Farhah Khairiyah-Fdk
Farhah Khairiyah-Fdk
Oleh
Farhah Khairiyah
NIM: 107051002805
JAKARTA
1432 H./2011 M.
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Farhah Khairiyah
ABSTRAK
Farhah Khairiyah
107051002805
Strategi Komunikasi Dalam Pembinaan Ibadah Terhadap Anak Asuh
Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah Pondok Gede Bekasi
ABSTRAK…………………….………………………………………………..…i
KATA PENGANTAR……………………………..………………………….….ii
DAFTAR ISI………………………………………………….……….…………v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………..…….………………1
B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………...….……6
C. Tujuan Penelitian…………………………………….…..….…….7
D. Manfaat Penelitian………………………………………..….……7
E. Tinjauan Pustaka……………………………………..……………8
F. Metodologi Penelitian…………………………………………..…9
G. Sistematika Penulisan……………………………….……………16
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan………………………………………….……..….…77
B. Saran-saran…………………………………………………….…79
DAFTAR PUSTAKA……….……………………………………….………….80
LAMPIRAN………………………………………………………….………….82
BAB I
PENDAHULUAN
ibadah. Sosok pengasuh disini, sangat dibutuhkan oleh seorang anak, jika
mereka tidak memiliki orang tua yang mendidik dan memberikan pengajaran
anak-anak asuhnya, dalam hal ini yayasan. Yayasan Islam sesuai dengan
1
Mastufu, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: Inis, 1994), h. 55.
berkembang demikian pula halnya dengan aspek moral pada anak. Seorang
anak asuh yang tinggal disebuah yayasan tidak akan merasakan kasih sayang
dan bimbingan dari orang tuanya sebagai panutan yang dicontoh oleh anak
sangat penting sebagai teladan yang dapat dicontoh oleh anak asuhnya, karena
kehidupan sehari-hari.
yang diterapkan disuatu yayasan juga mempunyai tujuan yang jelas. Nilai-
mungkin.
ini, merosotnya tingkat atau nilai-nilai agama yang dimiliki oleh anak,
anak terjerumus kearah yang tidak baik, terlebih lagi kepada anak yatim yang
agar mereka berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama.
2
Mansur, Moralitas Pesantren (Meneguk kearifan dari telaga kehidupan) (Yogyakarta:
Safiria Insania Press, 2004), h. 17.
Islam sebagai suatu agama mengajarkan pemeluknya agar peduli
merupakan makhluk sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya harus
akan selalu dekat dengan Tuhannya, bahkan ibadah dapat menolong batinnya
dari kesusahan. Banyak hal yang dapat dipetik dari ibadah. Dari segi sosial,
jiwa mereka yang berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan umat Islam.
Dalam hal ini, seorang anak asuh yaitu anak yatim dengan meninggalnya
seorang ayah sebagai pelindung dan pencari nafkah keluarga, demikian pula
kematian ibu sebagai sumber kasih sayang, apalagi kematian keduanya, jelas
akan mengalami frustasi atas beberapa kebutuhan, menghayati rasa tak aman,
hampa dan kehilangan kasih sayang, karena merasa kehilangan tokoh panutan
3
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1997), h. 173.
Dalam kondisi tersebut, perlu adanya upaya pembinaan ibadah kepada
anak yatim melalui kegiatan pembinaan ibadah yang intensif. Guna menolong
batin mereka dari kesusahan serta keguncangan yang terjadi di diri masing-
mereka.
ibadah, agama Islam tidak hanya menganjurkan kepada perorangan saja ,tetapi
juga kepada suatu yayasan. Pada saat ini lembaga yang mengedepankan
menjamur dalam berbagai bentuk, seperti salah satunya adalah yayasan yatim
saing dengan anak seusianya dikala mereka sudah keluar dari yayasan yatim
saluran komunikasi yang tepat, metode serta evaluasi yang tepat sehingga
dapat dijalankan dengan efektif. Dalam hal ini, strategi digunakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai
tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak
Hal yang menarik dari yayasan yatim piatu Islam Al-Barokah yang
diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan. Selain itu, yayasan yatim piatu ini selain
ibadah terhadap anak asuhnya, strategi komunikasi yang lakukan oleh yayasan
lembaga yang harus memiliki suatu strategi untuk memberikan atmosfir yang
baik kepada anak asuhnya, agar mereka dapat menjadi pribadi yang baik serta
menjunjung nilai-nilai keagamaan dalam hal ini tentang ibadah kepada Allah
SWT. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil penelitian di Yayasan
Bekasi”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
adanya pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis
Ibadah Khasshah juga bisa disebut dengan ibadah mahdhah yang artinya
hubungan manusia dengan Tuhannya yaitu Allah SWT, yang bersifat ritual
sehari-hari yang dapat dengan mudah peneliti lihat dan amati saat observasi.
2. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
ibadah anak yatim yang di asuh untuk kepentingan saat ini dan
selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
usaha dalam membina para pegawainya dan bukan keanggotaan lainnya dalam
penelitiannya berisi tentang pola komunikasi antara ibu dan anak dalam
dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah
khususnya terhadap anak yatim. Maka penulis tertarik untuk meneliti judul
tersebut, karena di indonesia banyak sekali yayasan yang menjadi wadah bagi
4
Suhardin M, “Strategi Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan Mental Keagamaan
Pegawai PT.TKI Jalur Nugraha Eka Kurir,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 6.
5
Iin Nurhayati, “Strategi Panti Asuhan Baiturrahman Dalam Pemberdayaan Anak Asuh di
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 10.
6
Nia Ekawati, “Pola Komunikasi Ibu dan Anak Dalam Penanaman Ninai-nilai Keagamaan
Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran,” (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 13.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Pendekatan
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7 Yaitu
manusia.8
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rodakarya, 2000) h.
3.
8
Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1992) h. 209.
Dalam penelitian ini penulis ingin menggambarkan bagaimana
2. Jenis Penelitian
9
Consuelo G. Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press), 2006), cet. 1. Hal. 71.
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rodakarya, 2000)
h. 6.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
akurat dari subjek penelitian, maka Penelitian ini dilakukan pada bulan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan
11
Ibid., h. 178.
triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap
sumber lain.
6. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rodakarya, 2000)
h. 19.
tersebut antara lain pedoman wawancara, alat perekam (tape recorder),
a. Observasi
komunikasi tersebut.
b. Wawancara
orang atau lebih berhadapan fisik (face to face). Dalam hal ini, peneliti
13
Ibid., h. 138-154.
mengumpulkan data dengan wawancara langsung dengan narasumber,
yaitu Bapak Samsul Hadi. Tata Usaha MTs Yatim Piatu Al-Barokah
yaitu Bapak Nasrun tentang data seluruh anak asuh. Pengurus bagian
anak asuh yaitu, Armelia Sri Wulandari, Nurdin Salim dan yang
c. Dokumentasi
penelitian.
penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat
beberapa pihak staf, pengurus ibadah santri (anak asuh) dan anak asuh,
analisis data ini penulis mengecek keabsahan data yang ada, agar
disusun oleh tim penulis UIN Jakarta dan diterbitkan oleh CeQDA
14
Moh. Nasir D. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,1993), h. 405.
G. Sistematika Penulisan
Tulisan ini dibagi menjadi 5 (lima) bab secara rinci sebagai berikut:
Visi dan Misi Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah, Program Kegiatan
pendukung dan penghambat yang dimiliki Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah.
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
atau budi daya”.15 Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai
tanpa strategi, karena tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena
pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari
strategi.
15
Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (Jakarta: Nusa Indah,
1981), h. 173.
16
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 32.
Selain itu strategi komunikasi menurut Din Syamsuddin dalam
mencapai tujuan.
kebahagiaan”.19
17
Din Syamsyuddin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani (Jakarta :
Logos, 2000), h. 127.
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
: Balai Pustaka, 1999), h. 199.
19
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam
(Jakarta: Firma Djakarta, Tanpa Tahun), cet. ke-1 h. 6.
kekuatan, daya dan kemampuan sehingga tujuan dan sasaran akan
tercapai.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
a. Perumusan Strategi
b. Implementasi Strategi
20
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 03.
pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan
organisasi.
c. Evaluasi Strategi
strategi, yakni :
terjadi.
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa
3. Pengertian Komunikasi
21
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta, Gema Insani Press,
1996), hal. 16.
22
James G. Robbins, Barbara S. Jones, Komunikasi Yang Efektif (Jakarta : CV Pedoman
Ilmu Jaya, 1986),h. 1.
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang
23
Anwar Arifin. Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).
24
Agustina Zubair, Pengantar Ilmu Komunikasi, diakses 17 Oktober, 2006 / 7:36 am,
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/.htm
komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang
ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan”.25
25
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet ke-6, h.
65-66.
26
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 1995) Cet ke-3.
27
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhalindo, 2002) h. 301.
(management communication) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
28
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 35.
29
Ibid., h. 35-36.
1) Faktor kerangka referensi
30
Ibid., h. 36.
Hambatan komunikasi yang datang tiba-tiba
sangat penting.31
tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
31
Ibid., h. 37.
media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab
contoh, pesan melalui media tulisan atau cetakan dan media visual
televisi.
pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkrit dan yang
bahasa.
ada perkataan lain yang tepat, maka kata yang diduga mengandung
yang salah. 32
32
Ibid., h. 38.
d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
2) Kredibilitas sumber
orang lain. Dengan kata lain perkataan, dapat merasakan apa yang
1. Pengertian Pembinaan
33
Ibid., h. 39.
34
Ibid., h. 300.
35
Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-
Qur’an. 1973), h. 73.
arti: “Penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang dilakukan
a. Materi
b. Pembina/Pembimbing
berikut:
1) Kemampuan professional
36
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 23.
37
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang 1979).
38
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pendidikan Mental (Jakarta: Bulan
Bintang, 1975), h. 38.
c. Peserta Terbina (sasaran pembinaan ibadah)
d. Metode
berasal dari kata “meta” yang berarti melalui dan “todas” berarti
2. Pengertian Ibadah
39
H. Baihaqi A,K, “Fiqh Ibadah” (Bandung: Mas Bandung, 1996), cet ke-1, h. 31.
40
Dede Rosyada, “Hukum Islam Dan Pranata Sosial” (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996), cet ke-4, h. 65.
ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan mematuhi laranagan-
Nya.” Atau dengan kata lain “Segala usaha lahir dan batin,
sesuai dengan perintah Tuhan, untuk mendapatkan kebahagiaan
dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat maupun terhadap alam semesta”.41
antara lain:
oleh ajaran Islam setelah itu ibadah juga bertujuan agar manusia
41
Depdiknas. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, h. 364
42
Ibid., h. 31-32.
43
Muhammad Qutub, Sistem Pendidikan Islam (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984), h. 21-
22.
yang memberikan nikmat yang paling besar kepada
dengannya”.44
itu, dengan beribadah seorang hamba akan selalu merasa dekat dengan
3. Bentuk-bentuk Ibadah
macam, yaitu:
adalah segala jenis Ibadah yang tata caranya telah ditetapkan oleh
44
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2008) h. 32.
45
A. rahman Ritonga, M.A, “Fiqh Ibadah” (Jakarta: Gaya Media Pratama:2002), cet ke-2
, h. 62.
ibadah ammah adalah segala jenis ibadah kepada Allah dalam
kemampuan kita.
akrab dan suci antara seorang muslim dengan Allah SWT, yang
haji”.46
seseorang) tetapi tetap tinggal pada orang tuanya”. Anak asuh juga
diartikan sebagai:
46
Ahmad Dzajuli, Kaidah-kaidah Fikih (Jakarta: Kencana, 2007), Ed. 1. Cet.2 h. 114.
47
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, h. 41.
anak yang digolongkan dari keluarga yang tidak mampu, antara lain
sebagai berikut:
a. Anak yatim atau piatu atau anak yatim yang tidak memiliki
d. Anak dari keluarga yang tidak memiliki ayah dan ibu dan
48
Ehuzaimah T. Yanggo dan Hafidz Ashari, Problematika hukum Islam Kotemporer
Pertama (Jakarta: Pustaka Fidaus, 2002) h. 161.
BAB III
seperti49:
yang dihadiri oleh santri-santri “kalong” yang juga berasal dari wilayah sekitar
Jatimakmur. Santri-santri tersebut pada umumnya datang pada sore hari yang
49
Dokumentasi Yayasan Al-Barokah
kemudian mengikuti pengajian dan kembali ke rumah masing-masing pada
Abubakar Jamal dibantu oleh beberapa ustadz antara lain Ustadz Sya’roni dari
Abubakar Jamal telah mengasuh 12 yatim dan piatu sebagai santri tetap dan
Soedirja SH, No.8 tanggal 11 Oktober 1982. Maka dengan demikian, resmilah
tersebut teragi atas lima periode dengan penjelasan sebagai berikut 50:
dari beberapa sarana dan fasilitas yang dimiliki. Fasilitas tersebut antara
50
Dokumentasi Yayasan Al-Barokah
lain: satu lokal ruang tamu, 3 ruang asrama (kamar tidur), ruang keluarga
dan kamar mandi. Pada periode ini anak asuh berjumlah 12 orang yatim
4) Dan satu ruangan dengan kondisi permanen yang terletak diatas ruang
Jumlah santri pada periode ini bertambah menjadi 20 orang yang terdiri
areal lapangan terbuka, aula dan sarana olah raga. Pada periode ini jumlah
santri bertambah menjadi 30 orang yang terdiri dari 16 santri putra dan 14
santri putri.
kelas untuk pendidikan formal dan gedung perkantoran. Dan pada periode
ini jumlah santri bertambah menjadi 50 orang, terdiri dari 24 santri putra
e. Periode V (1986)
lain:
1) Kantor Yayasan dan rumah tidur pengurus Yayasan yang pada saat itu
masing 5 lokal.
5) Aula utama termasuk musholla, arena olah raga, yang dibangun di atas
51
Dokumentasi Yayasan Al-Barokah
acuan untuk menerima dan menyeleksi santri atau anak asuh yang kemudian
mendapatkan bimbingan dalam lahnya pembinaan ibadah.
Adapun dalam penerimaan anak asuh itu sendiri, Yayasan Al-
Barokah telah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon santri.
pembinaan ibadah.
Sedangkan tata tertib dan peraturan yang harus dipenuhi oleh setiap
anak asuh di Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah antara lain sebagai
berikut52 :
(tidur);
dapat diketahui sebanyak 418 santri (anak asuh) yang terdiri dari 233 santri
santri.
dilakukan terhadap kegiatan tidak akan tercapai jika tidak adanya suatu
program.
pendek.
b. Mencari dana sosial dalam kegiatan besar yang diadakan oleh Yayasan.
tersebut yaitu:
da’i dan da’iyah. Hingga saat ini 153 santri (anak asuh) yang belajar
oleh Yayasan. Selain sebagai kader da’i dan santri mukim, mereka juga
Pesantren (santri mukim) dan pelajar non mukim, yakni yang hanya
ekstrakurikuler sekolah.
hari Rabu. Pada jadwal yang telah ditentukan tersebut, seluruh siswa-
siswi baik yang mukim atau non mukim berkumpul di aula utama yang
tersebut.
c. Majelis Ta’lim
1. Pengajian Umum
pengajian ini lebih bersifat heterogen, yakni selain terdiri dari santri
mukim, pengajian tersebut juga diikuti/dihadiri oleh masyarakat
sekitarnya.
praktis.
d. Pesantren Kilat
menurut Islam.
mampu. Yayasan ini didirikan bukan hanya untuk individu saja, melainkan
juga atas sokongan dan campur tangan masyarakat, terutama mereka yang ber-
organisasi politik, ataupun lembaga tertentu, akan tetapi Yayasan Yatim Piatu
Al-Barokah adalah lembaga dari dan untuk umat. Oleh sebab itu, Yayasan Al-
Barokah dengan lapang dada selalu membuka peluang bagi setiap elemen
masyarakat yang ingin dan berniat tulus menyalurkan kontribusi-kontribusi
banyak menyediakan meski belum lengkap sarana dan prasarana yang cukup
dan prasarana yang dimaksud selengkapnya dapat dilihat dalam dua tabel
berikut.
TABEL III.1
ISLAM AL-BAROKAH
GAMBAR III.2
AL-BAROKAH
Bendahara Sekretaris
Hj. Haironih Marwah Z. SE
BIRO
kepada masing-masing pengurus yang dibantu oleh staf-staf pengurus yang dalam
E. Program Kegiatan
mereka yang pada umumnya yaitu dapat digolongkan menjadi dua bagian:
a. Anak yatim dan piatu yaitu anak yang tidak mempunyai ayah atau
ibu.
b. Anak Dhuafa’ yaitu anak yang kurang mampu dari segi ekonomi.
atau untuk keperluan yang mendadak. Sebagai contoh untuk liburan hari
53
Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi, Kepala Sekolah MTs Yatim Piatu Al-
Barokah, Bekasi 12 April 2011
mereka dalam perekonomian. Anak asuh yang disekolahkan diyayasan ini
berikut54:
TABEL III.2
2. II 33 28 15-16 61 orang
153 orang
54
Wawancara Pribadi dengan Bapak Nasrun, Tata Usaha Mts Yatim Piatu Al-Barokah,
Bekasi 18 April 2011.
1. Shalat berjama’ah
2. Penghafalan Surat
seminggu dua kali. Surat yang wajib dihafalkan oleh mereka yaitu:
dengan menggunakan metode iqra bagi yang belum bisa baca Al-
Qur’an.
Semua itu, agar anak asuh dapat menjadi manusia yang beriman
strategi komunikasi apa saja yang dilakukan oleh pengurus ibadah dalam
pendukung dan penghambat apa saja yang terjadi dalam pembinaan ibadah
tersebut.
dibutuhkan oleh peneliti. Diantaranya yaitu: Kepala Sekolah MTs Yatim Piatu
Al-Barokah, yaitu Bapak Samsul Hadi. Tata Usaha MTs Yatim Piatu Al-
Barokah yaitu Bapak Nasrun. Pengurus bagian ibadah anak asuh yaitu Bapak
Faqihuddin. Serta beberapa anak asuh yaitu, Armelia Sri Wulandari, Nurdin
Salim dan yang terakhir Diana Punky, beserta data-data tertulis yang dapat
komunikasi. Hal ini sesuai rencana dasar yang dilakukan oleh komunikator
diterima, sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain,
strategi komunikasi itu akan berjalan dan berhasil bila ada keterkaitan antara
yaitu55:
55
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2007), Cet ke-21. Hal. 36.
dikenal pun mudah menjajaginya, umpamanya dengan menanyakan
dengan anak yang berasal dari flores watak mereka lebih keras untuk
pesan dengan komunikasi dua arah secara timbal balik akan lancar.
Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Faqihuddin dan berikut hasil
karna setiap anak dari latar belakang berbeda dari orang tua
yang berbeda dan pasti juga dari ekonomi yang pastinya akan
berbeda sekali.,,”56
56
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
4) Faktor situasi dan kondisi
dilancarkan.
57
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh anak yatim piatu
atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
selain itu panduan beribadah sholat dengan baik dan benar. Melalui media
oleh pengurus dalam mengajarkan kepada anak asuh. Ini sesuai dengan
tujuan serta teknik komunikasi yang digunakan, yaitu bertujuan agar anak
asuh dapat merubah sikap serta perilaku dalam beribadah sehingga mereka
faham dan benar dalam tata cara beribadah. Hal ini sesuai yang
pengurus ibadah dapat dipahami oleh anak-anak asuh. Hal ini sesuai yang
Dari penjelasan materi agama dan tata cara sholat, mereka dapat
yang digunakan yaitu informatif yaitu agar anak asuh mengerti dan tahu,
dan persuasif yaitu agar anak asuh patuh serta dapat menjalankan suatu
58
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
59
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin.
4. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
komunikator.
b. Kredibilitas sumber
konseling, yaitu upaya atau suatu cara pemberian nasehat, anjuran dan
orang yaitu pengurus dan anak asuh yang sedang mengalami suatu
masalah yang dihadapi dengan memberikan jalan keluar terhadap
serta belajar anak, semua ini dilakukan melalui motivasi bersama yaitu
kata lain perkataan, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa dan
sebagainya.
Piatu Islam Al-Barokah dalam membina ibadah para anak asuhnya, strategi
komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus ibadah untuk anak asuh ini di
koordinatori oleh Ustad Faqihuddin, dan para pengurus ibadah lainnya yaitu
H. Tabrani S.Ag, Tamali, Siti Barkah S.Ag dan Maria Ulfah. Strategi
komunikasi ini dilakukan dengan beberapa strategi yang diterapkan oleh anak
asuh60:
60
Wawancara Pribadi dengan Samsul Hadi, Kepala Sekolah Mts Yatim Piatu Al-
Barokah, Bekasi 12 April 2011.
