman, dalam arti
0045/BSNP/II/2018 BAB V tentang perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pelaksanaan USBN SD/MI/SDTK/SPK pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
menyebutkan beberapa mata pelajaran yang sebagai hasil belajar. Kegiatan belajar, siswa
diujikan dalam USBN di sekolah dasar lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan
diantaranya yaitu Bahasa Indonesia, siswa baik malam hari, siang hari, sore hari,
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) maupun pagi hari serta dilakukan dengan
dan waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga.
3, 4, dan 5 Mei 2018 dan ujian susulan pada Belajar yang efisien dapat tercapai apabila
tanggal 7, 8, dan 9 Mei 2018, sedangkan untuk siswa dapat menggunakan strategi belajar
Ujian Sekolah (US) sepenuhnya disiapkan oleh dengan tepat. Strategi belajar sangat diperlukan
satuan pendidikan yang mengacu pada standar guna untuk mencapai hasil belajar yang
kompetensi sesuai dengan kurikulum yang semaksimal mungkin.
berlaku. Standar kelulusan sesuai dengan yang Suyono & Hariyanto (2014: 12)
telah di tetapkan oleh pemerintah dan satuan mengatakan bahwa siswa yang telah memahami
pendidikan dan target kelulusan yang strategi belajarnya sendiri akan lebih cepat dan
diinginkan oleh sekolah yaitu 100% lulus mudah dalam belajarnya dan belajar dikatakan
dengan nilai maksimal dan memuaskan. berhasil jika seseorang mampu mengulangi
Bagi sekolah terutama guru, tingkat kembali materi yang telah dipelajarinya.
kelulusan siswa menjadi prioritas utama untuk Strategi belajar sangatlah penting bagi siswa
meningkatkan mutu sekolah dan menyangkut untuk memahami dan menerapkan ilmu
akreditasi sekolah. Dibutuhkan strategi untuk pengetahuan serta menentukan keberhasilan
meningkatkan kelulusan siswa diantaranya saat ujian. Strategi belajar dapat dikembangkan
yaitu dengan memprediksi siswa yang sudah secara optimal apabila telah diketahui strategi
menguasai materi dan siswa yang masih kurang belajar yang dimiliki siswa, maka dari itu
menguasai materi dengan melihat nilai yang penting bagi guru untuk mengetahui dan
26
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)
27
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278
28
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)
Pada indikator membaca terdapat 9 yang telah dipelajari, agar mudah dicari
siswa yang selalu membaca seluruh materi dan dipelajari kembali di lain waktu dalam
yang ada dengan persentase 32,1%, pada jangka panjang dengan persentase 46,4%,
indikator refleksi terdapat 3 siswa yang pada indikator potongan terdapat 6 siswa
selalu mengulas atau menyulah materi yang selalu memotong suatu kalimat
yang telah dipelajari dengan materi baru menjadi beberapa potong agar mudah
dengan persentase 10,7%, pada indikator diingat dengan persentase 21,4%, pada
tanya jawab sendiri terdapat 2 siswa yang indikator singkatan terdapat 11 siswa yang
selalu tanya jawab sendiri dirumah dengan selalu membuat singkatan pada suatu kata
persentase 7,1%, pada indikator atau kalimat seperti DPR singkatan dari
mengulang secara menyeluruh terdapat 13 Dewan Perwakilan Rakyat dengan
siswa yang selalu mengulang secara persentase 39,2%.
menyeluruh materi yang telah dipelajari Strategi organisasi merupakan strategi
dengan persentase 46,4%, pada indikator belajar yang terdiri atas beberapa indikator
pembuatan ringkasan terdapat 11 siswa yaitu kerangka garis besar, pemetaan
yang selalu meringkas suatu materi dengan konsep, mnemonics potongan, dan
persentase 39,2%. singkatan. Berdasarkan pendapat Nur
Strategi elaborasi merupakan strategi dalam Trianto (2013: 13) strategi
belajar yang terdiri atas beberapa indikator Organisasi ini membantu siswa
yaitu pembuatan catatan, analogi, meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan
membaca selintas dengan cepat, bertanya, baru, terutama dilakukan dengan
membaca, refleksi, tanya jawab sendiri, menggunakan struktur - struktur
mengulang secara menyeluruh, dan pengorganisasian baru pada bahan-bahan
pembuatan ringkasan. Berdasarkan tersebut.
pendapat Nur dalam Trianto (2013: 13) 4. Strategi Metakognitif
strategi elaborasi merupakan proses Strategi metakognitif pada indikator
penambahan rincian sehingga informasi kemampuan siswa terdapat 8 siswa yang
baru akan lebih bermakna, dengan selalu mempraktikan atau melakukan
membuat pengkodean dapat lebih percobaan dengan persentase 28,5%.
