Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kiprah VI(2) (2018): 25-31

e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278

http://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah/index

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MANDIRI SISWA KELAS VI


DALAM MENGHADAPI UJIAN DI SEKOLAH DASAR
Aji Heru Muslim*, Wakhid Imanulloh

Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto, Jawa Tengah 53182, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi belajar mandiri siswa kelas VI dalam menghadapi ujian di SD
Negeri 1 Kedungwuluh Kidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (Mixed Method). Populasi
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VI yang berjumlah 28 siswa. Data penelitian diperoleh dari hasil angket dan
wawancara pada siswa. Teknik analisis data yang digunakan pada metode kuantitatif menggunakan persentase dan
pada metode kualitatif menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sebagain besar siswa SD Negeri 1 Kedungwuluh Kidul menggunakan strategi bertanya yang masuk dalam
kategori strategi belajar elaborasi dengan persentase 60,7%. Kedua yaitu menggarisbawahi yang masuk dalam
kategori strategi belajar mengulang dengan persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang yang masuk dalam kategori
mengulang dengan persentase 53,5%.

Kata kunci: Strategi Belajar Mandiri; Ujian; Sekolah Dasar

Abstract
This study aims to determine the self-learning strategies of class VI students in facing examinations at SD Negeri 1
Kedungwuluh Kidul. This study uses a combination research method (Mixed Method). The population in this study
were class VI students, amounting to 28 students. The research data was obtained from the results of
questionnaires and interviews with students. Data analysis techniques used in quantitative methods use
percentages and in qualitative methods using data analysis techniques model Miles and Huberman. The results of
the study showed that the majority of SD Negeri 1 Kedungwul Kidul students used questioning strategies included
in the category of elaboration learning strategies with a percentage of 60.7%. The second is underlining the
categories of repeat learning strategies with a percentage of 57.1%. Third is repeating the repetition category with
a percentage of 53.5%.

Keywords: Independent Learning Strategy; Exam; Elementary School

I. Pendahuluan Proses pendidikan yang berlangsung


Pendidikan merupakan usaha yang tidak terlepas dari kurikulum sekolah yang di
sengaja dirancang oleh pemerintah untuk berikan oleh pemerintah sebagai acuan guru
mencapai tujuan yang ditetapkan, salah satu melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum
tujuannya yaitu untuk meningkatkan sumber yang di terapkan di sekolah dasar masih
daya manusia yang berkualitas. Pendidikan berbeda-beda disetiap sekolah yaitu ada yang
merupakan hal yang penting dalam kehidupan menerapkan kurikulum 2013 dan kurikulum
setiap manusia yang berarti bahwa setiap tingkat satuan pembelajaran (KTSP). Dalam
*Penulis Korespondensi
manusia berhak
Email Address mendapatkan perkembangan
:ajiheru_muslim@yahoo.co.id kurikulum 2013 pembelajaran disajikan dalam
pendidikan. bentuk tematik atau terintegrasi dan dalam
pembelajarannya menggunakan pendekatan

25
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278

saintifik, sedangkan kurikulum KTSP dalam diperoleh siswa. dengan demikian, guru dapat
pembelajarannya disajikan dalam bentuk per berkonsentrasi meningkatkan proses belajar
mata pelajaran atau perdisiplin ilmu tidak mengajar terutama bagi siswa yang masih
terintegrasi. Banyaknya mata pelajaran yang kurang menguasai materi. Strategi lain yaitu
dipelajari siswa di sekolah dengan jumlah jam dengan menambahkan jam pelajaran atau les
belajar di sekolah setiap hari hanya 6 jam yang dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai
menyulitkan guru dalam menyampaikan materi untuk meningkatkan penguasaan materi siswa.
pembelajaran secara menyeluruh dan Tidak hanya sekolah dan guru, siswa juga
keberhasilan proses pembelajaran bergantung dituntut untuk mempersiapkan diri dalam
pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat menghadapi ujian di sekolah. Dibutuhkan
dengan ulangan, tes, dan ujian. persiapan bagi siswa diantaranya yaitu menjaga
Ujian akhir merupakan penentu kesehatan, membuat catatan, mengerjakan soal-
kelulusan bagi setiap siswa untuk melanjutkan soal dan melakukan belajar setiap hari untuk
ke jenjang sekolah selanjutnya. Ujian Sekolah meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa.
Berstandar Nasional (USBN) yang Setiap siswa memiliki kemampuan
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan kerja otak yang berbeda, sehingga pengetahuan
suatu kegiatan untuk mengukur tercapainya yang mereka dapat tidak akan pernah sama
kompetensi siswa yang dilakukan oleh satuan dengan teman lainnya. Penting bagi mereka
pendidikan di seluruh Indonesia yang mengacu belajar sesuai dengan strategi belajar yang
pada standar kelulusan untuk memperoleh dimilikinya. Belajar menurut Purwanto (2014:
ijazah atau prestasi belajar. Peraturan Badan 85) merupakan suatu perubahan yang terjadi
Strandar Nasional Pendidikan Nomor: melalui latihan atau pengalaman, dalam arti
0045/BSNP/II/2018 BAB V tentang perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pelaksanaan USBN SD/MI/SDTK/SPK pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
menyebutkan beberapa mata pelajaran yang sebagai hasil belajar. Kegiatan belajar, siswa
diujikan dalam USBN di sekolah dasar lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan
diantaranya yaitu Bahasa Indonesia, siswa baik malam hari, siang hari, sore hari,
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) maupun pagi hari serta dilakukan dengan
dan waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga.
3, 4, dan 5 Mei 2018 dan ujian susulan pada Belajar yang efisien dapat tercapai apabila
tanggal 7, 8, dan 9 Mei 2018, sedangkan untuk siswa dapat menggunakan strategi belajar
Ujian Sekolah (US) sepenuhnya disiapkan oleh dengan tepat. Strategi belajar sangat diperlukan
satuan pendidikan yang mengacu pada standar guna untuk mencapai hasil belajar yang
kompetensi sesuai dengan kurikulum yang semaksimal mungkin.
berlaku. Standar kelulusan sesuai dengan yang Suyono & Hariyanto (2014: 12)
telah di tetapkan oleh pemerintah dan satuan mengatakan bahwa siswa yang telah memahami
pendidikan dan target kelulusan yang strategi belajarnya sendiri akan lebih cepat dan
diinginkan oleh sekolah yaitu 100% lulus mudah dalam belajarnya dan belajar dikatakan
dengan nilai maksimal dan memuaskan. berhasil jika seseorang mampu mengulangi
Bagi sekolah terutama guru, tingkat kembali materi yang telah dipelajarinya.
kelulusan siswa menjadi prioritas utama untuk Strategi belajar sangatlah penting bagi siswa
meningkatkan mutu sekolah dan menyangkut untuk memahami dan menerapkan ilmu
akreditasi sekolah. Dibutuhkan strategi untuk pengetahuan serta menentukan keberhasilan
meningkatkan kelulusan siswa diantaranya saat ujian. Strategi belajar dapat dikembangkan
yaitu dengan memprediksi siswa yang sudah secara optimal apabila telah diketahui strategi
menguasai materi dan siswa yang masih kurang belajar yang dimiliki siswa, maka dari itu
menguasai materi dengan melihat nilai yang penting bagi guru untuk mengetahui dan

26
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)

menganalisis bagaimana strategi belajar mandir a. SL (selalu) dengan skor 4


siswa dalam menghadapi persiapan ujian. b. SR (sering) dengan skor 3
Berdasarkan hasil wawancara dengan c. JR (jarang) dengan skor 2
guru kelas VI di SD Negeri 1 Kedungwuluh d. TP (tidak pernah) dengan skor 1
Kidul mengatakan bahwa tingkat keseriusan Wawancara menurut Arifin (2012: 233)
siswa dalam belajar disekolah menjelang ujian adalah pengumpulan data yang dilakukan
masih sama seperti biasanya, belum mengalami melalui percakapan dan tanya jawab dengan
peningkatan dalam belajar dan guru belum responden untuk mencapai tujuan tertentu.
melihat/mengetahui strategi belajar seperti apa Wawancara dilakukan terhadap siswa
yang siswa gunakan dalam menghadapi ujian, dilaksanakan di sekolah setelah selesai
akan tetapi di SD tersebut dalam kurun waktu 5 pembelajaran. Dalam wawancara peneliti
tahun selalu LULUS 100% dengan kategori memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
baik di UPK Patikraja. Hal demikian yang masing-masing partisipan terkait dengan
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian bagaimana strategi belajar mandiri siswa dalam
yang berjudul “Analisis Strategi Belajar menghadapi persiapan ujian.
Mandiri Siswa Kelas VI dalam Menghadapi
Ujian di Sekolah Dasar”. III. Hasil dan Pembahasan
II. Metode Penelitian Hasil angket strategi belajar mandiri
Metode penelitian yang digunakan siswa menghadapi persiapan ujian dapat dilihat
dalam penelitian ini adalah metode kombinasi pada tabel dibawah ini:
(Mixed Methods) atau desain Sequential Tabel 1. Hasil angket strategi belajar mandiri
Explanatory. Penelitian ini bertujuan untuk menghadapi ujian
Perse
mengetahui strategi belajar dan bentuk staregi No Kategori Pernyataan
Jumlah
ntase
Siswa
belajar mandiri siswa kelas VI dalam
A Strategi Mengulang
menghadapi ujian di SD Negeri 1
Kedungwuluh Kidul. Populasi dalam penelitian 1 Mengulang-ngulang 9 siswa 32,1
materi yang dipelajari %
ini adalah seluruh siswa kelas VI di SD Negeri
Mengulang
1 Kedungwuluh Kidul yang berjumlah 28 Membuat jadwal 15 53,5
belajar di rumah siswa %
siswa.
Teknik pengumpulan data yang 2 Menyalin materi yang 13 46,4
penting siswa %
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Menggaris
menggunakan angket dan pedoman wawancara. Bawah Menggarisbawahi kata 16 57,1
kunci / kata penting siswa %
Angket menurut Arifin (2012: 228) adalah dalam suatu teks atau
pengumpulan data dengan cara memberi materi
3 Membuat Melingkari kata-kata 2 siswa 7,1%
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis catatan yang tidak dimengerti
pinggir
untuk menjaring data terhadap responden untuk Perse
Jumlah
dijawab sesuai dengan kondisinya. Angket No Kategori Pernyataan
Siswa
ntase
dikembangkan dari teori-teori strategi belajar B Strategi Elaborasi
yang kemudian dibuat menjadi kisi-kisi soal,
1 Pembuatan Membuat catatan saat 10 35,7
dari kisi-kisi soal tersebut dikembangkan lagi Catatan belajar siswa %
menjadi butir-butir soal angket. Dalam
2 Analogi Membandingkan dua 11 39,2
penelitian ini metode yang digunakan oleh benda dengan cirri-ciri siswa %
peneliti adalah metode angket tertutup karena yang sama
3 Membaca Membaca selintas 7 siswa 25%
responden tinggal memilih jawaban yang telah Selintas dengan cepat
disediakan. Angket disini terdiri dari 22 item Dengan
Cepat
dengan alternatif jawaban yang digunakan 4 Bertanya Bertanya kepada orang 17 60,7
adalah sebagai berikut: tua, kakak atau guru siswa %
tentang materi yang

27
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278

sulit siswa yang selalu menggarisbawahi kata


5 Membaca Membaca seluruh 9 siswa 32,1
materi yang ada % kunci / kata penting dalam suatu teks atau
materi dengan persentase 57,1%.
6 Refleksi Mengulas atau 3 siswa 10,7
menyulah materi yang % Strategi mengulang merupakan strategi
telah dipelajari dengan belajar yang terdiri atas beberapa indikator
materi baru
7 Tanya Tanya jawab sendiri di 2 siswa 7,1% yaitu mengulang, menggarisbawahi dan
Jawab rumah
Sendiri
membuat catatan pinggir. Berdasarkan
8 Mengulang Mengulang secara 13 46,4 pendapat Nur dalam Trianto (2013: 13)
Secara menyeluruh materi siswa %
Menyeluru yang telah dipelajari strategi mengulang membantu
h memindahkan pembelajaran dari jangka
9 Pembuatan Meringkas suatu 11 39,2
Ringkasan materi siswa % pendek ke jangka panjang. Strategi
mengulang pelajaran indikator mengulang
C Strategi Organisasi
banyak dilakukan oleh siswa setelah
1 Kerangka Membuat kerangka 5 siswa 17,8 pulang sekolah agar mereka tidak lupa.
garis besar garis-garis besar dari %
materi yang telah Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dipelajari atau dengan beberapa siswa yang mengatakan
mencatat kata kunci
pada materi tersebut bahwa “saya mengulang materi yang telah
2 Pemetaan
konsep
Mengaitkan
pengetahuan yang
10
siswa
35,7
%
dibaca agar ingat kembali”. Apa yang
telah dimiliki dengan disampaikan oleh siswa sejalan dengan
pengetahuan baru
3 Mnemonics Menata materi-materi 13 46,4
pendapat Mohammad dalam Fathurrohman
yang telah dipelajari, siswa % (2016: 56) yang menyatakan bahwa
agar mudah di cari dan
dipelajari kembali di dengan belajar terus-menerus dan diulang-
lain waktu dalam ulang maka akan mempermudah siswa
jangka panjang
4 Potongan Memotong suatu 6 siswa 21,4 dalam memahami materi yang
kalimat menjadi % dipelajarinya dan memudahkan ingatan
beberapa potong agar
mudah di ingat, seperti siswa.
memotong nomor HP
menjadi beberapa 2. Strategi Elaborasi
potong agar mudah di Pada hasil angket tabel 1 menunjukan
ingat
5 Singkatan Membuat singkatan 11 39,2 pada strategi elaborasi diketahuai pada
pada suatu kata atau siswa % indikator membuat catatan pinggir terdapat
kalimat seperti DPR
singkatan dari Dewan 2 siswa yang selalu melingkari kata-kata
Perwakilan Rakyat
D Strategi Metakognitif
yang tidak dimengerti dengan persentase
7,1%. Strategi elaborasi indikator
1 Kemampua Mempraktikan atau 8 siswa 28,5
n Siswa melakukan percobaan %
pembuatan catatan terdapat 10 siswa yang
selalu membuat catatan saat belajar dengan
Dari hasil angket pada tabel 1 persentase 35,7%, pada indikator analogi
menunjukan bahwa: terdapat 11 siswa yang selalu
1. Strategi Mengulang membandingkan dua benda dengan ciri-
Pada strategi mengulang terdapat 9 ciri yang sama dengan persentase 39,2%,
siswa selalu mengulang-ngulang materi pada indikator membaca selintas dengan
yang dipelajari dengan persentase 32,1% cepat terdapat 7 siswa yang selalu
dan terdapat 15 siswa yang selalu membaca selintas dengan cepat dengan
membuat jadwal belajar dirumah dengan persentase 25%, pada indikator bertanya
persentase 53,5%. Pada indikator terdapat 17 siswa yang selalu bertanya
menggarisbawahi terdapat 13 siswa yang kepada orang tua, kakak atau guru tentang
selalu menyalin materi yang penting materi yang sulit dengan persentase
dengan persentase 46,4% dan terdapat 16 60,7%.

28
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)

Pada indikator membaca terdapat 9 yang telah dipelajari, agar mudah dicari
siswa yang selalu membaca seluruh materi dan dipelajari kembali di lain waktu dalam
yang ada dengan persentase 32,1%, pada jangka panjang dengan persentase 46,4%,
indikator refleksi terdapat 3 siswa yang pada indikator potongan terdapat 6 siswa
selalu mengulas atau menyulah materi yang selalu memotong suatu kalimat
yang telah dipelajari dengan materi baru menjadi beberapa potong agar mudah
dengan persentase 10,7%, pada indikator diingat dengan persentase 21,4%, pada
tanya jawab sendiri terdapat 2 siswa yang indikator singkatan terdapat 11 siswa yang
selalu tanya jawab sendiri dirumah dengan selalu membuat singkatan pada suatu kata
persentase 7,1%, pada indikator atau kalimat seperti DPR singkatan dari
mengulang secara menyeluruh terdapat 13 Dewan Perwakilan Rakyat dengan
siswa yang selalu mengulang secara persentase 39,2%.
menyeluruh materi yang telah dipelajari Strategi organisasi merupakan strategi
dengan persentase 46,4%, pada indikator belajar yang terdiri atas beberapa indikator
pembuatan ringkasan terdapat 11 siswa yaitu kerangka garis besar, pemetaan
yang selalu meringkas suatu materi dengan konsep, mnemonics potongan, dan
persentase 39,2%. singkatan. Berdasarkan pendapat Nur
Strategi elaborasi merupakan strategi dalam Trianto (2013: 13) strategi
belajar yang terdiri atas beberapa indikator Organisasi ini membantu siswa
yaitu pembuatan catatan, analogi, meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan
membaca selintas dengan cepat, bertanya, baru, terutama dilakukan dengan
membaca, refleksi, tanya jawab sendiri, menggunakan struktur - struktur
mengulang secara menyeluruh, dan pengorganisasian baru pada bahan-bahan
pembuatan ringkasan. Berdasarkan tersebut.
pendapat Nur dalam Trianto (2013: 13) 4. Strategi Metakognitif
strategi elaborasi merupakan proses Strategi metakognitif pada indikator
penambahan rincian sehingga informasi kemampuan siswa terdapat 8 siswa yang
baru akan lebih bermakna, dengan selalu mempraktikan atau melakukan
membuat pengkodean dapat lebih percobaan dengan persentase 28,5%.
mempermudah dan lebih memberikan Strategi metakognitif ini biasa siswa
kepastian. Strategi elaborasi membantu lakukan di sekolah maupun di rumah
memindahkan informasi dari jangka sesuai dengan berpikir mereka sendiri.
pendek ke jangka panjang dengan Hasil wawancara dengan siswa yang
menggabungkan informasi baru dengan menyatakan bahwa belajar dengan
apa yang telah diketahui siswa. mempraktikan atau melakukan percobaan
3. Strategi Organisasi itu penting karena lebih mudah dan lebih
Strategi organisasi pada indikator cepat memahaminya. Apa yang
kerangka garis besar terdapat 5 siswa yang disampaikan oleh siswa sejalan dengan
selalu membuat kerangka garis-garis besar pendapat Riyadi (2012: 33) yang
dari materi yang telah dipelajari atau berpendapat bahwa siswa yang
mencatat kata kunci pada materi tersebut menggunakan strategi metakognitif
dengan persentase 17,8%, pada indikator cenderung akan lebih mudah dalam
pemetaan konsep terdapat 10 siswa yang belajarnya dan akan lebih mudah dalam
selalu mengaitkan pengetahuan yang telah memecahkan masalah dan lebih mudah
dimiliki dengan pengetahuan baru dengan dalam mengingat materi yang telah
persentase 35,7%. dipelajarinya.
Pada indikator Mnemonics terdapat 13
siswa yang selalu menata materi-materi

