Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH : DOSEN PENGAMPU :

Pemikiran islam dan kontemporer Ahda Fithriani,S.H.I,M.H.I

Gerakan Islam Modern di Indonesia: Soekarno, Hamka, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim


Asy'ari, Cokroaminoto

OLEH : kelompok 6

Addi Anshari
Ahmad Mudzakkir 200103030201
M.Dirham
M.Ikhsan

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA


JURUSAN AKIDAH FILSAFAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini dengan lebih baik.

Kami menyadari bahwa maklah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Yang
Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

BANJARMASIN,22 NOVEMBER 2021

i
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2

A. Bagaimana Sejarah gerakan islam modern................................2


B. Mengetahui Bagaimana Bentuk-Bentuk
Modernisasi Islam Di Indonesia.................................................2
C. Mengetahui Tokoh-tokoh Modernis
dan Gerakan Islam era Modern di Indonesia.............................4

BAB III PENUTUPAN .......................................................................


A. Kesimpulan..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaharuan dalam Islam dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain dalam bentuk terjadinya stagnasi pemikiran di kalangan
masyarakatmuslim yang menginginkan perubahan, sedangkan secara eksternal pembaharuan
dalam Islam terjadi karena pergeseran dari fase pramodern ke fase modern. Pada fase
modern, latarbelakang munculnya gerakan pembaharuan dapat dikategorikan ke dalam dua
masa, yaitu pada abad ke-19 dan abad ke-20. Pada abad ke-19, kemunculan gerakan
pembaharuan yang dimaksud adalah sebagai respon terhadap kolonialisme Barat atas dunia
Islam, seperti yang terjadi di Maroko, Mesir, dan Indonesia. Respontersebut berupa
kesadaran akan kondisi umat Islam yang mengalami kemandetan kultural dan
keterbelakangan. Sedangkan pada abadke-20, pembaharuan terjadi sebagai evaluasi
masyarakat Muslim terhadap realitas bahwa barat dan segala peradabannya telah
menghegemoni pikiran dan tindakan masyarakat Muslim.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah gerakan islam modern?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia?
3. Siapa Tokoh-tokoh Modernis dan Gerakan Islam era Modern di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Bagaimana Sejarah gerakan islam modern
2. Mengetahui Bagaimana Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia
3. Mengetahui Tokoh-tokoh Modernis dan Gerakan Islam era Modern di Indonesia

1
Edi susanto, Dimensi Studi Islam Kontemporer...p.58.
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah gerakan islam modern


Islam modernis sendiri adalah paham ke-Islaman yang didukung oleh sikap yang rasional,
ilmiah serta sejalan dengan hukum-hukum Tuhan baik yang terdapat dalam al-Quran
maupun alam raya. Islam modernis memiliki pemikiran yang dinamis, progressif dan
mengalami penyesuaian dengan ilmu pengetahuan. Islam modernis timbul di periode sejarah
Islam yang disebut modern dan mempunyai tujuan untuk membawa umat Islam kepada
kemajuan. Gerakan Islam modernis timbul dalam rangka menyesuaikan paham-paham
keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan. Dengan jalan demikian pemimpin-pemimpin Islam modern mengharapkan
akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa
kepada kemajuan. Gerakan Islam modernis juga timbul sebagai respon terhadap berbagai
keterbelakangan yang dialami oleh umat Islam, seperti keterbelakangan dalam bidang
ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik dan lain sebagainya. Keadaan
ini dianggap tidak sejalan dengan Islam sebagaimana terdapat dalam al-Quran dan Sunnah.
Dalam kedua sumber ajaran tersebut, Islam digambarkan sebagai agama yang membawa
kepada kemajuan dalam segala bidang untuk menciptakan kemaslahatan bagi manusia.2

Gerakan islam modern muncul karena adanya krisis yang dihadapi umat Islam pada
masanya. Kemunduran progresif kerajaan Usmani yang merupakan pemangku khilafah
Islam, setelah abadketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga
Arab di pinggiranimperium itu, yang terpenting puritanis (salafiyyah). Gerakan ini
merupakan saranayang menyiapkan jembatan ke arah pembaruan Islam abad ke 20 yang
lebih bersifat intelektual.3 Gerakan Islam modern di Indonesia muncul pada awal abad kedua
puluh. Pada tahun 1906 kelompok muda di wilayah Sumatera Barat yang dipelopori oleh
Haji Abdul Karim Amrullah, Haji Abdullah Ahmad, dan Syaikh Daud Rasyidi melakukan
protes terhadap struktur kekuasaan adat yang tidak memberikan ruang bagi mereka untuk
2
Gerakan Islam Modern, Intan Dwita Kemala, FIB UI, 2008
3

1
bergerak. Kelompok yang terdiri dari ulama dan cendekiawan ini bermaksud untuk merubah
beberapa hal pada ketentuan adat yang tidak sesuai dengan syariat Islam yang mereka
pahami. Minangkabau adalah daerah yang mempunyai peranan penting dalam penyebaran
cita-cita pembaruan ke daerah-daerah lain. Di daerah inilah pertama kali muncul tanda-tanda
pembaruan. Pada masa awal modernisasi Islam di Indonesia muncul beberapa pergerakan di
Indonesia yang membawa sifatnya sendiri-sendiri. Pada saat itu terdapat partai yang pro
golongan kebangsaan seperti Persatuan Muslim Indonesia, serta terdapat juga organisasi
yang bersifat toleran seperti Muhammadiyah. Berbeda dengan kelompok tradisi pada saat
itu, golongan pembaru beranggapan bahwa pembaruan Islam ialah penemuan kembali ajaran
atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang dapat mengatasi ruang dan waktu. Golongan
pembaru berusaha untuk mengembalikan ajaran dasar dengan menghilangkan segala macam
tambahan yang datang kemudian dalam agama. Sejak kemunculan kelompok ini,
pembicaraan mengenai Islam tidak hanya di pesantren, langgar, dan masjid, melainkan
dibawa ke tengah-tengah masyarakat secara terbuka melalui surat kabar, majalah, serta
tabligh di gedung-gedung besar. Islam pun mulai masuk ke pelajaran di sekolah-sekolah
yang didirikan pemerintah Belanda. Melalui organisasi kalangan modern ini Islam menjadi
kekuatan sosial yang terorganisir dan bergerak pada tingkat nasional. Pada subbab
selanjutnya penulis akan memaparkan beberapa organisasi Islam Modern di Indonesia yang
masih bertahan hingga saat ini yakni, Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis).4

B. Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia

Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan
terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.Kemunduran kerajaan Utsmani
yang merupakan pemangku khalifah Islamsetelah abad ke-17 M telah melahirkan
kebangkitan Islam dikalangan warga Arab dipinggiran imperium Utsmani.Gerakan
pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia muslim, termasuk salah
satunya ke Indonesia.Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:

1. Gerakan Puritanisme
Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd.
Gerakan puritanisme ini masuk ke Indonesia melalui tiga orang yang baru pulang dari
4
Gerakan Islam Modern, Intan Dwita Kemala, FIB UI, 2008

2
haji 2Ahmad Syaukani,Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam ditanah suci,
yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan penentangan
terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat Minangkabau yang telah banyak
terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid‘ah.Karena aktifitas mereka di
anggap cukup membahayakan keberadaan kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua
meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi.Dalam
pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan
ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah membuat
patahsemangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi gerakannya semakin hebat.
Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke dalam
gerakan pembaharuan pendidikan.
2. Gerakan Reformisme
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk kembali
kepada dasar Islamyang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem ajaran
Islamseperti yang ada pada zaman Nabi SAW.
3. Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu
Islamuntuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Islam, sehingga mereka
akan menjadi masyarakat yang maju. Namun sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat
dalam ajaran Islamyang tercemar oleh takhayul, bid‘ah dan khurafat harus dibersihkan
terlebih dahulu.Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara
yang ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan
kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaan Barat yang kafir.
4. Gerakan Neo-sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu dari
kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru itu adalah
aktifisme.Bentuk aktifisme dalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis.
Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak
bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.Di antara unsur aktifisme adalah
jihad. Melalui kata kunci inilah umat Islammelakukan modernisasi, terutama
menentang segala bentuk penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini banyak

3
mewarnai berbagai pemberontakan Islamdi tanah air dalam masa-masa penjajahan,
misalnya pemberontakan petani Banten pada tahun 1888 M.5

C. Tokoh-tokoh Modernis dan Gerakan Islam era Modern di Indonesia


1. H.O.S Cokro Aminoto (Ponorogo, 16 Agustus 1882- Yogyakarta 17 Desember 1934)
dan Sarekat Islam

Bagi Tjokro, Islam adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan dipersatukan, sebagai
dasar kebangsaan yang hendak diproses menuju Indonesia. Tipikal Tjokro, identik
dengan Al-Afghani yang juga merupakan tokoh politik Pan-Islamisme (kebangkitan
Islam). Tjokro dan Afghani juga sama-sama mengalami kegagalan dalam perjuangan
Pan-Islamismenya. Namun, arti penting keduanya bukan pada kemenangan atau
kekalahan. Keduanya menjadi penting karena menggulirkan momentum perubahan
pemikiran dalam Islam. Keduanya juga menjadi ruh perjuangan bagi kepentingan politik
Islam.2Selanjutnya sebagai bukti kecenderungan pemahaman Islam sebagai sebuah
ideologi, juga diarahkan secara politik. Sejak 1922 hingga 1924, Tjokro bahkan aktif
menjadi pemimpin dari kongres Al-Islam yang disponsori kaum modernis (diantaranya
Agus Salim dan tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Al-Irsyad). Tjokro amat bersemangat
dalam menanggapi isu kekhalifahan Islam.6

Tahun 1924 di Mataram, HOS Tjokroaminoto seorang pendiri dan sekaligus ketua
Serikat Islam (SI) menulis buku “Islam dan Sosialisme”. Buku tersebut ditulis oleh
Tjokro, di samping karena pada waktu itu tengah terjadi pemilihan-pemilihan ideologi
bangsa, juga lantaran pada waktu itu paham ideologi yang digagas para tokoh dunia
sedang digandrungi oleh kalangan pelajar Indonesia, di antaranya sosialisme, Islamisme,
kapitalisme dan liberalism.buku Tjokro ini diterbitkan kembali oleh penerbit TriDe tahun
2003, yang meskipun merupakan pikiran lama, tetapi menjadi penting bagi generasi muda
sekarang untuk memberikan inspirasi bagi pemikiran-pemikiran ke depan,
pemikiranpemikiran mendasar, untuk membangun pondasi kokoh bagi kemajuan
Indonesia. Memuat tentang pemahaman arti sosialisme, sosialisme dalam Islam,

5
Ahmad Syaukani,Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, cet-2(Bandung: Pustaka Setia, 2001),
h.117
6

4
sosialisme Nabi Muhammad serta sahabat-sahabat nabi yang berjiwa sosialis dan
komparasi-komparasi sosialisme ala Barat dengan sosialisme ala Islam. “Bagi kita, orang
Islam, tak ada sosialisme atau rupa-rupa“isme” lain-lainnya, yang lebih baik, lebih elok
dan lebih mulia, melainkan sosialisme yang berdasar Islam, itu saja” ungkap Tjokro
dalam suatu kesempatan. Dasar Sosialisme Islam menurut Tjokro berpijak pada
firmanAllah, “Kaanannasu ummatan wahidatan (Peri-kemanusiaanadalah satu
persatuan).” 7Lebih jauh Tjokro mengutip ayat al-Qur’an, bahwa “kita initelah dijadikan
dari seorang-orang laki-laki dan seorang-orang perempuan” dan “bahwa Tuhan telah
memisah-misahkan kita menjadi golongan-golongan dan suku-suku, agar supaya kita
mengetahui satu sama lain”. Nabi Muhammad saw telah bersabda, bahwa “Tuhan telah
menghilangkan kecongkakan dan kesombongan di atas asal turunan yang tinggi. Seorang
Arab tidak mempunyai ketinggian atau kebesaran yang melebihi seorang asing,
melainkan barang apa yang telah yakinbagi dia karena takut dan baktinya kepada Tuhan”.
Bersabda pula Nabi Muham-madsaw bahwa, “Allah itu hanyalah satu saja, dan asalnya
sekalian manusia itu hanyalah satu, mereka pengampunanagama hanyalah satu juga”.8

Berdasarkan firman Allah dan sabda Nabi tersebut, nyatalah, bahwa sekalian anak
Adam itu laksana anggota tubuh yang beraturan (organich lichaam), karena mereka itu
telah dijadikan dari pada satu asal. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka
kesakitan itu akan membuat anggota tubuh lainnya tak nyaman. Apa yang telah diuraikan
tersebut, menurut Tjokro, adalah dasar sosialisme yang sejati, yaitu sosialisme cara Islam
(bukan sosialisme cara Barat). Dengan demikian, Islam merupakan ajaran menuju
perdamaian dan keselamatan. Tjokro menguaraikan makna Islam sebagai berikut: Islam –
menurut pokok kata “Aslama” –maknanya: mematuhi Allah dan utusanNya dan kepada
pemerintahan yang dijadikan dari pada umat Islam. (Ya ayyuhalladzina aamanu
athi’ullohawa’athi urrosula wa ulil amri minkum).6Islam –menurut pokok kata “Salima”
–maknanya: selamat. Artinya, orang yang sungguh-sungguh menjalankan
perintahperintah agama, maka ia akan mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.
Karenanya, seorang muslim harus bertabi’at selamat. Sabda Nabi Mohammad s.a.w.:
Afdhalul mukminina islaman man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi, artinya:

7
Ibid., 79
8
Ibid., 80
5
orang mukmin yang paling utama keislamannya, ialah mereka yang menyelamatkan
kaum muslimin dari bicaranya (yangmenyakitkan) dan (kejahatan) tangannya.

2. KH. Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1 Agustus 1868 - 23 Februari 1923)

Kyai Haji Ahmad Dahlan yang pada waktu kecilnya bernama Muhammad Darwis,
lahir pada tahun 1868 dari pernikahn Kyai Haji Abu Bakar dengan Siti Aminah. KH Abu
Bakar adalah seorang khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta, sedangkan ayah
dari ibunya yaitu Siti Aminah adalah penghulu besar di Yogyakarta. 9 Dalam silsilah
keturunannya terdapat nama Maulana Ibrahim, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwsanya dalam garis keturunannya Muhammad Darwis (KH Ahmad Dahlan) lahir
dalam lingkungan keislaman yang kokoh, mengingat peranan Maulana Malik
Ibrahimsebagai salah satu dari Wali Songo sangat besar 17 M. dalam upaya islamisasi di
Pulau Jawa. KH Ahmad Dahlan lahir dan dibesarkan dalam suatu daerah di Yogyakarta,
yang dikenal dengan nama Kampung Kauman. Nama ini berasal dari kata qaum yang
mengandunga makna pejabat keagamaan. Kampung kauman merupakan sebuah
kampung yang seperti terdapat dalam lukisan di kota Sultan Yogyakarta. Selain
ituberkembangangnya kampung ini bersamaan fungsinya dengan Masjid Agung
Kesultanan Yogyakarta.10Sejarah mengatakan bahwasanya Yogyakarta menduduki
Kerajaan Mataram, yang mana kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar pada zamannya,
hal ini terjadi akibat atau setelah kerajaan tersebut berada di bawah kontrol kekuasaan
atau mengalami keruntuhan.11 Dalam kesehariannya beliau mempunyai suatu kebiasaan
yang tidak hanya belajar saja, tapi disisi lain beliau juga mempunya kebiasaan kegiatan
berupa olahraga, seperti bermain sepak bola, latihan pencak silat, adapun dalam hal
ekonomi beliau disibukkan dengan berdagang kain batik.12 Suasana kampung ini juga
sangat anti dengan penjajah, hal ini tidak memunginkan KH Ahmad Dahlan dimasa
kecilnya untuk memasuki sekolah yang dikelola oleh pemerintah jajahan. Oleh
karenanya, untuk masalah pendidikan,khususnya pendidikan agama, beliau

9
M. Yusron Asrofi, Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pemikiran dan Kepemimpinannya (Yogyakarta: Yogyakarta
Offset, 1983), 21
10
Weinata Sairin, Gerakan pembaruan Muhammadiyah (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), 38.
11
Alfian, Muhammadiyah: The Political Behavior of a Muslim Modernist Organization Under Dutch
Kolonialism (Yogyakarta: Gajah Mada Univerity Press, 1989), 136
12
M. Yunan Yusuf, dkk. Ensiklopedi Muhammadiyah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), 74

6
mendapatkannya secara langsung dari ayahnya. Setelah beranjak dewasa dan dirasa
cukup memiliki pemahaman tentang keislaman, ayahnya mengirimkannya kepada
guruguru untuk memperdalam dan menuntut ilmu pada abad ke19.

Pada tahun 1909 ia memasuki Budi Utomo dengan maksud untuk memberikan
pelajaran agama kepada anggotanya, sehingga para anggota Budi Utomo meyarankan
untuk agar dibuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh oleh
organisasi yang permanen untuk menghindarkan nasib kebanyakan pesantren tradisional
yang tetrpaksa ditutup karena apabila kyai yang bersangkutan wafat. Pada tahun 1903
KH Ahmad Dahlan pergi ke Mekah untuk yang kedua kalinya dalam rangka
keikutsertaannya dalam berbagai organisasi. Disana beliau bejumpa dengan berbagai
tokoh yang memberikannya pengaruh yang sangat kuat dalam merealisasikan citacita
pembaruannya. Pada tahun 1911 KH Ahmad Dahlan memasuki organisasi Sarekat
Islam, disamping itu beliau juga pernah menjadi anggota Panitia Tentara Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad, sebuah organisasi yang didirikan di Sala untuk menghadapi
golongan yang menghina Rasulullah SAW. Penting sekali untuk dicatat bahwasanya
dalam kepergiannya yang kedua kali ke Mekah ini, Ahmad Dahlan sempat berjumpa
dengan Rasyid Rida, Tokoh pembaruan Islam dari Mesir. Perjumapaan dan dialognya
dengan Rasyid Rida ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemikiran Ahmad
Dahlan. Selain pertemuannya yang sangat bermanfaat dengan tokoh Rasyid Rida,
selama bermukim KH Ahmad Dahlan menelaah berbagai buku dan memperdalam
pemikiran Muhammad Abduh serta Ibnu Taimiyah yang dipublikasikan oleh majalah
Al‘Urwatul Wustqa (Tali yang kuat) dan AlMannar (Mercu Suar). Selama satu setengah
tahun ia bermukim di Mekah, kemudian kembali lagi ke Yogyakarta untuk menunaikan
tugasnya sebagai Khotib dan meneruskan pengkajiannya terhadap ilmu keagamaan
dengan membaca berbagai huku. Sehingga pada akhirnya pada tanggal 18 November
1912 beliau mendirikan organisasi yang bernama Muhammadiyah, Organisasi ini
merupakan suatu organisasi pembaruan Islam yang terbesar dan terkenal di Indonesia
pada zamannya. Bukan hanya itu, jumlah anggota organisasi ini pun justru diluar
dugaan, yakni hingga menembus mancanegara, seperti Singapura, Malaysia, dan
lainlain. Gerakan ini oleh sebagian penulis juga disebut sebagai Gerakan Modern

7
atau Gerakan Reformasi adalah suatu gerakan yang dilakukan untuk menyesuiakan
pahampaham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang diakibatkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.13

3. KH Hasyim Asy’ari
4. Soekarno
5. Hamka

13
Gerakan pembaruan Muhammadiyah (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), 18

8
1
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

2
DAFTAR PUSTAKA

M. Yusron Asrofi, Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pemikiran dan Kepemimpinannya (Yogyakarta:
Yogyakarta Offset, 1983)
Gerakan pembaruan Muhammadiyah (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995),
Weinata Sairin, Gerakan pembaruan Muhammadiyah (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995),
Alfian, Muhammadiyah: The Political Behavior of a Muslim Modernist Organization Under
Dutch Kolonialism (Yogyakarta: Gajah Mada Univerity Press, 1989),
M. Yunan Yusuf, dkk. Ensiklopedi Muhammadiyah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),
Ahmad Syaukani,Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, cet-2(Bandung: Pustaka
Setia, 2001

Anda mungkin juga menyukai