mempermudah dan lebih memberikan Strategi metakognitif ini biasa siswa
kepastian. Strategi elaborasi membantu lakukan di sekolah maupun di rumah
memindahkan informasi dari jangka sesuai dengan berpikir mereka sendiri.
pendek ke jangka panjang dengan Hasil wawancara dengan siswa yang
menggabungkan informasi baru dengan menyatakan bahwa belajar dengan
apa yang telah diketahui siswa. mempraktikan atau melakukan percobaan
3. Strategi Organisasi itu penting karena lebih mudah dan lebih
Strategi organisasi pada indikator cepat memahaminya. Apa yang
kerangka garis besar terdapat 5 siswa yang disampaikan oleh siswa sejalan dengan
selalu membuat kerangka garis-garis besar pendapat Riyadi (2012: 33) yang
dari materi yang telah dipelajari atau berpendapat bahwa siswa yang
mencatat kata kunci pada materi tersebut menggunakan strategi metakognitif
dengan persentase 17,8%, pada indikator cenderung akan lebih mudah dalam
pemetaan konsep terdapat 10 siswa yang belajarnya dan akan lebih mudah dalam
selalu mengaitkan pengetahuan yang telah memecahkan masalah dan lebih mudah
dimiliki dengan pengetahuan baru dengan dalam mengingat materi yang telah
persentase 35,7%. dipelajarinya.
Pada indikator Mnemonics terdapat 13
siswa yang selalu menata materi-materi
29
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278
Dari hasil tersebut dapat diketahui catatan, di samping itu juga memonitor jalan
bahwa hasil persentase strategi belajar mandiri berpikir diri sendiri. Siswa yang memiliki
siswa kelas VI yang didapat dari data strategi belajar yang sangat baik maka akan
kuantitatif menunjukan bahwa sebagian besar memperoleh hasil belajar yang baik pula dan
siswa menggunakan strategi bertanya yang sebaliknya siswa yang memiliki strategi belajar
masuk dalam kategori strategi belajar elaborasi, yang kurang maka akan menghasilkan hasil
terdapat 17 siswa yang selalu bertanya kepada belajar yang kurang maksimal.
orang tua, kakak atau guru tentang materi yang Hal tersebut sesuai dengan Penelitian
sulit dengan persentase 60,7%. Kedua yaitu Fitria L. (2013: 95-101) yang berjudul
menggaris bawahi yang masuk dalam kategori “Perbedaan Persiapan Siswa yang Hasil Belajar
strategi belajar mengulang, terdapat 16 siswa Tinggi dan Rendah dalam Menghadapi Ujian
yang selalu menggarisbawahi kata kunci/kata Nasional pada Tahun 2013”, menunjukan hasil
penting dalam suatu teks atau materi dengan bahwa dalam menghadapi UN diperlukan
persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang persiapan fisik, psikis, dan materi, siswa yang
yang masuk dalam kategori mengulang, mendapatkan hasil belajar tinggi dapat
terdapat 15 siswa yang mengulang materi dan mencapai di atas 70% dan siswa yang
membuat jadwal saat belajar dengan persentase mendapatkan hasil belajar rendah di bawah
53,5% dan berdasarkan 10 siswa yang peneliti 55%. Strategi belajar diperlukan untuk dapat
wawancara secara keseluruhan siswa mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
menggunakan strategi belajar yang ada, akan Tidak heran jika siswa yang telah mengetahui
tetapi sebagian besar siswa lebih cenderung strategi dalam belajarnya sendiri, maka siswa
menggunakan strategi bertanya ketika tersebut cenderung lebih cepat memahami
mendapatkan materi yang sulit yang masuk materi yang dipelajarinya. Hal tersebut sesuai
dalam kategori strategi belajar elaborasi. Selain dengan pendapat Suyono & Hariyanto (2014:
itu siswa juga banyak belajar dengan 12) mengatakan bahwa siswa yang telah
menggarisbawahi dan mengulang-ulang materi memahami strategi belajarnya sendiri akan
yang telah dipelajari yang masuk dalam lebih cepat dan mudah dalam belajarnya dan
kategori strategi belajar menggulang. Jadi dapat belajar dikatakan berhasil jika seseorang
diketahui bahawa data kualitatif yang diperoleh mampu mengulangi kembali materi yang telah
dengan wawancara membuktikan dan dipelajarinya.
