Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Studi Qur'an Hadist
Dosen Pengampu: Abdullah, M,AG

Disusun Oleh:
Kelompok 05 Al Qur'an dan sains - C1AKR
1. Akhmad Yusa' Albar (2150510100)
2. Wilda Asyrofa (2150510071)
3. Nur Aini (2150510088)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan umat islam dengan
menurunkan al-Qur'an dan menjadikannya sebagai sumber hukum, nasihat,
petunjuk, obat dan rahmat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
pada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan siapa saja yang
mengikuti jejak-jejak mereka hingga akhir zaman.

Dengan pertolongan Allah, maka makalah Studi Qur’an Hadist ini dapat
diselesaikan. Dalam makalah ini, pembahasannya tidak terlalu panjang lebar
dalam membahas sesuatu topik, namun pembahasannya cukup singkat dan
padat, terkadang kami memilih dari salah satu pendapat para ulama yang kami
anggap kuat. Demikianlah makalah ini kami buat, dan kami menyadari masih
banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini. Demi kebenaran makalah
ini kami memohon saran kepada mahasiswa dan khususnya kepada dosen (Studi
Qur'an Hadist). Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamiin.

KUDUS, SEPTEMBER 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk istimewa disisi Allah SWT. Pada awal masa
ketika Nabi Adam diciptakan, seluruh penghuni surga diminta sujud kepada
Nabi Adam oleh Allah SWT tetapi hanya iblis yang tidak mau bersujud.
Manusi dikaruniai sifat ingin tau, rasa ingin tau ingin selalu tau, bagaimana
kepercayaan yang harus diyakininya, dan bagaimana pula kewajiban-
kewajiban yang harus dikerjakan.
Sampai saat ini terbukti bahwa manusia memiliki kemampuan lebih
dibandingkan ciptaan Allah lainnya.Salah satu contoh yakni kemajuan
teknologi dan sains yang berkembang pesat hingga saaat ini. Semakin banyak
ayat-ayat. Al-Qur’an yang dulu dikatain mustahil oleh orang-orang kafir,
terbukti sekarang dengan adanya kemajuan teknologi dan sains pada masa
kini. Banyak para ilmuwan-ilmuwan barat yang meneliti tentang salah satu
ayat . Al-Qur’an mereka langsung takjub dan seketika itu mereka masuk
islam.
Suatu fakta yang sangat fenomena ketika Rasullullah SAW disuruh
membelah bulan menjadi dua oleh para kafir Quraisy, seketika itu bulan
terbelah menjadi dua. Ketika para ahli astronomi dari Amerika Serikat para
ahli astrinomi dari Amerika Serikat melalukan investigasi terkait dengan
fakta tersebut dibulan, mereka menemukan semacam retakan yang
bersambung yang menandakan bahwa bulan itu sendiri pernah terbelah jadi
dua bagian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sains?
2. Apa hubungan al-qur’an dengan sains?
3. Apa saja ilmu dan keajaiban yang terkandung dalam al-qur’an?
4. Pendekatan al-qur’an terhadap sains?
5. Implikasi Pandangan al-qur’an tentang sains dalam proses pembelajaran .

C. TUJUAN
1. Untuk memahami tentang apa yang dimaksud dengan sains.
2. Untuk memahami apa saja hubungan tentang al-qur’an dan sains.
3. Untuk memahami ilmu dan keajaiban yang terkandung dalam al-qur’an.
4. Untuk mengetahui tentang bagaimana pendekatan al-qur’an terhadap
sains.
5. Untuk memahami implikasi pandangan al-qur’an tentang sains dalam
proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Sains
Menurut Agus Purwanto dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta: Sisi Al- Qur’an
yang Terlupakan, Mizan, Bandung, 2008, jumblah ayat kauniyah ada 800ayat.
Sementara menurut Syeikh Tantawi, ayat kauniyah berjumblah 750 ayat. Tidak
kalah menariknya adalah, dari 114 surah Al-Qur’an hanya 15 surat yang tidak ada
ayat kauniyahnya, hal ini menunjukkan pentingnya ayat kauniyah bagi kehidupan
umat Islam. Oleh sebab itu, sudah saatnya jika para ilmuwan muslim kembali
menggali ayat-ayat kauniyah, melakukan penelitian guna menyingkap mukjizat
sains dalam Al-Qur’an.
Sepantasnyalah dalam bidang pendidikan sejak tingkat yang paling dasar
sampai pendidikan tinggi harus mampu mengintegralkan penafsiran ilmiah Al-
Qur’an dengan mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, misalnya fisika, biologi,
sejarah dan sebagainya. Bahkan lebih dari itu, melalui Al-Qur’an memotivasi
untuk melakukan penelitian-penelitian terhadap feniomena alam.
Sains menurut bahasa berasal dari bahasa inggris science, sedangkan kata
science berasal dari kata Latin scientia. Ada beberapa pendapat tentang definisi
sains menurut istilah, namun menurut istilah dapat diartikan sebagai keutamaan
dalam mencari kebenaran.

