KIMIA DASAR 2
DISUSUN OLEH:
DHIAN EKA WIJAYA
SA’ADATUL HUSNA
ELFIRA JUMRAH
ANDI NUR FITRIANI ABUBAKAR
AYU INDAYANTI ISMAIL
RAHMAWATI AZIS
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Wassalam
Penyusun
i
TATA TERTIB
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
TATA TERTIB
1. Praktikan dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Terdaftar pada KRS.
b. Membawa Kartu Tanda Praktikum.
c. Membawa jurnal praktikum/Laporan Pendahuluan. Jurnal praktikum harus
dikerjakan sebelum praktikum dimulai (JANGAN mengerjakan di sekitar
laboratorium). Apabila tugas ini tidak dibuat, praktikan tidak diberikan nilai
untuk percobaan tersebut, atau tidak diperkenankan mengikuti praktikum
tersebut.
d. Telah mengumpulkan Laporan Akhir (Laporan Praktikum terdahulu).
e. Berpakaian sopan. Pria menggunakan kemeja bahan dan celana bahan.
Wanita menggunakan rok dan kemeja bahan. Tidak diperkenankan
menggunakan yang berbahan kaos atau jeans.
f. Menggunakan sepatu tertutup.
2. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Toleransi
keterlambatan diberikan 10 menit setelah praktikum dimulai. Lebih dari 10 menit
praktikan tidak dapat mengikuti praktikum pada hari itu.
3. Ketika memasuki Laboratorium :
a. Harus tenang, tertib, dan sopan.
b. Dilarang membawa makanan, minuman, rokok dan barang-barang yang tidak
diperlukan pada saat praktikum.
c. Untuk pria kemeja dimasukkan ke dalam celana (rapi).
4. Sebelum praktikum dimulai,
a. Laporan Pendahuluan dikumpulkan untuk diperiksa oleh Asisten. Pada saat
yang bersamaan, kuis dapat dilaksanakan.
b. Praktikan memeriksa kelengkapan alat dan bahan yang digunakan. Cocokkan
dengan data inventarisasi yang disediakan. Jika kelengkapan tidak sama,
segera lapor ke Asisten untuk segera ditindaklajuti.
5. Selama praktikum berlangsung, praktikan :
a. Dilarang meninggalkan Laboratorium tanpa seizin asisten atau penanggung
jawab praktikum pada hari tersebut.
ii
b. Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat dan kebersihan
Laboratorium.
6. Praktikan harus mengganti alat-alat yang rusak/hilang selama praktikum
berlangsung dengan alat yang sama, sebelum praktikum berikutnya.
7. Setelah praktikum selesai dan disetujui asisten, praktikan melaporkan
kelengkapan alat-alat yang digunakan pada asisten (keadaan alat telah dicuci dan
bersih).
8. Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri dan
kelompok, kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi
atau peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil
pengamatan segera dicatat dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
9. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena sakit dapat menunjukkan surat
keterangan dokter. Praktikan dapat mengikuti praktikum dengan tema yang
sama pada sesi yang lain. Jika tidak terdapat tema yang sama, praktikan segera
melapor ke Asisten untuk ditindaklanjuti.
10. Praktikum yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas dan kuat, dinyatakan TIDAK
LULUS dan dapat mengulang pada praktikum semester berikutnya.
11. Semua praktikan WAJIB mengikuti semua praktikum (kehadiran 100%).
12. Tata tertib ini untuk dilaksanakan dengan penuh kesadaran.
iii
DAFTAR ISI
iv
PERCOBAAN I
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Maksud Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan kimia dan arah pergeserannya.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk menyelidiki pengaruh perubahan konsentrasi dan volume pada ion Fe3+
dan ion SCN- terhadap kesetimbangan kimia.
2. Untuk menyelidiki arah pergeseran kesetimbangan kimia
C. Teori
Kesetimbangan kimia merupakan suatu konsep yang sangat penting
dalam berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari sistem biologis
hingga proses industri. Reaksi kesetimbangan dapat dikenal dari sifat
makroskopi yang konstan dalam suatu sistem tertutup (atau dapat dianggap
sebagai sistem tertutup) pada temperatur dan/atau tekanan tertentu. Meskipun
demikian, secara mikroskopik (molekuler) kesetimbangan kimia merupakan
proses yang dinamis. Artinya, proses molekul tetap berlangsung tetapi diimbangi
dengan tidak terjadinya perubahan sifat makroskopik. Saat kesetimbangan
tercapai, reaksi pembentukan produk dan reaktan berlangsung secara kontinu
dengan laju yang sama. Salah satu sifat makroskopik yang dapat diamati adalah
warna larutan seperti dalam keadaan berikut ini.
1
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat 2. Bahan
a. Gelas Ukur a. Aquades
b. Pipet skala b. FeCl3 1 M
d. Gelas Kimia c. KSCN 1 M
e. Pipet tetes d. Padatan NaHPO4
f. Bulb
g. Spatula
h. Rak Tabung
E. Cara Kerja
1. Masukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia
2. Tambahkan 20 tetes FeCl3 1 M dan 2 tetes KSCN 1 M ke dalam gelas kimia.
3. Aduk larutan tersebut, kemudian bagi larutan ini ke dalam 5 tabung reaksi
dengan memipet masing-masing 10 mL larutan.
4. Gunakan tabung reaksi pertama sebagai pembanding
5. Ke dalam tabung reaksi kedua, tambahkan 1 tetes KSCN 1 M.
6. Ke dalam tabung reaksi ketiga, tambahkan 1 tetes FeCl 3 1 M.
7. Ke dalam tabung reaksi keempat, tambahkan sebutir NaHPO4, lalu aduk
hingga padatan larut.
8. Ke dalam tabung reaksi kelima, tambahkan 5 mL aquades
9. Amati dan catat semua peristiwa yang terjadi pada masing-masing tabung
reaksi.
F. Tabel Pengamatan
Tabung Bahan Warna Larutan
2
PERCOBAAN II
TITRASI REDOKS
A. Maksud Percobaan
Mengamati dan memahi proses titrasi redoks dalam larutan CuSO 4.5H2O
B. Tujuan percobaan
Menentukan kadar ion Cu dalam CuSO4.
C. Teori
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan
dianalisis dirujuk sebagai larutan yang tidak diketahui (unknown). Prosedur
analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya
diketahui disebut analisis volumetrik. Dalam analisis larutan asam dan basa,
titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan
suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998).
Titrasi merupakan bagian dari metode volumetrik dimana situs asam batu
pasir direaksikan dengan basa (NaOH) berlebih, dan sisa OH-S (yang tidak
bereaksi dengan situs asam batu pasir) dititrasi dengan asam (HCl) sedemikian
rupa sehingga jumlah zat-zat yang bereaksi ekuivalen satu sama lainnya.
Ekuivalen berarti bahwa zat-zat yang direaksikan tersebut tepat saling
menghabiskan sehingga tidak ada yang tersisa (Widihati, 2011).
Elektron yang dibutuhkan oleh oksigen diambil dari magnesium bukan dari
logam yang dilindungi. Suatu proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung
secara spontan merupakan pengertian lain dari redoks. Dalam artian, selama
berlangsungnya oksidasi, oksidatornya sendiri akan tereduksi pula. Begitu pula
juga sebaliknya. Dengan demikian suatu proses oksidasi selalu disertai dengan
proses reduksi dan sebaliknya. Redoks kadang-kadang juga sebagai perubahan
kimia yang didalamnya terdapat peralihan elektron dari suatu proses atom atau
molekul atau ion lain. Dalam proses-proses elektrokimia dalam sel-sel oksidasi
(pada anoda) dan reduksi (pada katoda) juga terjadi. Sistem ini pun acap kali
dikenal sebagai sistem redoks (Vogel, 1985).
3
hemoglobin. Dalam reaksi biologis, NADH bereaksi menjadi energi dengan hasil
akhir air (Dewi, 2011).
E. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan CuSO4.5H2O
a. Siapkan labu ukur 100 mL
b. Timbang 2 gram CuSO4 0,01 N
c. Larutkan dalam aquades sampai batas tera
F. Pengamatan
4
Reaksi
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
G. Tugas Pendahuluan
5
PERCOBAAN III
HIDROKARBON
A. Maksud Percobaan
Membedakan antara hidrokarbon jenuh, tidak jenuh dan senyawa aromatik.
B. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. untuk mengetahui kelarutan senyawa hidrokarbon jenuh, tidak jenuh dan
senyawa aromatik dalam pelarut polar dan non polar
2. untuk menentukan kereaktifan senyawa hidrokarbon jenuh, tidak jenuh dan
senyawa aromatik.
C. Teori
Hidrokarbon merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon dan
hidrogen. Selain itu juga sering dijumpai adanya unsur oksigen, nitrogen dan
sulfur pada senyawa-senyawa organik. Senyawa hidrokarbon diklasifikasikan
berdasarkan jenis ikatan karbon-karbon yang dikelompokkan dalam 3 bagian
yaitu:
1. Hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana)
2. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna)
3. Hidrokarbon aromatik.
Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh yang berarti atom
karbon telah dijenuhi oleh hidrogen sehingga senyawa ini tidak dapat bereaksi
dengan hidrogen. Alkana mempunyai rumus umum [CnH2n+2] atau dapat
ditulis (C-C) yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon. Alkana adalah
senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar atau sedikit polar seperti alkana lain, dietileter, atau benzena.
Kelarutan alkana ini disebabkan oleh gaya tarik van der Waals antara pelarut
dan zat terlarut. Alkana dan sikloalkana tidak reaktif dan tidak bereaksi dengan
kebanyakan asam, basa, oksidator, atau reduktor. Alkana bersifat kurang reaktif,
maka kadang-kadang alkana disebut parafin. Namun alkana dapat bereaksi
dengan beberapa pereaksi seperti halogen dan oksigen, (reaksi dengan halogen
membutuhkan katalisator dan reaksinya merupakan reaksi subtitusi).
Alkena disebut hidrokarbon tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap
dua dengan rumus umum [CnH2n] atau dapat ditulis (C=C). Sedangkan alkuna
mengandung ikatan rangkap tiga dengan rumus umum [CnH2n-2] atau dapat
ditulis (C=C). Alkena dan alkuna bereaksi secara spontan dengan halogen
seperti brom dan juga dapat dioksidasi oleh suatu oksidator seperti KMnO 4.
Reaksi tersebut dengan mudah dapat diamati dengan terjadinya perubahan dari
kedua pereaksi tersebut.
Hidrokarbon aromatik adalah suatu senyawa hidrokarbon yang sifat
kimianya menyerupai benzena dan bersifat non polar. Senyawa hidrokarbon ini
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti dietileter, karbon
tetraklorida, atau heksana. Senyawa aromatik lebih menyerupai alkana dari pada
alkena dan alkuna meskipun senyawa tersebut mempunyai ikatan rangkap.
6
Reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon:
1. Reaksi oksidasi: senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen
menghasilkan karbondioksida dan air disebut reaksi pembakaran
2. Reaksi subtitusi: reaksi penggantian gugus fungsi yang terikat pada
atom C senyawa hidrokarbon
3. Reaksi adisi: reaksi pengurangan ikatan rangkap
4. Reaksi eliminasi: reaksi penambahan ikatan rangkap
E. Cara Kerja
1. a. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
b. Tabung reaksi (1) diisi 0,5 mL air, dan tabung reaksi (2) 0,5 mL dietil
eter
c. Kedalam tabung reaksi (1) dan (2), tambahkan setetes demi setetes
larutan n-heksana (±10 tetes), kocok dan perhatikan kelarutannya
(catat)
d. Kerjakan seperti no 1 s/d 4 menggunakan hidrokarbon yang lain.