menguatkan data kuantitatif yang didapat Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi
melalui angket. pada bagaimana siswa dalam belajar atau dapat
Slameto (2013: 76) menjelaskan bahwa dikatakan bahwa strategi belajar sangat
belajar yang efesien dapat tercapai apabila menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal
dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2015:
Berdasarkan pendapat Michael Pressley dalam 54) mengatakan bahwa terdapat dua faktor
Trianto (2013: 139) strategi belajar yaitu yang mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu
operator-operator kognitif meliputi dan terdiri faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi
atas proses-proses yang secara langsung terlibat faktor jasmaniah dimana siswa yang sedang
dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). sakit atau memiliki cacat tubuh dapat
Strategi-strategi tersebut merupakan strategi- mempengaruhi keberhasilan belajar berbeda
strategi yang digunakan siswa untuk dengan siswa yang sehat yang dapat berpikir
memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk secara maksimal, bersemangat dan tidak mudah
menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan lelah, kemudian faktor psikologi dimana siswa
keterlibatan dalam proses-proses berpikir dan yang selalu perhatian, memiliki minat belajar
berprilaku, men-skim atau membaca sepintas yang tinggi, memiliki bakat, memiliki
judul-judul utama, meringkas, dan membuat kematangan dan selalu siap dalam belajar maka
30
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)
akan mendapatkan hasil belajar yang baik yaitu menggarisbawahi yang masuk dalam
berbeda dengan siswa yang selalu bermalas- kategori strategi belajar mengulang dengan
malasan, dan faktor kelelahan dimana siswa persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang
yang terlihat lelah dalam belajar tentu tidak yang masuk dalam kategori mengulang dengan
akan bisa berkonsentrasi dan tidak bersemangat persentase 53,5%, akan tetapi secara
yang menyebabkan hasil belajar yang kurang, keseluruhan siswa menggunakan semua strategi
untuk itu siswa jangan sampai kelelahan dalam belajar yang ada. Keberhasilan belajar siswa
belajar. sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor
Faktor ekstern meliputi faktor keluarga ekstern terutama faktor kesehatan, faktor
yaitu bagaimana cara orang tua dalam mendidik keluarga dan faktor sekolah.
siswa, keadaan rumah dan kondisi ekonomi
akan mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana DAFTAR PUSTAKA
orang tua yang mendidik anak untuk selalu
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan.
belajar, keadaan rumah yang tenang dan
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
kondisi ekonomi yang terpenuhi untuk
memberikan makan yang bergizi maka akan Fatkhurrokhman, M. (2016). Strategi Belajar
menghasilkan hasil belajar siswa yang baik, Siswa Pada Kegiatan Praktik Kerja
berbeda dengan siswa yang tidak diperhatikan Industri Dalam Memperoleh
oleh orang tuanya saat belajar, rumah yang Kompetensi. Jurnal Ilmiah Pendidikan
ramai/gaduh akan mengakibatkan belajar siswa Teknik Elektro. 1, (1), 47-58
menjadi kacau, kemudian faktor sekolah Fitria, L. (2013). Perbedaan Persiapan Siswa
dimana guru yang bisa menggunakan metode yang Hasil Belajar Tinggi dan Rendah
mengajar dengan baik, kurikulum yang dalam Menghadapi Ujian. Jurnal
digunakan sesuai, alat pelajaran yang Konseling dan Pendidikan. 1, (2), 95-
mendukung akan menghasilkan hasil belajar 101.
yang maksimal, dan faktor masyarakat dimana
siswa yang berada di lingkungan yang baik dan POS USBN tahun pelajaran 2017/ 2018.
tenang akan dapat lebih berkonsentrasi dalam Purwanto, N. (2014). Psikologi Pendidikan.
belajarnya sehingga menghasilkan hasil belajar Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
yang baik, berbeda dengan siswa yang berada
Riyadi, I. (2012). Strategi Belajar Meta Kognisi
di lingkungan yang ramai seperti dekat pasar.
untuk meningkatkan kompetensi siswa
Keberhasilan belajar siswa banyak dipengaruhi
pada mata pelajaran IPS. Jurnal
oleh faktor kesehatan siswa, faktor keluarga
Magistra: 28-36.
yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik,
mengawasi dan mengarahkan dalam belajarnya, Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor
selain itu dipengaruhi juga oleh faktor sekolah yang Mempengaruhinya. Jakarta:
yaitu bagaimana metode mengajar dan metode Rineka Cipta.
belajar yang diajarkan oleh guru. Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
IV. Kesimpulan Rosdakarya.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian Trianto. (2013). Mendesain Model
besar siswa menggunakan strategi bertanya Pembelajaran Inovatif-Progresif.
yang masuk dalam kategori strategi belajar Jakarta: Kencana.
elaborasi dengan persentase 60,7%. Kedua
31