29
JURNAL KIPRAH, Desember 2018; V1(2): 25-31
e-ISSN: 2580-6947
p-ISSN: 2354-7278

Dari hasil tersebut dapat diketahui catatan, di samping itu juga memonitor jalan
bahwa hasil persentase strategi belajar mandiri berpikir diri sendiri. Siswa yang memiliki
siswa kelas VI yang didapat dari data strategi belajar yang sangat baik maka akan
kuantitatif menunjukan bahwa sebagian besar memperoleh hasil belajar yang baik pula dan
siswa menggunakan strategi bertanya yang sebaliknya siswa yang memiliki strategi belajar
masuk dalam kategori strategi belajar elaborasi, yang kurang maka akan menghasilkan hasil
terdapat 17 siswa yang selalu bertanya kepada belajar yang kurang maksimal.
orang tua, kakak atau guru tentang materi yang Hal tersebut sesuai dengan Penelitian
sulit dengan persentase 60,7%. Kedua yaitu Fitria L. (2013: 95-101) yang berjudul
menggaris bawahi yang masuk dalam kategori “Perbedaan Persiapan Siswa yang Hasil Belajar
strategi belajar mengulang, terdapat 16 siswa Tinggi dan Rendah dalam Menghadapi Ujian
yang selalu menggarisbawahi kata kunci/kata Nasional pada Tahun 2013”, menunjukan hasil
penting dalam suatu teks atau materi dengan bahwa dalam menghadapi UN diperlukan
persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang persiapan fisik, psikis, dan materi, siswa yang
yang masuk dalam kategori mengulang, mendapatkan hasil belajar tinggi dapat
terdapat 15 siswa yang mengulang materi dan mencapai di atas 70% dan siswa yang
membuat jadwal saat belajar dengan persentase mendapatkan hasil belajar rendah di bawah
53,5% dan berdasarkan 10 siswa yang peneliti 55%. Strategi belajar diperlukan untuk dapat
wawancara secara keseluruhan siswa mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
menggunakan strategi belajar yang ada, akan Tidak heran jika siswa yang telah mengetahui
tetapi sebagian besar siswa lebih cenderung strategi dalam belajarnya sendiri, maka siswa
menggunakan strategi bertanya ketika tersebut cenderung lebih cepat memahami
mendapatkan materi yang sulit yang masuk materi yang dipelajarinya. Hal tersebut sesuai
dalam kategori strategi belajar elaborasi. Selain dengan pendapat Suyono & Hariyanto (2014:
itu siswa juga banyak belajar dengan 12) mengatakan bahwa siswa yang telah
menggarisbawahi dan mengulang-ulang materi memahami strategi belajarnya sendiri akan
yang telah dipelajari yang masuk dalam lebih cepat dan mudah dalam belajarnya dan
kategori strategi belajar menggulang. Jadi dapat belajar dikatakan berhasil jika seseorang
diketahui bahawa data kualitatif yang diperoleh mampu mengulangi kembali materi yang telah
dengan wawancara membuktikan dan dipelajarinya.
menguatkan data kuantitatif yang didapat Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi
melalui angket. pada bagaimana siswa dalam belajar atau dapat
Slameto (2013: 76) menjelaskan bahwa dikatakan bahwa strategi belajar sangat
belajar yang efesien dapat tercapai apabila menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal
dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2015:
Berdasarkan pendapat Michael Pressley dalam 54) mengatakan bahwa terdapat dua faktor
Trianto (2013: 139) strategi belajar yaitu yang mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu
operator-operator kognitif meliputi dan terdiri faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi
atas proses-proses yang secara langsung terlibat faktor jasmaniah dimana siswa yang sedang
dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). sakit atau memiliki cacat tubuh dapat
Strategi-strategi tersebut merupakan strategi- mempengaruhi keberhasilan belajar berbeda
strategi yang digunakan siswa untuk dengan siswa yang sehat yang dapat berpikir
memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk secara maksimal, bersemangat dan tidak mudah
menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan lelah, kemudian faktor psikologi dimana siswa
keterlibatan dalam proses-proses berpikir dan yang selalu perhatian, memiliki minat belajar
berprilaku, men-skim atau membaca sepintas yang tinggi, memiliki bakat, memiliki
judul-judul utama, meringkas, dan membuat kematangan dan selalu siap dalam belajar maka

30
Muslim & Imanulloh: Analisis Strategi Belajar... (5)

akan mendapatkan hasil belajar yang baik yaitu menggarisbawahi yang masuk dalam
berbeda dengan siswa yang selalu bermalas- kategori strategi belajar mengulang dengan
malasan, dan faktor kelelahan dimana siswa persentase 57,1%. Ketiga yaitu mengulang
yang terlihat lelah dalam belajar tentu tidak yang masuk dalam kategori mengulang dengan
akan bisa berkonsentrasi dan tidak bersemangat persentase 53,5%, akan tetapi secara
yang menyebabkan hasil belajar yang kurang, keseluruhan siswa menggunakan semua strategi
untuk itu siswa jangan sampai kelelahan dalam belajar yang ada. Keberhasilan belajar siswa
belajar. sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor
Faktor ekstern meliputi faktor keluarga ekstern terutama faktor kesehatan, faktor
yaitu bagaimana cara orang tua dalam mendidik keluarga dan faktor sekolah.
siswa, keadaan rumah dan kondisi ekonomi
akan mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana DAFTAR PUSTAKA
orang tua yang mendidik anak untuk selalu
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan.
belajar, keadaan rumah yang tenang dan
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
kondisi ekonomi yang terpenuhi untuk
memberikan makan yang bergizi maka akan Fatkhurrokhman, M. (2016). Strategi Belajar
menghasilkan hasil belajar siswa yang baik, Siswa Pada Kegiatan Praktik Kerja
berbeda dengan siswa yang tidak diperhatikan Industri Dalam Memperoleh
oleh orang tuanya saat belajar, rumah yang Kompetensi. Jurnal Ilmiah Pendidikan
ramai/gaduh akan mengakibatkan belajar siswa Teknik Elektro. 1, (1), 47-58
menjadi kacau, kemudian faktor sekolah Fitria, L. (2013). Perbedaan Persiapan Siswa
dimana guru yang bisa menggunakan metode yang Hasil Belajar Tinggi dan Rendah
mengajar dengan baik, kurikulum yang dalam Menghadapi Ujian. Jurnal
digunakan sesuai, alat pelajaran yang Konseling dan Pendidikan. 1, (2), 95-
mendukung akan menghasilkan hasil belajar 101.
yang maksimal, dan faktor masyarakat dimana
siswa yang berada di lingkungan yang baik dan POS USBN tahun pelajaran 2017/ 2018.
tenang akan dapat lebih berkonsentrasi dalam Purwanto, N. (2014). Psikologi Pendidikan.
belajarnya sehingga menghasilkan hasil belajar Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
yang baik, berbeda dengan siswa yang berada
Riyadi, I. (2012). Strategi Belajar Meta Kognisi
di lingkungan yang ramai seperti dekat pasar.
untuk meningkatkan kompetensi siswa
Keberhasilan belajar siswa banyak dipengaruhi
pada mata pelajaran IPS. Jurnal
oleh faktor kesehatan siswa, faktor keluarga
Magistra: 28-36.
yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik,
mengawasi dan mengarahkan dalam belajarnya, Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor
selain itu dipengaruhi juga oleh faktor sekolah yang Mempengaruhinya. Jakarta:
yaitu bagaimana metode mengajar dan metode Rineka Cipta.
belajar yang diajarkan oleh guru. Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
IV. Kesimpulan Rosdakarya.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian Trianto. (2013). Mendesain Model
besar siswa menggunakan strategi bertanya Pembelajaran Inovatif-Progresif.
yang masuk dalam kategori strategi belajar Jakarta: Kencana.
elaborasi dengan persentase 60,7%. Kedua

31

Anda mungkin juga menyukai