F. Pengamatan
1.
Senyawa Kelarutan
Kelarutan (air) Keterangan
hidrokarbon (dietileter)
n-Heksana
Sikloheksana
Benzena
Toluena
Parafin
7
2.
Senyawa Perubahan yang terjadi
Keterangan
hidrokarbon KMnO4 0,1 M Br2 / CCl4 5%
n-Heksana
Sikloheksana
Benzena
Toluen
Parafin
Etil asetoasetat
2.
+ KMnO4
3.
+ KMnO4
4.
CH3
+ KMnO4
5.
O O
H3C C CH2 C OC 2H5 + KMnO4
7.
+ Br2
8
8.
+ Br2
9.
CH3
+ Br2
10.
O O
H3C C CH2 C OC2H5 + Br2
H. Tugas Pendahuluan
9
PERCOBAAN IV
ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT
A. Maksud Percobaan
Mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat berdasarkan reaksi kimia.
B. Tujuan percobaan
Tujuan percobaan ini adalah mahasiswa diharapkan mampu membedakan jenis-
jenis karbohidrat (monosakarida, disakarida dan polisakarida), serta
menjelaskan sifat dari jenis karbohidrat (monosakarida, disakarida dan
polisakarida).
C. Teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empiris
(CH2O)n. Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu
aldehida atau keton), oligosakarida (beberapa unit monosakrida) dan
polisakarida yang merupakan molekul besar linear atau bercabang yang
mengandung banyak unit monosakarida.
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam
yang banyak ditemukan dalam mahluk hidup, baik pada tumbuhan maupun pada
hewan. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O) melalui proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk pati atau selulosa.
Binatang mensintesis karbohidrat dari lipid gliserol dan asam amino, akan tetapi
derivat karbohidrat yang digunakan oleh binatang diambil dari tanaman. Glukosa
bisa diabsorpsi langsung dalam aliran darah dan gula bentuk lain akan diubah
menjadi glukosa dalam liver sehingga glukosa merupakan jenis karbohidrat yang
penting. Sebagai sumber utama energi pada mamalia, glukosa dapat disintesis
menjadi glikogen sebagai cadangan makanan, ribosa dan deoksiribosa pada
asam nukleat, galaktosa pada laktosa susu, glikolipid dan kombinasi dengan
protein (glikoprotein dan proteoglikan).
𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑛 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 → (𝐶𝐻2 𝑂)𝑛 + 𝑛 𝑂2
Klasifikasi karbohidrat yaitu :
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula
yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada
dua yaitu aldosa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki
gugus fungsi keton. Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri
dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa. Oligosakarida adalah hasil kondensasi
dari dua sampai sepuluh monosakarida. Oligosakarida dapat berupa disakarida,
trisakarida dan tetrasakarida. Disakarida merupakan hasil kondensasi dua unit
monosakarida. Contohnya adalah laktosa, maltosa dan sukrosa. Trisakarida
merupakan hasil kondensasi tiga unit monosakarida dan tetrasakarida terdiri dari
empat unit monosakarida. Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih
dari lebih dari dua puluh unit monosakarida. Polisakarida terdiri dari
homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisarida adalah polisakarida
yang terdiri dari unit monosakarida yang sama sedangkan heteropolisakarida
terdiri dari unit monosakarida yang berbeda. Gula yang paling banyak terdapat
di alam, glukosa, fruktosa, sukrosa, ribosa dan mannosa.
