Anda di halaman 1dari 21

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Sosial Jurusan
Bimbingan Dan Peyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, MA.

Oleh :
Rini Komalasari
50200120084

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA
PENGANTAR

Alhamdulillah saya ucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpakan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga saya bisa menjalankan aktifitas sebagaimana
biasanya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam. Sehingga saya dapat meyelesaikan Makalah dengan judul ‘PENELITIAN
KUANTITATIF DAN KUALITATIF” ini sebagai tugas yang akan dikumpulkan dan
dipresentasikan.

Yang kedua, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. M. Sattu Alang, MA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang telah memberikan arahan dan
ajaran tentang mata kuliah Metode Penelitian Sosial.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-teman, serta pihak mana
pun yang terlibat dan telah memberikan dukungan dalam proses pembuatan makalah ini.

Adapun yang terakhir saya menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena itu saya mengaharapkan masukan dan saran konstruktif dari pembaca demi perbaikan dan
sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran.

Makassar, 22 September 2021

Rini Komalasari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif .......................................................... 2

B. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ............................................................ 3

C. Kerangka Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif ............................................................ 5

1. Kerangka Penelitian Kualitatif ....................................................................... 5

2. Kerangka Penelitian Kuantitatif ..................................................................... 8

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................................... 17

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam menyusun penulisan dibutuhkan berbagai macam penelitian sebagai penunjang


peyusunan penulisannya. Sebelum itu kita harus tau defenisi penelitian terlebih dahulu.
Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka
memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara
tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan
menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-
benar menemukan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya.

Berdasarkan defenisi diatas, maka untuk menyusun penulisan dibutuhkan penelitian yang
tepat untuk meneliti objek penelitian, hal tersebut bertujuan agar penulisan dapat dengan
mudah disusun tanpa bias yang muncul.

Suatu penelitian sosial dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.


Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering
disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih
mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap
objek penelitian.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif?


2. Bagaimana kerangka penelitian kuantitatif dan kualitatif ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif


Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional
dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic,
metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional,
positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering
dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai
metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif,
terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum
lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat
seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan
dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif
dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat
kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena


penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting), di sebut juga metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.

2
B. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif
yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu
yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan
induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat
menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori
dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang
bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif
seperti berikut ini:
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatanetik, dalam
arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai
variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh
peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari
indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai
dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk
pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data
berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para
responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan.
Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori,
sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal
dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan
bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data,
kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan

3
kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu
variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin
mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan
latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif
ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan
menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data
mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau
informankunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah
tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian
ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab
informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi
penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses
pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif,
yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi
lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya
memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan
topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi
serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian
kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan
penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi
operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif
menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik
bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis
dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat,

4
pengalaman atau pandangan mereka.
10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur
atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir
memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri.
Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka.
Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka
dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket
atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan
dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk
memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti
memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa
saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di
sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil
perhitungan atau analisis statistik.

C. Kerangka Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

1. Kerangka Penelitian Kualitatif


Kerangka penelitian merupakan kerangka dasar yang melandasi dilakukannya suatu penelitian,
terutama sebagai landasan pemilihan masalah dan metode penelitian yang akan digunakan dalam rangka
penulisan skripsi/Tesis. Kerangka penelitian terdiri dari 4 (empat) bab seperti akan diuraikan berikut ini.
Hal-hal yang akan dipaparkan di bawah ini mengacu pada format penelitian kualitatif. Aspek-aspek atau
sub bab yang diuraikan dalam format ini merupakan bagian yang wajib ada. Format kualitatif ini tidak
menutup kemungkinan adanya penambahan sub bab-sub bab yang diperlukan, seperti penjelasan judul,
pembatasan masalah dan lain-lain.

1. BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

5
Masalah Bagian ini berisi penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan
penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti
dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah
yang lebih besar tersebut. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi
permasalahan (akas permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan
atau pernyataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang
masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
a. Penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu
penting dan menarik. Alas an tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.
b. Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang
memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila
sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik
penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah adalah rumusan yang spesifik berupa pertanyaan atau pernyataan penelitian dan
bilamana perlu sebelumnya dibuat identifikasi masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah umumnya
disajikan terpisah dari latar belakang masalah. Dalam penelitian sastra dapat pula digunakan istilah fokus
penelitian.
1.3 Tujuan Penelitian.
Rumusan tentang tujuan umum dan atau tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah.
1.4 Manfaat Penelitian.
Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan
manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki
kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau
memberikan jalan keluar permasalahan dalam kehidupan.
1.5 Asumsi (tidak wajib ada)
Asumsi penelitian merupakan pernyataan singkat tentang hubungan antar dua variabel atau lebih,
dirumuskan secara operasional dan bisa diuji secara empiris.
1.6 Landasan Teori
Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan
gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan
yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan,
undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet. Landasan teori berisi hal-

6
hal berikut:
a. Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
b. Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah
penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga
mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian.
1.7 Metode Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang rencana kegiatan penelitian di lapangan. Hal-hal yang diuraikan
dalam metode penelitian adalah sebagai berikut:
1.7.1 Jenis Penelitian
Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah
bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan
penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan
berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika,
kajian semantik, kajian isi, dan lain-lain.
1.7.2 Data atau sumber data
Berisi uraian secara rinci mengenai objek yang dikaji dalam penelitian (untuk penelitian
kuantitatif digunakan istilah populasi dan sampel). Sumber data dapat berupa teks sastra lisan, novel
atau teks lama pada bidang sastra, atau teks karangan siswa, teks wacana, dan lain-lain pada bidang
bahasa.
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini mengemukakan metode dan instrumen apa yang digunakan peneliti untuk pengumpulan
data guna memperoleh fakta-fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk itu
harus ada penyesuaian antara masalah yang hendak dipecahkan dengan metode pengumpulan data
yang akan dikumpulkan. Teknik pengumpulan data tidak hanya menjelaskan definisi teknik, tetapi
menjelaskan mengapa teknik tersebut diperlukan dan menjelaskan fungsi teknik dalam mendukung
terkumpulnya data yang diperlukan dalam penelitian.
1.7.4 Teknik Analisis
Data Bagian ini mengemukakan metode analsis data yang akan digunakan peneliti untuk
memecahkan masalah penelitian yang sudah ditetapkan. Analisis data disesuaikan teori yang
digunakan, tujuan penelitian, dan jenis data. (Batas Proposal penelitian)

2. BAB II : GAMBARAN UMUM PENELITIAN/PENGARANG DAN KARYANYA

7
Gambaran umum penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek peelitian, seperti lokasi
penelitian, karakteristik objek penelitian, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini
dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karyakaryanya.

3. BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Analisis objek atau sumber data yang diteliti sesuai dengan rumusan masalah dan teori yang
dipakai dalam landasan teori.

4. BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan yang merupakan bab terakhir dari teks, harus mengemukakan secara singkat apa yang
diperoleh dari penelitian. Sinpulan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Secara
sederhana, simpulan merupakan jawaban singkat dari pertanyaan rumusan masalah. Penulis harus dapat
membedakan antara dugaan, penemuan, dan kesimpulan. Disini iapun dapat menyarankan sesuatu untuk
diteliti lebih lanjut. Sedangkan saran memuat masukan dari peneliti kepada pihak-pihak yang terkait
dengan objek atau subjek yang diteliti. Selain itu, saran dapat juga berisi himbauan bagi peneliti lain yang
serupa tentang hal-hal yang perlu dikembangkan dalam analisisnya.

B. Kerangka Penelitian Kuantitatif


Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks;
mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar kepada hal-hal yang
bersifat operasional teknis. Karena kompleksitas materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatf
perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian
yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat. Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk
skripsi terutama ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat
akademik cenderung bersifat teknis, berisi lengkap tentang apa yang diteliti, mengapa hal itu diteliti, cara
melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas
dan obyektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau kelompok
masyarakat akademik.

1. BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab
pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab
pendahuluan ini pada dasarnya memuat
(1) latar belakang masalah,

8
(2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian,
(4) manfaat penelitian,
(5) asumsi dan keterbatasan penelitian, dan
(6) batasan istilah
1.1 Latar Belakang Masalah
Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang
menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks
permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih
besar tersebut. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akar
permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau peryataan
penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian
sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
a. Penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu
penting dan menarik. Alasan tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.
b. Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang
memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain,
apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa
perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah.
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaanpertanyaan
yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan
pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas,
dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.
Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan itu. Contoh: “Adakah hubungan antara
tingkat kecedasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?”.
1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya
penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan
penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja ada perbedaan dalam cara
merumuskannya. Jika masalah penelitian dirumuskan dengan mengunkan kalimat tanya, maka rumusan