1. Strategi Mengenal Komunikan
Diantaranya anak asuh yang salah satu orang tuanya sudah tiada serta
anak yang kurang mampu. Sebagai contoh dalam hal pembinaan, anak
Barokah:
2. Strategi Konseling
orang atau individu yang disebut konselor dan klien, atau terjadi dalam
61
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
memudahkan terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku klien,
jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (Muthmainah),
orang yaitu pengurus dan anak asuh yang sedang mengalami suatu
Dalam hal ini, masalah yang umum dihadapi anak yatim berupa
belum terima bahwa mereka sudah ditinggal oleh orang tua yaitu ayah
atau ibu mereka, Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak
62
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling : Suatu Uraian Ringkas (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1985), Cet. Ke-1, h. 14.
63
M. Hamdani Bakran Adz-dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode
Sufistik. h. 220.
64
Wawancara Pribadi dengan Armelia Sri Wulandari, Anak Asuh Yayasan Yatim Piatu
Islam Al-Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
“Strategi Konseling,, iyaa,,apa namanya,,hemm anak kita
panggil saja satu anak satu persatu klo ada masalah kita Tanya
bagaimana masalahnya yah begitu,,, kadang klo anak ada
masalahnya aja, yah tapi ga menentu satu minggu sekali tapi
kadang juga klo banyak yang anak mempunyai masalah yahhh
lebih sering lagi kita menanganinya,, ini dilakukan untuk
pemberian motivasi, anjuran, nasehat seperti masalah umum
yang dihadapi sihh:,,,,,,,. 65
pada diri anak asuh sehingga muncul dan berkembang rasa ingin
a. Metode Hafalan
65
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
66
Pengamatan Observasi, Tentang Penerapan Strategi Konseling, di Yayasan Yatim Piatu
Al-Barokah, 12 April 2011.
Bapak Faqihuddin dan berikut hasil kutipan dai wawancara dengan
beliau:
ditentukan.
dua kali dalam menyetorkan hafalan, yaitu pada hari senin, selasa
67
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
dihafalkan yaitu meliputi hafalan juz’ama, ratibul hadad,
hadits-hadits pendek,
yaitu hari rabu dan kamis atau secara bergilir tergantung siap atau
hafalan gitu,,,”.68
Hal ini sesuai hasil kutipan yang dikatakan oleh Bapak Faqihuddin:
keluar nanti,,,”.69
Anak Asuh
68
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
69
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin.
Dalam mencapai tujuan yang diterapkan, strategi komunikasi akan
mandiri.
1. Materi
yang akan dihafalkan kepada anak, seperti juz’ama, hadits, serta surat-
surat panjang seperti surat Al-Waqi’ah, surat Yasin, surat Al-Mulk dan
dalam menjalani tata cara ibadah dapat dengan benar serta mengerti
terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini dilakukan agar terwujudnya
70
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pendidikan Mental (Jakarta: Bulan
Bintang, 1975), h. 38.
suatu perubahan kepada anak tersebut ke arah yang lebih baik lagi. Hal
betul dalam cara ibadahnya baik dan benar,, karna ada yang tau
benar”.71
2. Pembina/pembimbing
a. Kemampuan professional
ibadah terhadap anak asuh. Pembinaan ibadah ini dilakukan oleh para
Tamali, Siti Barkah S.Ag dan Maria Ulfah. Hal ini seperti yang
71
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
”Untuk ibadah,, kita ada tiga orang laki-laki,, iyaa,, yaitu Ustad
3. Peserta Terbina
4. Metode
selain itu perbedaan ini juga berlaku pada pembagian materi hafalan
72
Wawancara Pribadi dengan Samsul Hadi, Kepala Sekolah Mts Yatim Piatu Al-
Barokah, Bekasi 12 April 2011.
kita dua kelompok, dan Aliyah dua kelompok,, iya kelompok
pembinaan Ibadah terhadap anak asuh di Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah yaitu:
1. Strategi Merangkul
percaya diri kepada anak asuh yang kurang tingkat penyesuaian diri
terhadap diri anak asuh, dan strategi inilah yang diterapkan oleh para
didiknya di Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah ini. Hal ini sesuai
yang dikatakan oleh Bapak Samsul Hadi dan berikut hasil kutipan dari
73
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
74
Wawancara Pribadi dengan Samsul Hadi, Kepala Sekolah Mts Yatim Piatu Al-
Barokah, Bekasi 12 April 2011.
2. Strategi Hukuman
anak didik karena melakukan kesalahan, dan dilakukan agar anak didik
jawab terhadap apa yang mereka lakukan baik hal yang positif ataupun
negatif.
dengan disaksikan oleh anak-anak asuh yang lain, dan terakhir jika
pengurus. 75
selalu bertingkah laku yang baik dan bermanfaat bagi hasil belajarnya,
75
Pengamatan Observasi, Tentang Penerapan Metode Hukuman, di Yayasan Yatim Piatu
Al-Barokah, 12 April 2011.
C. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki Yayasan
anak asuh menjadi rajin dan ulet serta kemauan yang tinggi dari
anak itu sendiri dalam melakukan ibadah, selain itu dengan adanya
76
Wawacara pribadi dengan Bpk Samsul Hadi, Kepala Sekolah MTs Yatim Piatu Al-
Barokah, Selasa 12 April 2011.
77
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 26 April 2011.
e. Media belajar yang Yayasan berikan cukup tersedia, seperti Al-
pembinaan ibadah.
ini.78
78
Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-
Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
masalah yang dialami. Selain itu dengan cara menentukan materi yang
baik lagi.
masjid dan aula. Selain itu Al-Qur’an, kitab-kitab, alat tulis dan lain-
lain yang diberikan oleh Yayasan sebagai media untuk belajar serta
ingin disampaikan.
asuh dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan ajaran Islam
Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada Persada, 1995.
Ekawati, Nia. “Pola Komunikasi Ibu dan Anak Dalam Penanaman Ninai-nilai
Keagamaan Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakaran,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Kridalaksana, Hari Murti . Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa
Indah, 1981.
Rosyada, Dede. Hukum Islam Dan Pranata Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Uchjana, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992.
www.wordpress.com
HASIL WAWANCARA
J : 15 Juli 1982
untuk disekolahkan.
J : Untuk ibadah,, kita ada tiga orang laki-laki,, iyaa,, yaitu Ustad Faqihudin,
Ustad Tabrani, dan Ustad Tamali,, kalau perempuannya ada dua orang,,
ini?
wejangan kepada seluruh santri atau anak asuh disini supaya mereka
J : Dana yang didapat yaitu melalui subsidi silang yayasan serta donasi.
akomodasi, selain itu untuk biaya pendidikan anak asuh yang dibiayai oleh
pihak yayasan.
ini?
Pewawancara Responden
\
HASIL WAWANCARA
yang pastinya,, terus yang kedua ada pendalaman materi agama,, salah
satunya ngaji, terus majlis taklim hemm,, hafalan juga bisa seperti itu.
ibadah ini?
J : Ibadah ditekankan yang pasti yang pertama tentang ibadah harian: sholat
yaitu sholat fardhu serta sholat sunnah, terus seperti anak bisa adzan,
tahlil, bisa baca ratib, dzikir yang penting yang ditekankan ibadah harian,,
sehari-hari.
seorang guru/pengasuh?
J : Sangat,, sangat sangat diperlukan sekali,, jadi untuk kita lebih tau
J : Pertama kita ada semacam materi dulu gitu yah,, materi kita kenalkan
bagaimana caranya kita untuk beribadah, terus yang kedua kita lebih ke
anak asuh?
J : hemm,, dalam hal sholat baik itu sholat jama’ah maupun sholat sunnah,,
disini kita lebih membiasakan kepada mereka dengan gerakan serta bacaan
beberapa kelompok?
sendiri, kelas Aliyah sendiri,, untuk Tsanawiyah kita dua kelompok, dan
Aliyah dua kelompok,, iya kelompok kelas satu dan kelas dua,, sama kalau
aliyah juga.