10
D. Alat dan Bahan
1. Alat 2. Bahan
a. Tabung reaksi a. Larutan glukosa 10%
b. Rak tabung b. Larutan sukrosa 10%
c. Pipet tetes c. Larutan amilum 2%
d. Gelas ukur d. Larutan yodium (I2) 0,1 M
e. Gelas kimia e. Larutan NH4OH 1 M
f. Kaki tiga f. Larutan AgNO3 0,1 M
g. Kasa g. Larutan benedict
h. Gegep h. Larutan Fehling A dan B
i. Lampu spritus
E. Cara Kerja
Monosakarida
1. Reaksi Gukosa dengan Larutan Perak Beramoniak
- Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M
- Tambahkan (NH4OH) sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi
- Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa 10% dan kocok
- Masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas
(penangas) selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling
- Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan I ml fehling B dan
kocok
- Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10% dan kocok
- Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas
(penangas) selama 1 menit. Amati perubahan yang terjadi.
3. Uji Benedict
- Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict
- Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%
- Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas
(penangas) selama 5 menit, dinginkan dan amati perubahan yang
terjadi.
Disakarida
1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml AgNO3 0,1 M
- Tambahkan (NH4OH) tetes per tetes sambil dikocok sampai endapan
yang terbentuk tepat melarut lagi
- Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10% dan kocok
- Masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas
(penangas) selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2. Uji Benedict
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict
- Tambahkan 1 ml larutan sukrosa 10% dan kocok
- Masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air
mendidih (penangas) selama 5 menit, dinginkan dan amati perubahan
yang terjadi.
11
Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2%
- Tambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M dan kocok
- Panaskan tabung reaksi selama beberapa menit, dinginkan dan amati
perubahan yang terjadi.
2. Hidrolisis Amilum
Bahan-bahan yang digunakan: Larutan Benedict, amilum 2%, NaOH 10%,
dan asam klorida (HCl) pekat
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%
- Tambahkan 10 tetes HCl pekat
- Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa
menit
- Tambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan bersifat
basa
- Ambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain dan
tambahkan 2 ml larutan Benedict
- Panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Amati
perubahan yang terjadi.
F. Pengamatan
Monosakarida
1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH
AgNO3 + kelebihan NH4OH
AgNO3 + NH4OH + glukosa
Fehling A + Fehling B
Fehling + glukosa
3. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
Benedict + glukosa
Disakarida
1. Reaksi sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
Larutan perak beramoniak +
sukrosa
2. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
Benedict + sukrosa
12
Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium adalah:
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
Larutan amilum
Amilum + I2
Amilum + I2 + Pemanasan
Setelah didinginkan
2. Hidrolisis Amilum
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan
Larutan amilum
Amilum + HCl panas
Amilum + HCl + NaOH
+ Benedict
G. Tugas Pendahuluan
13
PERCOBAAN V
ASAM AMINO DAN PROTEIN
A. Maksud Percobaan
Mengenal beberapa sifat asam amino dan protein berdasarkan reaksi kimia
B. Tujuan percobaan
Untuk menentukan uji kualitatif asam amino dan protein
C. Teori
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan monomer (satuan
pembentuk) protein. Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus
amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Rumus
umum asam amino ditunjukkan sebagai berikut:
14
dan kuantitatif asam amino tertentu. Reaksi antara ninhidrin dengan
asam amino ditunjukkan sebagai berikut:
E. Cara Kerja
1. Uji Millon
a. Siapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 2 ml; glisin, sistein, sistin,
meteonin, alanin, tirosin, triptopan, arginin, fenil alanin, gelatin, protein.
c. Tambahkan 5 tetes pereaksi millon.
d. Kocok dan panaskan sambil dogoyang-goyang, amati.
e. Catat perubahan yang terjadi, jika pereaksi berlebih warna akan hilang.
2. Uji Ninhidrin
a. Siapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
15
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan asam amino atau
protein yaitu: glisin, sistein, sistin, meteonin, alanin, tirosin, triptopan,
arginin, gelatin, protein.
c. Tambahkan 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1% dan kocok.
d. Panaskan sampai mendidih, amati dan catat perubahan yang terjadi.