9
tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: “Tujuan penelitian ini ialah untuk
mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestai belajar mereka
dalam matapelajaran Matematika”.
1.4 Manfaat Penelitian.
Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan
manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki
kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau
memberikan jalan keluar permalahan dalam kehidupan.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
Asumsi dan keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada di dalam skripsi. Namun demikian
seringkali pembahasan tentang asumsi dan keterbatasan penelitian diperlukan agar pembaca dapat
menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Asumsi penelitian adalah anggapan-
anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
penelitian. Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan
menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya
itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat
bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian,
sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian. Keterbatasan penelitian
menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering
dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena
alasan-alasan prosedural dan teknik penelitian ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan
penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak
memungkinkan peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
1.6 Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah diperlukan apabila dipikirkan akan timbul perbedaan pemikiran atau kekurang-
jelasan makna, seandainya batasan itu tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi batasan ialah istilah-istilah
yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. kriteria bahwa suatu
istilah mengandung konsep pokok ialah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti atau
variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya;
tetapi lebih menitikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi operasional diberikan
kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat
pengambil data yang cocok digunakan. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika”
ialah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,

10
dengan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan
teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan memudahkan proses pengukurannya. Di
samping itu, membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa
yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

2. BAB II : KAJIAN PUSTAKA


Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya dalam metode ilmiah
adalah mengajukan hipotesis, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diajukan. Namun segera harus dicatat bahwa tidak setiap penelitian kuantitatif memuat hipotesis. Dalam
kegiatan ilmiah, jawaban sementara terhadap suatu masalah harus menggunakan pengetahuan ilmiah
(ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban
yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian tidak sepenuhnya benar kalau ada
orang yang mengangap bahwa penelitian ilmiah boleh diajukan hipotesis tanpa didukung oleh teori dan/
atau kerangka berpikir yang jelas dan mantap. Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kajian
pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan
argumentasi atau hipotesis yang diajukan. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan
kepada dua kriteria yakni
(1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan
(2) prinsip relevansi (relevance). Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang
dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode, mungkin sudah ditinggalkan pada
periode yang lain.
Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada
waktu itu dipandang paling representatif. Kemudian prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil
manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang
tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah yang diteliti. Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis
terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku,
makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi
dari media massa dan internet. Dalam landasan teori berisi hal-hal berikut:
a. Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
b. Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah
penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori

11
dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian. Setelah semua teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dikupas secara keseluruhan, maka langkah berikutnya
adalah penulisan hipotesis. Namun tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis
penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis.
Oleh karena itu, sub-bab hipotesis penelitian tidak harus selalu ada dalam skripsi hasil penelitian
kuantitatif. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis hipotesis
penelitian dicantumkan di bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan
kemungkinannya jawabannya menjadi lebih jelas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau
direksional. Artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan
antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: “Ada
hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam
matapelajaran Matematika”. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: “Siswa SMP yang tingkat
kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika
dibandingkan dengan yang tingkat kecedasannya sedang”. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya:
(a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
(b) dituangkan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan,
(c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta
(d) dapat diuji secara empiris.

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak mencakup
(1) Jenis Penelitian,
(2) Populasi dan Sampel,
(3) Rancangan Penelitian,
(4) Instrumen Penelitian,
(5) Pengumpulan Data, dan
(6) Teknik Analisis Data.

3.1 Jenis Penelitian Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena
(Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila
ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif.
Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya

12
pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, deskriptif, dan lain-lain.
3.2 Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
memakai sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh
anggota populasi, akan lebih cocok menggunakan istilah subjek penelitian. Penjelasan yang akurat
tentang karakteristik populasi penelitian sangat penting dilakukan agar jumlah sampel dan cara
pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah supaya sampel yang dipilih
benar-benar representatif, dalam arti mencerminkan keadaan populasinya secara cermat.
Kerepresentativan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya
dengan maksud mengeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sampel kepada populasinya.
Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Dari uraian di atas dapat diringkaskan bahwa hal-
hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah:
(a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian,
(b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta
(c) besarnya sampel.
3.3 Rancangan Penelitian Pembahasan mengenai rancangan atau disain (design) penelitian yang
dipilih menjadi sangat penting apabila penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam jenis
penelitian eksperimental. Meskipun demikian, dalam penelitian non-eksperimental pun uraian
mengenai rancangan penelitian masih tetap diperlukan. Rancangan penelitian dapat diartikan
sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat
(valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian
eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap
variabel-variabel terikat (dependent variabel). Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian
eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
3.4 Instrumen Penelitian Dalam bidang ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala
dipandang kurang tepat karena belum mencakup secara keseluruhan hal-hal yang digunakan
dalam penelitian. Oleh karena itu, sub-bab instrumen penelitian bisa diganti dengan ,alat dan
bahan‟ Pada bagian ini terlebih dahulu dikemukakan jabaran (variabel-variabel) yang diteliti
sampai terwujud dalam bentuk indikator-indikator. Sesudah itu barulah diuraikan tentang
prosedur pengembangan instrumen yang dibuat cocok (valid) dengan variabel yang diukur
ditinjau dari segi isinya (content validity). Ketepatan (validitas) merupakan syarat pokok pertama
yang harus dipenuhi oleh sebuah instrumen yang baik. Syarat berikutnya ialah dimilikinya tingkat
keterandalan (reliabilitas) yang memadai. Apabila instrument yang digunakan tidak dibuat sendiri