2. Hubungan Al-Qur,an Dengan Sains


Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.
Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat
kepada Tuhannya. alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima
puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78). Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang
diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya prosesinvestigasi
(penyelidikan).
Pandangan hubungan al-Qur’an tentang sains dapat ditelusuri dari pandangan
al-Qur’an tentang ilmu. Al-Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan
yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat
11:“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia mencari ilmu atau menjadi
ilmuwanbegitu banyak. Al-Qur’an menggunakan berbagai istilah yang berkaitan
dengan hal ini.Misalnya, mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati
kejadian-kejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20;alGassiyah;Yunus: 101; al-
Anbiya: 30), membaca (al-Alaq: 1-5) supaya mengetahui suatu kejadian (al-
An’am: 97;Yunus: 5), supaya mendapat jalan (al-Nahl: 15), menjadi yang berpikir
atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl: 11;Yunus: 101; al-Ra’d: 4; al-
Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah: Al-Qur’an, sebagai kalam Allah,
diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara
obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedia sains dan teknologi apalagi al-Qur’an
tidak menyatakan halitu secara gamblang. Al-Qur’an memberikan infromasi
stimulan mengenai fenomena..
Ghulsyani, Mahdi. 1993. Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, Bandung:Mizan.

3. Ilmu dan keajaiban yang terkandung dalam al-Qur’an


Banyaknya penghafal Al Qur’an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian
ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya, meski Al
Qur’an diturunkan14 abad yang lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang
menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan
ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti
kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui
sejumnblah eksperimen penelitian ilmiah.
Berikut bebrapa fakta ilmiah Al-Qur’an yang dihimpun dari berbagai sumber,
dimana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya:
a. Fungsi Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang
membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan
gunung Banyak sekali fungsi gunung , Antara lain penahan guncangan, penyalur
pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain lainnya.
Al Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam Al Qur’an,
antara lain :“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula)
di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al
Anbiya:31).
“Bukanlah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-
gunung sebagai pasak?” (QS AnNaba’: 6-7)
b. Api di Dasar Laut
Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal
Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika Serikat,
Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan patahannya di
dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair yang mengalir dan
disertai dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di daratan yang memiliki suhu
mencapai 231 derajat celcius. Meskipun sangat panas , tetapi tidak cukup untuk
memanaskan seluruh air yang ada di atasnya begitu pun seluruh air yang ada
diatas nya teersebut tidak mampu memadamkan api panas tersebut , sungguh
keajaiban yang luar biasa.
Lempangan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia menahan
lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meliap-luap. Akan tetapi
banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang memiliki suhu panas
tingii ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air laut . ini adalah salah satu di
antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang mengejutkan para ilmuan.
“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yangterbuka. Dan demi
Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yangditinggikan. Dan demi laut,
yang di dalam tanah ada api.”(QS At-Thur: 1-6)
c. Garis Edar Tata Surya
Menuntut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan
luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang. Vega dalam
sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak
sejauhkurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersamamatahari, semua
planet dan satellit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan mrnrmpuh jarak
ini.Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan
supaya serupa yang terencana. Mengenai fenomena tata surya dan garis edar
sudah tertulis di dalam Al Qur’an, antara lain dalam surah Al Anbiya ayat 33 dan
surah yasin ayat 38-40;
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33).
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha mengetahui telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah , (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua . Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya . ”(QS Yaa Siin: 38-40).
d. Dasar Lautan Yang Gelap
Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter
tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada
kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman
1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali. Kondisi dasar laut yang gelap baru
bisa diketahui setelah penmeuan teknologi canggih. Namun Alquran telah
menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi
itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah
ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang
siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai
cahaya sedikit pun.” (QS AnNuur: 40).

4. Al-Qur’an Terhadap Sains


Dalam kajian sains, Al-Qur’an telah memberikan dasar yang jelas, banyak
ayat-ayat Al-Quran yang menyentuh berbagai bidang dalam disiplin sains.
Dalam buku Quranic Sciences , Afzalu Rahman telah menyebutkan sebanyak 27
cabang ilmu sains yang disentuh oleh Al-Qur’an. Diantaranya kosmologi,
astronomi, astrologi, fisika, kimia serta betani dan lain sebaginya. Hal ini menjadi
bukti terhadap relevansi sains dalam agama.
Selain itu Al-Qur’an selalu menganjurkan manusia untuk mengasah dan
menggunakan nalar . Suatu hal yang perlu diingat bahwa Al-Qur’an bukanlah
kitab sains, maka cara pendekatannya tidak sama dengan cara sains moderen.
Pendekatan sains memisahkan sesuatu dari semua yang ada kemudian
menganalisa secara terperinci, sedangkan al-Qur’an berbicara tentang sains dalam
bentuk holistic dan global serta ditempatkan pada berbagai surah di antaranya ayat
44, 73, 242, surah al-Baqarah, begitu pula ayat 118 surah Ali Imran, ayat 61 surah
al-Nur dan ayat 30 surah al-Mukminun.
Penekanan sains dalam al-Qur’an lebih dititik beratkan pada penomena-
penemena alam, objek utama pemaparan ayat-ayat seperti ini adalah sebagai tanda
keesaan dan kekuasaan Khalik, Bahkan, perbincangan
tentang ayat-ayat ini merupakan tema utama dalam al-Qur’an.

5. Implikasi Pandangan al-Qur’an tentang Sains dalam Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses mengamati, menemukan,
dan menghayati sunatullah, yang berupa fenomena alamiah maupun sosial,
kemudian mengaplikasikan hidup manusia dan lingkungannya serta menjadikan
kesadarannya adanya Allah dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna sebagai
tujuan hakiki dari kegiatan pembelajaran. Tujuan ini akan membimbing peserta
belajar kepada kesadaran adanya realitas eksternal yang dapat ia indera. Oleg
sebab itu, prinsip-pinsip dasar kegiatan ilmiah yang digariskan al-Qur’an,
(istikhlaf, keseimbangan, taskhir, dan ketrkaitan makhluk dengan khalik) harus
dijadikan titik tolak dalam mempelajari subjek apapun.
Pada tataran praktis, proses pembelajaran dilembaga-lembaga pendidikan
formal, dari jenjang tingkat dasar hingga perguruan tinggi masih menghadapi
persoalan serius yang bermuara pada dikotmin pendidikan. Ada beberapa
persoalan yang signifikansi dampak dari dikotmin pendidikan ini yaitu ;
1) Munculnya ambivalensi orientasi pendidikan yang berdampak pada
munculnya split personality dalam diri murid.
2) Kesenjangan antara sistem pendidikan dengan ajaran islam berimplikasi
pada out put pendidikan yang jauh dari cita-cita pendidikan islam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan upaya integrasi dalam
pendidikan perlu dilakukan 3 tahap yaitu ; integrasi kurikulum, integrasi
pembelajaran, integrasi ilmu (islamisasi ilmu)
DAFTAR PUSTAKA

Ghulsyani, Mahdi. 1993. Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, Bandung: Mizan.


Endang Saifuddin Ansari (1992) Sains Falsafah dan Agama,Dewan Bahasa
Dan Pustaka, Kuala Lumpur, Cet, hal 43.
Afzalu Rahman (1981), Quranic sciences. Pustaka Nasional, Singapura, hal
15.
https://monitor-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/monitor.co.id/2017/12/30/bukti-
keajaiban-al-quran-pada-ilmu-pengetahuan/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16310306152680&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A
%2F%2Fmonitor.co.id%2F2017%2F12%2F30%2Fbukti-keajaiban-al-quran-
pada-ilmu-pengetahuan%2F

Anda mungkin juga menyukai