Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA SAMBATAN DESA KALISUMUR DI ERA SOCIETY 5.

Muhammad Kemal Faskha


Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
cemaljetbray0104@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya sambatan yang ada
di desa Kalisumur serta mengetahui dampak era society 5.0 terhadap budaya
sambatan di desa Kalisumur.
Pentingnya melestarikan budaya menjadi salah satu latar belakang penelitian
ini, selain hal tersebut pengumpulan tugas kuliah juga sangat diperlukan untuk
menunjang nilai.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara serta observasi
langsung.
Sambatan merupakan salah satu kegiatan kerja sama yang umumnya
terdapat di pedesaan masyarakat Jawa. Sambatan juga merupakan bagian dari
bentuk gotong-royong atau tolong-menolong yang pada dasarnya tidak ada sistem
upah pada pelaksanaan kerjanya. Gotong-royong serta tolong-menolong pada
masyarakat desa telah menjadi kebiasaan dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat di desa, dengan adanya hal tersebut salah satunya bertujuan untuk
mengikat persaudaraan agar semakin erat dan agar kerukunan tercipta di
kehidupan bermasyarakat. Era society 5.0 tentunya membawa dampak terhadap
kegiatan sambatan saat ini. Berbagai peralatan canggih serta perlengkapan
memudahkan kegiatan,tanpa harus memerlukan banyak orang. Hal tersebut secara
tidak langsung melunturkan rasa untuk saling tolong-menolong. Masyarakat
berpikir bahwa pekerjaan yang menggunakan alat canggih serta bahan yang
memudahakan tidak perlu memerlukan banyak orang yang hanya akan
menyusahkan, selain hal tersebut sudah banyak tenaga ahli yang melunturkan rasa
keinginan untuk saling tolong-menolong serta gotong-royong. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa era society 5.0 berdampak terhadap budaya sambatan.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the sambatan culture in
Kalisumur village and to determine the impact of society 5.0 era on the sambatan
culture in Kalisumur village.
The importance of preserving culture is one of the backgrounds for this
research. Apart from this, the collection of coursework is also very necessary to
support values.
This research is a qualitative research with a type of case study research.
Data collection techniques using interviews and direct observation.
Sambatan is one of the cooperative activities that is generally found in rural
Javanese society. Sambatan is also part of the form of mutual assistance or
mutual assistance which in fact does not have a wage system in the
implementation of his work. Mutual cooperation and helping the village
community have become a habit in living community life in the village, one of
which aims to bind the brotherhood to be tighter and so that harmony is created
in social life. Era society 5.0 impacts its impact on current sambatan activities.
Various sophisticated equipment and equipment make activities easier, without
the need for many people. This indirectly diminishes a sense of mutual help.
People think that jobs that use sophisticated tools and materials that make it easy
do not need a lot of people who will only be troublesome, besides this there are
many experts who have dissipated a sense of desire to help each other and mutual
cooperation. It can be ignored that the era of society 5.0 had an impact on the
sambatan culture.

PENDAHULUAN
Suku Jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang khas dengan tradisi
gotong-royongnya. Rasa solideritas yang tinggi membuat suku jawa memiliki ke
khas-an tersebut. Gotong-royong tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu gotong
royong “kerja bakti” yang berarti bekerja sama untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang dianggap berguna bagi kepentingan umum dan gotong royong
“tolong-menolong” yang berarti kegiatan kerjasama untuk membantu
menyelesaikan suatu pekerjaan seseorang.
Sambatan merupakan suatu gotong royong yang dibentuk karena rasa
solideritas masyarakat dengan menunjukkan kepedulian masyarakat dengan
masyarakat lainnya dengan sukarela tanpa dibayar. Akan tetapi perkembangan
zaman mempengaruhi sebagian masyarakat terhadap tradisi sambatan yang ada
pada pedesaan.
Secara tidak langsung era Society 5.0 telah mempengaruhi tradisi sambatan,
yang mana dulu masyarakat saling membantu karena mereka saling peduli dan
dalam kegiatan sambatan tidak menuntut untuk memiliki keahlian tertentu, yang
terpenting adalah kebersamaan dan solideritas pada masyarakat. Namun era
society 5.0 mengubah perilaku masyarakat, adanya tenaga ahli dan alat canggih
menjadi kebiasan masyarakat pada era sekarang.
Dalam tulisan ini akan menjelaskan mengenai tradisi sambatan, serta
pengaruh era society 5.0 terhadap tradisi sambatan yang ada di desa Kalisumur,
Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN
1. Pengertian Sambatan
2. Karakteristik Budaya Sambatan
3. Sambatan dalam islam
4. Dampak Society 5.0 Terhadap Budaya Sambatan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
NARASI
Jumat, 23 April 2003
Narasumber : Bpk. Juhdhi

Peneliti : Assalamua’laikum,mohon maaf mengganggu waktunya


pak,bolehkah saya bertanya mengenai budaya sambatan desa
kalisumur?.
Narasumber :Wa’alaikumsalam,silanhkan mas
Peneliti :menurut bapak sambatan itu apa sih pak?
Narasumber : sambatan itu kegiatan tolong menolong dengan sukarela,tanpa
disewa, biasanya sambatan ini ada saat adanya masyarakat yang
sedang membangun rumah sama hajatan.
Peneliti : menolong hal apa pak?
Narasumber : ya seperti ulung-ulungan adonan semen,menggali
sumur,sinoman
Peneliti : apakah ada hubungan budaya tersebut terhadap agama.?
Narasumber : tentunya ada,sambatan bisa dikatakan sunnah, karena dulu pada
zaman rasulullah para sahabat saling gotong-royong membangun
masjid di madinah pada saat rasulullah baru tiba di madinah, di
hadist pun rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh bukhari
muslim “barang siapa menolong saudaranya, maka allah akan
selalu menolongnya”, kita sebagai saudara satu desa sekaligus
satu akidah tentunya bagi masyarakat yang sadar mereka akan
saling membantu.
Peneliti : apakah ada perbedaan budaya sambatan pada zaman dahulu
sama zaman saat ini?
Narasumber : sepertinya sekarang warga yang mengikuti sambatan lebih
sedikit dibandingkan dahulu
Peneliti : apasih pak yang menyebabkan hal tersebut?
Narasumber : zaman sekarang ini serba canggih, apapun ada alatnya, alat
pengaduk semen,alat penggali sumur, pokoknya serba mesin,
tidak seperti zaman dulu yang serba tenaga, selain hal itu,
sekarang tukang bangunan sudah banyak, jadi antusias warga
untuk membantu menurun.
Peneliti : Baik pak, terimakasih telah menjadi narasumber penelitian
saya, sekali lagi mohon maaf mengganggu waktunya.
Narasumber : sama-sama ,tidak apa-apa mas
Peneliti : pamit ya pak,wassalamualaikum
Narasumber : wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai