4109-Article Text-8416-2-10-20180213-1
4109-Article Text-8416-2-10-20180213-1
3 (3) (2014)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan senyawa ester C melalui
Diterima Agustus 2014 reaksi trensesterifikasi dengan katalis enzim lipase. Reaksi dilakukan dengan
Disetujui September 2014 variasi pelarut dan lama reaksi. Produk dianalisis menggunakan HPLC dan FT-
Dipublikasikan November IR. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh pelarut yang terbaik untuk penelitian
2014 ini adalah aseton dengan respon pada luas area 6448859 dan kondisi operasi
terbaik dari analisis menggunakan HPLC pada lama waktu reaksi 48 jam dengan
Kata kunci:
respon waktu retensi keluarnya ester C yaitu 3,020 dengan puncak area 695703
ester C
dan luas area 5791431.
lipase
transesterifikasi
vitamin C
Abstract
204
W Erviana / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (3) (2014)
dalam sintesis ester C menggunakan lipase dalam biokatalis karena kemampuannya untuk
jamur tiram dengan menggunakan pengujian mengkatalis berbagai jenis reaksi didalam air
HPLC dan dapat dilihat pula perubahan nilai maupun yang bukan air sekalipun (Fjerbaek, et
dari luas area dan puncak area pada sintesis al.; 2009). Lipase dari mikroorganisme mem-
ecter C. Dari data yang didapat diatas me- punyai spektrum yang lebih luas untuk di-
nunjukkan bahwa semakin lama waktu yang aplikasikan di industri karena lebih stabil dan
digunakan dalam reaksi maka produk yang lebih murah. Dari berbagai jenis mikro-
didapat akan semakin meningkat. Dengan organisme, jamur dikenal secara luas sebagai
begitu maka ditarik kesimpulan untuk waktu sumber lipase yang baik karena umumnya jamur
reaksi optimum yang didapat adalah 48 jam memproduksi enzim ekstraseluler, yang me-
dengan waktu retensi 3,020, luas area 5791431 mudahkan recovery enzim dari media fermentasi
dan puncak area 695703. (Kurnia; 2010). Lipase dari jamur banyak
Tabel 1. Hasil optimalisasi waktu reaksi dalam digunakan dalam bidang industri seperti pada
sintesis ester C dengan pelarut aseton. obat-obatan, minuman, susu, detergen, dan lain-
lain, yang membuat lipase ini menjadi enzim
yang sangat komersial. Lipase bersifat spesifik,
sehingga semua gliserida (tri-, di- dan mono)
dan asam lemak bebas dapat diubah menjadi
alkil ester. Sebagian besar lipase telah digunakan
untuk transesterifikasi dan esterifikasi (Fjerbaek,
et al.; 2009). Lipase yang paling berkinerja
mampu menghasilkan konversi lebih dari 90%
pada suhu berkisar antara 30ºC dan 50ºC dan
waktu reaksi dari 8 jam untuk bergerak enzim
sampai 90 jam untuk enzim bebas yang sama,
tergantung minyak dan alkohol yang digunakan
(Fjerbaek, et al.; 2009).
Simpulan
Gambar 3. Spektrum FT-IR dari ester C hasil
sintesis. Pelarut yang mempunyai hasil lebih baik
Hasil analisis pada spektrum FT-IR dari antara aseton dan piridin dalam sintesis ester-C
hasil sintesis ester C menunjukkan adanya melalui reaksi transesterifikasi menggunakan
serapan pada bilangan gelombang 1381,03 cm-1 katalis enzim lipase adalah aseton. Didapat
terdapat gugus CH3. Terdapat gugus O-H pada waktu reaksi yang tebaik dalam penelitian ini
puncak bilangan gelombang 3479,58 cm-1. Ada- yaitu pada waktu reaksi jam ke 48. Cara
nya gugus C=O pada puncak 1751,36 cm-1, mengetahui bahwa yang dihasilkan dari
kemudian pada puncak 1465,90 cm-1 terdapat penelitian ini adalah ester C yaitu dengan
gugus C-OH. Gugus C-H alifatik terdapat pada melihat puncak pada panjang gelombang FT-IR
puncak 2924,09 cm-1. Terdapat gugus C=C pada yang sama dengan standar dari ester C.
puncak 1157,29 cm-1 dan gugus CH2 pada Daftar Pustaka
puncak 725,23 cm-1. Berdasarkan pada spektro- Adli, K.N. 2011. Sintesis Sukrosa Laurat melalui
meter FT-IR hasil sintesis pada Gambar 3. Reaksi Esterifikasi antara Sukrosa dengan
Asam Laurat menggunakan Enzim Lipase dari
dengan spektrum FT-IR dari ester C standar Biji Wijen. Skripsi. Semarang: FMIPA
cukup mempunyai banyak kesamaan yaitu UNNES
munculnya gugus OH, gugus C-H, gugus C=O, Fjerbaek L., Christensen K,V., Norddahl. B.
gugus C-OH, gugus C=C, dan gugus CH2. 2009. Biotechnol. Bioeng. 102: 1298-1315
Disamping itu hal ini membuktikan bahwa Kurnia, D.R.D. 2010. Studi Aktivitas Enzim
pada hasil sintesis membentuk senyawa ester C. Lipase dari Aspergillus Niger sebagai Bio
Hal ini, juga didukung dengan hasil yang katalis pada Proses Gliserolisis untuk Meng
didapat pada analisis menggunakan HPLC hasilkan Monoasilgliserol. Tesis. Semarang.
Universitas Diponegoro
dimana terdapat munculnya puncak ester C
Liu, G.T, Zhang, T.M, Wang, B.E., and Wang,
pada waktu retensi menit ke 3. Hasil yang Y.W. 1992. Protective Action of Seven
diperoleh ini dipengaruhi oleh adanya enzim Natural Phenolic Coumpounds againts
lipase yang berperan sebagai katalis untuk mem- Peroxidative Damage to Biomembranes.
percepat proses sintesis. Lipase merupakan Biochem. Pharmcol. 43: 147-152
enzim yang saat ini menempati urutan tertinggi Liu, Z.Q, Ma, L.P. and Liu, Z.L. 1996. Making
205
W Erviana / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (3) (2014)
Vitamin C Lipophilic Enhances Its Yin M.C, Faustman C, Rıesen J.W, Wıllıams
Protective Effect against Free Radical S.N. 1993. -Tocopherol and Ascorbate
Induced Peroxidation of Low Density Delay Oxymyoglobin and Phospholipid
Lipoprotein. Chem. Phys. Lipids. 95: 49–57 Oxidation in Vitro. J. Food Sci. 58: 1273-
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT 1276, 1281
Gramedia. Jakarta
206