13
oleh peneliti, tetap ada kewajiban darinya untuk melaporkan karakteristik (validitas dan
reliabilitas) dari insrumen yang dipakai Hal lain yang juga perlu diungkapkan dalam pembahasan
instrumen penelitian ialah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir
pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis
dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
3.5 Pengumpulan Data Isi bahasan dalam bagian ini menguraikan tentang:
(a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang dipakai untuk pengumpulan data, (b)
kualifikasi dan jumlah personel yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal
waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pembantu
pelaksana pengumpul data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka
untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang
dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses
pelaksanaan penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data Pada bagian ini diuraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan.
Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu: statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik non-
parametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan
dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh
karena itu, hal yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data ialah ketepatan teknik
analisisnya bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih
canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan
teknik analisis sejenis dalam statistik non-parametrik. Namun untuk dapat menerapkannya secara
tepat banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tidak demikian halnya dengan statistik non-
parametrik. Di samping mengemukakan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan,
perlu juga dijelaskan tentang alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah
cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika
teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang
analisis ini perlu dilakukan secara lebih rinci.

4. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS


Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh
sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian (deskripsi) tentang
karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian
hipotesis. Namun sebelum itu perlu juga dicantumkan mengenai gambaran umum daerah penelitian

14
untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan daerah penelitian.
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran umum daerah penelitian berisi tentang deskripsi
seputar objek penelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, struktur organisasi,
dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas
pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya.
4.2 Deskripsi Data Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian
yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi disertai dengan
grafik yang berupa histogram, nilai rerata (mean), simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel
dilaporkan dalam sub-sub tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan
penelitian. Materi yang disajikan dalam bab IV dari skripsi adalah temuan-temuan yang penting
dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-
rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan di
dalam lampiran. Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel
maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut
masih diperlukan. Namun bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual,
tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
4.3 Pengujian Hipotesis Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda
dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian perlu
dikemukakan dalam bab ini sekaligus dengan rumusan hipotesis nol, dan masing-masing diikuti
dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Sekali
lagi penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik
yang diperoleh dari perhitungan maupun „print out‟ komputer (program SPSS).

5. BAB V : PENUTUP
Pada bab V atau bab terakhir dari skripsi dimuat dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran.
5.1 Simpulan Isi dari simpulan penelitian yang pertama dan utama ialah yang terkait langsung dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, simpulan penelitian terikat secara
substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan
dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Simpulan penelitian merangkum
semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab IV. Tata urutannya pun
hendaknya sama dengan yang ada di dalam bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata
ururtan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh dan simpulan penelitian tetap
dipelihara.

15
5.2 Saran, Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan
simpulan hasil penelitian. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas lingkup dan
implikasi penelitian. Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional.
Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam
menafsirkan atau mengaplikasikannya. Di samping itu, saran yang diajukan kendaknya telah
spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga
pemerintah maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jenis Metode Penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, statistik, dan tabel,
dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya, Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan quesioner. Penelitian kuantitatif sering digunakan dalam berbagai
disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial seperti biologi, fisika, kimia,
matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan lain sebagainya.

Metode penelitian ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif karena


menggunakan hitungan-hitungan, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan kata-
kata atau deskripsi.

Sifat-sifat yang terdapat dalam Penelitian kuantitatif antara lain berisi penghitungan
besaran atau jumlah, pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu variabel
berdasarkan variabel lain, tindakan atau eksperimen, dan pembuktian suatu hipotesa.
Penelitian yang digunakan untuk Penelitian Kuantitatif ini merupakan penelitian yang
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi beserta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif sendiri bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan teori-teori,
model-model matematis, dan hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam. Bagian
sentral dari penelitian ini adalah proses pengukurannya karena ini dapat memberikan
hubungan yang fundamental antara ekspresi matematis dan pengamatan empiris dari
hubungan-hubungan kuantitatif
DAFTAR PUSTAKA

Prof. H. M. Yusrie Abadi, MA. APU.Materi Kuliah Penelitian Kualitatif.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian

Dr. Sunar Wahid, M.Si, Materi Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif. Format Power Point .

Dr. Sunar Wahid, M.Si, Materi Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Diposkan oleh
Badrussalam Muchtar Al-Habsy di Selasa, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai