1
KATA PENGANTAR
Program Studi Profesi Ners merupakan suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan
perawat profesional. Proses Program Studi Profesi Ners dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahap
akademik dan tahap profesi. Proses pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan
pembelajaran klinik dan lapangan, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menerapkan ilmu yang dipelajari dikelas (pada tahap akademik) kedalam keadaan nyata.
Pada buku pedoman ini diuraikan tentang : (1) Konsep praktek pada pendidikan keperawatan;
(2) Panduan pelaksanaan profesi Ners; (3) Pencapaian kasus dan kompetensi mahasiswa; (4)
Lampiran yang berisi tentang cara pelaksanaan dan penilaian di klinik dan lapangan.
Kami menyadari buku pedoman ini masih belum sempurna, sehingga bila ada kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun dalam memperbaiki buku ini akan kami terima dengan
senang hati.
Kepada mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Prima Indonesia, kami berharap agar kiranya bersama-sama memperjuangkan untuk
mencapai profesi keperawatan yang profesional di indonesia.
2
KATA SAMBUTAN
3
KONSEP LAHAN PRAKTEK
PADA PENDIDIKAN KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Prima Indonesia
sebagai salah satu pendidikan keperawatan di Indonesia, berfungsi sebagai pendidikan akademik dan
professional untuk menghasilkan lulusan perawat – perawat professional yang mampu memberikan
palayanan keperawatan berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan, menggunakan metodologi
keperawatan dan berlandasan etika keperawatan. Agar kemampuan ini bisa dicapai maka mahasiswa
mendapatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan antara teori yang didapat dikelas dan
mendapatkan pengalaman belajar di lahan praktek dalam suatu lingkungan yang menopang
pertumbuhan dan pembinaan kemampuan professional.
Kegiatan lahan paktek memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk terampil dalam
menerapkan teori yang sudah dapat di kelas. Pada praktek klinik, yang merupakan penerapan secara
terintegrasi kemampuan penalaran saintifik dan penalaran etik (Husin, 1992). Menurut Schweek &
Gebbie (1996), Praktek Klinik merupakan “the heart of the total curriculum plan”. Hal ini berarti
unsur yang paling utama dalam pendidikan keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran
dikelola di lahan praktek.
Untuk itu perlu disiapkan panduan pembelajaran klinik bagi mahasiswa dan juga bagi
pembimbing klinik agar dapat melakukan pelayanan/asuhan keperawatan yang menitik beratkan pada
kualitas melalui terciptanya suatu lingkungan yang sarat dengan model peran (role model).
4
2. Berorientasi pada pelayanan artinya komitmen untuk memberikan pelayanan oleh pakar
dalam memenuhi kebutuhan pasien. Menempatkan pelayanan diatas kepentingan pribadi.
3. Pekerjaan profesional diatur oleh kode etik yang merupakan pedoman keterlaksanaan
standard dan tanggung jawab profesi.
4. Mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengontrol praktek dan pendidikan profesi
tersebut.
Berdasarkan kerangka konsep tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
sikap, pengetahuan dan keterampilan professional. Sehingga dapat melaksankan peran dan fungsinya
sebagai perawat professional (Ners=Ns) baik sebagai pemberi asuhan (caregiver), pembela klien
(client advocate), penilai kwalitas asuhan (quality of evaluator). Manajer (manager), peneliti
(researcher), pendidik (educator) maupun konsultan (consultant). Untuk dapat menghasilakn lulusan
dengan kemampuan tersebut diperlukan proses pembelajaran di suatu lahan praktek.
5
C. TUJUAN PROGRAM PROFESI NERS
1. Umum
Tujuan pendidikan program studi profesi ners adalah mempersiapkan mahasiswa melalui
penyesuaian professional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara
komprehensif.
2. Khusus
Mahasiswa memiliki kemampuan professional yaitu :
Menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik, dan ilmu
keperawatan dalam melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Melaksanakan asuhan keperawatan dari masalah sederhana sampai yang kompleks secara
tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi baik bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai batas kewenangan,
tanggung jawab dan kemampuan berlandaskan etika profesi keperawatan.
Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan manfaatnya dalam
upaya meningkatkan kulitas asuhan keperawatan.
Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung jawab dengan
menunjukkan sikap kepemimpinan.
6
PANDUAN PELAKSANAAN PEMINATAN PROGRAM PROFESI NERS
B. WAKTU PELAKSANAAN
1. Kepaniteraan Klinik peminatan profesi Ners berlangsung selama 6 bulan
2. Waktu dinas tertera dibawah ini, sudah termasuk istirahat, pre conference dan post
conference.
Dinas Pagi : Jam 07.30 – 14.30 Wib
Dinas Sore : Jam 13.30 - 20.00 Wib
Dinas Malam : Jam 20.00 - 08.00 Wib
5. Kehadiran Mahasiswa 100%
6. Keterlambatan dinas lebih dari 15 menit dianggap tidak hadir
7
13. Absensi wajib 100%. Kalau Sakit wajib ada surat sakit dari RS. Royal Prima yang di ketahui
oleh Ka. Prodi dan CI RS. Royal Prima. Dan tidak diterimah alasan lain kecuali ada
kemalangan orang tua
D. TUGAS MAHASISWA
1. Mengumpulkan tugas 4 resume kasus setiap bulan selama 3 bulan program peminatan
2. Seminar kasus setiap bulan
3. Mengisi buku harian dan verifikasi kopetensi lapangan
4. Ujian OSCE di akhir program
G. EVALUASI
1. Absensi : 100%
2. Pencapaian Kompetensi : 80%
3. Seminar : 20%
8
H. SANKSI
Mahasiswa yang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan diatas akan diberikan
sanksi :
*Dianggap tidak hadir dan tidak boleh mengikuti Program Studi Profesi Ners selanjutnya
apabila selama 3 hari berturut-turut absensi
9
KERANGKA ACUAN STASE PEMINATAN DI RUANG ICU
PENDAHULUAN
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko
kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan
untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang
merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan
standar perawatan yang tinggi membutuhkan peralatan tehnologi tinggi yang menunjang.
Profesi keperawatan sebagai bagian dari profesi di dalam dunia kesehatan harus
mampu melakukan tindakan dan perawatan di ruangan ICU tersebut. Program peminatan
Perawat ICU merupakan bagian integral dari pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh
pendidikan dan bekerja sama dengan rumah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan
profesi keperawatan terutama di bidang keperawatan di ruang ICU.
Tuntutan spesialisasi di dalam profesi keperwatan merupakan kebutuhan yang harus
disiapkan secara awal.
10
Capaian Clinical Skill Target (Mandiri – Asistensi – Observasi) DOPS
N0 Tindakan Keterangan
1. Mengetahui Indikasi pasien masuk dan keluar ICU Dibawah supervise
TIM ICU
2. Penerapan etika dan kumunikasi terapeutik pada Dibawah supervise
pelayanan pasien di ICU TIM ICU
3. Desinfeksi dan sterilisasi Dibawah supervise
TIM ICU
4. Perawatan Tracheostomi Dibawah supervise
TIM ICU
5. Perekaman elektrokardiogram (EKG) Dibawah supervise
Dan Interprestasi hasil rekaman EKG TIM ICU
6. ALS Dibawah supervise
TIM ICU
7. BLS Dibawah supervise
TIM ICU
8. Resusitasi (RJP) Dibawah supervise
TIM ICU
9. Terapi cairan intravena Dibawah supervise
TIM ICU
10. Terapi melalui syringe pump dan infuse pump Dibawah supervise
TIM ICU
11. Tranfusi darah Dibawah supervise
TIM ICU
12. Nutrisi parenteral Dibawah supervise
TIM ICU
13. Pengambilan darah terhadap hasil analisa untuk Dibawah supervise
pemeriksaaan elektrolit TIM ICU
14.Ventilasi mekanik Dibawah supervise
TIM ICU
15.Persiapan pemasangan kateter arteri Dibawah supervise
TIM ICU
16.Persiapan pemasangan kateter venasentral Dibawah supervise
TIM ICU
17.Persiapan pemasangan kateter arteri pulmonal Dibawah supervise
TIM ICU
18.Pengelolaan pasien yang terpasang kateter invasive Dibawah supervise
11
(Arteri line, Cup Line, Kateter Swan Ganz) TIM ICU
19.Pengukuran curah jantung Dibawah supervise
TIM ICU
20.Pengukuran tekanan vena sentral Dibawah supervise
TIM ICU
21.Pengukuran tekanan intracranial Dibawah supervise
TIM ICU
22.Pengelolaan pasien yang menggunakan terapi Dibawah supervise
trombolitik TIM ICU
23.Persiapan pemasangan Intra Aortic Baloon Pump Dibawah supervise
(IABP) TIM ICU
24.Hemodialisa hemofitrasi (Continous Arterial Dibawah supervise
Venosus Hemofiltration (CAVH), Continous Venous TIM ICU
Hemofiltration (CVVH))
12
3. Orientasi peralatan
diruang ICU
4. Orientasi dengan
SDM di ruang ICU
5. Orientasi Etika
Profesi Perawat
ICU
Manajemen 1. Falsafah pelayanan di ruang Meet the Expert TIM ICU
pelayanan ICU ICU dan Practice
2. Standar minimal pelayanan
ruang ICU
3. Prosedur pelayanan di ruang
ICU
13
2. Status pernafasan,
Asuhan Pengkajian dan analisa data Meet the Expert TIM ICU
Keperawatan pada khususnya mengenai dan Practice
system pernafasan
1. Gangguan irama jantung
2. Status hemodinamik pada
pasien dan status kesadaran.
Bulan Asuhan 1. Melakukan Fisioterapi dada Meet the Expert TIM ICU
ke 2 Keperawatan pada 2. Memberikan terapi inhalas. dan Practice
system pernafasan 3. Mengukur saturasi oksigen
dengan menggunakan
oximetri
14
darah (AGD)
2. Melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan AGD
3. Mengetahui koreksi terhadap
hasil analisa gas darah yang
tidak normal
Perawatan system 1. Pengelolaan pasien dengan Meet the Expert TIM ICU
sirkulasi dan terapi cairan intravena dan Practice
tranfusi 2. Persiapan pemberian terapi
melalui syringe pump dan
infuse pump
3. Tindakan tranfusi darah
4. Pengelolaan pasien
Perawatan system 1. Pengelolaan pasien dengan Meet the Expert TIM ICU
sirkulasi dan nutrisi parenteral dan Practice
tranfusi 2. Melakukan pengambilan
darah terhadap hasil analisa
15
untuk pemeriksaaan
elektrolit
Bulan Pengelolaan pasien 1. Mengelola pasien dengan Meet the Expert TIM ICU
ke 3 dengan sindroma menggunakan ventilasi dan Practice
koroner akut mekanik
2. Mempersiapkan pemasangan
kateter arteri
3. Pengukuran tekanan vena
sentral
4. Pengukuran tekanan
intracranial
5. Pengelolaan pasien yang
menggunakan terapi
trombolitik
Pengelolaan pasien 1. Mempersiapkan pemasangan Meet the Expert TIM ICU
dengan sindroma kateter venasentral dan Practice
koroner akut 2. Mempersiapkan pemasangan
kateter arteri pulmonal
Pengelolaan pasien 1.Pengelolaan pasien yang Meet the Expert TIM ICU
dengan sindroma terpasang kateter invasive dan Practice
koroner akut (Arteri line, Cup Line,
Kateter Swan Ganz)
2. Pengukuran curah jantung
Pengelolaan pasien 1. Pengukuran tekanan Meet the Expert TIM ICU
dengan sindroma intracranial dan Practice
koroner akut 2. Pengelolaan pasien yang
menggunakan terapi
trombolitik
Penelolaan pasien 1. Persiapan pemasangan Intra Meet the Expert TIM ICU
dengan sindrom Aortic Baloon Pump (IABP) dan Practice
koroner akut 2. Melakukan pengelolaan
lanjutan asuhan keperawatan pasien
yang terpasang IABP
Penelolaan pasien 1.Melakukan persiapan Meet the Expert TIM ICU
16
dengan sindrom pemasangan alat hemodialisa dan Practice
koroner akut hemofitrasi (Continous
lanjutan Arterial Venosus
Hemofiltration (CAVH),
Continous Venous
Hemofiltration (CVVH))
2. Melakukan pengelolaan
pasien yang menggunakan
terapi trombolitik
The planning of implementation plans Meet the Expert PJ & TIM
caring in ICU dan Practice
CAPAIAN PROGRAM
PENAMBAHAN KOMPETENSI
NO MATERI KOMPETENSI
1. Manajemen 1. Falsafah pelayanan di ICU
Pelayanan ICU 2. Kerjasama multidisipliner
3. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien di ICU
4. Standar minimum pelayanan di
ICU
3. Standard dan persyaratan ruang ICU
4. Sarana/ peralatan di ICU
5. Kebutuhan tenaga di ICU
6. Prosedur Pelayanan di ICU
17
7. Indikasi pasien masuk dan keluar ICU
2. Issue etik dan Prinsif-prinsif etik keperawatan
hukum pada 1. Otonomi
perawatan Intensiv 2. Beneficience
3. Justice
4. Non Maleficience
5. Moral right
6. Nilai dan Norma masyarakat
3. Pengendalian 1. Mengelola medic mengetahui indikasi keluar dan masuknya
Infeksi Nosokomial pasien di ICU
2. Pengendalian Infeksi Nosokomial
3. Pengertian pengendalian infeksi nosokomial
4. Patogenesis
5. Sumber Infeksi
6. Faktor penyebab infeksi
7. Upaya Pencegahan
8. Survailens
9. Upaya pengendalian
10. Standar Precaution
11. Cuci tangan
12. Penggunaan alat pelindung
13. Desinfeksi dan sterilisasi
14. Pencegahan pneumonia nosokomial ventilator
15. Perawatan Tracheostomi
5. Asuhan 1. Perekaman elektrokardiogram (EKG)
keperawatan 2. Interprestasi hasil rekaman EKG :
system Neurologi 3. Gangguan system konduksi
4. Gangguan irama
5. Pasien dengan gangguan miocard (iskemik, injury dan
infark)
18
2. BLS
3. Resusitasi (RJP)
19
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
20
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
21
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
22
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
23
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
24
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
25
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
26
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
27
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
28
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
29
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
30
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
31
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
32
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
33
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
34
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
35
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
36
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
37
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
38
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
39
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
40
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
41
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
42
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
43
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
44
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
45
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
46
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
47
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
48
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
49
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
50
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
51
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
52
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
53
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
54
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
55
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
56
CATATAN HARIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
57
58
59