T : Untuk pembagian hafalan surat,, antara tingkat MTs dan Aliyah, seperti
apa?
panjang,,
J : Strategi yang kami lakukan disini yaitu yang pertama, strategi mengenal
komunikan yaitu anak asuh disini, kita mengenalnya yaitu dengan latar
anak asuh yang berasal dari flores, cara menghadapinya sangatlah berbeda
tertutup atau ga berani gitu.. sedangkan klo dari bekasi sendiri karna dari
sini gitu udah biasa ngomong, lebih menyesuaikan karna dari daerah sini,,
dan klo dari lampung atau flores itu lebih keras lagi dia,, wataknya dan
kadang untuk di bilangin juga ga sekali dua kali,, Selanjutnya yang kedua,
di asrama dan keluarga dengan baik, sesuai dengan kemampuan anak asuh
tersebut. Kami memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal kepada
Biasanya, masalah yang umum dihadapi anak yatim, kurang percaya diri,
tidak konsentrasi belajar, stress karena ditinggal orang tua, malas dan
sebagainya. Dan akhirnya mereka kurang betah buat tinggal di sini deh.
Dan yang ketiga yaitu strategi metode yang akan digunakan menentukan
materi , yaitu melalui metode hafalan, metode ini dilakukan seminggu dua
dilaksanakan?
J : ini dilakukan seminggu dua kali setoran,, perkelas beda,, satu kelompok
berbeda-beda hari dan hafalan dua kali,, aliyah dan Tsanawiyah digilir
saja,, yaitu hari senin, selasa dan rabu, pokoknya beda pengajarnya,,
T : Strategi apa saja yang diterapkan oleh bapak dalam pembinaan ibadah
anak asuh?
anak satu persatu klo ada masalah kita Tanya bagaimana masalahnya yah
begitu,,, kadang klo anak ada masalahnya aja, yah tapi ga menentu satu
minggu sekali tapi kadang juga klo banyak yang anak mempunyai masalah
yahhh lebih sering lagi kita menanganinya,, ini dilakukan untuk pemberian
motivasi, anjuran, nasehat seperti masalah umum yang dihadapi sihh: yang
pertama karna ada anak yang ga betah karna beda seperti yang dirumah
kondisinya tidurnya gituu,, terus ada masalah dengan teman pastinya gituu
Selain itu, Kita lebih ke apa namanya itu,, seperti motivasi bersama,,
T : Bagaimana cara anak asuh agar mudah mengerti serta faham terhadap
J : yang pertama kita mengenalkan materi yang lebih mudah dulu, dalam
anak asuh?
J : Alhamdulillah dipahami sih,, tapi ada juga yang ga paham,, yang pasti
diterapkan.
T : Apa faktor pendukung yang bapak temui dalam membina ibadah anak
asuh?
J : untuk pendukung dari anaknya sendiri, dalam semangat belajar anak-
anak ,, jadi rajin dan ulet serta kemauan yang tinggi dari anak itu sendiri
dalam melakukan ibadah., selain itu ada ustadnya yang mendukung karna
T : Apa faktor hambatan yang bapak temui dalam membina ibadah anak
asuh?
tujuan mereka kesini untuk apa,, keinginan mereka setelah keluar apa,
muhadharah.
asuh?
J : ooohhh,, tujuannya yang pasti untuk biar mereka bener dan betul dalam
cara ibadahnya baik dan benar,, karna ada yang tau tetapi tidak mengerti
J : kalau dari ibadah minimal mereka tahu tentang ibadah, selain itu bisa
Pewawancara Responden
Usia : 16 Tahun
selain itu saya kadang-kadang suka iri dengan orang lain yang
mempunyai ayah.
J : Kesan saya terhadap Yayasan ada kesan senang dan kesan sedih.,
J : Kegiatan yang saya lakukan disini yah seperti yang dibilang tadi,,
ini?
dan benar., serta saya dapat nasehat banyak dari ustad klo pas
Pewawancara Responden
Usia : 19 Tahun
J : Nurdin Salim
Al-Barokah ini?
ini?
J : Pastinya ada, yah saya menjadi lebih baik aja, karna dulu saya
Pewawancara Responden
Usia : 17 tahun
teman.
senang.
Al-Barokah ini?
ini?
Pewawancara Responden
Al-Barokah