3. Uji Biuret
a. Siapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 2 ml: glisin, sistein, sistin,
meteonin, alanin, tirosin, triptopan, arginin, gelatin, protein.
c. Tambahkan 1 mL NaOH 2N, kocok kemudian + setetes CuSO 4 0,01N.
d. Kocok, dan amati serta catat perubahan yang terjadi. Jika tidak timbul
warna tambahkan setetes atau lebih CuSO4.
F. Pengamatan
3. Uji Millon
Perubahan Setelah Perubahan Pereaksi berlebih
Larutan
ditambah pereaksi setelah setelah
Contoh
Millon dipanaskan dipanaskan
1. L-Glisin
2. L-Sistin
3. L-Sistein
4. L- Alanin
5. L-Tirosin
6. L-Triptofan
7. L- Arginin
8. Gelatin
9. Protein
4. Uji Ninhidrin
+Ninhidrin Setelah dipanaskan
Larutan
Warna yang Warna yang Pendinginan
Contoh
terbentuk terbentuk
1. L-Glisin
2. L-Sistin
3. L-Sistein
4. L- Alanin
5. L-Tirosin
6. L-Triptofan
7. L- Arginin
8. Gelatin
9. Protein
5. Uji Biuret
Larutan +CuSO4 0,01 N
+NaOH 2N +CuSO4 0,01 N
Contoh berlebih
1. L-Glisin
2. L-Sistin
3. L-Sistein
4. L- Alanin
5. L-Tirosin
6. L-Triptofan
7. L- Arginin
8. Gelatin
9. Protein
16
Reaksi
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
G. Tugas Pendahuluan
17
PERCOBAAN VI
ALKOHOL DAN FENOL
A. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari beberapa sifat fisika dan
kimia dari alkohol dan fenol serta membedakan antara alkohol primer, sekunder,
dan tersier.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kelarutan metanol dan fenol dalam air dan n-heksana.
2. Untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan alkohol tersier.
3. Untuk mengetahui beberapa reaksi alkohol dan fenol dengan Na 2CO3,
NaHCO3 dan FeCl3.
C. Teori
Alkohol adalah senyawa yang mempul mempunyai gugus fungsi hidroksil
yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH,
dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. alkohol
disini tidak termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik),
enol (gugus hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatnya kadang
berbeda. Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H—O—H), di mana
satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil (Riswiyanto, 2009).
Alkohol digolongkan ke dalam alkohol primer (1 o), sekunder (2o), atau
tersier (3o), bergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang
berhubungan dengan atom karbon pembawa hidroksil.
Metil alkohol, yang tidak secara ketat disebut dalam penggolongan ini,
biasanya dikelompokkan sebagai alkohol primer. Penggolongan ini serupa
dengan penggolongan pada karbokation. Akan kita lihat bagaimana sifat kimiawi
alkohol kadang-kadang bergantung pada golongannya (Hart, dkk., 2003).
18
E. Cara Kerja
Kelarutan dalam air dan n-heksana
Prosedur kerja
1. siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering
2. masing-masing tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml air (1) dan n-heksana (2)
3. kedalam tabung reaksi (1) dan (2) tambahkan metanol (± 10 tetes )
4. kocok dan perhatikan kelarutannya ( catat)
5. kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alkohol yang lain
6. kerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol
F. Pengamatan
1. Kelarutan dalam air dan n-heksana
Kelarutan
Kelarutan Keterangan
Alkohol/Fenol dalam
dalam air
n-heksan
Metanol
Etanol
1-Propanol
2-Propanol
1-Butanol
2-Butanol
Fenol
19
2. Membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan cara
Lucas
Primer
Sekunder
Tersier
Butil Alkohol
Isopropil
alkohol
Fenol
Asam Asetat
Metanol
Etanol
2-Butanol
Fenol
G. Tugas pendahuluan
20